Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

INOVASI DAN PRODUK PANGAN


LOKAL

Penyusun:

Muhammad Ariq Ikmal (3332200059)


M. Ilham Ramadhan S (3332200062)
Faris Fadhil Nugraha (3332200064)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Inovasi dan Produk
Pangan Lokal" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ketahanan Pangan.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang perkembangan serta
inovasi dalam melihat ketahanan pangan di Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Irma selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Ketahanan Pangan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa Itu Inovasi dan Produk Pangan Lokal...............................................
2.2 Inovasi Teknologi Pangan Lokal..............................................................
2.2 Upaya Pemanfaatan Keanekaragaman Sumber Daya Pangan..................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................
3.2 Saran ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produk pangan lokal di Indonesia sangat melimpah. Biasanya, produk
pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya masyarakat setempat. Oleh karena
itu, produk-produk ini kerap kali juga menyandang nama daerah, sebagai misal,
dodol garut, jenang kudus, gudek yogya, dan lain-lain.
Beraneka ragam dan jumlah yang sangat besar dari produk pangan lokal
tersebut, tentu sangat potensi dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional.
Terwujudnya kemandirian pangan suatu daerah atau negara, dengan sendirinya
akan mempercepat tercapainya ketahanan pangan nasional.
Namun demikian, hingga saat ini, produk pangan lokal belum mampu
menggeser beras dan tepung terigu yang mendominasi makanan di Indonesia.
Salah satu penyebabnya adalah rendahnya inovasi teknologi terhadap produk
pangan lokal. Oleh karena itu, inovasi dan produk pangan local menjadi target
utama kami dalam menyusun makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut merupakan Rumusan Masalah pembahasan ini:
1. Apa itu inovasi dan produk pangan lokal?
2. Apa tujuan digunakannya teknologi pangan?
3. Bagaiamana mengupayakan pemanfaatan keanekaragaman sumber daya
pangan bagi penduduk Indonesia?

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan agar tidak keluar dari pembahasan dan


tujuan yang seharusnya, maka kami membatasi ruang lingkup masalah menjadi
“Inovasi dan Produk Pangan Lokal”

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa Itu Inovasi dan Produk Pangan Lokal


Pangan lokal adalah makanan yang dikonsumsi masyarakat setempat
sesuai potensi dan kearifan lokal termaktub di UU 18/2012 tentang Pangan. Pasal
41 dan 42, menyatakan bahwa negara mengakui penganekaragan pangan dan
peran pangan lokal.
Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah lama diproduksi,
berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat
lokal tertentu. Umumnya produk pangan lokal diolah dari bahan baku lokal,
teknologi lokal, dan pengetahuan lokal pula. Di samping itu, produk pangan lokal
biasanya dikembangkan sesuai dengan preferensi konsumen lokal pula. Sehingga
produk pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya lokal setempat. (Hariyadi,
2010).
Menurut UU No.19 Tahun 2002, Inovasi ialah kegiatan penelitian,
pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang dilakukan dengan tujuan
melakukan pengembangan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
yang baru, ataupun cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya.
Jadi, secara singkat inovasi dalam produk pangan lokal merupakan suatu
proses untuk menciptakan suatu produk pangan lokal baru atau memperbaiki
produk pangan lokal yang sudah ada untuk meningkatkan nilai jualnya serta dapat
digemari konsumen.

2.2 Inovasi Teknologi Pangan Lokal


Banyaknya keragaman pangan lokal olahan tersebut bila dikembangkan
dengan baik akan memiliki nilai ekonomi dan strategis ketahanan pangan yang
dapat diandalkan. Namun demikian, hingga kini produk pangan lokal Indonesia
belum mampu untuk mematahkan dominasi pangan dari beras atau tepung terigu.

2
Salah satu penyebabnya adalah rendahnya inovasi teknologi terhadap
produk pangan lokal tersebut. Di sisi lain, di jaman era global ini, tuntutan
konsumen terhadap pangan terus berkembang. Dengan kata lain, selera konsumen
menjadi faktor yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap produsen
Disisi lain Inovasi teknologi juga harus menyentuh aspek preferensi
konsumen, yaitu kesesuaian; baik kesesuaian terhadap selera, kebiasaan,
kesukaan; kebudayaan, atau terlebih-lebih terhadap kepercayaan/agama. Karena
pada akhirnya, konsumenlah yang menentukan pilihan terhadap suatu produk
pangan tersebut dikonsumsi atau tidak, meskipun produk tersebut dinyatakan
bermutu, bergizi, dan aman untuk dikonsumsi.
Untuk melakukan inovasi teknologi terhadap produk pangan lokal
kaitannya dengan aspek preferensi tidaklah terlalu sulit. Hal ini disebabkan
produk pangan lokal biasanya telah mempunyai tingkat preferensi yang baik
terutama ditingkat lokal dimana produk tersebut berasal. Sehingga produsen
tinggal mengkreasikan produk pangan lokal sesuai preferensi konsumen saat ini
atau era global.
Salah satu cara yang bisa ditempuh dalam melakukan kreasi terhadap
produk pangan lokal agar sesuai dengan preferensi konsumen saat ini adalah
melakukan inovasi terhadap nama, bentuk, trend penyajian, dan kemasan dari
produk pangan lokal. Sebagai misal memberi nama, bentuk, trend penyajian, dan
kemasan produk pangan lokal dengan nama, bentuk, cara penyajian, dan kemasan
yang lagi trend atau sedang digandrungi oleh konsumen atau masyarakat.
Beberapa inovasi atau kreasi terhadap produk pangan lokal dengan
memanfaatkan nama, bentuk, warna, trend penyajian, dan kemasan yang popular
atau terkenal oleh konsumen atau masyarakat ternyata mampu menarik minat
konsumen untuk mengkonsumsi produk pangan lokal. Sebagai contoh, produk
Cassava Vruitpao, steak kampung Mucuna Crspy, brownis ubi kayu, dan lain-lain.
Cassava Vruitpao merupakan produk pangan lokal berbahan baku ubi kayu
(cassava), jamur, kentang, wortel, dan pisang ambon yang didesain mirip produk
Bakpao dari tepung terigu (Hazelia D, Aomi, dkk, 2010).

3
Jika ditinjau dari beberapa aspek yang ada dalam ketahanan pangan,
khususnya aspek ketersediaan pangan maka sangat dibutuhkan peranan teknologi.
Salah satu teknologi yang berperan penting adalah teknologi pangan. Teknologi
pangan berperan penting dalam meningkatkan keanekaragaman pangan,
meningkatkan nilai gizi pangan, dan meningkatkan keamanan pangan, serta
menekan kehilangan.
Khususnya di bidang keanekaragaman pangan, teknologi pangan
diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan nilai tambah produk pangan
lokal. Sehingga produk pangan lokal yang dihasilkan menarik minat konsumen.

2.3 Upaya Pemanfaatan Keanekaragaman Sumber Daya Pangan


Upaya penganekaragaman atau diversifikasi pangan sebetulnya sudah
dirintis sejak awal dasawarsa 60-an, dimana pemerintah telah menyadari
pentingnya dilakukan diversifikasi tersebut (Rahardjo, 1993). Kebijakan atau
program secara langsung dan tidak langsung yang terkait dengan diversifikasi
konsumsi pangan terus digulirkan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan dan
dilakukan oleh banyak instansi. Sebagai contoh gerakan sadar pangan dan gizi
yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan, program diversifikasi pangan dan
gizi oleh Departemen Pertanian (1993-1998) dan lain-lain.
Pola pangan lokal seperti ditinggalkan, berubah ke pola beras dan pola
mie. Studi Rachman (2001) menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi
pangan pokok yang cenderung mengarah ke pola tunggal beras dari semula pola
beras-umbi-umbian, dan atau beras-jagung-umbi. Permasalahan utama
diversifikasi pangan adalah ketidakseimbangan antara pola konsumsi pangan
dengan penyediaan produksi/ketersediaan pangan di masyarakat. Produksi
berbagai jenis pangan tidak dapat dihasilkan di semua wilayah dan tidak dapat
dihasilkan setiap saat dibutuhkan. Di sisi lain, konsumsi pangan dilakukan oleh
semua penduduk dan setiap saat dibutuhkan.
Ketidakseimbangan sebaran wilayah produksi dan pola konsumsi tersebut
antara lain menyebabkan belum tercapainya konsumsi penduduk sesuai dengan
standar ideal konsumsi pangan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis data

4
SUSENAS tahun 2005, yaitu rata-rata konsumsi energi mencapai 2005 kkal/
kapita, namun dari segi komposisi keragaman jenis pangan, sumbangan energi
masih didominasi oleh kelompok padi-padian terutama beras, sedangkan jenis
pangan lainnya masih di bawah standar ideal.
Terkait fakta tidak seimbangnya pola produksi dan pola konsumsi
berbagai jenis pangan menempatkan pentingnya aspek distribusi pangan antar
wilayah untuk menjamin ketersediaan keanekaragaman pangan di semua wilayah
sesuai kebutuhan penduduk setiap saat dengan jumlah, mutu dan tempat yang
tepat. Masalah yang dihadapi dalam distribusi pangan untuk menjamin upaya
penganekaragaman konsumsi pangan antara lain menyangkut sarana transportasi
(jalan, angkutan), pergudangan, sarana penyimpanan dan teknologi pengolahan
untuk memudahkan distribusi pangan antarwilayah.
Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan penduduk tidak
terlepas dari tingkat pengetahuan tentang pangan dan gizi. Hal ini terkait dengan
masalah bahwa baik kekurangan maupun kelebihan pangan maupun gizi akan
menimbulkan masalah kesehatan.
Keragaman sumber daya alam, keanekaragaman hayati serta berbagai jenis
makanan tradisional yang dimiliki oleh seluruh wilayah masih dapat
dikembangkan untuk memenuhi diversifikasi konsumsi pangan masyarakat.
Tingkat pendidikan dan perkembangan teknologi informasi serta strategi
komunikasi publik dapat memberikan peluang bagi percepatan proses peningkatan
kesadaran masyarakat menuju pangan yang beragam dan bergizi seimbang.
Programprogram pengentasan kemiskinan diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya juga meningkatkan
konsumsi pangannya baik dari segi kuantitas maupun kualitas konsumsi pangan.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Inovasi dalam produk pangan lokal merupakan suatu proses untuk
menciptakan suatu produk pangan lokal baru atau memperbaiki produk
pangan lokal yang sudah ada untuk meningkatkan nilai jualnya serta dapat
digemari konsumen.
2. Tujuan utama dari digunakannya teknologi pangan adalah untuk
meningkatkan nilai tambah produk pangan lokal.
3. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan penduduk tidak
terlepas dari tingkat pengetahuan tentang pangan dan gizi. Dengan
mengupayakan tingkat pendidikan dan perkembangan teknologi informasi
serta strategi komunikasi publik dapat memberikan peluang bagi
percepatan proses peningkatan kesadaran masyarakat menuju pangan yang
beragam dan bergizi seimbang

3.2 Saran
Kami sebagai penyusun, sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mohon kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun sebagai pelajaran untuk lebih baik
lagi kedepannya

6
DAFTAR PUSTAKA

[1] Firdaus. “Pangan Lokal, Akar Ketahanan Pangan Nasional”. Asspuk. 20


Oktober 2020.
Tersedia dari: http://asppuk.or.id/2020/10/20/pangan-lokal-akar-
ketahanan-pangan-nasional/ [URL diakses pada 12 September 2021]
[2] Fa'izah, Addina Zulfa. “Pengertian Inovasi Menurut Para Ahli, Ketahui
Ciri-Ciri Beserta Manfaatnya”. 24 Maret 2021.
Tersedia dari: https://www.merdeka.com/trending/pengertian-inovasi-
menurut-para-ahli-ketahui-ciri-ciri-beserta-manfaatnya-kln.html?page=2
[URL diakses pada 12 September 2021]
[3] Rachman, Hadawi P.S dan Ariani, Mewa. 2008. Peanekaragaman
Konsumsi Pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi Untuk
Kebijakan dan Program.
[4] Yuliatmoko, Welli. 2020. Inovasi Teknologi Produk Lokal untuk
Percepatan Ketahanan Pangan.

Anda mungkin juga menyukai