PENDAHULUAN
yang dihadapi dalam era globalisasi dan dampaknya terhadap apa yang harus
menanggapi tren ekonomi, sosial, politik dan teknologi yang berubah dengan
diberikan untuk memenuhi kebutuhan warga negara. Salah satu kebutuhan warga
dasar yang sangat strategis. Hal ini dikarenakan pemenuhannya yang harus
guna memenuhi kebutuhan dasar manusia serta memberikan manfaat secara adil,
1
2
Kebutuhan pangan yang utama bagi warga negara Indonesia adalah beras.
Indonesia. Beras di sisi lain juga merupakan komoditas strategis di Indonesia yang
menjadikannya memiliki resiko dan potensi sebagai masalah nasional dan politik.
Disebut masalah politik karena kelangkaan beras serta tingginya harga beras di
pasaran oleh menurunnya produksi padi. Tentu ini akan dirasakan berat bagi
ketujuh pembangunan nasional visi dan program aksi nawacita yang berisi,
ekonomi dan domestik dengan salah satunya adalah ketahanan pangan. Dengan
terjaminnya bahan pangan yang aman dan berkualitas dengan nilai gizi yang
utamanya adalah:
kebutuhan akan beras tidak diimbangi dengan bertambahnya areal luas sawah,
Penyusutan areal sawah ini dikarenakan alih fungsi lahan sawah menjadi
usaha lainnya. Lim Sanny (2010) menjelaskan bahwa 95 % dari produksi padi
nasional berasal dari lahan sawah. Maka apabila penyusutan tersebut dibiarkan
(2010) lebih lanjut memproyeksikan bahwa, “Jika produksi padi tidak meningkat,
berarti pada tahun 2020 akan terjadi kekurangan beras sebanyak 4,5 juta ton atau
Provinsi Jawa Barat sebagai daerah yang dikenal lumbung padi juga tidak luput
dari penyusutan areal sawah, hal tersebut dapat di lihat pada tabel 1 dibawah ini.
Grafik 1.1
Produktivitas Padi di Provinsi Jawa Barat
Dalam rentang waktu enam tahun terakhir, areal lahan sawah di Provinsi
Jawa Barat mengalami penyusutan. Penyusutan luas lahan sawah di tahun 2017
berkurang 3,20% terhadap tahun 2012 atau berkurang seluas 30.180 hektar.
produksi padi dengan rata-rata penurunan sebesar 0,38% atau 52.149 ton padi.
Grafik 1.2
Harga Beras di Tingkat Penggilingan Pada Provinsi Jawa Barat
4% atau sebesar Rp. 368,-. Pada beras medium kenaikan harga per tahun sebesar
5% atau sebesar Rp. 385,-. Sedangkan pada beras kualitas rendah mengalami
Grafik 1.3
Harga Beras di Tingkat Perdagangan Besar di Jawa Barat
grosir. Seperti dilihat pada tabel 3, harga beras terus mengalami kenaikan sebesar
7% pertahun atau naik sebesar Rp. 648,-. Untuk meningkatkan produksi padi dari
peningkatan produksi VUB terhadap produksi padi nasional mencapai 56%”. Hal
ini dikarenakan penggunaan benih padi bermutu (VUB) dari banyak hasil
baik dan ketepatan waktu dalam penentuan umur atau saat panen dapat diprediksi
sebelumnya.
hasil produksi padi di Jawa Barat. Apabila melihat pada tabel 1, perbandingan
antara luas lahan sawah dengan produksi padi maka produktivitas padi di Jawa
Barat rata-rata 5,9 ton/hektar. Ini menunjukkan bahwa tiap hektar sawah
menghasilkan produksi padi sebesar 5,9 ton. Dengan menggunakan benih padi
6
bermutu hasil produksi padi dapat ditingkatkan menjadi lebih dari 10% dari hasil
panen selama ini, yaitu mampu menghasilkan 6,50 ton/hektar atau lebih
produksi padi manfaat lain dari penggunaan benih padi bermutu bagi petani dapat
meningkatkan pendapatan terlebih bila ada jaminan pasar dengan harga yang
khususnya pasal 11 dan pasal 12 bahwa urusan pemerintahan wajib yang tidak
Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas
tinggi mengenai pengelolaan benih padi. Upaya tersebut diperlukan agar proses
perbanyak dan penyebaran benih padi dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan
pasar dalam penyediaan benih padi. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Nomor 82 Tahun 2017 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Di Lingkungan Dinas Pertanian Tanaman
benih tanaman pangan, meliputi benih padi dan palawija. Kegiatan perbanyak
benih padi di UPTD itu sendiri dilaksanakan oleh seksi benih padi BPB Padi
Induk Cihea.
pengajuan pengujian mutu, distribusi dan pemasaran produksi serta budidaya dan
8
percontohan produksi benih padi. Selanjutnya seksi benih padi memiliki rincian
Kebutuhan benih padi di Jawa Barat per musim adalah sebesar 6.533.588
Ton. Berdasarkan target Provinsi Jawa Barat, Balai Pengembangan Benih (BPB)
Padi Induk diberikan target pertahun sebesar 1.213 ton benih padi. Namun dalam
Grafik 1.4
Pencapaian BPB Padi Induk Cihea Terhadap Target Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura
9
Dalam kurun waktu 2016-2017 telah terjadi 3 kali pergantian Kepala BPB
Padi Induk terjadi dikarenakan tidak sesuai dengan spesifikasi jabatan yang
pertanian atau teknik serta dengan tingkat pendidikan S2. Mengingat dalam
Tabel 1.1
Jumlah Pegawai Seksi Benih Padi
No. Jabatan Pendidikan
1 Kasi Benih Padi S2
2 Pengolah data S1
3 Pengolah data S1
4 Pengolah data S1
5 Pulahta D3
6 Pengolah Data S1
7 Pengadministrasi Umum SLTP
8 Pengadministrasi Umum SLTP
9 Koordinator S1
10 Fungsional Umum S1
11 Fungsional Umum SLTA
12 Operator Mesin SD
(Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2017)
dengan latar belakang pendidikannya terdiri dari SLTP dan SD. Mengenai
jasa serta jabatan fungsional angka kredit”. Sehingga untuk itu pegawai di
mengenai proses kegiatan perbanyak benih padi. Dengan kondisi seperti ini
dikarenakan terbentur oleh kemampuan SDM yang ada. Di sisi lain seksi
benih padi.
Tabel 1.2
Fasilitas Infrastruktur Balai Pengembangan Benih Padi Induk
No
Nama Alat Jumlah
.
1 Traktor 2 unit
2. Mesin Pembersih Calon Benih 4 unit
Mesin Pengering (Sead Processing
3. 2 unit
Unit)
4. Kendaraan:
Mini Bus 2 unit
Double Cabin 1 unit
Pickup 6 unit
12
Truck 1 unit
Forklift 3 unit
5. Alat Laboratorium 1 paket
proses pengeringan benih kurang baik yang mengakibatkan calon benih padi
tidak memenuhi syarat standar mutu benih yang ditetapkan (kadar air
melebihi 13%).
4. Anggaran yang saat ini digunakan dalam kegiatan perbanyak benih padi
belum sesuai dari anggaran yang dibutuhkan. Dengan luas areal lahan untuk
perbanyak benih padi seluas 485,2566 hektar dengan 2 kali masa panen maka
727,885 ton. Untuk realisasi anggaran dapat dilihat ada tabel 6 dibawah ini.
Grafik 1.5
Realisasi Anggaran
(Sumber: Olahan Data Lakip Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Provinsi Jawa Barat, 2017)
Dilihat dari grafik diatas anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan
perbanyak benih belum sesuai dengan anggaran yang dibutuhkan, yaitu berada di
13
bawah 50% dari nilai anggaran yang dibutuhkan. Sehingga nilai anggaran yang
padi.
referensi riset dalam penelitian tesis ini. Musaqa (2006) menjelaskan jumlah
produksi benih padi yang dilakukan oleh Balai Benih Induk dan kelompok petani
benih bersubsidi yang terjangkau oleh petani. Fitriani (2018) menemukan dalam
melaksanakan prosedur dan teknis penangkaran benih padi masih terdapat atribut
ini akan meneliti mengenai benih padi bermutu, akan tetapi penelitian ini berbeda
karena melihat dari sisi kapasitas organisasi pada UPTD BPB Padi Induk Dinas
benih padi bermutu yang dihasilkan oleh Balai Pengembangan Benih padi Induk
dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran dan akan dipertahankan pada seminar