Anda di halaman 1dari 24

KARYA ILMIAH

INDUSTRI PEMBUATAN TAHU DI NGUTER

Oleh Kelompok 3:
1. Hellena Deva Amara (20)
2. Nabila Mutiara E.G (25)
3. Nasywa Callista R (28)
4. Siti Fatimah D.N (33)

SMA NEGERI 3 SUKOHARJO


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat yang
telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Bahasa Indonesia yang
berjudul “Industri Pembuatan Tahu di Nguter”.
Dengan segala keterbatasan, kami mencoba mempersembahkan Karya Ilmiah ini dengan
memuat apa adanya. Kami telah berupaya keras untuk menyelesaikan Karya Ilmiah ini, demi
mengembangkan pengetahuan dan pengalaman kita, untuk itu kepada guru pembimbing bidang
study ini yaitu Ibu Asni Sri Hidayati kiranya dapat memaklumi dan dapat memberikan saran
sebagaimana mestinya.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan Karya Ilmiah ini, Penulis
menyadari bahwa makalah ini belum mencapai titik kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
penulis terima dengan kerendahan hati guna perbaikan selanjutnya.

Sukoharjo, Maret 2023

penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Manfaat......................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah......................................................................1
1.4 Tujuan .......................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................
2.1 Industri.......................................................................................
2.2 Produksi......................................................................................
2.3 Tenaga kerja...............................................................................
2.4 Modal.........................................................................................
2.5 Bahan baku.................................................................................
2.6 Asal-usul tahu.............................................................................
2.7 Teori tentang tahu......................................................................
BAB III METODE PENELITIAN...............................................
3.1 Jenis dan Sumber Data...............................................................
3.2 Waktu dan tempat......................................................................
3.2.1 Waktu..........................................................................
3.2.2 Tempat.........................................................................
3.3 Alat dan bahan............................................................................
3.3.1 Alat..............................................................................
3.3.2 Bahan...........................................................................
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................................
3.5 Metode Analisis Data.................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................
4.1 Hasil Penelitian..........................................................................
4.1.1 Proses Pembuatan Tahu..............................................
4.2 Pembahasan Masalah.................................................................
4.2.1 Bahan Baku.................................................................
4.2.2 Modal..........................................................................
4.2.3 Peralatan......................................................................
4.2.4 Peralatan
4.2.5 Tenaga Kerja
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang kedelai banyak mengandung gizi yang sangat dibutuhkan bagi
kesehatan jasmani. Selain dapat dikonsumsi kedelai juga dapat diolah menjadi
berbagai macam makanan misalnya tahu.
Tahu merupakan salah satu bahan pangan olahan kedelai yang sangat populer di
Indonesia, masyarakat luas menjadikan tahu sebagai sumber protein nabati, selain
itu harga jualnya juga murah, tahu merupakan produk permentasi yang tidak
bertahan lama. Setelah 2 atau 3 hari akan mengalami pembusukan sehingga tidak
dapat dikonsumsi oleh manusia.
Ada beberapa daerah tertentu yang memiliki usaha pembuatan tahu. Salah
satunya di Desa Munggur kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Usaha ini
dimiliki dan dikembangkan oleh Bapak Yadi. Tujuan mereka mendirikan usaha ini
adalah untuk mencari nafkah guna meningkatkan perekonomian keluarga.
Masalah yang sering dihadapi selama ini pada industri tahu yaitu ketersediaan
Bahan baku yang mempunyai peranan penting dalam proses pembuatan tahu masih
susah atau sulit untuk dipenuhi oleh industri dalam negeri sehingga masih
tergantung dengan kedelai impor, walaupun indonesia terkenal dengan hasil
pertaniannya tetapi itu belum cukup memenuhi kapasitas industri yang berbahan
baku kedelai yang ada. (Hoover dan Giarratani, 2007).Kata tofu atau tahu muncul
pertama kali dalam sejarah China sekitar 800 tahun kemudian. Dikatakan bahwa
Budhi Dharma, yang hidup di China dari tahun 500 sampai 528 telah mendirikan
sekolah Chinesse Ch'an (Zen), dan dalam ajarannya telah melibatkan dengan tahu
dalam Dharma Combat. Untuk memperdalam penyertaan mengenai cara-cara atau
jalan Budha. Budi dharma kemudian mengagungkan dan merefleksikan tahu
sebagai sumber dari sesuatu yang sederhana, sifat jujur, jalan alam pintas, dan
mencerminkan 2 warna sebagai jubah yang putih dan agung. Tahu sendiri dikenal di
Indonesia ketika perdagangan Cina mulai masuk ke Indonesia dan sampai sekarang
tahu sudah menjadi makanan pokok terutama dikalangan masyarakat jawa dan
meramba ke daerah lainnya termasuk Kabupaten Sukoharjo. Kacang kedelai sebagai
bahan utama dalam pembuatan tahu mempunyai nilai gizi yang tinggi. Komoditi
tersebut merupakan salah satu sumber protein utama bagi golongan berpendapatan
rendah dan juga sebagai makanan sehari-hari mereka sebagai pengganti ikan atau
daging sebagai lauk pauk. Selain itu produksi tahu juga memberikan lapangan
pekerja baru yakni penjual gorengan yang ada di Kabupaten Sukoharjo.

1.2 Manfaat
Manfaat yang kami dapatkan dari hasil penelitian yaitu:
 Sebagai bahan informasi baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat tentang
tahu.
 Memperoleh pengetahuan tentang proses pembuatan tahu.
 Memperkaya perkembangan pertanian khususnya dalam tahu (kedelai).
 
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan tahu di Nguter?
2. Bagaimana cara memilih bahan baku yang baik dan benar di Nguter?
3. Berapakah omset penjualan tahu di Nguter setiap harinya?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi tahu di Nguter?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu yang
berada di daerah Nguter.
2. Untuk Menambah pengetahuan tentang cara memilah bahan baku yang baik dan
benar di daerah Nguter.
3. Mengetahui hasil omset yang didapat oleh pengusaha tahu di Nguter setiap harinya.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tahu di Nguter.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Industri
Industri adalah semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah
atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang
lebih tinggi kegunaannya. Dalam proses produksi, faktor-faktor produksi harus
digabungkan, artinya antara faktor produksi yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
berdiri sendiri tetapi dikombinasikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya
suatu industri meliputi modal, tenaga kerja, bahan mentah/bahan baku, transportasi, sumber
energi atau bahan bakar, tenaga kerja dan pemasaran (Godan, 2006). Industri pengolahan
adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi
dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang tinggi nilainya, baik secara
mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Termasuk juga kegiatan jasa
industri yang menerima upah maklon yaitu balas jasa (Badan Pusat Statistik, 2006).
Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian industri adalah sebagai
berikut ; “industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengelolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
penggunaannya, tidak termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri
(Departemen Perindustrian, UU No. 5 tahun 1984, Tentang Perindustrian)”. 5 Badan Pusat
Statistik (2000) menyatakan bahwa industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang
melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, dan terletak pada
suatu bangunan atau suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri
mengenai produksi dan struktur biayanya. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa industri
merupakan kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama.
Dalam menjalangkan industri dibutuhkan suatu kegiatan produksi yaitu kegiatan
yang bertujuan menciptakan barang yang akan ditawarkan atau didistribusikan kepada
masyarakat luas. Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat
atau benda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi diperlukan adanya
faktor-faktor produksi untuk menciptakan atau menghasilkan benda atau jasa, ( Purwo,
2000). Menurut simposium Hukum Perindustrian, yang dimaksud dengan industri adalah
rangkaian kegiatan usaha ekonomi yang meliputi pengolahan dan pengerjaan atau
pembuatan, perubahan dan perbaikan bahan baku menjadi barang sehingga pada akhirnya
akan lebih berguna dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat, (Simanjuntak, 1998). Melihat
perkembangan industri saat ini, industri tahu yang ada di Desa Munggur Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo dapat dikatakan atau di golongkan dalam industri kecil menengah
(UKM) dengan melihat pengelompokan jenis industri dan jumlah tenaga kerja yang ada. 4
Glendoh, (2001) dengan memperhatikan peranannya yang sangat potensial bagi
pembangunan di sektor ekonomi, maka usaha kecil perlu terus menerus dibina dan
diperdayakan secara berkelanjutan agar lebih dapat berkembang dan maju, guna menunjang
pembangunan di sektor ekonomi yaitu; usaha kecil merupakan penyebaran tenaga kerja,
Usaha kecil merupakan penghasil barang dan jasa pada tingkat harga yang terjangkau bagi
kebutuhan rakyat banyak berpenghasilan rendah dan, Usaha kecil merupakan penghasil
devisa negara yang potensial, karena dalam keberhasilannya memproduksi hasil nonmigas.
2.2 Produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin,
bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Orang atau badan
yang mengolah, menciptakan, dan menghasilkan barang atau jasa disebut sebagai produsen.
Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara
mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill.
Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk
(form utility), memindahkan tempat (place utility), dan menyimpan (store utility). Analisis
produksi dilakukan dengan membedakan analisis jangka pendek (short run) dan analisis
produksi jangka panjang (long run). Produksi juga dapat diartikan usaha untuk
mengkombinasikan faktor-faktor produksi(modal, tenaga kerja , tanah) untuk menghasilkan
produk (barang atau jasa). (Soeharno,2006). Menurut (Sinungan, 1997) produktivitas
adalah sikap mental patriotic yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar
pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
lebih baik dari hari ini. Produktivitas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama periode tersebut,
atau suatu tingkat efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa. Menurut dewan
produktivitas nasional dalam Umar (1998), bahwa produktivitas mempunyai pengertian
sebagai sikap mental selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik
dari hasil kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sedangkan secara umum
produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output)
dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Sedangkan menurut (Ravianto,
1995), produktivitas dapat juga merupakan sikap mental memuliakan kerja dan didasari
motivasi yang kuat untuk secara terus-menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang
lebih baik. Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama
adalah efektivitas yang mengarah pada pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,
kuantitas dan waktu.
Yang kedua yaitu berkaitan dengan efisiensi yang berkaitan dengan upaya
membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan. 8 Di dalam suatu produksi tidak lepas dari adanya proses produksi. Pada
produksi industri makanan dan minuman ini membutuhkan berbagai jenis faktor produksi,
diantaranya terdiri dari bahan baku utama, jumlah tenaga kerja, dan teknologi. Dengan
menggunakan faktor produksi pada setiap proses produksi, perlu kiranya dikombinasikan
dalam jumlah dan kualitas tertentu. Defenisi dari faktor produksi tersebut adalah jenis-jenis
sumber daya yang di gunakan dan diperlukan dalam suatu proses produksi guna
menghasilkan barang dan jasa. Besar kecilnya barang dan jasa dari hasil produksi tersebut
merupakan fungsi produksi dari faktor produksi. Faktor produksi dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam; Faktor Produksi tetap (Fixed Input) ,yaitu faktor produksi yang
kuantitasnya tidak tergantung pada jumlah yang dihasilkan. Input tetap akan selalu saja
walaupun output turun sampai dengan nol. Contoh: faktor produksi tetap dalam industri ini
adalah alat atau mesin yang digunakan dalam proses produksi industri tahu sedangkan
Faktor produksi variabel (Variable input), yaitu faktor produksi dimana jumlah dapat
berubah dalam waktu yang relatif singkat, sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.
Contoh: faktor produksi variabel dalam industri tahu adalah bahan baku dan tenaga kerja.
(Sudirman, 1984). Sumiarti (1987); produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan
atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan
faktor-faktor produksi. Adanya berbagai macam kebutuhan manusia memunculkan
berbagai alat pemenuh kebutuhan yang berupa barang dan jasa. Namun, barang dan jasa
tersebut tidak selalu tersedia, tidak diperoleh dengan muda, dan tidak secara 9 Cuma-Cuma.
Namun untuk mendapatkan semua itu harus dengan pengorbanan atau melakukan berbagai
kegiatan dan usaha, sehingga manusia dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan.
Menurut (Partadireja,1985) Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan
untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran. Sedangkan menurut (Minto Purwo, 2000)
kegiatan produksi terdiri dari beberapa macam, yaitu produksi langsung dan produksi tidak
langsung, produksi teknis, produksi ekonomis, dan produksi non ekonomis. Produksi
langsung atau produksi barang adalah usaha atau kegiatan menciptakan, membuat atau
menghasilkan barang yang secara langsung dapat berguna untuk pemenuhan kebutuhan
manusia. Manfaat barang yang diproduksi dapat secara langsung dirasakan untuk
pemenuhan kebutuhan manusia dalam mencapai kemakmuran. Produksi tidak langsung
atau produksi alam merupakan usaha atau kegiatan memberikan pelayanan, pengabdian
bentuk jasa kepada masyarakat, hasilnya tidak secara langsung dinikmati, tetapi
memerlukan proses dan waktu yang lama. Produksi teknis merupakan kegiatan produksi
yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah nilai kegunaan suatu benda atau
barang. Menurut Marvin E Mundel, yang dipublisir oleh The Asian Productivity
“Organization(APO) (2010) produktivitas didefinisikan sebagai berikut: Produktivitas
adalah rasio keluaran yang menghasilkan untuk penggunaan di luar organisasi, yang
memperbolehkan untuk berbagai macam produk dibagi oleh sumber-sumber yang
digunakan, semuanya dibagi oleh suatu rasio yang sama dari 10 periode dasar”.Kegiatan
produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat ataubenda yang digunakan
untuk memproduksi suatu barang. Jadi diperlukan adanya faktor-faktor produksi untuk
menciptakan, menghasilkan benda atau jasa.

2.3 Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang
ditujukan untuk kegiatan produksi. Dalam kegiatan produksi tidak lepas dari faktor tenaga
kerja karena tenaga kerja sangat dominan untuk melancarkan kegiatan produksi hingga
memperoleh hasil produksi dari suatu kegiatan produksi. Faktor tenaga kerja memegang
peranan penting dalam berbagai macam kegiatan produksi. Dengan adanya tenaga kerja
kegiatan produksi akan cepat terselesaikan dengan baik, artinya faktor tenaga kerja sangat
di butuhkan dalam proses kegiatan produksi. Kegiatan produksi akan berhenti jika tenaga
kerja yang diperlukan mengalami gangguan, sehingga berdampak pada penjualan yang
akan diterima perusahaan atau industri tersebut. (Kardiman, 2003). Suprihanto (1988)
tenaga kerja adalah sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara potensial dapat
menghasilkan barang dan jasa. Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
tenaga kerja adalah sebagian penduduk yang dapat menghasilkan barang dan jasa, bila ada
permintaan terhadap barang dan jasa. Kemudian, tenaga kerja adalah penduduk yang
berumur 15 tahun atau lebih, yang sudah atau sedang mencari pekerjaan dan sedang
melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.Pengertian tenaga
11 kerja dan bukan tenaga kerja hanya dibedakan oleh batasan umur. Di indonesia dipilih
batas umur 15 tahun tanpa batasan umur maksimun. Dengan demikian di indonesia
penduduk dibawah umur 15 tahun dapat digolongkan bukan tenaga kerja. Pemilihan 15
tahun sebagai batas umur minimun adalah berdasarkan kenyataan di lapangan bahwa pada
umur tersebut sudah banyak penduduk usia muda terutama yang tinggal di pedesaan yang
sudah bekerja atau sedang mencari pekerjaan serta adanya wajib belajar untuk sekolah
dasar. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga
kerja per orang per satuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya (per jam atau per
hari).
Bagi ekonom upah pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang
dibayarkan adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja di
tempat yang lain. Asumsi ini terpenuhi di pasar tenaga kerja persaingan sempurna.
(Prathama Rahardja dan Mandala Manurung 2008). Industri tahu umumnya merupakan
industri skala rumahan dengan jumlah tenaga kerja sedikit kurang lebih 2-6 orang dan
investasi yang diperlukan tidak terlalu besar. Teknologi proses pada industri tahu sederhana
dan mudah dipelajari sehingga industri tahu dapat dijalankan oleh siapa saja. Industri tahu
juga tidak memerlukan tempat produksi yang luas dan dapat dijalankan di area
perkampungan maupun perkotaan asalkan limbahnya dapat tertangani dengan baik dan
tidak mengganggu lingkungan. Industri tahu menghasilkan limbah ampas tahu dan limbah
cair tidak berbahaya, namun jika pengelolaannya tidak baik dibuang begitu saja ke
lingkungan dapat mengganggu kenyamanan lingkungan. 12 Pemanfaatan tenaga kerja
dalam proses produksi haruslah dilakukan secara manusiawi, artinya perusahaan pada saat
memanfaatkan tenaga kerja dalam proses produksinya harus menyadari bahwa kemampuan
mereka ada batasnya, baik tenaga maupun keahliannya.
Selain itu juga perusahaan harus mengikuti peraturan yang dikeluarkan pemerintah
dalam menetapkan besaran gaji tenaga kerja. Posisi faktor tenaga kerja sangat dominan jika
dibandingkan dengan faktor produksi lainnya dalam suatu proses produksi. (Kardiman,
2003). Output merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu perusahaan.
Semakin banyak output yang dihasilkan berarti semakin besar pula perusahaan tersebut.
Input dapat berpengaruh terhadap produksi suatu barang atau jasa. Selain itu besarnya
jumlah output yang dihasilkan akan berdampak pada input bahan baku yang dibutuhkan.
Semakin besar output produksi yang dihasilkan maka input bahan baku yang dibutuhkan
juga semakin banyak. Besarnya jumlah kapasitas produksi juga tidak lepas dari bahan bakar
yang digunakan dalam proses produksi. Hal ini menunjukkan semakin besar kapasitas
produksinya maka semakin besar pula bahan bakar yang dibutuhkan untuk melakukan
produksi. Dalam proses produksi juga tidak lepas dari jumlah tenaga kerja yang digunakan.
(Soekartawi, 2002). Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di
antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut
dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan
tanah jumlahnya tidak mengalami perubahan. Juga teknologi 13 dianggap tidak mengalami
perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
(Sadono Sukirno 2006). Faktor produksi tenaga kerja berpengaruh positif terhadap suatu
industri karena faktor tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam proses kegiatan produksi.
Kegiatan produksi akan berhenti jika tenaga kerja yang diperlukan mengalami gangguan,
sehingga berdampak pada penjualan yang akan diterima perusahaan. Dengan demikian
faktor tenagan kerja akan berpengaruh terhadap proses pembuatan tahu di Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa.
2.4 Modal
Modal adalah segala sesuatu yang di berikan dan dialokasikan ke dalam suatu usaha
atau badan yang di gunanya pondasi untuk menjalankan apa yang diinginkan. Modal kerja
sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi
uang muka pada pembelian bahan baku atau barang dagangan, membayar upah buruh dan
gaji pegawai, dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja
untuk kegiatan operasional perusahaan. Banyaknya biaya yang telah dikeluarkan untuk
membelanjai operasi perusahaan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam
perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang dagangan atau hasil
produksinya. Dalam kegiatan proses produksi, maka modal dibedakan menjadi dua macam,
yaitu modal tetap dan tidak tetap (biasanya disebut modal variabel). Perbedaan tersebut
disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh modal tersebut, 14 faktor produksi seperti tanah,
bangunan dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan
demikian modal tetap dapat didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut.
Setiap industri memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mengolah
produksinya. Teknologi yang digunakan pun berlainan, teknologi berpengaruh positif
terhadap produksi industri tahu dan karena teknologi sangat menentukan hasil produksi
industri tersebut. Meskipun teknologi yang digunakan masih di impor dari luar negeri.
Tanpa adanya perkembangan teknologi produktivitas barang-barang produksi tidak akan
mengalami perubahan dan tetap pada tingkat yang sangat rendah. (Soerkartawi, 2002).

2.5 Bahan Baku


Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana bahan
tersebut secara menyeluruh tampak produk jadinya atau merupakan bagian terbesar dari
bentuk barang. Bahan baku pembuatan tahu yaitu kedelai. Biasanya bahan baku ini sering
dianggap sepele sehingga produk tahu yang dihasilkan kurang memuaskan. Kedelai adalah
kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning, putih, dan hijau. Apabila dipotong melintang
memperlihatkan warna kuning pada irisan keping bijinya. Kedelai inilah yang digunakan
sebagai bahan baku tahu. Bahan baku sangat mendukung dalam segala aspek. Dalam
industri baik itu industri kimia, industri tekstil, industri makanan dan minuman dan
sebagainya, bahan baku merupakan faktor penting dalam proses produksinya. Bahan baku
15 penting dalam artian mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi.
Di dalam masyarakat yang kurang maju sekalipun bahan baku sangat besar
peranannya dalam kegiatan ekonomi, pada dasarnya bahan baku merupakan hal yang
mendasar dalam meningkatkan hasil produktivitas disektor industri, pemilihan bahan baku
yang bermutu tinggi dan pengolahan maksimal akan menghasilkan produksi yang dapat
memuaskan masyarakat atau konsumen.Untuk memproduksi tahu di gunakan bahan baku
pokok yaitu kedelai. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa faktor input bahan
baku sangat dibutuhkan dalam proses kegiatan produksi. Kegiatan produksi akan berhenti
jika bahan baku tidak tersedia ataupun harga bahan baku mengalami kenaikan, sehingga
berdampak pada penjualan yang akan diterima oleh industri tersebut. Dengan demikian
faktor input bahan baku akan berpengaruh positif terhadap produksi pembuatan tahu di UD.
Sido Dadi di Desa Laccu’- Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Tahu merupakan
produk makanan yang mudah rusak karena memiliki kadar air dan protein tinggi
merupakan media tumbuh yang potensial bagi mikroorganisme pembusuk. Produk tahu
memiliki umur simpan yang singkat 2-3 hari, hal ini menjadi faktor kendala untuk
mencapai pasar yang lebih luas. Umumnya para pengrajin tahu berproduksi dalam skala
home industri dengan kapasitas produksi sesuai kemampuan memasarkan hasil
produksinya.

2.6 Asal-usul Tahu


Tahu dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya. Berbeda
dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari China seperti halnya kecap, tauco,
bakpau, dan bakso. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauhu (hanyu pinyin:
donfu) yang secara harfiah berarti “kedelai yang difermentasi”. Di Jepang dikenal dengan
nama tofu. Dibawa para perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia
Tenggara, lalu juga menyebar ke seluruh dunia.
Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun
yang lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan, cucu Kaisar
Han Gaozu Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han. Liu An adalah ilmuwan, filosof,
penguasa, dan ahli politik. Ia tertarik pada ilmu kimia dan Meditasi Tadiom. Para ahli
sejarah berpendapat bahwa kemungkinan besar Liu An melakukan pengenalan makanan
non daging melalui tahu. Dan kemungkinan besar Liu An mendapatkan tahu dengan nigari
atau air laut dan menjadi kental seperti tahu saat ini.

2.7 Teori-teori Tentang Tahu


Ada beberapa teori bagaimana tahu pada awalnya terbentuk :

Teori pertama, kemungkinan besar proses pengumpulan tahu terjadi secara


kebetulan. Bila membuat sup dari puree kedelai biasanya harus diberi bumbu. Bila sup
tersebut diberi garam kemungkinan besar mengandung nigari (garam alami). Dengan
adanya garam bitern (nigari) maka pengumpalan tahu segera terjadi. Garam yang sengaja
ditambahkan ternyata dapat menggumpalkan tahu. Para tukang masak kemudian
mengambil ampas tahu, agar mendapat tahu yang lebih lembut dengan tekstur yang indah.
Tahap berikutnya adalah dengan pengepresan, membantu makan lebih tahan segar dengan
waktu yang cukup lama.
Teori kedua, mengusulkan bahwa karena tidak mernenakkan sapi atau kambing
untuk produksi susu, kemungkinan besar masyarakat China tidak familiar dengan cara
menggumpalkan susu atau proses penggumpalan secara umum. Karena alasan tersebut,
kemungkinan besar masyarakat China tidak familiar dengan cara menggumpalkan susu atau
proses penggumpalan secara umum. Karena alasan tersebut, kemungkinan besar mereka
belajar dari orang India di daerah China Selatan atau dari Monggolia bagian utara China.
Kedua negara tersebut biasa membuat gumpalan susu dan keju. Teori teknologi import dari
negara tetangga di anggap masuk akal karena China sangat menggemari delicary yang
beraroma ringan seperti “shark pin”, sarang burung walet, dan teripang yang juga di import
di negara lain. Kata tofu atau tahu muncul pertama kali dalam sejarah China sekitar 800
tahun kemudian. Dikatakan bahwa Budi Darma, yang hidup di China dari tahun 500 sampai
528 telah mendirikan sekolah Chinesse Ch’an (Zen), dan dalam ajarannya telah melibatkan
dengan tahu dalam Dharma Combat. Untuk memperdalam penyertaan mengenai cara-cara
atau jalan Budha. Budi Darma kemudian mengagungkan dan merefleksikan tahu sebagai
sumber dari sesuatu yang sederhana, sifat jujur, jalan alam pintas, dan mencerminkan
warna sebagai jubah yang putih dan agung. Prasasti tertua yang menyebut tofu adalah
Saiinoku, yang ditulis sewaktu Dynasti Sung (960-1127), lebih dari 1000 tahun setelah
penemu tahu sendiri.
Banyak buku kuno atau prasasti pada zaman itu menunjukkan karya yang ditulis
sekitar 60 sampai 100 BC, yang berisi cerita Lord Liu An dan Tofu jaman itu. Di buku-
buku yang diterbitkan di jaman Dynasti Sung, terdapat deskripsi atau uraian yang
menunjang bahwa tahu sering disajikan bagi santapan raja-raja di zaman itu. Tofu atau tahu
menyebar ke Jepang pada abad ke delapan dan barangkali dibawa dari daratan China oleh
beberapa pendeta Budha (Bhiksu) yang berkelana mondar-mandir antara Jepang dan China.
Masuknya tahu ke Jepang melalui jalur keluarga istana, para politisi dan ekonomi
yang saat itu banyak berhubungan antara China dan Jepang. Para biksu Budha sendiri
makanan sehari-harinya adalah tofu. Di daerah sekitar Candi Budha yang besar terdapat
kedai-kedai tahu dan diorganisasi atau dikelola oleh para biksu Budha. Di Jepang
khususnya di zaman Kamakura (1185-1333) terjadilah gerakan besar-besaran untuk
mempopulerkan tahu di antara penganut agama Budha bagi masyarakat Jepang. Dari
Kamakura berkembang merambat ke Kyoto dan dari Kyoto menyebar ke seluruh negeri
Jepang. Karena masyarakat Jepang mengikuti kehidupan para pemeluk agama Budha, yaitu
menghindarkan diri dari konsumsi daging “dari ternak yang berkaki empat”, maka
kehadiran tahu tentu saja disambut dengan gembira sebagai sumber makanan karya protein
dan gizi yang murah dan lezat rasanya.
Dari Jepang tahu berkembang dan maju sehingga timbulah inovasi baru di bidang
produksi tahu termasuk di dalamnya: tahu beku kering (dried frozen tofu), age, grilled tofu
dan nigari kinughosi.bersamaan dengan menyebarnya tahu di Jepang, sifat dasar tahu
setahap demi setahap mengalami perubahan. Di tangan para ahli seni masak dan
keterampilan, tahu yang diproduksi semakin lebih lunak, lebih putih dan dengan citarasa
yang lebih nyaman.
Namun demikian tahu yang diproduksi di kawasan pedesaan ternyata masih tetap
mempertahankan tingkat kepadatan yang lama serta cita rasa seperti tahu dari daratan
Tiongkok. Ketika seorang Zen Master China, yang bernama Ingen, tiba di Jepang di tahun
166, ia sangat terperanjat saat menemukan tofu yang tidak lagi seperti tahu yang terdapat di
China saat ia meninggalkan China.
Dalam memuja jenis makanan baru ia menyusun dan mengukir kalimat sederhana
yang merupakan perubahan yang masih sangat terkenal hingga saat ini.
1. Mame de
2. Shikaku de
3. Yawazaka de
Setiap baris dalam perubahan tersebut memiliki arti ganda sehingga dapat dibaca
sebagai berikut:
1. Dibuat dari kedelai atau berbuatlah sesuatu yang lurus.
2. Empat segi, dipotong rapi atau jadilah orang baik dan jujur.
3. Lembut atau memiliki hati yang baik.
BAB III
METODE PENELITIAN

.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
cara deskriptif yaitu dengan
menjelaskan secara jelas mulai
dengan
carapenyortiran,perendaman,pe
nggilingan,pendidihan,penyarin
gan,perebusan,
dan percetakan
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menggunakan teknik analisis
mendalam yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi
kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari
masalah lainnya. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data yang dipakai
pada penelitian ini berupa data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh
wawancara langsung kepada produsen dengan cara pengumpulan data
menggunakan kuesioner.
b. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan sebuah deskripsi
dari fenomena yang diteliti. Penelitian deskriptif yang menggambarkan langsung
sebuah fenomena suatu objek, mengharuskan sang peneliti untuk datang langsung,
dan melakukan observasi serta analisis nya sendiri.  Artinya, peneliti harus
berinteraksi langsung dengan objek atau fenomena yang sedang diteliti untuk dapat
melakukan laporan secara deskriptif mengenai kejadian tersebut.
3.2   Waktu dan Tempat
      3.2.1  Waktu
                    Adapun waktu penelitian yaitu pada :
                             Hari            : Sabtu, 11 Maret 2023
                             Pukul          : 08.30-10.00 WIB

      3.2.2  Tempat
               Adapun tempatnya yaitu di Daerah Munggur, Kecamatan. Nguter. Kabupatem
Sukoharjo.

5.1 Alat dan Bahan

      3.3.1  Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan tahu adalah sebagai berikut:
a. Ember  
b. Mesin Penggiling Kedelai
c. Drum
d. Kain
e. Baskom besar
f. Tempat Pencetakan Tahu  
g. Pisau
h. Penggaris
i. Tempat pemisahan ampas
j. Sorok
k. Gayung
l. Tungku
m. Kayu bakar
n. Korek api                                              
                               
3.3.2  Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan tahu yaitu:
a. Kedelai pilihan
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu.
b. Cuka
Fungsi dari cuka yaitu agar tahu dapat bertahan lama.
c. Air
Air dibutuhkan untuk mencuci, merendam dan merebus kedelai.

3.4 Teknik pengumpulan data


Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung
keadaan objek yang diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai objek
yang diteliti.
2. Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data secara langsung terhadap responden melalui tanya
jawab untuk memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan mengambil gambar di lokasi penelitian.

3.5 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dimana
menjelaskan tentang modal yang digunakan, bahan baku yang digunakan serta tenaga kerja yang
digunakan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Bapak Yadi adalah pemilik perusahaan tahu yang bertempat di Daerah Munggur
Kec. Nguter yang didirikan sejak tahun 1999 hingga sekarang. Tujuan utama
mereka membuka usaha ini adalah untuk mencari nafkah guna untuk meningkatkan
perekonomian keluarga. Pendapatan yang di perolehnya setiap hari sebesar Rp.
360.000 dalam 8 cetakan sedangkan dalam 1 cetakan harganya Rp. 45.000.
Pemasaran tahu ini hanya di Pasar Ir. Soekarno Sukoharjo. Dalam membuat tahu
ini, mereka menggunakan karyawan sejumlah 4 orang.

4.1.1 Proses Pembuatan Tahu


Untuk membuat tahu kedelai harus melewati beberapa tahap yaitu penyortiran,
pencucian, perendaman, penggilingan, pendidihan, penyaringan, penggumpalan,
pencetakan, dan perebusan.

a. Penyortiran dan pencucian


Setiap harinya home industry Purwogondo ini menggunakan + 15 kuintal biji
kedelai yang sudah tua. Sebelum digiling biji-biji kedelai itu harus dipilih
terlebih dahulu. Caranya adalah dengan meletakkan biji-biji kedelai itu pada
tampah kemudian ditampi. Biasanya hal ini dikerjakan olleh 4 orang. Tujuan
dari pemilihan ini untuk mendapatkan kedelai yang bersih, bebas dari kotoran
sehingga menghasilkan produk tahu yang berkualitas.
Biji-biji kedelai yang sudah bersih itu kemudian dimasukkan ke dalam ember
berisi air dimana airnya mengalir, sehingga kotoran yang melekat maupun
tercampur diantara biji dapat hilang.

b. Perendaman
Setelah kedelai itu dicuci kemudian kedelai direndam dalam bak besar
selama 6-12 jam. Tetapi biasnaya home industry ini merendam kedelai
selama 7 jam. Perendaman kedelai dimaksudkan agar kedelai menyerap air
sehingga lebih lunak dan kulitnya mudah dikupas. Cara mengupas kulit
kedelai ini adalah dengan meremas-remas kedelai dalam air kemudian
dikuliti sehingga biji-biji kedelai kelihatan bersih.

c. Penggilingan
Keping-keping kedelai ditambah air panas dan dimasukkan ke dalam alat
penggiling. Untuk 1 bagian kedelai ditambah dengan dan bagian air panas
dengan tujuan untuk menonaktifkan enzim lipoksigenasi dalam kedelai yang
menyebabkan bau langu.
Cara penggilingan: keping-keping kedelai direndam air panas selama
beberapa menit kemudian dimasukkan ke dalam penggilingan yang
digerakkan generator. Keping-keping kedelai tergiling menjadi halus dan dan
menjadi bubur putih yang kemudian ditampung dalam panci besar.

d. Pendidihan
Setelah digiling, bubur kedelai tadi didihkan. Pendidihan ini bertujuan untuk
menonaktifkan enzim antinutrisi kedelai dan meningkatkan nilai cerna.
Cara pendidihan: bubur kedelai dimasukkan ke dalam wajan besar lalu
dipanaskan diatas tungku. Karena bubur kedelai ini masih kental maka perlu
ditambahkan air. Selama pendidihan ini akan mengeluarkan busa. Maka agar
busa tidak tumpah perlu diaduk. Lama pendidihan ini perlu sekitar 15-39
menit.

e. Penyaringan
Setelah didihkan, bubur kedelai ini selanjutnya disaring untuk mendapatkan
sari kedelai. Caranya bubur kedelai diletakkan diatas kain mori kasar yang
ada di dalam panci. Setelah itu, kain mori ditutupkan pada bubur lalu
diletakkan diantara penjepit papan kayu yang berada pada permukaan panci.
Papan kayu ditekan sekuat-kuatnya agar semua air yang terdapat dalam bubur
terperas semua. Bila perlu, ampas saringan diperas lagi dengan
menambahkan sedikit air, penyaringan ini dapat dilakukan berulang kali
hingga diperoleh sari kedelai yang optimal. Selain sari kedelai, kita juga
mendapatkan hasil lain yaitu ampas tahu yang dapat dijadikan pakan ternak
dan tempe gembus.
Selanjutnya, sari kedelai yang masih hangat dan berwarna kekuning-
kuningan itu ditambah dengan batu tahu atau air cuka sehingga tumbul
jonjot-jonjot putih. Penggumpalan ini berlangsung selama 10 menit agar
mendapatkan protein yang sempurna.

f. Pencetakan
Proses selanjutnya adalah pencetakan. Pertama-tama dimulai dengan
pemisahan air asam tahu atau cuka yang terdapat diatas endapan dengan cara
meletakkan tampah diatas endapan kemudian menekannya. Maka air akan
berada diatas tampah kemudian diselang atau diambil dengan gayung.
Setelah itu baru gumpalan protein dimasukkan ke dalam cetakan yang bagian
alasnya dihamparkan kain mori. Jika cetakan telah berisi penuh dengan
gumpalan protein kain mori dilipat bagian atasnya dan diatas kain diletakkan
pemberat (batu) sekitar 3 menit. Akhirnya jadilah tahu yang kemudian akan
dipotong-potong sesuai permintaan konsumen. Biasanya berukuran 5x5 cm.

g. Perebusan
Sebelum tahu ini dipasarkan, maka tahu harus direbus dahulu dan dibiarkan
dalam air perebusan sampai saat dijual. Tujuan perebusan ini agar tahu tidak
menjadi basi. Pada saat perebusan kita bisa menambahkan perasa kunyit atau
garam.

Industri skala kecil dan rumah tangga merupakan sumber kesempatan kerja
dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang telah berdiri sejak
lama. Salah satunya adalah agroindustri tahu yang ada di Desa Munggur,
Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Beberapa masalah yang sering
dihadapi oleh sebagian besar industri skala kecil dan industri rumah tangga
tahu yang ada adalah keterbatasan dalam peralatan, tenaga kerja, modal,
bahan baku yang cenderung fluktuatif dan masih sempitnya daerah
pemasaran produk tahu. Selain itu, anak-anak sekarang sulit untuk
mengkonsumsi tahu.

4.2 Pembahasan Masalah


Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti
tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia. Adapun faktor –faktor yang mempengaruhi produksi
tahu di Daerah Nguter Kecamatan Munggur adalah sebagai berikut :

4.2.1 Bahan Baku


Bahan baku utama (Kedelai) sangat mendukung dalam segala aspek. Baik
dalam industri kimia, industri tekstil, industri makanan dan minuman dan
sebagainya, bahan baku merupakan faktor penting dalam proses
produksinya. Selain bahan baku utama (Kedelai) dalam proses pembuatan
tahu juga dibutuhkan beberapa bahan baku pendukung seperti air dan
asam cuka. Bahan Baku air dalam proses memproduksi tahu diperoleh
dari sumber air yang bersih seperti air sumur yang digunakan untuk
membersihkan kedelai dan air yang telah direbus dipakai pada saat
memproduksi tahu. Bahan baku pendukung lainnya adalah asam cuka
dimana asam cuka ini dilarutkan kedalam sari kedelai yang telah
tertampung. Berdasarkan informasi dari bagian produksi, bagian
pembelian mempersiapkan kebutuhan bahan-bahan hendak dibeli.
Selanjutnya bagian pembelian langsung mendatangi tempat supplier
untuk meminta sample bahan. Kemudian sampel ini dipilih mana yang
berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan. Bila telah mendapat sample
yang sesuai dan kualitasnya bagus maka pembeli akan melakukan
transaksi pembelian berdasarkan kebutuhan bahan baku yang 35 telah
dipersiapkan sebelumnya. Biasanya perusahaan tinggal menunggu
pengiriman bahan-bahan yang telah dibeli tersebut 1 hari kemudian.
Setelah bahan-bahan yang telah dibeli tersebut diterima, kemudian
dilakukan pengecekan berdasarkan surat pengiriman barang atau yang
diterima baik jumlah, kualitas, dan apakah terdapat bahan-bahan yang
rusak. Bila diketahui ada bahan yang cacat atau rusak maka jumlah yang
rusak tersebut nantinya dikembalikan pada supplier setelah sebelumnya
diambil bagian yang baik atau tidak rusak. Strategi yang digunakan
perusahaan adalah dengan pembelian dengan cara biasa, dimana
pembelian dilakukan untuk memenuhi keperluan biasa atau rutin.
Pembelian semacan ini dilakukan karena proses produksinya adalah terus
menerus dengan jumlah yang relatif sama setiap tahunnya. Bahan baku
ini diperoleh dari pasar Sukoharjo dengan kisaran harga sekitar
Rp.70.000.000/Truk. Perusahaan bekerja sama dengan pemasok dari
pasar Sukoharjo tidak menanggung produk yang rusak yang dikirim
karena akan langsung diganti. Walaupun harga pembeliannya lebih mahal
tetapi kualitas tetap terjaga. Bila bahan yang diterima rusak dan ikut
dalam proses produksi maka akan mengganggu proses produksi dan
kualitas yang dihasilkan kurang baik. Kendala yang dihadapi perusahaan
dalam pembelian bahan baku yaitu adanya ketidak sesuian kuantitas
bahan yang dipesan dengan kuantitas bahan yang diterima. Kuantitas
barang yang diterima kadangkala kurang 10 sampai 20 Kg. walaupun
sedikit tapi hal ini dapat mengurangi jumlah produksi perusahaan.
Kadangkala terjadi pemborosan dalam pemakaian. Dalam proses
produksi tahu 36 pada waktu penyaringan bubur kedelai yang kurang baik
maka sari kedelai yang dihasilkan juga sedikit sehingga tahu yang
dihasilkan tidak maksimal jumlahnya.

4.2.2 Modal
Kebutuhan modal sangat terasa pada saat seseorang ingin memulai usaha
baru. Alhasil, biasanya bila motivasinya kuat, seseorang akan tetap memulai
usaha kecil tetapi dengan modal seadanya. Modal yang digunakan Bapak
Yadi awalnya menggunakan modal sendiri yaitu sebesar Rp.5.000.000 yang
diperoleh dengan usaha sendiri. Pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap
menjadi kendala lanjutan untuk berkembang. Industri pembuatan tahu di
Nguter juga masih menghadapi kendala dalam hal akses modal dan
pendanaan. Akibatnya, pembuatan tahu di Nguter kesulitan dalam
meningkatkan kapasitas usahanya atau mengembangkan produk-produk
yang mampu bersaing. Pembuatan tahu di Nguter terpaksa memanfaatkan
jasa lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan
resiko yang cukup memberatkan demi mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya. Kesulitan mengakses sumber-sumber modal karena keterbatasan
informasi dan kemampuan menembus sumber modal tersebut. Padahal
pilihan sumber modal sangat banyak dan beragam. Lembaga keuangan bank
adalah sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh pembuatan
tahu di Nguter. Namun untuk bermitra dengan bank, pembuatan tahu di
Nguter dituntut menyajikan proposal usaha yang layak usaha dan
menguntungkan. Disamping itu lembaga keuangan bank mensyaratkan
pembuatan tahu di Nguter harus dapat memenuhi ketentuan bank. Inilah
persoalannya. Akibat bank berlaku hati-hati, maka makin mempersulit usaha
kecil untuk mengakses sumber modal. Pembuatan tahu di Nguter yang sulit
mengakses bank 37 mencari jalan pintas dengan memanfaatkan jasa
lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan
resiko yang cukup memberatkan demi mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya.

4.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan tahu pada pembuatan
tahu di Nguter masih tradisional dan sederhana, seperti: 1) Ember besar 2)
Tampah (nyiru) 3) Kain Saring 4) Kayu pengaduk 5) Cetakan Terbuat dari
papan kayu 6) Keranjang 7) Tungku perebusan dari semen yang dilapisi
stainless 8). Mesin gilingan Peralatan yang di guanakan oleh pembuatan
tahu di Nguter masih tradisional sehingga hasil produksi tahu masih sedikit.
Karena peranan peralatan yang lebih modern sangat membantu
mempercepat pengolahan bahan baku dasar yaitu kedelai menjadi bahan
yang siap diolah dan mutu tahu yang diproduksi lebih bagus.

4.2.4 Tenaga Kerja


Tenaga Kerja yang ada di Nguter ini yaitu sebanyak 4 orang, dimana tenaga
kerja ini bekerja di beberapa bagian antara lain : 1. Bagian produksi
sebanyak 2 orang, dibagian ini tenaga kerjanya saling bergantian dan pada
bagian ini mengerjakan membakar kayu untuk memasak air, menggiling
kedelai sampai penyaringan. Kemudian bagian percetakan sebanyak 2
orang,tenaga kerja di bagian ini bertugas mencetak tahu, memotong-motong
tahu serta memasukkan tahu yang sudah dipotong ke dalam ember besar.
Tenaga kerja yang dipekerjakan di Nguter ini adalah keluarga sendiri atau
salah satu dari anggota keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu
dengan mengajak beberapa orang di sekitarnya sebagai karyawannya.
Meskipun dalam skala yang tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini
secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara
ataupun tetangga nya. Dengan demikian pembuatan tahu di Nguter secara
otomatis dapat membantu mengurangi angka pengangguran dan juga sangat
berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin akan berangsur-angsur
menurun. Hal ini disebabkan karena mayoritas buruh di Nguter ini
merupakan anggota keluarga sendiri. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
selalu tersedianya tenaga kerja ini juga mempengaruhi keberadaan industri
tahu di Desa Munggur Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Besarnya
jumlah hasil produksi yang dapat dihasilkan merupakan sumber pemasukan
bagi industri tersebut untuk memutarkan kembali modal. Namun Kualitas
sumber daya manusia di Nguteri yang masih rendah serta minimnya
pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan mengakibatkan rendahnya
produktivitas. Hal tersebut juga tampak pada ketidak mampuan mereka
dalam hal manajemen usaha, terutama dalam hal tata tertib pencatatan/
pembukuan.

BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Dari urairan tersebut maka kami mengambil kesimpulan yaitu :
1. Dengan dijadikannya industri pembuatan tahu di nguter sebagai judul
karya ilmiah ini akan mengembangkan pengetahuan kita tentang industri
pembuatan tahu di Nguter.
2. Proses pembuatan tahu mempunyai bebrapa tahapan mulai dari
pernyotiran kedelai hingga perebusan

5.2 Saran
Dari uraiana tersebut, kami ingin menyampaikan saran antara
lain :
1. Industri pembuatan tahu di nguter dapat menciptakan lapangan pekerjaan
bagi penduduk sekitar. Oleh karena itu, usaha produk taahu ini lebih
dikembangkan.
2. Limbah dari proses pembuatan tahu seharusnya diolah sebagai mana
mestinya, karena limbah tersebut menimbulkan bau busuk dan
mengaggu kkesehana serta lingkungan masyarakat sekitar

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai