Oleh :
IWAN KARTIWAN ( 185246014 )
NEFI NAFISAH ( 185246018 )
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Mengatasi Kelangkaan Kebutuhan Kedelai Sebagai
Bahan Baku Pembuatan Tahu
Solawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi
seluruh alam semesta.
Penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Ruth Ester Ambat, MT
selaku dosen mata kuliah Aset Bangunan dan Lingkungan di Program Studi
Manajemen Aset, Politeknik Negeri Bandung serta semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pertanian........................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian Pertanian.................................................................. 3
2.1.2 Manfaat Pertanian...................................................................... 3
2.1.3 Jenis Pertanian............................................................................ 4
2.2 Kedelai............................................................................................ 4
2.3 Tahu................................................................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Penyebab Kelangkaan Kedelai sebagai Bahan Baku
Pembuatan Tahu......................................................................................7
3.2 Solusi Pemerintah dalam Menyikapi Kelangkaan Kedelai
sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu..................................... 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 9
4.2 Saran............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
produsen tahu yang merugi sehingga akhirnya gulung tikar. Sementara itu,
tuntutan kebutuhan gizi para konsumen juga harus dipenuhi mengingat tahu
merupakan sumber protein nabati sebagian besar masyarakat Indonesia.
Namun pada saat ini persoalannya petani lokal tidak tertarik untuk
menanam kedelai lagi karena menurut mereka pasar internasional tidak adil..
Selain ketergantungan impor dampak yang diterima Negara Indonesia ada
pengeluaran devisa negara yang cukup besar untuk melaksanakan impor
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pembahasan makalah ini yaitu
:
1. Mengetahui penyebab kenaikan harga kedelai sebagai bahan dasar pembuatan
tahu di pasar tradisional
2. Untuk mengetahui solusi pemerintah dalam menyikapi kelangkaan kedelai
sebagai bahan dasar pembuatan tahu supaya tidak mengimpor kedelai.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting
dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama
dalam sumbangan terhadap PDB, penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan
dalam negeri.
memilih menjadi pekerja yang diupah. Namun pada dasarnya jika mereka mau
mengelola pertanian sendiri, maka pengangguran justru akan berkurang.
3. Menjaga Lingkungan
Pertanian lainnya adalah dapat terjaganya kualitas lingkungan. Terdapat
rantai makanan yang selalu membuat ekologi dalam keadaan seimbang.
2.2 Kedelai
Menurut Salim (2013:11), Kedelai merupakan salah satu tanaman
polong-polongan yang telah dibudidayakan sejak 3.500 tahun yang lalu di Asia
Timur. Tanaman kedelai telah lama diusahakan di Indonesia sejak tahun 1970.
5
Kedelai merupakan tanaman subtropis yang multiguna dan sudah sejak dahulu
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pemenuhan kebutuhan protein nabati di
berbagai negara, termasuk Indonesia (Warisno dan Dahana, 2010:2). Menurut
Warisno dan Dahana (2010:2), Di Indonesia, konsumsi kacang-kacangan
menempati urutan ke-3 setelah padi-padian dan ikan. Sebagai bahan makanan
kedelai banyak mengandung protein, lemak dan vitamin, sehingga tidak
mengherankan bila kedelai mendapat julukan gold from the soil (emas yang
muncul dari tanah).
Menurut Sadimin (2007:6), Kedelai dapat diolah menjadi berbagai
bahan makanan yang dapat mengatasi kekurangan protein. Di antara jenis-jenis
tumbuhan kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin,
mineral, dan serat yang paling baik.
Menurut ahli nutrisi, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, dalam
ngopisaja.com sumber serat rupanya tidak harus selalu sayuran, tetapi juga
kacang-kacangan. Dan di antara jenis kacangkacangan, kedelai merupakan
sumber serat paling baik. Dalam 100 gram kedelai terkandung 15% serat yang
larut dalam air. Jika dibandingkan bahan pangan yang lain seperti beras, jagung,
singkong, dan kacang hijau, kedelai memiliki kandungan protein yang lebih tinggi
setara dengan kadar protein pada susu skim (Sadimin, 2007:4). Kedelai dapat
diolah menjadi berbagai bahan makanan yang dapat mengatasi kekurangan
protein, karena kedelai merupakan bahan makanan yang memiliki protein yang
cukup tinggi. Banyak jenis makanan yang dibuat dari bahan baku kedelai, di
antaranya tahu, tempe, susu kedelai, kecap, oncom, kembang tahu, dan
sebagainya. Sebagai bahan pangan, kedelai merupakan sumber protein yang
paling murah, sehingga banyak dibutuhkan masyarakat.
2.3 Tahu
Tahu merupakan produk makanan berbahan baku kedelai yang sudah
dikenal sejak lama di Indonesia (Salim, 2013:49). Menurut Warisno dan Dahana
(2010:6), Jenis olahan kedelai yang paling populer hingga sekarang adalah tahu
dan tempe. Menurut Salim (2013:49), Beberapa referensi menyebutkan bahwa
6
tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman dinasti Han, sekitar 2.200
tahun lalu. Penemunya adalah Liu An, cucu dari Kaisar Han Gaozu yang
mendirikan dinasti Han. Kemudian dibawa oleh perantau Cina hingga makanan
ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Kata tahu berasal dari bahasa Cina yaitu, tao-hu atau teu-hu. Tao atau teu artinya
kedelai, dan hu berarti bubur. Menurut Salim (2013:50) Tahu banyak digemari
oleh masyarakat Indonesia karena memiliki cita rasa yang nikmat, bergizi tinggi
dan harganya juga terjangkau.
Tahu memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, berbagai macam
kandungan gizi dalam tahu antara lain; protein, lemak, karbohidrat, kalori dan
mineral, fosfor, dan vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E,
vitamin B12, kalium dan kalsium. Kalium dan Kalsium bermanfaat untuk
membentuk kerangka tulang. Tahu juga banyak mengandung asam lemak tak
jenuh dan tidak banyak mengandung kolesterol, sehingga sangat aman bagi
kesehatan jantung. Tahu adalah gumpalan protein dari susu kedelai yang telah
dipisahkan dari bagian yang tidak menggumpal dengan cara pengepresan
(Shurtleff dan Aoyagi 2013).
Tabel 2.1 Kandungan Unsur Gizi dan Kalori dalam Kedelai dan Tahu
Sumber : Sadimin (2007:5)
7
BAB III
PEMBAHASAN
pedagang makanan yang berbahan dasar tahu enggan membeli karena sebagian besar
pedagang bingung menjual kembali masakan yang berasal dari tahu.
Pemerintah melalui Satgas Pangan Polri telah melakukan penyelidikan ihwal
terjadinya kelangkaan kedelai yang membuat harga bahan baku tersebut melonjak.
Dalam penyelidikan ini, ditemukan 2 faktor penting yang meyebabkan kelangkaan
kedelai.yaitu
1. Harga :kedelai dari negara asal mengalami kenaikan. Akibatnya, harga di pasar
Indonesia juga turut melonjak
2. dipengaruhi oleh proses pengiriman kedelai dari luar negeri. Belakangan ini,
pengiriman kedelai ke Indonesia menjadi lebih lama dari waktu normal. Akibat
kondisi ini, pengiriman kedelai ke Indonesia bisa molor 2-3 pekan. Sehingga secara
langsung kondisi ini menyebabkan kelangkaan kedelai di pasar lokal.
3.2 Solusi Pemerintah dalam Menyikapi Kelangkaan Kedelai sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Tahu
Dalam menyikapi kelanggkaan kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tahu,
pemerintah harus memberikan kebijakan untuk melindungi pertanian petani lokal dari
ancaman kedelai impor Amerika Serikat. Petani kedelai di Indonesia berharap dengan
kebijakan yang dilakukan oleh perintah dapat meningkatkan produksi kedelai lokal,
karena dengan meningkatnya kedelai lokal dapat mengurangi impor kedelai, dan
Indonesia tidak akan ketergantungan lagi terhadap kedelai impor. Petani juga mulai
tertarik lagi dalam menanam kedelai.
Kebijakan tersebut ialah meningkatkan produksi kedelai lokal, dengan
meningkatkan produksi tersebut maka ketergantungan impor pun bisa berkurang.
Dengan adanya kebijakan yang dibuat pemerintah, petani berharap agar produksi
kedelai bisa memenuhi konsumsi kedelai dalam negeri. Sehingga tidak ada lagi
ketergantungan impor. Dan petani mau kembali lagi menanam kedelai.
Untuk mendukung kebijakan tersebut pemerintah harus berupaya
meningkatkan luas lahan kedelai serta meningkatkan kualitas dan pasokan bibit unggul
9
khususnya bibit kedelai dari Grobokan dimana produksinya dapat mencapai 3-4 ton per
hektar serta bisa menutupi pasokan impor kedelai di Indonesia
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Masalah yang terjadi saat ini adalah langkanya kedelai sebagai bahan utama
pembuatan tahu. Sehingga dampaknya harga tahu dipasaran melonjak naik. Banyak para
pedagang makanan yang berbahan dasar tahu enggan membeli karena sebagian besar
pedagang bingung menjual kembali masakan yang berasal dari tahu.
Pemerintah melalui Satgas Pangan Polri telah melakukan penyelidikan ihwal
terjadinya kelangkaan kedelai yang membuat harga bahan baku tersebut melonjak.
Dalam penyelidikan ini, ditemukan 2 faktor penting yang meyebabkan kelangkaan
kedelai.yaitu
1. Harga :kedelai dari negara asal mengalami kenaikan. Akibatnya, harga di pasar
Indonesia juga turut melonjak
2. dipengaruhi oleh proses pengiriman kedelai dari luar negeri. Belakangan ini,
pengiriman kedelai ke Indonesia menjadi lebih lama dari waktu normal. Akibat
kondisi ini, pengiriman kedelai ke Indonesia bisa molor 2-3 pekan. Sehingga secara
langsung kondisi ini menyebabkan kelangkaan kedelai di pasar lokal.
Solusi Pemerintah dalam Menyikapi Kelangkaan Kedelai sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Tahu yaitu dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan
produksi kedelai lokal, karena dengan meningkatnya kedelai lokal dapat mengurangi
impor kedelai, sehingga Indonesia tidak akan ketergantungan lagi terhadap kedelai
impor. Petani juga mulai tertarik lagi dalam menanam kedelai.
Untuk mendukung kebijakan tersebut pemerintah harus berupaya
meningkatkan luas lahan kedelai serta meningkatkan kualitas dan pasokan bibit unggul
10
khususnya bibit kedelai dari Grobokan dimana produksinya dapat mencapai 3-4 ton per
hektar serta bisa menutupi pasokan impor kedelai di Indonesia
4.2 Saran
Selain solusi yang diberikan diatas, Saran yang diberikan untuk mengatasi
kelangkaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu agar tidak mengimpor
sebaiknya yang dilakukan pemerintah yaitu :
1. Mengeluarkan kebijakan berupa Stabilisasi Harga Kedelai yang bertujuan untuk
stabilisasi harga petani dan di tingkat pengrajin secara bersamaan.
2. Membuat rencana swasembada kedelai, rencana pemerintah tersebut bertujuan
untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri agar pemerintah bisa
mengurangi impor, dan produksi kedelai bisa memenuhi konsumsi kedelai.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://ngopisaja.blogspot.com/2015/01/
https://media.neliti.com/media/publications/163369-ID-kebijakan-pemerintah-
indonesia-dalam-mel.pdf
Putong, Iskandar. 2015. Ekonomi Makro: Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Bandung:
Ghalia Indonesia.
Salim, E., 2013, Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta.
LP3ES
Shurtleff, W. Dan A. Aoyagi. 1979. The Book of Tempeh. New York: Harper and Row
Publisher.
Warisno. dan K, Dahana. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.