Oleh Kelompok 3:
1. Hellena Deva Amara (20)
2. Nabila Mutiara E.G (25)
3. Nasywa Callista R (28)
4. Siti Fatimah D.N (33)
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Manfaat......................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah......................................................................1
1.4 Tujuan .......................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................
2.1 Industri.......................................................................................
2.2 Produksi......................................................................................
2.3 Tenaga kerja...............................................................................
2.4 Modal.........................................................................................
2.5 Bahan baku.................................................................................
2.6 Asal-usul tahu.............................................................................
2.7 Teori tentang tahu......................................................................
BAB III METODE PENELITIAN...............................................
3.1 Jenis dan Sumber Data...............................................................
3.2 Waktu dan tempat......................................................................
3.2.1 Waktu..........................................................................
3.2.2 Tempat.........................................................................
3.3 Alat dan bahan............................................................................
3.3.1 Alat..............................................................................
3.3.2 Bahan...........................................................................
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................................
3.5 Metode Analisis Data.................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................
4.1 Hasil Penelitian..........................................................................
4.1.1 Proses Pembuatan Tahu..............................................
4.2 Pembahasan Masalah.................................................................
4.2.1 Bahan Baku.................................................................
4.2.2 Modal..........................................................................
4.2.3 Peralatan......................................................................
4.2.4 Peralatan
4.2.5 Tenaga Kerja
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang kedelai banyak mengandung gizi yang sangat dibutuhkan bagi
kesehatan jasmani. Selain dapat dikonsumsi kedelai juga dapat diolah menjadi
berbagai macam makanan misalnya tahu.
Tahu merupakan salah satu bahan pangan olahan kedelai yang sangat populer di
Indonesia, masyarakat luas menjadikan tahu sebagai sumber protein nabati, selain
itu harga jualnya juga murah, tahu merupakan produk permentasi yang tidak
bertahan lama. Setelah 2 atau 3 hari akan mengalami pembusukan sehingga tidak
dapat dikonsumsi oleh manusia.
Ada beberapa daerah tertentu yang memiliki usaha pembuatan tahu. Salah
satunya di Desa Munggur kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Usaha ini
dimiliki dan dikembangkan oleh Bapak Yadi. Tujuan mereka mendirikan usaha ini
adalah untuk mencari nafkah guna meningkatkan perekonomian keluarga.
Masalah yang sering dihadapi selama ini pada industri tahu yaitu ketersediaan
Bahan baku yang mempunyai peranan penting dalam proses pembuatan tahu masih
susah atau sulit untuk dipenuhi oleh industri dalam negeri sehingga masih
tergantung dengan kedelai impor, walaupun indonesia terkenal dengan hasil
pertaniannya tetapi itu belum cukup memenuhi kapasitas industri yang berbahan
baku kedelai yang ada. (Hoover dan Giarratani, 2007).Kata tofu atau tahu muncul
pertama kali dalam sejarah China sekitar 800 tahun kemudian. Dikatakan bahwa
Budhi Dharma, yang hidup di China dari tahun 500 sampai 528 telah mendirikan
sekolah Chinesse Ch'an (Zen), dan dalam ajarannya telah melibatkan dengan tahu
dalam Dharma Combat. Untuk memperdalam penyertaan mengenai cara-cara atau
jalan Budha. Budi dharma kemudian mengagungkan dan merefleksikan tahu
sebagai sumber dari sesuatu yang sederhana, sifat jujur, jalan alam pintas, dan
mencerminkan 2 warna sebagai jubah yang putih dan agung. Tahu sendiri dikenal di
Indonesia ketika perdagangan Cina mulai masuk ke Indonesia dan sampai sekarang
tahu sudah menjadi makanan pokok terutama dikalangan masyarakat jawa dan
meramba ke daerah lainnya termasuk Kabupaten Sukoharjo. Kacang kedelai sebagai
bahan utama dalam pembuatan tahu mempunyai nilai gizi yang tinggi. Komoditi
tersebut merupakan salah satu sumber protein utama bagi golongan berpendapatan
rendah dan juga sebagai makanan sehari-hari mereka sebagai pengganti ikan atau
daging sebagai lauk pauk. Selain itu produksi tahu juga memberikan lapangan
pekerja baru yakni penjual gorengan yang ada di Kabupaten Sukoharjo.
1.2 Manfaat
Manfaat yang kami dapatkan dari hasil penelitian yaitu:
Sebagai bahan informasi baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat tentang
tahu.
Memperoleh pengetahuan tentang proses pembuatan tahu.
Memperkaya perkembangan pertanian khususnya dalam tahu (kedelai).
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan tahu di Nguter?
2. Bagaimana cara memilih bahan baku yang baik dan benar di Nguter?
3. Berapakah omset penjualan tahu di Nguter setiap harinya?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi tahu di Nguter?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu yang
berada di daerah Nguter.
2. Untuk Menambah pengetahuan tentang cara memilah bahan baku yang baik dan
benar di daerah Nguter.
3. Mengetahui hasil omset yang didapat oleh pengusaha tahu di Nguter setiap harinya.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tahu di Nguter.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Industri
Industri adalah semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah
atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang
lebih tinggi kegunaannya. Dalam proses produksi, faktor-faktor produksi harus
digabungkan, artinya antara faktor produksi yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
berdiri sendiri tetapi dikombinasikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya
suatu industri meliputi modal, tenaga kerja, bahan mentah/bahan baku, transportasi, sumber
energi atau bahan bakar, tenaga kerja dan pemasaran (Godan, 2006). Industri pengolahan
adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi
dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang tinggi nilainya, baik secara
mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Termasuk juga kegiatan jasa
industri yang menerima upah maklon yaitu balas jasa (Badan Pusat Statistik, 2006).
Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian industri adalah sebagai
berikut ; “industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengelolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
penggunaannya, tidak termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri
(Departemen Perindustrian, UU No. 5 tahun 1984, Tentang Perindustrian)”. 5 Badan Pusat
Statistik (2000) menyatakan bahwa industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang
melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, dan terletak pada
suatu bangunan atau suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri
mengenai produksi dan struktur biayanya. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa industri
merupakan kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama.
Dalam menjalangkan industri dibutuhkan suatu kegiatan produksi yaitu kegiatan
yang bertujuan menciptakan barang yang akan ditawarkan atau didistribusikan kepada
masyarakat luas. Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat
atau benda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi diperlukan adanya
faktor-faktor produksi untuk menciptakan atau menghasilkan benda atau jasa, ( Purwo,
2000). Menurut simposium Hukum Perindustrian, yang dimaksud dengan industri adalah
rangkaian kegiatan usaha ekonomi yang meliputi pengolahan dan pengerjaan atau
pembuatan, perubahan dan perbaikan bahan baku menjadi barang sehingga pada akhirnya
akan lebih berguna dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat, (Simanjuntak, 1998). Melihat
perkembangan industri saat ini, industri tahu yang ada di Desa Munggur Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo dapat dikatakan atau di golongkan dalam industri kecil menengah
(UKM) dengan melihat pengelompokan jenis industri dan jumlah tenaga kerja yang ada. 4
Glendoh, (2001) dengan memperhatikan peranannya yang sangat potensial bagi
pembangunan di sektor ekonomi, maka usaha kecil perlu terus menerus dibina dan
diperdayakan secara berkelanjutan agar lebih dapat berkembang dan maju, guna menunjang
pembangunan di sektor ekonomi yaitu; usaha kecil merupakan penyebaran tenaga kerja,
Usaha kecil merupakan penghasil barang dan jasa pada tingkat harga yang terjangkau bagi
kebutuhan rakyat banyak berpenghasilan rendah dan, Usaha kecil merupakan penghasil
devisa negara yang potensial, karena dalam keberhasilannya memproduksi hasil nonmigas.
2.2 Produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin,
bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Orang atau badan
yang mengolah, menciptakan, dan menghasilkan barang atau jasa disebut sebagai produsen.
Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara
mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill.
Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk
(form utility), memindahkan tempat (place utility), dan menyimpan (store utility). Analisis
produksi dilakukan dengan membedakan analisis jangka pendek (short run) dan analisis
produksi jangka panjang (long run). Produksi juga dapat diartikan usaha untuk
mengkombinasikan faktor-faktor produksi(modal, tenaga kerja , tanah) untuk menghasilkan
produk (barang atau jasa). (Soeharno,2006). Menurut (Sinungan, 1997) produktivitas
adalah sikap mental patriotic yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar
pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
lebih baik dari hari ini. Produktivitas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama periode tersebut,
atau suatu tingkat efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa. Menurut dewan
produktivitas nasional dalam Umar (1998), bahwa produktivitas mempunyai pengertian
sebagai sikap mental selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik
dari hasil kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sedangkan secara umum
produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output)
dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Sedangkan menurut (Ravianto,
1995), produktivitas dapat juga merupakan sikap mental memuliakan kerja dan didasari
motivasi yang kuat untuk secara terus-menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang
lebih baik. Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama
adalah efektivitas yang mengarah pada pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,
kuantitas dan waktu.
Yang kedua yaitu berkaitan dengan efisiensi yang berkaitan dengan upaya
membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan. 8 Di dalam suatu produksi tidak lepas dari adanya proses produksi. Pada
produksi industri makanan dan minuman ini membutuhkan berbagai jenis faktor produksi,
diantaranya terdiri dari bahan baku utama, jumlah tenaga kerja, dan teknologi. Dengan
menggunakan faktor produksi pada setiap proses produksi, perlu kiranya dikombinasikan
dalam jumlah dan kualitas tertentu. Defenisi dari faktor produksi tersebut adalah jenis-jenis
sumber daya yang di gunakan dan diperlukan dalam suatu proses produksi guna
menghasilkan barang dan jasa. Besar kecilnya barang dan jasa dari hasil produksi tersebut
merupakan fungsi produksi dari faktor produksi. Faktor produksi dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam; Faktor Produksi tetap (Fixed Input) ,yaitu faktor produksi yang
kuantitasnya tidak tergantung pada jumlah yang dihasilkan. Input tetap akan selalu saja
walaupun output turun sampai dengan nol. Contoh: faktor produksi tetap dalam industri ini
adalah alat atau mesin yang digunakan dalam proses produksi industri tahu sedangkan
Faktor produksi variabel (Variable input), yaitu faktor produksi dimana jumlah dapat
berubah dalam waktu yang relatif singkat, sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.
Contoh: faktor produksi variabel dalam industri tahu adalah bahan baku dan tenaga kerja.
(Sudirman, 1984). Sumiarti (1987); produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan
atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan
faktor-faktor produksi. Adanya berbagai macam kebutuhan manusia memunculkan
berbagai alat pemenuh kebutuhan yang berupa barang dan jasa. Namun, barang dan jasa
tersebut tidak selalu tersedia, tidak diperoleh dengan muda, dan tidak secara 9 Cuma-Cuma.
Namun untuk mendapatkan semua itu harus dengan pengorbanan atau melakukan berbagai
kegiatan dan usaha, sehingga manusia dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan.
Menurut (Partadireja,1985) Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan
untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran. Sedangkan menurut (Minto Purwo, 2000)
kegiatan produksi terdiri dari beberapa macam, yaitu produksi langsung dan produksi tidak
langsung, produksi teknis, produksi ekonomis, dan produksi non ekonomis. Produksi
langsung atau produksi barang adalah usaha atau kegiatan menciptakan, membuat atau
menghasilkan barang yang secara langsung dapat berguna untuk pemenuhan kebutuhan
manusia. Manfaat barang yang diproduksi dapat secara langsung dirasakan untuk
pemenuhan kebutuhan manusia dalam mencapai kemakmuran. Produksi tidak langsung
atau produksi alam merupakan usaha atau kegiatan memberikan pelayanan, pengabdian
bentuk jasa kepada masyarakat, hasilnya tidak secara langsung dinikmati, tetapi
memerlukan proses dan waktu yang lama. Produksi teknis merupakan kegiatan produksi
yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah nilai kegunaan suatu benda atau
barang. Menurut Marvin E Mundel, yang dipublisir oleh The Asian Productivity
“Organization(APO) (2010) produktivitas didefinisikan sebagai berikut: Produktivitas
adalah rasio keluaran yang menghasilkan untuk penggunaan di luar organisasi, yang
memperbolehkan untuk berbagai macam produk dibagi oleh sumber-sumber yang
digunakan, semuanya dibagi oleh suatu rasio yang sama dari 10 periode dasar”.Kegiatan
produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat ataubenda yang digunakan
untuk memproduksi suatu barang. Jadi diperlukan adanya faktor-faktor produksi untuk
menciptakan, menghasilkan benda atau jasa.
.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
cara deskriptif yaitu dengan
menjelaskan secara jelas mulai
dengan
carapenyortiran,perendaman,pe
nggilingan,pendidihan,penyarin
gan,perebusan,
dan percetakan
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menggunakan teknik analisis
mendalam yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi
kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari
masalah lainnya. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data yang dipakai
pada penelitian ini berupa data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh
wawancara langsung kepada produsen dengan cara pengumpulan data
menggunakan kuesioner.
b. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan sebuah deskripsi
dari fenomena yang diteliti. Penelitian deskriptif yang menggambarkan langsung
sebuah fenomena suatu objek, mengharuskan sang peneliti untuk datang langsung,
dan melakukan observasi serta analisis nya sendiri. Artinya, peneliti harus
berinteraksi langsung dengan objek atau fenomena yang sedang diteliti untuk dapat
melakukan laporan secara deskriptif mengenai kejadian tersebut.
3.2 Waktu dan Tempat
3.2.1 Waktu
Adapun waktu penelitian yaitu pada :
Hari : Sabtu, 11 Maret 2023
Pukul : 08.30-10.00 WIB
3.2.2 Tempat
Adapun tempatnya yaitu di Daerah Munggur, Kecamatan. Nguter. Kabupatem
Sukoharjo.
3.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan tahu adalah sebagai berikut:
a. Ember
b. Mesin Penggiling Kedelai
c. Drum
d. Kain
e. Baskom besar
f. Tempat Pencetakan Tahu
g. Pisau
h. Penggaris
i. Tempat pemisahan ampas
j. Sorok
k. Gayung
l. Tungku
m. Kayu bakar
n. Korek api
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan tahu yaitu:
a. Kedelai pilihan
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu.
b. Cuka
Fungsi dari cuka yaitu agar tahu dapat bertahan lama.
c. Air
Air dibutuhkan untuk mencuci, merendam dan merebus kedelai.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Perendaman
Setelah kedelai itu dicuci kemudian kedelai direndam dalam bak besar
selama 6-12 jam. Tetapi biasnaya home industry ini merendam kedelai
selama 7 jam. Perendaman kedelai dimaksudkan agar kedelai menyerap air
sehingga lebih lunak dan kulitnya mudah dikupas. Cara mengupas kulit
kedelai ini adalah dengan meremas-remas kedelai dalam air kemudian
dikuliti sehingga biji-biji kedelai kelihatan bersih.
c. Penggilingan
Keping-keping kedelai ditambah air panas dan dimasukkan ke dalam alat
penggiling. Untuk 1 bagian kedelai ditambah dengan dan bagian air panas
dengan tujuan untuk menonaktifkan enzim lipoksigenasi dalam kedelai yang
menyebabkan bau langu.
Cara penggilingan: keping-keping kedelai direndam air panas selama
beberapa menit kemudian dimasukkan ke dalam penggilingan yang
digerakkan generator. Keping-keping kedelai tergiling menjadi halus dan dan
menjadi bubur putih yang kemudian ditampung dalam panci besar.
d. Pendidihan
Setelah digiling, bubur kedelai tadi didihkan. Pendidihan ini bertujuan untuk
menonaktifkan enzim antinutrisi kedelai dan meningkatkan nilai cerna.
Cara pendidihan: bubur kedelai dimasukkan ke dalam wajan besar lalu
dipanaskan diatas tungku. Karena bubur kedelai ini masih kental maka perlu
ditambahkan air. Selama pendidihan ini akan mengeluarkan busa. Maka agar
busa tidak tumpah perlu diaduk. Lama pendidihan ini perlu sekitar 15-39
menit.
e. Penyaringan
Setelah didihkan, bubur kedelai ini selanjutnya disaring untuk mendapatkan
sari kedelai. Caranya bubur kedelai diletakkan diatas kain mori kasar yang
ada di dalam panci. Setelah itu, kain mori ditutupkan pada bubur lalu
diletakkan diantara penjepit papan kayu yang berada pada permukaan panci.
Papan kayu ditekan sekuat-kuatnya agar semua air yang terdapat dalam bubur
terperas semua. Bila perlu, ampas saringan diperas lagi dengan
menambahkan sedikit air, penyaringan ini dapat dilakukan berulang kali
hingga diperoleh sari kedelai yang optimal. Selain sari kedelai, kita juga
mendapatkan hasil lain yaitu ampas tahu yang dapat dijadikan pakan ternak
dan tempe gembus.
Selanjutnya, sari kedelai yang masih hangat dan berwarna kekuning-
kuningan itu ditambah dengan batu tahu atau air cuka sehingga tumbul
jonjot-jonjot putih. Penggumpalan ini berlangsung selama 10 menit agar
mendapatkan protein yang sempurna.
f. Pencetakan
Proses selanjutnya adalah pencetakan. Pertama-tama dimulai dengan
pemisahan air asam tahu atau cuka yang terdapat diatas endapan dengan cara
meletakkan tampah diatas endapan kemudian menekannya. Maka air akan
berada diatas tampah kemudian diselang atau diambil dengan gayung.
Setelah itu baru gumpalan protein dimasukkan ke dalam cetakan yang bagian
alasnya dihamparkan kain mori. Jika cetakan telah berisi penuh dengan
gumpalan protein kain mori dilipat bagian atasnya dan diatas kain diletakkan
pemberat (batu) sekitar 3 menit. Akhirnya jadilah tahu yang kemudian akan
dipotong-potong sesuai permintaan konsumen. Biasanya berukuran 5x5 cm.
g. Perebusan
Sebelum tahu ini dipasarkan, maka tahu harus direbus dahulu dan dibiarkan
dalam air perebusan sampai saat dijual. Tujuan perebusan ini agar tahu tidak
menjadi basi. Pada saat perebusan kita bisa menambahkan perasa kunyit atau
garam.
Industri skala kecil dan rumah tangga merupakan sumber kesempatan kerja
dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang telah berdiri sejak
lama. Salah satunya adalah agroindustri tahu yang ada di Desa Munggur,
Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Beberapa masalah yang sering
dihadapi oleh sebagian besar industri skala kecil dan industri rumah tangga
tahu yang ada adalah keterbatasan dalam peralatan, tenaga kerja, modal,
bahan baku yang cenderung fluktuatif dan masih sempitnya daerah
pemasaran produk tahu. Selain itu, anak-anak sekarang sulit untuk
mengkonsumsi tahu.
4.2.2 Modal
Kebutuhan modal sangat terasa pada saat seseorang ingin memulai usaha
baru. Alhasil, biasanya bila motivasinya kuat, seseorang akan tetap memulai
usaha kecil tetapi dengan modal seadanya. Modal yang digunakan Bapak
Yadi awalnya menggunakan modal sendiri yaitu sebesar Rp.5.000.000 yang
diperoleh dengan usaha sendiri. Pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap
menjadi kendala lanjutan untuk berkembang. Industri pembuatan tahu di
Nguter juga masih menghadapi kendala dalam hal akses modal dan
pendanaan. Akibatnya, pembuatan tahu di Nguter kesulitan dalam
meningkatkan kapasitas usahanya atau mengembangkan produk-produk
yang mampu bersaing. Pembuatan tahu di Nguter terpaksa memanfaatkan
jasa lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan
resiko yang cukup memberatkan demi mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya. Kesulitan mengakses sumber-sumber modal karena keterbatasan
informasi dan kemampuan menembus sumber modal tersebut. Padahal
pilihan sumber modal sangat banyak dan beragam. Lembaga keuangan bank
adalah sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh pembuatan
tahu di Nguter. Namun untuk bermitra dengan bank, pembuatan tahu di
Nguter dituntut menyajikan proposal usaha yang layak usaha dan
menguntungkan. Disamping itu lembaga keuangan bank mensyaratkan
pembuatan tahu di Nguter harus dapat memenuhi ketentuan bank. Inilah
persoalannya. Akibat bank berlaku hati-hati, maka makin mempersulit usaha
kecil untuk mengakses sumber modal. Pembuatan tahu di Nguter yang sulit
mengakses bank 37 mencari jalan pintas dengan memanfaatkan jasa
lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan
resiko yang cukup memberatkan demi mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya.
4.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan tahu pada pembuatan
tahu di Nguter masih tradisional dan sederhana, seperti: 1) Ember besar 2)
Tampah (nyiru) 3) Kain Saring 4) Kayu pengaduk 5) Cetakan Terbuat dari
papan kayu 6) Keranjang 7) Tungku perebusan dari semen yang dilapisi
stainless 8). Mesin gilingan Peralatan yang di guanakan oleh pembuatan
tahu di Nguter masih tradisional sehingga hasil produksi tahu masih sedikit.
Karena peranan peralatan yang lebih modern sangat membantu
mempercepat pengolahan bahan baku dasar yaitu kedelai menjadi bahan
yang siap diolah dan mutu tahu yang diproduksi lebih bagus.
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Dari urairan tersebut maka kami mengambil kesimpulan yaitu :
1. Dengan dijadikannya industri pembuatan tahu di nguter sebagai judul
karya ilmiah ini akan mengembangkan pengetahuan kita tentang industri
pembuatan tahu di Nguter.
2. Proses pembuatan tahu mempunyai bebrapa tahapan mulai dari
pernyotiran kedelai hingga perebusan
5.2 Saran
Dari uraiana tersebut, kami ingin menyampaikan saran antara
lain :
1. Industri pembuatan tahu di nguter dapat menciptakan lapangan pekerjaan
bagi penduduk sekitar. Oleh karena itu, usaha produk taahu ini lebih
dikembangkan.
2. Limbah dari proses pembuatan tahu seharusnya diolah sebagai mana
mestinya, karena limbah tersebut menimbulkan bau busuk dan
mengaggu kkesehana serta lingkungan masyarakat sekitar
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA