Anda di halaman 1dari 23

PEMASARAN TANDAN DAN KUALITAS HARGA KELAPA SAWIT

TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI

(STUDI KASUS DESA MEKAR JADI KECAMATAN SUNGAI LILIN

KABUPATEN MUSI BANYUASIN)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Ika Tri Wahyuni


201801043

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH

INDO GLOBAL MANDIRI

2021

i
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah agraris, artinya 75% penduduknya tinggal di pedesaan, dan
sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Dapat dikatakan bahwa pertanian
menempati posisi penting dalam sistem perekonomian masyarakat Indonesia. Mengingat
pentingnya peran pertanian dalam sistem perekonomian nasional, pemerintah berupaya keras
untuk meningkatkan pengaruh produksi pertanian melalui berbagai kebijakan yang berorientasi
pada pembangunan pertanian.(A. Firdaus,2021)
Pengembangan agribisnis kelapa sawit merupakan suatu langkah yang diperlukan
sebagai kegiatan pembangunan subsektor pertanian dalam rangka revitalisasi sektor pertanian.
Perkembangan pada berbagai subsistem yang sangat pesat pada agribisnis kelapa sawit
menjelang akhir tahun 1970-an menjadi bukti pesatnya perkembangan agribisnis kelapa sawit
(Risza, 1994). Komoditas kelapa sawit di Indonesia dewasa ini telah menjadi tanaman
primadona dan memiliki prospek masa depan yang sangat cerah. Hampir semua negara dewasa
ini menggunakan minyak kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Saat ini
Indonesia sudah mengembangkan 4 juta hektar lahan budi daya kelapa sawit dan dalam waktu
dekat pemerintah sudah merencanakan akan mengembangkan komoditas ini menjadi 5,5
juta.(Astuti et al., 2015a)
Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan ekonomi
nasional dan mendorong berkembangnya sektor industri dan sektor-sektor lainnya. Komoditi
kelapa sawit, karet, kelapa, kopi dan kakao memiliki keunggulan komparatif di pasar
internasional sehingga peluang produk Indonesia untuk masuk ke pasar internasional terbuka
cukup lebar. Pada tahun 2016 volume ekspor sawit mencapai 25 juta ton dengan nilai Rp 208
triliun.(Yousif et al., 2018)
Di Indonesia perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan cukup pesat. Luas areal
perkebunan kelapa sawit di Indonesia sebelum tahun 2017 selama empat tahun terakhir
cenderung menunjukkan peningkatan, kecuali pada tahun 2016 yang mengalami penurunan.
Pada tahun 2013, lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia tercatat seluas 10,47 juta hektar,
meningkat menjadi 11,26 juta hektar pada tahun 2015 atau terjadi peningkatan 7,60 persen.
Pada tahun 2016, menurun sebesar 0,52 persen dari tahun 2015 menjadi 11,20 juta hektar.
Selanjutnya, pada tahun 2017 kembali mengalami peningkatan 9,80 persen dari tahun 2016
menjadi 12,30 juta hektar. Sentra produksi kelapa sawit di Indonesia berdasarkan data rata-rata
tahun pada tahun 2013-2017 adalah Provinsi Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan

1
Tengah, Riau, Kalimantan Barat, dan Jambi. (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2017).
Pada Tahun 2018, luas areal perkebunan kelapa sawit tercacat mencapai 14.326.350
hektar. Dari luasan tersebut, sebagian besar diusahakan oleh perusahaan besar swasta (PBS)
yaitu sebesar 55,09% atau seluas 7.892.706 hektar Luas areal Kelapa Tahun 2018 mencapai
3.417.951 hektar, dari luasan tersebut sekitar 99% atau seluas 3.385.085 hektar. Perkebunan
Rakyat (PR) menempati posisi kedua dalam kontribusinya terhadap total luas areal perkebunan
kelapa sawit Indonesia yaitu seluas 5.818.888 hektar atau 40,62% sedangkan sebagian kecil
diusahakan oleh Perkebunan Besar Negara (PBN) yaitu 614.756 hektar atau 4,29%. Selama
lima tahun terakhir (Tahun 2014-2018), luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus
mengalami peningkatan dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 7,89% kecuali pada Tahun
2016 luas areal kelapa sawit sedikit mengalami penurunan sebesar 0,5% atau berkurang seluas
58.811 hektar. Dari tahun 2014 hingga tahun 2018, total luas areal kelapa sawit bertambah
3.571.549 hektar.(Direktorat Jendral Perkebunan, 2019)
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah penghasil kelapa sawit terbesar
di Indonesia. Perkembangan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Selatan memang baru berjalan
sekitar 20 tahun yang lalu sehingga masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Sumatera
Utara dan Riau. Meskipun demikian luas wilayah serta mendukungnya kondisi lahan di
Sumatera Selatan terhadap komoditas tanaman perkebunan menyebabkan provinsi ini memiliki
potensi perkebunan yang cukup menjanjikan. Pada tahun 2016, luas areal perkebunan kelapa
sawit di Sumatera Selatan adalah 901.628 hektar dan mengalami peningkatan pada tahun 2017
yaitu 1.164.667 hektar.(Sawit et al., 2020)
Kabupaten Musi Banyuasin yang merupakan satu dari sekian banyak daerah dengan
pemerintahan otonom memiliki kekayaan alam yang melimpah, khususnya di sektor
pertambangan dan energi, perkebunan, pertanian, pariwisata, dan potensi hasil hutan.Sampai
sekarang ini Kabupaten Musi Banyuasin adalah salah satu daerah dengan produksi yang tinggi
diantara kabupaten lainnya di provinsi Sumatera Selatan pada komoditas kelapa sawit.
Kabupaten Musi Banyuasin memproduksi kelapa sawit sebanyak 431.790 ton dengan total luas
areal perkebunan sebesar 43.006 hektar.(çimen, 2021)
Kecamatan Sungai Lilin adalah salah satu wilayah di Kabupaten Musi Banyuasin.
Kecamatan Sungai Lilin merupakan salah satu daerah yang maju di Sumatera Selatan, bahkan
yang paling maju dibandingkan dengan kecamatankecamatan yang berada di Kabupaten Musi
Banyuasin. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan dari Sungai Lilin adalah letak
lokasi yang strategis, dimana lokasi daerah tersebut berada di jalan utama lintas sumatera.
Banyak kendaraan yang melewati daerah tersebut. Selain itu kekayaan alam yang dimiliki oleh
Sungai Lilin merupakan faktor kemajuan daerah tersebut. Banyak perusahaanperusahaan
migas dan perkebunan yang berada di Sungai Lilin.(Sawit et al., 2020)
Peningkatan produksi berperan penting bagi pendapatan negara ataupun pendapatan bagi
masyarakat khususnya para petani kelapa sawit. Semakin besar produksi kelapa sawit maka
akan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani kelapa sawit. Pendapatan petani ini akan
meningkat jika ditunjang dengan pemasaran tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang baik,
khususnya dalam hal harga, saluran pemasaran, dan fungsi pemasarannya. Pemasaran dianggap
sebagai proses aliran barang yang terjadi dalam pasar. Dalam pemasaran, barang mengalir dari
produsen sampai kepada konsumen akhir yang di sertai penambahan guna bentuk melalui
proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan, dan guna waktu melalui proses
penyimpanan.(Noor, 2013)
Harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan
jasa atau produk yang konsumen butuhkan. Menurut Kotler (2011) Harga merupakan sejumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen
atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga
internasional ini kemudian akan secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada
volume dan nilai ekspor kelapa sawit Indonesia yang nantinya kemudian akan berpengaruh
pada daya saing ekspor kelapa sawit Indonesia di pasar Internasional. (Wulansari et al., 2013)
Harga memiliki peranan penting dalam memasarkan ataupun membeli suatu produk, dalam
proses penetapan harga sebaiknya dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan. Penetapan harga
yang dilakukan perusahan distributor berdasarkan banyak pertimbangan.Harga adalah jumlah
semua nilai yang di berikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki,
menggunakan suatu produk atau jasa.(Astuti et al., 2015b)
Petani swadaya di Desa Mekar Jadi berusahatani kelapa sawit sebagai mata pencaharian
utama mereka. Harga TBS yang semakin menurun membuat masyarakat Desa Mekar Jadi
semakin resah. Ini menjadi titik permasalahan yang cukup penting di Desa Mekar Jadi. Banyak
faktor yang menjadi penentu harga TBS itu sendiri, salah satunya adalah panjangnya rantai
pemasaran menyebabkan keuntungan yang diterima petani semakin kecil.(Sawit et al., 2020)
Kendala yang kerap terjadi pada perekonomian rakyat di pedesaan adalah harga jual hasil
panen yang tidak stabil. Hal ini seringkali menjadi kendala-kendala yang signifikan untuk
peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Produktivitas tersebut pada dasarnya sangat
tergantung dari potensi sumber daya alam dan manusia yang tersedia. Ketika produktivitas
kelapa sawit rendah, mengakibatkan pendapatan yang diharapkan sangat kecil dan ini akan
menghambat petani meraih kehidupan yang kesejahteraannya baik.

3
Kesejahteraan ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik
ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro
akibat disrtribusi pendapatan yang saling berhubungan. Hal yang paling penting dari
kesejahteraan adalah pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga
tergantung pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah
tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi pendapatan
rumah tangga maka persentase pendapatan untuk pangan akan akan semakin berkurang.
Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut idak merubah pola konsumsi maka
rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya, apabila peningkatan pendapatan rumah tangga
dapat merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera. (Florida et al., 2012)
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana
pemasaran tandan buah yang di lakukan oleh petani dan strategi apa yang di lakukan petani
dalam pemasaran dan pejuala nya,, harga yang naik turun sangat berpengaruh terhadap
kesejahteraan petani, sehingga peneliti mengambil penelitian dengan judul “Analisis
Pemasaran Dan Kualitas Harga Tandan Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani
(Studi Kasus Desa Mekar jadi Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pemasaran tandan kelapa sawit terhadap kesejahteraan petani di
Desa Mekar Jadi Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasi?
2. Bagaimana pengaruh harga kelapa sawit terhadap kesejahteraan petani di Desa Mekar
Jadi Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh pemasaran tandan kelapa sawit terhadap kesejahteraan
petani di Desa Mekar Jadi Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga kelapa sawit terhadap kesejahteraan petani di Desa
Mekar Jadi Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin.
Adapun mafaat dari penelitain ini adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan dan memberikan informasi bagi petani di desa mekar
jadi kecamatan sungai lilin kabupaten musi banyuasin dalam pemasaran yang baik.
2. Memberi pengetahuan terhadapa naik turun nya harga yang terjadi untuk memberikan
kesejahteraan kepada petani.
3. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai langkah awal dalam penerapan ilmu pengetahuan
yang telah diperoleh selama perkuliahan.
4. Sebagai referensi bagi mahasiswa atau pihak manapun yang ingin meneliti tentang
perilaku petani kelapa sawit dalam pemasaran tandan kelapa sawit sebagai acuan untuk
peneliti berikutnya.

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pemasaran Tandan Kelapa Sawit
William J. Staton (1984) menyatakan bahwa pemasaran adalah sebuah kreasi dan
realisasi sebuah standar hidup. Pemasaran mencangkup kegiatan menyelidiki dan mengetahui
apa yang diinginkan konsumen, merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa
yang akan memenuhi keinginan tersebut dan kemudian memutuskan cara terbaik untuk
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa tersebut.
Sedangkan menurut Prawirosentono (2002), pemasaran adalah pusat kegiatan (central activity)
dari suatu perusahaan yang modern, dengan melayani seluruh kebutuhan manusia (human
needs) secara efektif. Maksud dari pelayanan kebutuhan tersebut adalah melalui transaksi
pertukaran antara produsen dengan konsumen. Philip Kotlher dan Gary Armstrong (2004)
mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran
produk serta nilai dengan pihak lain.
Menurut Philip Kotlher dan Gary Amstrong (2004) lingkungan pemasaran terdiri dari
lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro terdiri dari berbagai kekuatan
yang dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya melayani pelanggannya.
Sedangkan lingkungan makro terdiri dari kekuatan masyarakat yang lebih luas yang
mempengaruhi seluruh lingkungan mikro. Tugas manajemen pemasaran adalah menarik dan
membina hubungan dengan pelanggan dengan cara menciptakan nilai dan kepuasan bagi
pelanggan. Akan tetapi, manajer pemasaran tidak dapat menyelesaikan tugasnya sendirian.
Keberhasilan mereka tergantung pada para pelaku lain dalam lingkungan mikro perusahaan,
departemen lain dalam perusahaan. Menurut Philip Kotlher dan Gary Amstrong (2004) ada
enam kekuatan utama dalam lingkungan makro yakni lingkungan demografi, lingkungan
ekonomi, lingkungan alamiah, lingkungan teknologi, lingkungan politik, lingkungan
budaya.(Riana Septiana Dan Mujiyanto,2010)

5
Jual beli telah disahkan oleh Al-Quran, Sunnah dan Ijma’ adapun dalil Al-Quran adalah
QS. Al-Baqarah / 2:275:
َۡ‫س َ َّذٰل َِّك َب َّأ َّن ُهم‬ َّ ۡ َّ ُ َّ ۡ َّ ُ ُ َّ َّ َّ َّ َّ ُ ُ َّ َّ َّ َّ َّ ُ ُ َّ َّ َّ َّ ُ ُ ۡ َّ َّ َّ
ِ َ ‫لرب ٰواَ َلاَيقومون َإِلاَكماَيقوم َٱلذِي َيتخبطه َٱلشيط‬
َ ِ ‫ن َمِن َٱلم‬ ٰ ِ ‫ِين َيأكلون َٱ‬
َ ‫ٱلذ‬

ُ َّ َّ َّ َّ َّ َّ ٞ َّ ۡ َّ ُ َّ ٓ َّ َّ َّ ٰ َّ َّ َّ َّ َّ َّ ۡ َّ ۡ ُ َّ َّ َّ َّ َّ ٰ َّ ُ ۡ ُ ۡ َّ ۡ َّ َّ ٓ ُ َّ
َ‫َٰفل َهۥ‬ َٰ ‫نته‬
َ ‫لربواََف َمنَجاء َهۥَموعِظةَمِنَرب ِ َهِۦَ َفٱ‬ ِ ‫ٱ‬َ‫م‬‫ر‬ ‫ح‬ ‫و‬ ََ
‫ع‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ٱ‬ََ
‫لل‬‫ٱ‬ َ‫ل‬ ‫ح‬ ‫أ‬‫و‬ َ‫ا‬
َ‫و‬ ‫ب‬ ‫لر‬
ِ ‫ٱ‬َ‫ل‬ ‫قالواَإِنماَٱلبي َعَمِث‬

َّ ُ ٰ َّ َّ ۡ ُ َّ ُ ٰ َّ ۡ َّ َّ َّٓ ُ َّ َّ َّ ۡ َّ َّ َّ َّ ٓ ُ ُ ۡ َّ َّ َّ َّ َّ َّ
َ٥٧٢َ‫ارَِهمَفِيهاَخل ِدون‬
َ ‫لئِكَأصحبَٱلن‬ ٰ ‫للِهَومنَعادَفأو‬ َ ‫ماَسلفَوأمرَه َۥَإِلَٰٱ‬

275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang
itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Selanjutnya firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 29:
ُ
َۡ‫ِنكم‬ َّ َّ َّ ً َّ ٰ َّ َّ ُ َّ َّ ٓ َّ َّ ۡ ُ َّ ۡ َّ ُ َّ َّ ۡ َّ ٓ ُ ُ ۡ َّ َّ ُ َّ َّ َّ َّ َّ ُ َّ َّٓ
‫اضَم‬
ٖ ‫لَإِلاَأنَتكونَت ِجرةَعنَتر‬ ٰ
َِ ‫ِينَءامنواَلاَتأكلواَأموٰلكمَبينكمََب ِٱلب ِط‬ َ ‫يأيهاَٱلذ‬ ٰ

ٗ ‫َرح‬ ُ َّ َّ َّ َّ َّ ۡ ُ َّ ُ َّ ٓ ُ ُ ۡ َّ َّ َّ
َّ ‫ك ۡم‬
َ َ٥٢َ‫ِيما‬ ِ ‫للَكانَب‬
َ ‫ولاَتقتلواَأنفسكمَإِنَٱ‬

29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu
Pemasaran pertanian merupakan kegiatan menyampaikan produk pertanian dari
produsen hingga kepada konsumen. Produk tersebut akan melalui jalur pemasaran yang dapat
berbeda panjang pendeknya. Saluran pemasaran TBS dapat dimulai dari petani sebagai
produsen diteruskan ke pedagang pengumpul, pedagang Besar hingga ke pabrik. Setiap saluran
akan melakukan fungsi pemasaran untuk menyampaikan TBS dari petani hingga konsumen
akhir. Fungsi pemasaran tersebut antara lain pembelian, penjualan, packing, transportasi,
marketing loss, risk taking, pembiayaan. Biaya pemasaran sering kali dibatasi artinya sebagai
biaya penjualan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang ke pasar.Biaya
pemasaran yang tinggi dapat membuat system pemasaran kurang efisien.Dalam arti luas, biaya
pemasaran tidak hanya biaya penjualan tetapi biaya penyimpanan, pengepakan, transportasi,
pengolahan dan biaya promosi. Margin pemasaran adalah perbedaan harga atau selisih harga
yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima petani produsen.Margin pemasaran atau
marketing margin terdiri dari biaya-biaya untuk melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan
lembaga-lembaga pemasaran. Lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi
pemasaran akan menimbulkan biaya. Dalam saluran pemasaran yang melibatkan pedagang
terdapat perbedaan harga antara petani dengan harga di tingkat konsumen akhir. Harga yang
dibayar konsumen dialokasikan kepada share margin. Tinggi rendahnya marjin pemasaran
akan mempengaruhi efisiensi pemasaran. Efisiensi pemasaran merupakan tujuan akhir yang
ingin dicapai dalam suatu sistem pemasaran.Efisiensi pemasaran dapat terjadi jika sistem
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat, yaitu produsen,
konsumen akhir, dan lembaga-lembaga pemasaran.Untuk mencapai tingkat efisiensi perlu
kiranya pengaturan pemasaran dengan menerapkan prinsip efisiensi agar share margin petani
dan pedagang dapat memperoleh laba yang adil pada tingkat harga yang terjangkau oleh
konsumen.
Sistem saluran pemasaran (marketing channel system) merupakan sekelompok saluran
pemasaran tertentu yang digunakan oleh sebuah perusahaan dan keputusan tentang sistem ini
merupakan salah satu keputusan terpenting yang dihadapi manajemen.Peran utama saluran
pemasaran adalah mengubah pembeli potensialmenjadi pelanggan yang menguntungkan, tidak
hanya melayani pasar namun harus membentuk pasar. Proses pemasaran tandan buah segar di
Desa Siadam , Kecamatan Batang Lubu Sutam Sampai ke pabrik melibatkan beberapa lembaga
pemasaran, yaitu orang atau lembaga yang terlibat dalam pemasaran tandan buah
segar.(Lorenza, 2019)

2.1.2 Harga Tandan Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani


Teori harga pasar merupakan teori ekonomi yang menerangkan perilaku harga pasar
barang-barang atau jasa-jasa individual. Teori harga pasar adalah harga suatu barang atau jasa
yang pasarnya kompetitif tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan pasar dan penawaran
pasar. Permintaan pasar suatu barang merupakan kurva gabungan atau hasil penjumlahan
kurva-kurva permintaan individual akan barang tersebut yang terjangkau oleh sebuah pasar.
Penawaran pasar suatu barang merupakan kurva gabungan atau kurva hasil penjumlahan kurva-
kurva penawaran individual akan barang tersebut yang terjangkau oleh sebuah pasar. Pasar
barang atau jasa dikatakan berada dalam keadaan disekuilibrium apabila harga barang atau jasa

7
tersebut serta kuantitas yang ditawarkan dan atau yang diminta mempunyai kecendrungan
untuk mengalami perubahan. Keadaan ini terjadi apabila harga yang terjadi dipasar berada di
atas atau dibawah harga ekuilibrium. Penentuan harga di dalam perdagangan internasional
menurut Salvatore (1997), didasarkan pada harga relatif dari komoditas yang dipertukarkan di
masing-masing negara. Harga relatif komoditas dalam kondisi equilibrium tercipta ketika
proses perdagangan internasional telah berlangsung cukup lama. Harga tersebut tercipta setelah
hubungan dagang antara kedua negara berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang
sehingga tersedia cukup waktu bagi kekuatan kekuatan penawaran dan permintaan untuk saling
bertemu dan menentukan harga tersebut.(Ninla Elmawati Falabiba et al., 2014)
Harga kelapa sawit, produktivitas kelapa sawit dan pendapatan petani merupakan suatu
variabel yang saling keterkaitan satu sama lain. Dapat dibuktikan ketika harga kelapa sawit
turun maka beban pengeluaran petani untuk pemeliharaan tanaman kelapa sawit mereka akan
semakin berat. Menurut hasil pengamatan yang telah penulis lakukan di kalangan peduduk
Desa Siamporik, mereka mengakui bahwa ketika harga kelapa sawit turun maka pendapatan
mereka juga akan turun, karena dengan jumlah produktivitas yang sama tetapi harga kelapa
sawit turun maka otomatis pendapatan mereka juga akan turun.
Penentuan harga di dalam perdagangan internasional didasarkan pada harga relatif dari
komoditas yang dipertukarkan di masing-masing negara. Harga relatif komoditas dalam
kondisi ekuilibrium tecipta ketika proses perdagangan internasional telah berlangsung cukup
lama. Harga tersebut tercipta setelah hubungan dagang antara kedua negara berlangsung dalam
kurun waktu yang cukup panjang sehingga tersedia cukup waktu bagi kekuatan penawaran dan
permintaan untuk saling bertemu dan memnentukan harga tersebut. Keterkaitan mekanisme
pembentukan harga pada pasar internasional dapat mempengaruhi mekanisme pasar di suatu
negara dan sebaliknya. Oleh karena itu, jika harga suatu komoditas di pasaran internasional
mengalami kenaikan, maka akan berdampak terhadap kenaikan harga komoditas suatu negara.
Suatu pasar dapat terintegrasi dengan pasar lainnya apabila tdak ada hambatan dalam
mengakses informasi pada masing-masing negara. Dengan demikian, fluktuasi sutu harga pasar
dapat segera tertangkap oleh pasar lain. Hal ini dapat menjadi sinyal dalam pengambilan
berbagai keputusan bagi pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat di dalamnya.
Ibnu Taimiyah menafsirkan tentang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang
menolak penetapan harga meskipun pengikutnya memintanya. Katanya ini adalah sebuah
kasus khusus dan bukan merupakan aturan umum. Itu bukan merupakan laporan bahwa
seseorang tidak boleh menjual atau melakukan sesuatu yang wajib dilakukan atau penetapan
harga melebihi kompensasi yang ekuivalen. Menurut Ibnu Taimiyah harga naik karena
kekuatan pasar dan bukan karena kasus penjual menimbun atau menyembunyikan penawaran.
Ibnu Taimiyah sendiri membuktikan bahwa Rasulullah Shallallahu Aalaihi Wasallam sendiri
menetapkan harga yang adil jika terjadi perselisihan antara dua orang. Nabi tidak menetapkan
harga jual, dengan alasan bahwa menetapkan harga akan mengakibatkan kedzaliman,
sedangkan zalim adalah haram. Karena jika harga yang ditetapkan terlalu mahal maka akan
mendzalimi pembeli, dan jika harga yang ditetapkan terlalu rendah maka akan mendzalimi
penjual.
Dalam konsep Islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh keseimbangan
permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara penjual dan pembeli bersikap
saling merelakan. Kerelaan ini ditentukan oleh penjual dan pembeli dalam mempertahankan
barang tersebut. Jadi, harga ditentukan oleh kemampuan penjual untuk menyediakan barang
yang ditawarkan kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk mendapatkan harga barang
tersebut dari penjual. Harga menurut menurut Abu Yusuf. Abu Yusuf adalah seorang mufti
pada kekhalifahan Harun al-Rasyid. Dalam kitabnya Al-Kharaj, buku pertama tentang sistem
perpajakan dalam Islam. Dan Abu Yusuf tercatat sebagai sebagai ulama terawal yang mulai
menyinggung mekanisme pasar. Abu Yusuf menyatakan, ‚tidak ada batasan tertentu tentang
murahdan mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada batasan yang mengaturnya.
Prinsipnya tidak bisa diketahui. Murah bukan karena melimpahnya makanan, demikian juga
mahal tidak disebabkan kelangkaan makanan. Abu Yusuf berpendapat bahwa harga tidak
bergantung pada penawaran saja,tetapi juga bergantung pada kekuatan permintaan. Karena itu
peningkatan atau penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan penurunan atau
peningkatan produksi. Abu yusuf menegaskan bahwa ada beberapa variabel lain yang
mempengaruhi, tetapi dia tidak menjelaskan lebih rinci.
Ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa ketentuan penetapan hargaini tidak dijumpai di
dalam al-Qur„an. Adapun dalam hadits Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam, dijumpai
beberapa riwayat yang menurut logikanya dapat diinduksikan bahwa penetapan harga itu
dibolehkan dalam kondisi tertentu.(Florida et al., 2012)
Semakin tinggi manfaat yang diperoleh pembeli maka harga barang tersebut semakin tinggi
pula. Selain itu produsen juga harus mengikuti perkembangan harga di pasar. Adanya
penetapan harga sawit akan berpengaruh terhadap pendapatan dan berdampak pada
kesejahteraan petani. Penetapan harga berpotensi menjadi suatu masalah karena keputusan
penetapan harga cukup kompleks dan harus memperhatikan berbagai aspek yang
mempengaruhinya. Penetapan harga kelapa sawit apabila tinggi/naik maka pendapatan petani
juga akan naik dan begitu pula sebaliknya, apabila penetapan harga sawit turun/rendah maka

9
pendapatan petani juga akan ikut turun. Pembahasan di atas menggambarkan jika harga sawit
meningkat maka pendapatan para petani sawit juga akan meningkat dan berdampak pada
kesejahteraannya. Sebaliknya, jika harga sawit menurun maka pendapatan petani sawit juga
akan menurun dan berdampak pada kesejahteraannya pula.
Kesejahteraan terhadap suatu usaha yang dimiliki tidak lepas dari pendapatan yang akan
diperoleh. Bentuk pendapatan yang akan diperoleh dari sektor perkebunan seperti kelapa sawit
ini adalah dengan adanya harga seperti yang telah dipaparkan diatas. Dalam Islam telah diatur
mengenai cara bermuamalah bagi seorang muslim. Mengenai kegiatan jual beli tentu berkaitan
dengan penentuan harga. Dalam ilmu ekonomi, harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau
beli suatu produk barang atau jasa, serta sebagai variabel yang menentukan komparasi produk
atau barang sejenis. Islam sangat menjunjung tinggi keadilan (al-adl), termasuk dalam
penentuan harga. Terdapat beberapa terminologi dalam bahasa arab yang memiliki makna
harga yang adil antara lain si’r al-mithl, thaman al-mithl, dan qimah al-adl. Istilah qimah al-adl
(harga yang adil) pernah digunakan oleh Rasulullah saw. Dalam mengomentari kompensasi
bagi pembebasan budak, ketika budak tersebut akan menjadi manusia merdeka dan majikannya
tetap memperoleh kompensasi dengan harga yang adil atau qimah al-adl.(Astuti et al., 2015a)

2.1.3 Kesejahteraan Petani


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sejahtera (kata dasar dari kesejahteraan)
berarti keadaan aman, sentosa, dan makmur. Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
memberi pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat telah terpenuhi kebutuhan
dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan
yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya
masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengertian Kesejahteraan
menurut UU tentang Kesejahteraan yakni suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin,
yang memungkinkan bagi warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta
masyarakat serta menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban menusia sesuai dengan
Pancasila. Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan
membina terjadinyastabilitas sosial dan ekonomi, dimana kondisi tersebut juga diperlukan
untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Maka setiap individu
membutuhkan kondisi yang sejahtera, baik sejahtera dalam materiil dan dalam halnon materil
sehingga dapat terciptanya suasana yang harmonis dalam bermasyarakat.
Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa dan makmur
dan dapat berarti terlepas dari gangguan. Sedangkan kesejahteraan diartikan dengan hal atau
keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan dan ketentraman. Selanjutnya defenisi
kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi dimana seorang dapat
memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air
minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan
yang memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial yang
mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya.
Islam datang sebagai agama terakhir yang bertujuan untuk mengantarkan pemeluknya
menuju kepada kebahagian hidup yang hakiki, oleh karena itu Islam sangat memperhatikan
kebahagian manusia baik itu kebahagian dunia maupun akhirat, dengan kata lain Islam (dengan
segala aturannya) sangat mengharapkan umat manusia untuk memperoleh kesejahteraan materi
dan spritual. Dalam ekonomi Islam kesejahteraan merupakan terhindar dari rasa takut terhadap
penindasan, kelaparan, dahaga, penyakit, kebodohan, masa depan diri, bahkan lingkungan. Hali
ini sesuai dengan kesejahteraan surgawi yang dapat dilukiskan antara lain dalam peringatan
Allah Subhanahu wa ta‟ala kepada Nabi Adam alaihissalam yang terdapat dalam Al-Qur‟an
surat Ta Ha ayat 117-119 :

ٰ ٓ َّ ۡ َّ َّ َّ َّ ۡ َّ َّ ُ َّ َّ ۡ ُ َّ َّ َّ ۡ َّ َّ َّ َّ ٞ ُ َّ َّ ٰ َّ َّ ُ َّ َّ َّٓ َّ ۡ ُ َّ
َ َ١١٧َٰ‫جكَفلاَيخ ِرجنكماَمِنَٱلجنةََِفتشق‬ ِ ‫يـادمَإِنَهذاَعدوَلكَول ِزو‬ ٰ َ‫فقلنا‬

117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu
dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari
surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.

ٰ َّ ۡ َّ َّ َّ َّ َّ ُ َّ َّ َّ َّ َّ َّ
َ َ١١١َ‫نَلكَألاَتجوعَفِيهاَو َلاَتعرى‬ َ ِ‫إ‬

118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang

َّ ‫اَولَّاَتَّ ۡض‬ َّ َّ َّ َّ َّ َّ
َّ ‫اَت ۡظ َّم ُؤاَف‬
َّ ‫ِيه‬
َ َ١١٢َٰٰ ‫ح‬ ‫َوأنكَل‬

119. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas
matahari di dalamnya"

11
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sandang, pangan, papan yang diistilahkan dengan
tidak lapar, dahaga, telanjang, dan kepanasan semuanyatelah terpenuhi disana. Terpenuhi
kebutuhan ini merupakan unsur pertama untuk kesejahteraan masyarakat. Islam memandang
kesejahteraan yang diperoleh masyarakat yang diperoleh melalui peningkatan pendapatan
merupakan balas jasa atas usaha yang dilakukan dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi
yang dimiliki. Jika faktorfaktor produksi tersebut dimanfaatkan secara optimal maka
pendapatan masyarakat dapat ditingkatkan.
Dalam konsep ekonomi Islam, kesejahteraan dapat dikendalikan oleh distribusi
kekayaan melalui zakat, infak, dan sedekah. Dengan pengendalian distribusi kekayaan tersebut
maka kebutuhan individu seperti : sandang, pangan, dan papan dapat terpenuhi secara
kesinambungan. Sedangkan suatu keadaan terjaga dan terlindunginya agama, harta, jiwa, akal,
dan kehormatan manusia. Dengan demikian, kesejahteraan dalam ekonomi Islam mencakup
seluruh aspek kebutuhan jasmani dan rohani. Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah)
dari suatu masyarakat tergantung pada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar yang
terdiri dari 5 hal, yakni : agama (dien), jiwa (nafs), akal (aql), keluarga dan keturunan (nasl),
dan harta (maal).(Florida et al., 2012)

2.2 Kajian Pustaka


2.2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian tedahulu bertujuan untuk menapatkan bahan perbandingan dan acuan, selain
itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan peneitian ini, maka dalam kajian pustaka
ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai berikut :
1. Hasil penelitian Putra Bisuk (2009)
Penelitian Putra Bisuk (2009) berjudul “Analisis Tataniaga Dan Elastisitas
Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS (Tandan Buah Segar)
Kalapa Sawit Desa Mananti Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas”.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pemasaaran harga tanda buah segar kelapa
sawit di desa menanti kecamatan hutaraja tingggi kabupaten padang lawas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) saluran pemasaran kelapa
sawit yang ada di desa Mananti yaitu saluran pemasaran I meliputi petani – agen –
pedagang pengumpul – PKS dan saluran II meliputi petani – KUD – PKS. Setiap
pedagang pengumpul dan koperasi memiliki fungsi pemasaran paling sedikit 6 fungsi
pemasaran yaitu pembelian, penjualan, sortasi, trasnportasi, bongkar muat, dan
penyimpanan. Saluran pemasaran kelapa sawit memilki share profit yang berbeda antar
pedagang pengumpul/agen dan KUD dan share profit KUD didaerah penelitian. Nilai
efisiensi pemasaran kelapa sawit pada saluran pemasaran I dan II didaerah penelitian
adalah lebih kecil dari 50% sehingga saluran pemasaran didaerah penelitian adalah
efisien.
2. Hasil penelitian Olivie V. Kotambuna n (2013)
Penelitian Olivie V. Kotambuna n (2013) berjudul “F luktuasi harga ikan
cakalang segar di pasar”BERS EHAT” Kota manado propinsi Sulawesi utara” Metode
penelitian yang digunakan dalam oraktek kerja lapangan ini adalah metode studi kasus.
Metode analisis data nya yaitu data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut: 1. Fluktuasi harga ikan di pasar bersehati disebabkan oleh adanya
variasi jumlah dan jenis ikan yang ditawarkan. 2. Dari segi penawaran, fluktuasi harga
ikan cakalang yang terjadi di pasar bersehati manado disebabkan oleh pengaruh musim
penangkapan,dan pengaruh teknologi. 3. Dari segi permintaan,fluktu asi cakalang
disebabakan oleh pengaruh pendapatan konsumen,pengar uh harga barang lain, dan
bentuk pasar. 4. Harga ikan tinggi terjadi pada hari selasa dan sabtu. 5. Bentuk pasar
bersehati adalah oligopoly, dimana pedagang eceran memegang peranan penting dalam
penetuan harga ikan yang dipasarkan.
3. Hasil penelitian Ali Imran (2014)
Penelitian Ali Imran (2014) berjudul “Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa
Sawit dan Pendapatan terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Pante
Cereumien” Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Menunjukkan bahwa
produktivitas kelapa sawit dan pendapatan berpengaruhs ecara positif dan signifikan
terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Pante Cereumien.

Nama Judul Variabel Metode Hasil Analisis


Analisis
Putra Bisuk Analisis Tataniaga Deskriptif Hasil penelitian
(2009) Tataniaga Dan Elastisitas kualitatif. menunjukkan
Elastisitas Harga bahwa terdapat 2
Transmisi Harga (dua) saluran
CPO pemasaran kelapa

13
Internasional sawit yang ada di
Terhadap Harga desa Mananti yaitu
TBS (Tandan saluran pemasaran I
Buah Segar) meliputi petani –
Kalapa Sawit agen – pedagang
Desa Mananti pengumpul – PKS
Kecamatan dan saluran II
Hutaraja Tinggi meliputi petani –
Kabupaten KUD – PKS. Setiap
Padang Lawas pedagang
pengumpul dan
koperasi memiliki
fungsi pemasaran
paling sedikit 6
fungsi pemasaran
yaitu pembelian,
penjualan, sortasi,
trasnportasi,
bongkar muat, dan
penyimpanan.
Saluran pemasaran
kelapa sawit
memilki share profit
yang berbeda antar
pedagang
pengumpul/agen
dan KUD dan share
profit KUD
didaerah penelitian.
Nilai efisiensi
pemasaran kelapa
sawit pada saluran
pemasaran I dan II
didaerah penelitian
adalah lebih kecil
dari 50% sehingga
saluran pemasaran
didaerah penelitian
adalah
efisien.(analisis
pemasaran tandan
buah segar)

Olivie V. Fluktuasi harga Harga Metode Berdasarkan hasil


Kotambuna ikan cakalang Penawaran penelitian yang penelitian dan
n (2013) segar di Pasar digunakan pembahasan dapat
pasar”BERS dalam oraktek ditarik beberapa
EHAT” Kota kerja lapangan kesimpulan sebagai
manado propinsi ini adalah berikut:
Sulawesi utar metode studi 1. Fluktuasi harga
kasus. Metode ikan di pasar
analisis data bersehati
nya yaitu data disebabkan oleh
yang diperoleh adanya variasi
dianalisis secara jumlah dan jenis
deskriptif. ikan yang
ditawarkan.
2. Dari segi
penawaran,
fluktuasi harga ikan
cakalang yang
terjadi di pasar
bersehati manado
disebabkan oleh
pengaruh musim
penangkapan,dan

15
pengaruh teknologi.
3. Dari segi
permintaan, fluktu
asi cakalang
disebabakan oleh
pengaruh
pendapatan
konsumen,pengar
uh harga barang
lain, dan bentuk
pasar.
4. Harga ikan tinggi
terjadi pada hari
selasa dan sabtu.
5. Bentuk pasar
bersehati adalah
oligopoly, dimana
pedagang eceran
memegang peranan
penting dalam
penetuan harga ikan
yang dipasarkan
Ali Imran Analisis Produktivitas Regresi Linear Menunjukkan
2014 Pengaruh (X1), pengaruh Berganda bahwa produktivitas
Produktivitas faktor kelapa sawit dan
Kelapa Sawit dan tanah(X2), pendapatan
Pendapatan pengaruh berpengaruhs ecara
terhadap faktor positif dan
Kesejahteraa n modal(X3),Pen signifikan terhadap
Masyarakat di daatan (X4), kesejahteraan
Kecamatan Pante Kesejahteraan masyarakat di
Cereumien Masyarakat(Y) Kecamatan Pante
Cereumien.
3.1 Metode Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan dan berhubungan dengan tujuan penelitian yang
disebutkan di atas, maka tujuan utama penelitian desertasi ini difokuskan pada pengujian atau
evaluasi konsep yang sudah ada terutama dalam pemasaran harga dan kesejahteran petani.
Untuk mencapai tujuan tersebut dikembangkan melalui metode penelitian sebagai berikut:

3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian


Dintinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekaatan kualitatif. Yang di maksud dengan penelitian menurut
saryono (2010) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk
menyelidikan, menemukan , menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
Lokasi desa mekar jadi kecamatan sungai lilin kabupaten musi banyuasin,
membahas tentang bagaimana pemasaran tandan kelapa sawit, berapa harga tandan
kelapa sawit setiap penjualan, apalagi harga sawit terkadang naik turun dan itu
membuat bagaimana setiap masyarakat/warga petani sejahtera.

3.1.2 Jenis Penelitian dan sumber data


Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitianyang
data dan informasinya diperoleh dari kegiatan di wilayah kerja penelitian. Adapun
wilayah penelitian ini berada pada tandan kelapa sawit di kabupaten musi banyuasin
kecamatan sungai lilin desa mekarjadi.
Dalam penelitian, ada beberapa data yang diperoleh lapangan, sumber data dari
penelitian secara langsung di lapangan. Sehingga jenis datanya dibagi menjadi dua,
yaitu menggunakan data primer dan skunder. Ketika penelitian menggali data primer,
tekhnik pengumpulan data yang dipergunakan antara lain adalah wawancara dan
observasi yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer dikumpulkan
peneliti dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan data skunder
diperoleh dengan kajian pustaka atau studi dokumentasi.

17
3.1.3 Teknik Pengumpulan Data
1. interview/wawancara mendalam
Wawancara atau metode pengumpulan data dengan mewawancarai beberapa informan
terkait penelitian ini. Instrumen penelitian yang dilakukan dalam pedoman wawancara
mendalam kepada nara sumber. Wawancara mendalam ialah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa
menggunakan pedoman wawancara.
2. Dokumentasin
Tekhnik dokumentasi dalam penelitian ini menggali dan menelaah data-data berupa
peraturan-peraturan perangkat penting yang menunjang penelitian ini, baik itu kitab,
buku-buku, yurisprudensi, majalah, koran, atau perundang-undangan yang mempunyai
kaitan dengan penelitian ini.

3.1.4 Populasi Dan Sampel


Menurut (Arikunto 2008), jika petani lebih dari 100 lebih dari seratus maka yang
menjadi respoden antara 10-15% atau 20-55% atau yang lebih efisien. Metode penaikan
sampel yang saya teliti adalah 15% dari keseluruhan populasi yang mencapai 200.
Metode penarikan sampel ini diambil dengan menggunakan metode disengaja,
yaitu sampel yang diambil secara sengaja dengan pengambilan sampel terdiri dari 10
petani kelapa sawit di wilayah sekitar dan 2 pedagang pengumpul. Pendekatan
pengambilan sampel di lembaga pemasaran dilaksanakan melalui sensus yang
mengambil semua yang ada kemudian mengambil sampel. Berbagai lembaga yang
terkait adalah Petani dan tengkulak.

3.1.5 Teknik Analisis Data


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif.
Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui pengaturan data secara logis
dan sitematis dan analisis data itu dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lokasi
penelitian hingga akhir penelitian (pengumpulan data). Analisis data untuk penelitian
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilih-memilahnya menjadi satu unit yang dapat dikelola,
mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa-apa yang penting
dan apa-apa yang dipelajari dan memutuskan apa-apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
3.2 Sistematika Pembahasan

Sistematis penulisan dalam penelitian desertasi ini terdiri dari lima bab dengan kategori
sebagai berikut;

a. Bab I, merupakan pendahuluan yang berisikan; latar belakang masalah, rumusan


masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, metode
penelitan, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
instrument penelitian dan sistematika pembahasan.
b. Bab II, berisikan berisikan tentang landasan teori yang menyangkut teori eksistensi,
pembentukan hukum, dan hubungan agama (religion) dan Negara (state)
c. Bab III, berisikan tentang terjadinya dualisme hukum perbankan syariah dan proses
lahirnya Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008.
d. Bab IV, berisikan tentang dampak perkembangan perbankan syariah pasca
lahirnya UU No 21 tahun
e. Bab V, sebagai penutup dalam penelitian yang berisikan kesimpulan dan saran
yang telah dihasilkan dalam proses penelitian.

19
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2015a). No Title No Title No Title. Analisis Standar
Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang, 3(2), 103–
111.
Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2015b). No Title No Title No Title. In Analisis
Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan di RSUD Kota Semarang
(Vol. 3).
çimen, sabri. (2021). Analisis Tataniaga Tandan Buah Segar (TBS) Di Desa Bandar
Tenggulang Kecamatan Babat Supat Kabupaten Musi Banyuasin. Title. 6.
Direktorat Jendral Perkebunan. (2019). Statistik Perkebunan Indonesia 2018-2020.
Secretariate of Directorate General of Estates, 1–82.
Firdaus, A. (2021). Pengaruh Harga Sawit Dan Produktifitas Terhadap Pendapatan Petani
Kelapa Sawit (Studi Kasus: Di Desa Tarikan Kec. Kumpeh Ulu Kab. Muaro Jambi).
Jurnal Bisnis
Florida, N., López, C., & Pocomucha, V. (2012). CORE View metadata, citation and similar
papers at core.ac.uk. 2(2), 35–43.
Lorenza, N. (2019). Fakultas pertanian universitas muhammadiyah sumatera utara medan
2019. Scholar, 1–60.
Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran, W., Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A., Wiyono,
B. ., Ninla Elmawati Falabiba, Zhang, Y. J., Li, Y., & Chen, X. (2014). No Title No
Title No Title. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 5(2), 40–
51.
Noor, D. A. (2013). Analisis Pemasaran Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di Kecamatan long
Ikis Kabupaten Paser. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Pembangunan, 10(1), 35–42.
http://agb.faperta.unmul.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/jurnal-vol-10-no-1-dedy-
adhan.pdf
Sawit, K., Swadaya, P., Desa, D. I., & Sriwijaya, U. (2020). MARKETING ANALYSIS OF
FRESH FRUIT BUNCH SWADAYA FARMERS IN THE SUNGAI RENGIT VILLAGE.
Septiani, Riana dan Mujiyanto (2010). Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Pada Strategi Pemasaran Minyak Kelapa Sawit Pada PT. Aman Jaya Perdana Bndar
Lampung.
Wulansari, E., Yulianto, E., & Pangesti, E. (2013). KELAPA SAWIT INDONESIA ( Studi
pada Tahun 2009-2013 ). Jurnal Administrasi Bisnis, 39(2).
Yousif, N., Cole, J., Rothwell, J. C., Diedrichsen, J., Zelik, K. E., Winstein, C. J., Kay, D. B.,
Wijesinghe, R., Protti, D. A., Camp, A. J., Quinlan, E., Jacobs, J. V, Henry, S. M.,
Horak, F. B., Jacobs, J. V, Fraser, L. E., Mansfield, A., Harris, L. R., Merino, D. M.,
… Dublin, C. (2018). Analisis Pemasaran TBS (Tandan Buah Segar) Kelapa Sawit
Pekebun Swadaya Di Koperasi Sawit Jaya Kampung Benteng Hulu Kecamatan
Mempura Kabupaten Siak. Title. Journal of Physical Therapy Science, 9(1), 1–11.
http://dx.doi.org/10.1016/j.neuropsychologia.2015.07.010%0Ahttp://dx.doi.org/10.10
16/j.visres.2014.07.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.humov.2018.08.006%0Ahttp://w
ww.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24582474%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gaitpost.2018.1
2.007%0Ahttps:

21

Anda mungkin juga menyukai