PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
Jumliadi
ES. 190042
JAMBI
A. Latar Belakang
produksi pertanian ini selain untuk memenuhi bahan baku industri di dalam negeri
yang terus berkembang juga bertujuan untuk meningkatkan devisa dari ekspor
hasil pertanian. Adapun salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
perkebunan (Soekanda, 2001). Salah satu jenis tanaman perkebunan yang hasilnya
diekspor dan saat ini menyumbang kontribusi yang cukup besar dalam perolehan
kelapa kelapa sawit mampu hadir dan berkiprah di Indonesia tumbuh dan
berkembang dengan baik dan produk olahannya, misalnya minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit atau yang dikenal juga istilah CPO (Crude Palm Oil) saat ini
menjadi salah satu komoditas perkebunan yang handal. Adapun wilayah Sintang
kelapa kelapa sawit di Kalimantan Barat menurut data Badan Pusat Statistik
telah dibuka perkebunan kelapa kelapa sawit. di Kecamatan Sadu kelapa kelapa
sawit dan dengan luas lahan 73.557 ha. Di perkebunan rakyat Kecamatan Sadu
2
memproduksi 56.940 ton dengan luas lahan 30.406 ha. Berdasarkan informasi
yang ada, di Kecamatan Sadu sudah banyak perusahaan perkebunan kelapa kelapa
sawit yang beroperasi salah satunya adalah PT. SDK III (SDK III) yang
beroperasi di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu. PT. SDK III adalah
sawit dengan mengacu pada pola pengembangan perkebunan inti rakyat yang
perkebunan kelapa kelapa sawit ini banyak membawa perubahan dalam kehidupan
dari petani biasa yaitu berladang pindah-pindah menjadi petani kelapa kelapa
sawit atau pun buruh perkebunan kelapa kelapa sawit dikarenakan para petani
yang telah menjadi petani peserta mendapatkan jatah kebun kelapa kelapa sawit
dari perusahaan dengan sistem kredit selama 8 tahun, yaitu dari tahun 2003
sampai tahun 2010 dengan potongan kredit sebesar 30% dari pendapatan petani
per bulan dimana setiap petani peserta mendapatkan kebun seluas 2 ha per petani.
1
kebutuhan tersebut maka petani dan keluarganya dianggap sudah sejahtera, tetapi
1
Firman, Adi Suyatno, dan Dewi Kurniati, “Analisis Tingkat Pendapatan Dan Kesejahteraan
Petani Kelapa Kelapa Sawit Di Desa Merarai Satu Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang”
Perkebunan dan Lahan Tropika
3
sebaliknya jika belum mampu memenuhi kebutuhan dasar maka petani dikatakan
belum sejahtera.2
Salah satu jenis tanaman perkebunan yang hasilnya diekspor dan saat ini
menyumbang kontribusi yang cukup besar dalam perolehan devisa negara adalah
komoditi kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka
panjang. Sebagai tanaman tahunan (Prennial Crop), kelapa sawit dikenal priode
tanaman belum menghasilkan (TBM) yang lamanya bervariasi yaitu berkisar 2-4
sawit. Kelapa sawit memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena buah kelapa sawit
dapat dibuat menjadi beberapa bahan olah setengah jadi seperti Crude Palm Oil
(CPO) dan Palm Kernell Oil (PKO). Di sisi lain, masalah lingkungan sangat
melekat dengan perkebunan kelapa sawit. Setidaknya setengah dari delapan juta
hektar perkebunan yang saat ini produktif telah dikembangkan melalui deforestasi
sebelumnya.3
pendidikan dan para generasi bangsa itu sendiri”. Oleh karena itu, usaha untuk
bukan saja penting sebagai cara memanusiakan manusia, tetapi juga memiliki nilai
2
Martina, Riyandi Praza, Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Sawit di Kabupaten Aceh
Utara. Jurnal AGRIFO (2018), hlm. 28.
3
Ita Risma Yanti, Nuraeni, Rasmeidah Rasyid, WIRATANI : Jurnal Ilmiah Agribisnis Vol 5 (1),
2022
4
maju agar seseorang dapat mempunyai lebih banyak pilihan untuk melakukan
kebutuhan tersebut maka petani dan keluarganya dianggap sudah sejahtera, tetapi
sebaliknya jika belum mampu memenuhi kebutuhan dasar maka petani dikatakan
belum sejahtera.5
masyarakat yang memiliki toko. Di Desa Sungai Sayang setiap minggunya para
ibu rumah tangga akan berbelanja dan berkumpul disatu toko dimana toko
lainnya. Karena petani kelapa sawit mendapatkan gaji dengan hitungan perbulan.
Maka disebabkan tidak stabilnya harga sawit dan gaji dengan sistem perbulan
langganan masyarakat.
ekonomi. Indonesia sebagai negara yang agraris merupakan negara yang aktif
dalam sektor pertanian. Salah satu sektor pertanian di Indonesia adalah pertanian
4
Mutiara Pradipta, Tingkat Kesejahteraan Keluarga Petani Padi Di Desa Sumberagung
Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi (2018), hlm. 71.
5
Martina, Riyandi Praza, Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Sawit di Kabupaten Aceh
Utara. Jurnal AGRIFO (2018), hlm. 28.
5
kesejahteraannya.6
kesejahteraan Petani Sawit dilihat dari seberapa luas lahan yang mereka garap,
semakin luas lahan yang di gunakan dalam mengelolah dan menanam kelapa
tingkat kesejahteraan keluarga Petani Sawit di Desa Sumberagung dilihat dari luas
lahan garapan keluarga petani baik itu lahan sendiri atau lahan milik orang lain,
ada perbedaan.
yang baik.9 Begitupun dalam penelitian Adiratna dkk (2016), tentang Pengaruh
mengatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara luas lahan terhadap
6
Moehar Daniel, Pengantar Ekonomi Pertanian (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 48.
7
Mohamad Fathur Rohman. Analisis Kesejahteraan Petani Padi Di Kabupaten Jombang.
Jurnal Trisula LP2M Undar, (Februari 2017), hlm. 526.
8
Mohammad Wahed. Pengaruh Luas Lahan, produksi, Ketahanan Pangan dan Harga Gabah
Terhadap Kesejahteraan Petani Padi di Kabupaten Pasuruan. Jurnal Ekonomi Pembangunan
(Maret 2015), hlm. 73.
9
Mutiara Pradipta. Tingkat Kesejahteraan Keluarga Petani Padi Di Desa Sumberagung
Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi (2018), hlm. 77.
6
tingkat kesejahteraan Petani Sawit karena faktor usia, adanya anggota keluarga
yang bekerja di bidang non pertanian, dan jatah bulanan dari anak-anak petani.10
zaman. Semakin tinggi sekolah semakin tinggi potensi untuk menganggur. Di sini
kesejahteraan, akan tetapi dengan pendidikan kita memiliki peluang bukan hanya
untuk siap bekerja tapi juga bisa membuat pekerjaan. Penelitian yang dilakukan
bahwa tingkat pendidikan formal terakhir yang berhasil ditempuh oleh kepala
kepala keluarga petani. Semakin tinggi pendidikan formal yang diperoleh kepala
petani tergolong tinggi dikarenakan faktor usia serta faktor tingkat pendidikan
para petani.11
10
Kartika Adiratna, Ari Astuti, dan Suprih Sudrajat. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Petani Padi Di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Jurnal Agribisnis (2017), hlm.
6.
11
Kartika Adiratna, Ari Astuti, dan Suprih Sudrajat. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Petani Padi Di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Jurnal Agribisnis (2017), hlm.
7.
7
perkembangan ekonomi global akan terus mengalami resesi per akhir 2020 saja
pertumbuhan ekonomi terus merosot sampai minus pada angka 2,8% atau 6%
diperhatikan oleh para pengamat ekonomi. Maka dari itu dalam artikel
8
penelitian ini dua persoalan tersebut menjadi pertanyaan pokok yang akan
dalamnya banyak masyarakat dengan status ekonomi rendah maka dari itu
desa berjalan (Harmiati & Zulhakim, 2017). Menurut teori kebutuhan yang
digagas oleh Abraham Maslow, terdapat lima macam kebutuhan yang pasti
dari suatu kerja atau upaya (Iskandar, 2016). Berdasarkan teori kebutuhan
hilangnya mata pencaharian masyrakat dimana hal ini juga berpotensi membawa
dampak yang signifikan dari hulu kehilir dalam skala nasional sampai ke skala
regional pedesaan.
terbagi menjadi dua macam, yaitu dari barang dan jasa. Dari kedua jenis tersebut
9
ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi. Akumulasi dari hal
masyarakat pedesaan dimana hasil panen mereka tidak mendapat harga atau
bahkan tidak ada yang membeli karena faktor instabilitas yang terjadi dalam
kegiatan ekonomi.12
masih rendah sehingga perlu diketahui lebih lanjut dari variabel luas panen,
produksi dan pendidikan yang telah dijelaskan pada latar belakang. Selain itu
tingkat kesejahteraan Petani Sawit sangat perlu diketahui karena ini bisa membuat
masyarakat petani lebih baik di masa depannya, maka dari itu perlu dikaji lebih
2019-2021 Dan Masa Pasca Covid Didesa Sungai Sayang Kecamatan Sadu”
B. Batasan Masalah
Penelitian ini fokus pada Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit
Pada Masa Covid 2019-2021 Dan Masa Pasca Covid Didesa Sungai Sayang
Kecamatan Sadu
C. Rumusan Masalah
12
Vena Reggi Santania, Adina Aprilia, Novita Indarti Sitio, Dian Ristiani Saputri, Dampak
Pandemi Covid-19 Pada Perekonomian Desa, SOCIOLOGIE: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Sosiologi
(September 2021) https://jurnalsociologie.fisip.unila.ac.id
10
D. Tujuan Penelitian
2. Tingkat kesejahteraan petani Kelapa Sawit pada masa pasca covid 2019-
E. Signifikansi/Manfaat Penelitian
diantaranya yaitu:
Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit pada masa covid dan Pasca covid
2. Bagi Petani
11
F. Tinjauan Pustaka
sampling. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui kegiatan wawancara dengan petani yang sesuai dengan
isi kuisioner. Sementara itu data sekunder dilakukan dengan mengambil data pada
kaitan luas lahan garapan yang dimiliki keluarga Petani Sawit di Desa
garapan dan tingkat pendidikan kepala keluarga yang berstrata. Dari keluarga
petani sebanyak 654 keluarga, diambil sampel minimal sebanyak 10% yaitu 66
keluarga petani dengan pembamgian yang merata berdasar luas lahan garapan
analisis data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis deskriptif
kuantitatif dengan tabel silang dan analisis presentase untuk menjelaskan tingkat
keluarga dan luas lahan garapan digunakan uji chi-square. Hasil penelitian
formal yang berhasil ditempuh kepala keluarga Petani Sawit tidak meningkatkan
14
Mutiara Pradipta. Tingkat Kesejahteraan Keluarga Petani Padi Di Desa Sumberagung
Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi (2018), hlm. 73-77.
13
adalah metode deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang langsung ke
sumber yang diteliti melalui proses wawancara yang mendalam kepada objek
penelitian dalam hal ini Petani Sawit yang ada di kabupaten Jombang. Lokasi
model simple random sampling dan sampling aksidental pada responden sebanyak
dalam hal ini dinas pertanian dan peternakan kabupaten Jombang. Adapun jenis
data yang dikumpulkan adalah data primer dan datasekunder. Teknik analisis
sudah masuk pada keluarga sejahtera I yaitu para petani yang luas lahannya 120
yang luas lahan petani 250 bata dan Rp 1.500.000,- perbulan masuk pada kategori
keluarga sejahtera II, sedangkan pada petani pemilik lahan dengan luas lahan 500
bata dan 750 bata ( satu hektar ) sudah masuk pada tahap keluarga sejahtera III
15
Mohamad Fathur Rohman. Analisis Kesejahteraan Petani Padi Di Kabupaten Jombang.
Jurnal Trisula LP2M Undar, (Februari 2017), hlm. 526.
14
Aprilia, Novita Indarti Sitio, Dian Ristiani Saputri, yang berjudul Dampak
terhadap pemenuhan hajat kehidupan masyarakat dari aspek kesehatan dan aspek
ini mencoba untuk mengungkap dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-
tingkat kesejahteraan dalam aspek pendapatan yang diperoleh petani kelapa sawit
Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Yang mana populasi penelitian ini ialah
para petani kelapa sawit yang ada di Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.
penulis hanya melakukan penelitian di tiga desa yakni Desa Bencah Kelubi, Indra
Sakti dan Pantai Cermin, yang mana setiap desanya diambil sampel sebanyak 15
sawit. Jenis data yaitu data primer dan data skunder, dimana pengumpulan
bersih baik dari kelapa sawit maupun dari pendapatan lain-lain yang diperoleh
responden petani kelapa sawit dalam satu bulan yaitu sebesar Rp.482.447.688,
dengan rata-rata total keseluruhan pendapatan bersih baik dari kelapa sawit
maupun dari pendapatan lain-lain yang diperoleh responden petani kelapa sawit
dalam satu bulan yaitu sebesar Rp. 10.721.059,73. (2) Berdasarkan hasil
penelitian yang ada, diketahui bahwa seluruh responden petani kelapa sawit yang
standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah
G. Landasan Teori
1. Usahatani
Usahatani merupakan pertanian rakyat dari perkataan farm dalam Inggris. Dr.
Mosher memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau sebagian dari
apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji. Usahatani adalah
himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang
yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan
di atas tanah itu dan sebagainya. Sedangkan menurut Kadarsan (1993), usahatani
adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola
unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan
dan Hastuti (2007), pada dasarnya usahatani memiliki unsur-unsur yang memiliki
peranan yang sangat penting dalam kegiatan usahatani, yaitu lahan pertanian,
produk tanaman dan atau hewan guna mencapai tujuan dan kepuasan petani. Jadi
Secara garis besar ada dua bentuk usahatani yang telah dikenal yaitu
2. Kesejahteraan
Menurut Rambe dkk (2008), kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan
kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan setiap warga
19
Ken Suratiyah, Ilmu Usahatani, Edisi Revisi (Jakarta: Penebar Swadaya, 2015), hlm. 8.
20
Dodi Normansyah, Siti Rochaeni dan Armaeni Dwi Humaerah, Analisis Pendapatan
Usahatani Sayuran Di Kelompok Tani Jaya, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang,
Kabupaten Bogor. Jurnal Agribisnis (Juni 2014), hlm. 32.
18
menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban dengan Pancasila dan UUD
1995.21
suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang
diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang
diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
sejahtera sebenarnya tidak hanya berdasarkan adanya materil saja, akan tetapi
terpenuhinya juga unsur spiritual dan sosial dari seseorang. kesehatan, makanan,
minuman, perumahan dan jasa sosial, jika tidak maka hal tersebut telah melanggar
HAM.23
Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan
membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, di mana kondisi tersebut juga
sejahtera dalam hal materil dan dalam hal non materil sehingga dapat terciptanya
21
Armaini Rambe, Hartoyo dan Emmy S Karsin. Analisis Alokasi pengeluaran dan Tingkat
Kesejahteraan Keluarga (Studi di Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara). Jurnal Ilmu Keluarga
dan Konsumen, (2008), hlm. 16
22
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan
Sosial, bab I, pasal 3, ayat 1.
23
Ikhwan Abidin Basri, Islam dan Pembangunan Ekonomi (Jakarta: Gema Insani Press, 2005),
hlm. 24.
19
sebagai berikut:
a. Keluarga Pra Sejahtera (sangat miskin) belum dapat memenuhi salah satu
ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih, indikator meliputi:
makan daging atau ikan atau telur, setahun terakhir seluruh anggota
keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dan luas
2) Indikator non ekonomi seperti ibadah teratur, sehat tiga bulan terakhir,
punya penghasilan tetap, usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin,
usia 6-15 tahun bersekolah dan anak lebih dari dua orang ber KB.
20
meliputi:
meliputi:
21
Untuk mengukur kesejahteraan petani yang lebih baik, perlu diketahui faktor-
ekonomi, untuk mengukur pendapatan usahatani terdapat dua faktor pokok yaitu
usahatani:
a. Faktor penerimaan petani terdiri dari jumlah produksi petani dan harga
b. Faktor pengeluaran petani terdiri dari modal pupuk, bibit, upah buruh tani,
sewa tanah, alat mesin, alat penyemprotan atau obat-obatan dan lain-lain.
Pada faktor penerimaan petani, produsen menjual suatu barang atau jasa ke
ditetapkan melalui hasil penjualan produk tersebut, dimana harga produk tersebut
(P) dikalikan dengan total produksi (Q). Harga produk atau barang yang
dihasilkan petani, seperti harga gabah kering panen sebagai harga jual produsen.
Apabila harga gabah kering panen yang dijual petani tinggi, maka total
akan mengeluarkan biaya untuk memproduksi barang dalam suatu periode tertentu
24
Mohamad Fathur Rohman, Analisis Kesejahteraan Petani Padi di Kabupaten Jombang.
Jurnal Trisula LP2M Undar (Februari 2017), hlm. 521-522.
22
berupa input produksi yang dibutuhkan oleh produsen. Biaya yang dikeluarkan
oleh petani untuk memperoleh usahanya adalah biaya usahatani, seperti biaya
pupuk, bibit, transport, upah dan lain-lain. Apabila biaya usahatani tersebut
pada dua bagian, yaitu konsumsi pangan dan bukan pangan. Penggunaan dari
meningkatnya kesejahteraan.26
3. Luas Panen
Menurut Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, luas panen adalah luas
cukup umur.27
Luas lahan adalah besarnya areal tanam yang digunakan petani untuk
melakukan usahatani kelapa sawit selama satu kali musim tanam yang diukur
25
Akram Akramur Rasyid dan Budyanra, Determinan Kesejahteraan Petani Tanaman Pangan
di Provinsi Aceh Tahun 2012-2017. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam (September 2018), hlm.
182
26
Nursiah Chalid, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Daerah Riau. Jurnal Ekonomi
(Maret 2018), hlm. 30-31.
27
Nursiah Chalid, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Daerah Riau. Jurnal Ekonomi
(Maret 2018), hlm. 30-31
23
dalam satuan hektar (ha). Luas panen adalah jumlah areal sawah yang dapat
Luas lahan garapan adalah jumlah seluruh lahan garapan sawah yang
Diketahui pula bahwa semakin luas lahan garapan yang diusahakan petani, maka
akan semakin besar produksi yang dihasilkan dan pendapatan yang akan diperoleh
Luas panen kelapa sawit merupakan agregasi luas panen kelapa sawit sawah
berdasarkan total seluruh hasil produksi kelapa sawit dari seluruh wilayah
tingkat produksi beras yang dihasilkan Kecamatan Sadu, karena luas panen kelapa
sawit secara otomatis akan mempengaruhi tingkat produksi beras. Bertambah atau
Kesimpulannya luas panen kelapa sawit merupakan keseluruhan dari luas panen
kelapa sawit sawah dan luas panen kelapa sawit ladang yang dapat diambil
Alih fungsi lahan pada dekade terakhir menjadi salah satu isu penting dalam
sebagai salah satu faktor yang sangat mempengaruhi ketersediaan beras. Hal ini
sawit. Lahan yang digunakan untuk pertanian semakin berkurang setiap tahunnya.
4. Produksi
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan
menambah kegunaan suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila
memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Menurut Agus (2013),
produksi adalah suatu proses dengan mengolah bahan baku menjadi barang yang
Produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi
satu atau lebih output (produk). Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah
bahan atau sumber daya (input) menjadi hasil (barang dan jasa). Dikatakan bahwa
bagi konsumen.
Produksi dalam arti luas adalah kegiatan menciptakan nilai. Sedangkan dalam
arti sempit adalah kegiatan produksi berarti menghasilkan suatu komoditi tertentu
28
Ni Made Marsy Dwitasari dan I Gusti Bagus Indrajaya, Analisis Produksi Terhadap
Pendapatan Pengrajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar, Jurnal Ekonomi
Pembangunan (Mei 2017) hlm. 875.
29
Himawan Arif Sutanto dan Sri Imaningati, Tingkat Efisensi Produksi dan Pendapatan Pada
Usaha Pengolahan Ikan Asin Skala Kecil, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan (2014) hlm. 75.
25
adalah input yang dimasukkan ke dalam proses produksi.30 Dari pernyataan di atas
dapat disimpulkan bahwa produksi adalah suatu proses pembuatan barang dalam
bentuk bahan baku yang memiliki nilai guna yang kecil menjadi bentuk yang
memiliki nilai guna lebih besar dan digunakan untuk satu tujuan yaitu keuntungan
5. Pendidikan
meningkat.31
Redno Muyoharjo (2012), pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh
atau mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju pada
pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
30
Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi Mikro (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 48.
31
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014),
hlm. 24.
32
Redno Muyoharjo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grapindo, 2012), hlm. 17.
26
seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya yang ditujukan
Pendidikan bagi anak petani merupakan salah satu bentuk pendidikan pada
umumnya yang dirasakan oleh setiap manusia. Dalam hal ini, kebutuhan
sumberdaya manusia suatu bangsa dapat lebih ditingkatkan, hal ini sesuai dengan
tujuan dari pendidikan itu sendiri, yaitu merubah sikap pengetahuan dan perilaku
H. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu cara Ilmiah untuk mendapatkan data
yang benar sesuai dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu: Cara Ilmiah, Data,
33
Juwinda Sardi dan Hasbiullah, Pengaruh Pendapatan Petani Terhadap Tingkat Pendidikan
Anak di Kecamatan Lamasi Timur Kabupaten Luwu, Jurnal Ecces Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (Juni 2016), hlm. 9.
34
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2013), 2.
27
pada aspek pendalaman data demi mendapatkan kualitas dari hasil suatu
kerja penelitian yang mengandakan uraian deskriptif kata atau kalimat yang
disusun secara cermat dan sistematis mulai dati menghimpun data hingga
2. Desain Penelitian
memberi pegangan yang jelas dan terstruktur kepada peneliti dalam melakukan
penelitian studi kasus dalam arti dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan
fenomena-fenomena lainnya.37
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka partisipan dalam penelitian ini
adalah masyarakat Desa Sungai Sayang, dan lokasi penelitian ini akan
35
Masyhuri. Dan M.Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan
Aplikatif (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), 157.
36
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2015), hal. 52.
37
https://eurekapendidikan.com/desain-penelitian-kualitatif
28
a. Jenis Data
Data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik melalui
tertulis, perekaman video atau audio tape, pengambilan foto atau film.
berbentuk dokumen, baik dalam bentuk tertulis maupun foto. Sumber data
38
Husain Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 15.
29
1. Observasi
Data itu dikumpukan dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih,
yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
a. Observasi Partisipatif.
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukannya.
2. Wawancara.
tidak terstrutur.
a. Wawancara Terstruktur.
39
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta. cv, 2011), hal:226-228
31
3. Dokumentasi
dalam buku Ibrahim menurut Nasution (1992:83) baik foto maupun bahan
statistik.
yang berhubungan.
dan dokumen. Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh
seorang penyidik.
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Menurut Miles dan Huberman
(1984), bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
cuku banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti
akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
41
Ibid hlm:93
33
c. Conclusion Drawing/Verification
yang dikemukakan masih bersifa sementara, dan akan berubah bila tidak
42
ibid Prof.Dr. Sugiono hal :246
34
1. Latar Belakang;
2. Fokus Penelitian
3. Rumusan Masalah;
4. Tujuan Penelitian;
5. Signifikansi/Manfaat Penelitian;
6. Tinjauan Pustaka;
7. Landasan Teori;
8. Metode Penelitian;
Armaini Rambe, Hartoyo dan Emmy S Karsin. Analisis Alokasi pengeluaran dan
2014),
Himawan Arif Sutanto dan Sri Imaningati, Tingkat Efisensi Produksi dan
Ikhwan Abidin Basri, Islam dan Pembangunan Ekonomi (Jakarta: Gema Insani
Press, 2005),
Kartika Adiratna, Ari Astuti, dan Suprih Sudrajat. Pengaruh Luas Lahan Terhadap
(2017),
36
Ken Suratiyah, Ilmu Usahatani, Edisi Revisi (Jakarta: Penebar Swadaya, 2015),
Aplikatif,
2015),
Alfabeta, 2012),
37
Alfabeta, 2013),
Cipta, 2014),