Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Kualitas produksi pertanian pengaruhnya terhadap peningkatan


pendapatan petani

DOSEN PENGAMPUH :

Drs. Selvie Meindert Tumengkol, M.Si

Dr. Evelin J R Kawung, S.Sos, M.Si

Dr.Ir. Charles Reijnaldo Ngangi, MS

DISUSUN OLEH :

NOFEL LUMINTANG
210811060088

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2023
KATA PENGANTAR

Segala pujian syukur hanya bagi Tuhan yang Maha Esa, karena telah
memberikan berkat sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kualitas produksi pertanian pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan
petani” dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah SOSIOLOGI
PERTANIAN DAN PANGAN, dengan Dosen Pengampuh Drs. Selvie Meindert
Tumengkol, M.Si, Dr. Evelin J R Kawung, S.Sos, M.Si, Dr. Ir. Charles Reijnaldo
Ngangi, MS. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan pembaca
maupun kami sebagai penulis tentang perkembagan teknologi di pertanian.
Saya Nofel Lumintang mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampuh Mata Kuliah SOSIOLOGI PERTANIAN DAN PANGAN. Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini, baik sumbangan materi maupun pikiran.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, April 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang………………………………………………………………

1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………

1.3 Tujuan………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kualitas Pertanian Indonesia……………………………………………………

2.2 Jelaskan Apa Itu Petani………………………………………………………

2.3 Pengaruh Luas Lahan, Modal dan Jumlah Produksi…………………………

Bab III KESUMPULAN

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………

3.2 Daftar pustaka………………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang

Melibatkan pemanfaatan mahkluk hidup. Dalam arti sempit, pertanian diartikan

sebagai kegiatan pembudiayaan tanaman. Pertanian sudah ada dari sejak jaman

kolonial sampai sekarang, sehingga masyarakat Indonesia tidak dapat dipisahkan

dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti yang

sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan

sosial masyarakat Indonesia di berbagai wilayah. Sektor pertanian yang terdapat

di Indonesia mencakup tanaman pangan seperti komoditas padi, palawija,

tanaman hortikulturadan tanaman obat-obatan .

Hortikultura adalah salah satu usaha tani dalam pembudidayaan tanaman

atau membudidayakan tanaman dikebun. Tujuan dalam pembudidayaan tanaman

tersebut yakni untuk mendapatkan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun

finansial. Komoditas hortikultura adalah kelompok komoditas yang terdiri dari

buah-buahan, sayur-sayurandan tanaman hias. Buah-buahan dan sayuran

dikonsumsi sebagai pangan manusia. Banyak jenis sayur-sayuran dihasilkan dari

berbagai wilayah Indonesia yaitu tomat, kol, kentang, buncis, cabai, petsai dan

wortel .

Peranan hortikultura, yaitu: memperbaiki gizi masyarakat, memperbesar

devisa negara, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan petani


dan pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan.

Sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu : tidak dapat disimpan lama, perlu tempat
lapang (voluminous), mudah rusak (perishable) dalam pengangkutan,
melimpah/meruah pada suatu musim dan langka pada musim yang lain, dan
fluktuasi harganya tajam.

Kita perlu menyadari bahwa kita dikelilingi oleh negara-negara yang

memiliki daya saing yang kuat, apabila kita tidak meningkatkan daya saing maka

tidak akan mampu bersaing, bukan hanya di pasar luar negeri, tetapi juga di pasar

dalam negeri sendiri, yang telah nampak pada kasus sekarang ini, seperti : beras,

gula, buah-buahan dan sayuran. Rendahnya daya saing sektor pertanian kita

disebabkan oleh : sempitnya penguasaan lahan, tidak efisiennya usaha tani, dan

iklim usaha yang kurang kondusif serta ketergantungan pada alam masih tinggi.

Untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian ini tidak ada jalan lain, selain

kerja keras masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia pertanian, membuka areal pertanian baru yang dibagikan kepada petani-

petani gurem/buruh tani, memperluas pengusahaan lahan oleh setiap keluarga tani

dan menggunakan teknologi maju untuk meningkatkan produktivitas dan produksi

pertanian .

Dengan adanya arus globalisasi, tidak mungkin dihindari semakin lama

produk hortikultura yang masuk ke Indonesia dari negara-negara lain akan

semakin beragam jenisnya dan volumenya semakin banyak. Menghadapi realitas

ini mau tidak mau produk hortikultura harus bersaing dengan produk dari negara

lain. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut dengan tanpa mengesampingkan


keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai, tentunya perlu dikaji berbagai

permasalahan yang ada sehingga upaya pencapaian tujuan di atas dapat terlaksana

dengan baik.

Permasalahan yang menonjol dalam upaya pengembangan hortikultura

ialah produktivitas yang masih tergolong rendah, hal ini merupakan refleksi dari

rangkaian berbagai faktor yang ada, antara lain : pola usahatani yang kecil, mutu

bibit yang rendah yang ditunjang oleh keragaman jenis/varietas, serta rendahnya

penerapan teknologi budidaya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Permasalahan petani

2. Kualitas pendapatan petani

3. Pengaruh luas lahan dan produksi petani

1.3 Tujuan

Untuk memenuhi tugas mata kuliah sosiologi pertanian dan pangan serta

menambah wawasan dan pengetahuan pembaca baik civitas akademik serta para

dosen. Mengenai Kualitas produksi pertanian pengaruhnya terhadap peningkatan

pendapatan petani yang perlu di pelajari terlebih dahulu sebelum belajar lebih jauh

mengenai pertanian dan pangan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kualitas pertanian di Indonesia

Indonesia terus berkomitmen menjaga ketahanan pangan nasional dan

telah berhasil meningkatkan produksi padi secara signifikan sehingga mencapai

swasembada beras. Selain itu, Indonesia juga menciptakan sistem pertanian-

pangan yang tangguh hasil dari komitmen Pemerintah yang bekerja sama dengan

seluruh lapisan masyarakat. Komitmen diantaranya tersebut terwujud dalam

pembangunan bendungan, embung, varietas unggul baru, pemupukan berimbang,

mekanisasi pertanian, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT),

Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan penyuluhan pertanian.

Menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-

77, Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute

sebagai pengakuan atas sistem pertanian-pangan yang tangguh dan swasembada

beras tahun 2019-2021 melalui penggunaan teknologi inovasi padi. Penghargaan

tersebut diberikan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Minggu

(14/08). Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

Airlangga Hartarto selaku Menteri yang juga berperan dalam mengoordinasikan

sektor pangan nasional turut hadir langsung mendampingi Presiden menerima

penghargaan tersebut.

“Di tengah tantangan pangan global, Indonesia memiliki landasan yang

baik sehingga sektor pertanian menunjukkan resiliensinya dan juga selama


pandemi berhasil menjadi buffer,” ungkap Menko Airlangga usai mendampingi

Presiden dalam acara penyerahan penghargaan.

Sektor pertanian pada tahun 2021 tumbuh 1,84% (yoy) dan berkontribusi

terhadap perekonomian nasional sebesar 13,28%. Kemudian pada Q2-2022,

sektor pertanian menunjukan konsistensi dengan pertumbuhan positif 1,37% (yoy)

dan berkontribusi 12,98% terhadap perekonomian nasional. Tren positif tersebut

juga turut menjaga kesejahteraan petani dengan capaian Nulai Tukar Petani (NTP)

tertinggi pada Maret 2022 yakni sebesar 109,29 sedangkan NTP pada Juli 2022

tercatat sebesar 104,25.

Sementara itu, prognosa pangan nasional tahun 2022, khususnya pada

komoditas beras, menunjukkan adanya surplus 7,5 juta ton. Hal ini melanjutkan

tren positif swasembada beras dengan produksi beras pada tahun 2020 sebesar

31,4 juta ton dan tahun 2021 sebesar 31,2 juta ton. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kondisi produksi beras yang relatif stabil dari tahun ke tahun berdampak

positif terhadap terjaganya harga beras nasional di tingkat konsumen.

“Swasembada beras yang telah dicapai tentunya masih dihadapkan oleh

berbagai tantangan baik dari sisi hulu sampai ke hilir. Untuk itu, Pemerintah terus

meningkatkan berbagai upaya perbaikan,” kata Menko Airlangga.

Sebagai informasi, produktivitas padi nasional pada tahun 2020 berada di

angka 5,13 ton/Ha dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 5,23 ton/Ha.

Pemerintah terus melakukan upaya peningkatan kualitas benih, penerapan Good

Agricultural Practices (GAP), perbaikan infrastruktur pertanian, penanganan pasca

panen, pemanfaatan teknologi pertanian, perluasan areal tanam melalui cetak


sawah, penetapan lahan sawah dilindungi, bantuan alat dan mesin pertanian, serta

bantuan pembiayaan melalui KUR.

“Pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi dari hulu ke

hilir serta memanfaatkan teknologi, menjadi prasyarat dalam peningkatan daya

saing komoditas, baik untuk pemenuhan dalam negeri maupun orientasi ekspor,”

ujar Menko Airlangga.

Dari sisi benih, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi Subang

telah menghasilkan Inpari 32 dan Inpari 42 dengan produktivitas mencapai 12

ton/Ha. Hal tersebut terus didorong konsistensinya dan diimplementasikan pada

skala besar. Penanganan pasca panen dengan pembangunan rice milling unit dan

silo modern baik swasta maupun Perum BULOG, serta penerapan klaster bisnis

padi. Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi pertanian melalui digitalisasi

pertanian yakni penerapan Internet of Things (IoT), robot construction,

dan Artificial Intelligence (AI) untuk pengembangan Agriculture War

Room (AWR), dan otomatisasi mekanisasi pertanian.

2.2 Jelaskan apa itu petani

Profesi petani sangat dikenal dalam masyarakat kita. Kita bisa makan nasi,

sayur, lauk, minum teh, susu, jahe, kopi, cokelat juga atas jasa petani secara

umum. Mari kita baca pengertian petani berikut ini. Menurut KBBI, petani berasal

dari kata tani. Tani artinya mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata

pencarian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Bertani

yaitu bercocok tanam; mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Pertanian

adalah 1 perihal bertani (mengusahakan tanah dengan tanam-menanam); 2 segala


yang bertalian dengan tanam-menanam (pengusahaan tanah dsb). Petani ialah

orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Ada beberapa sebutan petani yang

dapat dikemukakan. Di antaranya; Petani berdasi yaitu pemilik sawah (kebun dsb)

yang tidak pernah mengerjakan sendiri tanahnya. Petani gurem ialah petani kecil

(biasa memiliki lahan kurang dari 0,25 ha). Petani monokultur adalah petani yang

hanya menanam satu jenis tanaman. Petani penggarap artinya petani yang

menggarap tanah orang lain dengan sistem bagi hasil.

Ada beberapa ragam pertanian. Di antaranya, pertanian ekstraktif yaitu

pertanian yang pengusahaannya dengan mengambil hasil dari alam dan tanah

tanpa usaha menyuburkan kembali tanah dan sebagainya untuk keperluan

pengambilan di kemudian hari. Pertanian generatif yakni pertanian yang

memerlukan usaha pembibitan, pengolahan, pemeliharaan, dsb (pada tanaman dan

hewan).

Pertanian huma: pertanian ladang (corak usaha tani primitif dengan menebang

pohon-pohonan untuk dibakar sehingga tanah dapat ditanami). Pertanian kering:

pertanian tanpa irigasi di daerah yang curah hujannya terbatas. Pertanian

komersial: pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan perdagangan. Pertanian

menetap: pertanian yang diusahakan secara menetap dengan menggarap bidang

tanah yang sama dari tahun ke tahun. Pertanian monokultur: usaha pertanian

untuk satu jenis tanaman pada sebidang lahan. (KBBI)

2.3 Pengaruh Luas Lahan, Modal dan Jumlah Produksi

Hubungan antara luas lahan, modal dan jumlah produksi terhadap

pendapatan luas lahan bagi petani sawah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi meningkatnya pendapatan hasil. Penduduk desa yang kegiatan

utamanya bertani mengantungkan hidup padalahannya. Dengan demikian luas

lahan yang dimilikinya menjadi salah satu petunjuk besarnya pendapatan yang

diterima. Jika luas lahan meningkat maka pendapatan petani juga akan meningkat

dan sebaliknya jika luas lahan yang digunakan kecil atau sempit, maka

pendapatan yang diperoleh petani juga akan menurun karena padi yang ditanam

sedikit. Jadi, hubungan antara luas lahan dengan pendapatan petani mempunyai

hubungan positif (isfrizal & rahman, 2018).

Besarnya modal kerja juga berpengaruh terhadap hasil yang didapat oleh

petani sawah. Dalam suatu usaha tani membutuhkan modal kerja dimana modal

memiliki peranan yang sangat besar dalam pengadaan sarana produksi dan upah

tenaga kerja. Faktor modal kerja dapat mempengaruhi peningkatan jumlah barang

atau produk yang dihasilkan sehingga akan meningkatkan pendapatan petani

(isfrizal & rahman, 2018).

Besar atau kecilnya jumlah produksi suatu usaha pertanian akan

mempengaruhi pendapatan petani, yang mana petani yang mempunyai luas lahan

yang luas akan mendapatkan hasil produksi yang banyak sehingga mem peroleh

penghasilan yang banyak pula, sedangkan petani yang memiliki luas lahan yang

sedikit maka produksinya juga sedikit dan akan memperoleh penghasilan yang

sedikit pula (phahlevi, 2013).

Menurut suratiyah (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

diantaranya luas lahan, modal dan jumlah produksi.


1. H1: Adanya pengaruh secara bersama-sama antara luas lahan, modal dan

jumlah produksi terhadap pendapatan hubungan luas lahan terhadap

pendapatan lahan sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-

hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan sumber hasil

produksi keluar.faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting.

Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh lahaka

dibandingkan oleh faktor-faktor lainnya atau dapat dikatakan besar kecilnya

produksi dari usaha tani antara lain dipengaruhi oleh luas-sempitnya lahan

yang digunakan petani. Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha

yang pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha

pertanian. Dipandang dari sudut efisiensi semakin luas lahan yang diusahakan

maka semakin tinggi produksi dan pendapatan perkesatuan luasnya

(suratiyah, 2006). Hubungan antara luas lahan dengan pendapatan bahwa luas

lahan berpengaruh positif terhadap pendapatan atau penghasilan petani.

2. H2: Adanya pengaruh luas lahan terhadap pendapatan. Hubungan modal

terhadap pendapatan modal didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan

dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut.

Sebaliknya modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang

dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses

produksi tersebbiay misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk

membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran

tenaga kerja (soekartawi, 2002). Modal atau biaya yang tersedia berhubungan

langsung dengan peran petani tergantung peran petani sebagai manajer dan
juru tani dalam usaha taninya. Seberapa besar tingkat pendapatan tergantung

pada modal yang tersedia.

3. H3: Adanya pengaruh modal terhadap pendapatan. Hubungan jumlah

produksi terhadap pendapatan menurut sukanto (2000), pengertian produksi

adalah kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan

kegunaan, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang

bermanfaat bagi pemenuhan konsumen. Untuk lebih jelasnya soekartawi

(2002), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

dibedakan atas dua kelompok yaitu: (1) faktor biologi, seperti lahan pertanian

dengan bermacam tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan.

(2) seperti lahan pertanian dengan bermacam tingkat kesuburannya, bibit,

varietas, pupuk, obat-obatan. (2) faktor sosial ekonomi seperti biaya produksi,

harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, pendapatan. Jika permintaan akan

produksi tinggi maka harga di tingkat petani akan tinggi pula, sehingga

dengan biaya yang sama petani akan memperoleh pendapatan yang lebih

tinggi. Sebaliknya, jika petani telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi

harga turun maka pendapatan petani akan turun pula (suratiyah, 2006).

Produksi berpengaruh tehadap pendapatan petani karena semakin tinggi

produksi maka semakin besar pula penerimaan yang diterima oleh petani

(asmara & nurholifah, 2010).

4. H4: Adanya pengaruh jumlah produksi terhadap pendapatan.


BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisis penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

Pendapatan petani padi dapat disimpulkan sebagai

Berikut:

1. Pada umumnya sebagian besar pendapatan responden masih sangat rendah

dan masih jauh dari kesejahteraan. Bagi responden yang tidak memiliki

lahan sendiri, mereka harus menerima upah dengan harga yang sangat

rendah yaitu antara 40.000,00-50.000,00 per hari dimana mereka bekerja

dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, upah yang didapat tidak berbanding

dengan waktu yang telah mereka korbankan.

2. Luas lahan sawah yang diolah oleh petani masih sangat kecil yaitu 250-

300 perorang sehingga mereka masih sangat sulit untuk mengembangkan

pertaniannya dan pendapatan juga sulit untuk ditingkatkan, bagi petani

penggarap mereka juga harus bagi hasil dengan pemilik lahan.

3. Jumlah produksi masih sulit untuk ditingkatkan karena keterbatasan

pengetahuan dan tekhnologi pertanian, responden masih menerapkan

sistem pertanian tradisional yang prosesnya lebih banyak mengandalkan

tenaga manusia sehingga kurang efektif dan efisien untuk meningkatkan

jumlah.
DAFTAR PAUSTAKA

dr. Aprilia Theresia, NTP, M.Si – Krinsha S. Andini, S,Pd, M.Si. Prima G.P.
Nugraha, S.T., M.M – Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.S(2015)
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT. BANDUNG : ALFABETA

https://www.academia.edu/6978344/
_Paradigma_Teori_Konsep_Pembangunan_yang_Tepat_untuk_Indonesia_

https://www.academia.edu/6968453/Teori_dan_Paradigma_Pembangunan

https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/13/180000069/pemerataan-
pembangunan--pengertian-tujuan-dan-contohnya#:~:text=Pemerataan
%20pembangunan%20adalah%20proses%20pemerataan,memastikan
%20pertumbuhan%20ekonomi%20secara%20adil

https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/13354/1/KI%20-%20Abdul
%20Mutalib%20Lubis%20-%20Paradigma%20Pembangunan%20Dan
%20Kapabilitas%20Aparatur%20Menyongsong%20Era%20Otonomi
%20Daerah.pdf

Anda mungkin juga menyukai