Anda di halaman 1dari 15

Makalah

MENGATASI KELANGKAAN KEBUTUHAN KEDELAI


SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TAHU

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Aset Bangunan dan Lingungan

Oleh :
IWAN KARTIWAN ( 185246014 )
NEFI NAFISAH ( 185246018 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ASET


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020

ABSTRAK
ii

Pertanian merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia


untuk memanfaatkan sumber daya alam untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri, atausumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Kedelai yang merupakan salah
satu komoditi pertanian dalam subsector tanaman pangan yang mempunyai
pengaruh cukup besar pada kondisi perekonomian di Indonesia. Komoditas ini
mempunyai peranan yang sangat sentral dalam ketahanan pangan nasional
mengingat biji kedelai ini digunakan sebagai bahan baku utama dalam produksi
makanan, seperti tempe, tahu, maupun kecap yang memang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat di Indonesia. Tahu merupakan salah satu produk makanan yang
sudah popular di masyarakat Indonesia. Masalah yang terjadi saat ini adalah
langkanya kedelai sebagai bahan utama pembuatan tahu. Sehingga dampaknya
harga tahu dipasaran melonjak naik. Banyak para pedagang makanan yang
berbahan dasar tahu enggan membeli karena sebagian besar pedagang bingung
menjual kembali masakan yang berasal dari tahu. Pemerintah melalui Satgas
Pangan Polri telah melakukan penyelidikan ihwal terjadinya kelangkaan kedelai
yang membuat harga bahan baku tersebut melonjak. Solusi Pemerintah dalam
Menyikapi Kelangkaan Kedelai sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu yaitu
dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan produksi kedelai lokal,
karena dengan meningkatnya kedelai lokal dapat mengurangi impor kedelai,
sehingga Indonesia tidak akan ketergantungan lagi terhadap kedelai impor. Petani
juga mulai tertarik lagi dalam menanam kedelai. Untuk mendukung kebijakan
tersebut pemerintah harus berupaya meningkatkan luas lahan kedelai serta
meningkatkan kualitas dan pasokan bibit unggul khususnya bibit kedelai dari
Grobokan dimana produksinya dapat mencapai 3-4 ton per hektar serta bisa
menutupi pasokan impor kedelai di Indonesia.

Kata Kunci : Pertanian, pertanian, tahu


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Mengatasi Kelangkaan Kebutuhan Kedelai Sebagai
Bahan Baku Pembuatan Tahu
Solawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi
seluruh alam semesta.

Penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Ruth Ester Ambat, MT
selaku dosen mata kuliah Aset Bangunan dan Lingkungan di Program Studi
Manajemen Aset, Politeknik Negeri Bandung serta semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila makalah ini masih


banyak kekurangan didalam penulisannya, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dalam perbaikan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bandung, Januari 2020


Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pertanian........................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian Pertanian.................................................................. 3
2.1.2 Manfaat Pertanian...................................................................... 3
2.1.3 Jenis Pertanian............................................................................ 4
2.2 Kedelai............................................................................................ 4
2.3 Tahu................................................................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Penyebab Kelangkaan Kedelai sebagai Bahan Baku
Pembuatan Tahu......................................................................................7
3.2 Solusi Pemerintah dalam Menyikapi Kelangkaan Kedelai
sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu..................................... 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 9
4.2 Saran............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia
untuk memanfaatkan sumber daya alam untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri, atausumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Indonesia dikenal sebagai negara
agraris yang berarti Negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai
sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor
pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, subsektor holtikultura,
subsektor perikanan, subsektorpeternakan, dan subsektor kehutanan.
Kedelai yang merupakan salah satu komoditi pertanian dalam subsector
tanaman pangan yang mempunyai pengaruh cukup besar pada kondisi
perekonomian di Indonesia. Komoditas ini mempunyai peranan yang sangat
sentral dalam ketahanan pangan nasional mengingat biji kedelai ini digunakan
sebagai bahan baku utama dalam produksi makanan, seperti tempe, tahu, maupun
kecap yang memang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia
Tahu merupakan salah satu produk makanan yang sudah popular di
masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa mengonsumsi
tahu sebagai lauk pauk pendamping nasi atau sebagai makanan ringan. Tahu
menjadi makanan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena rasanya
enak dan harganya juga relatif murah. Tahu mengandung beberapa nilai gizi,
seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori, mineral, fosfor, dan vitamin B-
kompleks. Tahu juga kerap dijadikan salah satu menu diet rendah kalori karena
kandungan hidrat arangnya yang rendah (Utami, 2012).
Masyarakat biasanya mengonsumsi tahu yang terbuat dari bahan dasar
kedelai. Akan tetapi, kondisi yang tidak menguntungkan kini harus dialami oleh
masyarakat Indonesia. Hal itu karena dalam kurun waktu terakhir, harga kedelai
yang merupakan bahan baku utama tahu terus melonjak. Akibatnya, banyak
2

produsen tahu yang merugi sehingga akhirnya gulung tikar. Sementara itu,
tuntutan kebutuhan gizi para konsumen juga harus dipenuhi mengingat tahu
merupakan sumber protein nabati sebagian besar masyarakat Indonesia.
Namun pada saat ini persoalannya petani lokal tidak tertarik untuk
menanam kedelai lagi karena menurut mereka pasar internasional tidak adil..
Selain ketergantungan impor dampak yang diterima Negara Indonesia ada
pengeluaran devisa negara yang cukup besar untuk melaksanakan impor

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dari makalah ini
yaitu
1. Apa penyebab kenaikan harga Kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tahu
di pasar tradisional?
2. Bagaimana solusi pemerintah dalam menyikapi kelangkaan kedelai sebagai
bahan dasar tahu supaya tidak oerlu mengimpor kedelai?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pembahasan makalah ini yaitu
:
1. Mengetahui penyebab kenaikan harga kedelai sebagai bahan dasar pembuatan
tahu di pasar tradisional
2. Untuk mengetahui solusi pemerintah dalam menyikapi kelangkaan kedelai
sebagai bahan dasar pembuatan tahu supaya tidak mengimpor kedelai.
3

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting
dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama
dalam sumbangan terhadap PDB, penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan
dalam negeri.

2.1.1 Pengertian Pertanian


Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia mengahasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidup. Oleh karenanya sektor pertanian adalah
sektor yang paling dasar dalam perekonomian yang merupakan penopang
kehidupan produksi sektor-sektor lainnya seperti subsektor perikanan, subsektor
perkebunan, subsektor perternakan (Putong, 2015). Menurut para ahli seperti
menurut Mosher ( 1966 ), pertanian merupakan suatu bentuk produksi yang khas,
yang berkaitan dengan proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Sedangkan Van
Aarsten mengatakan pertanian adalah digunakannya kegiatan manusia untuk
memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan.

2.1.2 Manfaat Pertanian


1. Mendukung Kedaulatan Pangan
Pertanian sumber utama pangan dalam suatu negara. Jika pertanian
dalam sebuah negara tidak mampu memenuhi kebutuhan warganya, maka
negara akan mengimpor bahan pangan dari negara lain.
2. Mengurangi Pengangguran
Pertanian juga bermanfaat mengurangi pengangguran. Saat ini memang
para pemuda di desa enggan untuk mengelola ladang atau kebun mereka dan
4

memilih menjadi pekerja yang diupah. Namun pada dasarnya jika mereka mau
mengelola pertanian sendiri, maka pengangguran justru akan berkurang.
3. Menjaga Lingkungan
Pertanian lainnya adalah dapat terjaganya kualitas lingkungan. Terdapat
rantai makanan yang selalu membuat ekologi dalam keadaan seimbang.

2.1.3 Jenis Pertanian


1. Pertanian Modern
Pertanian modern merupakan proses dalam arti budidaya pertanian
yang menggunakan peralatan canggih untuk memudahkan proses produksi dan
meningkatkan hasil pertanian dalam kurun waktu yang efektif dan efisien.
Beberapa manfaat pertanian modern adalah untuk meningkatkan nilai
ekspor, memutakhirkan metode yang sudah ada, berkembangnya sistem
agribisnis yang menguntungkan dan lainnya.
2. Pertanian Organik
Pertanian organik adalah suatu rangkaian dalam sistem produksi
pertanaman yang berdasarkan daur ulang hara secara hayati, terutama
mempergunakan strategi pemindahan hara secara cepat dari sisa tanaman,
pupuk kompos menjadi biomassa tanah yang selanjutnya akan mengalami
proses mineralisasi dan berakhir menjadi hara dalam tanah. Dengan kata lain
dalam pertanian organik terjadi daur ulang unsur hara melalui satu atau lebih
tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman.
Adapun tujuan dari pertanian organik adalah menghasilkan pangan
berkualitas lebih sehat dan bebas bahan kimia. Tujuan lainnya adalah
melestarikan lingkungan. Landasan pertanian organik adalah ekologi dan
pelestarian lingkungan

2.2 Kedelai
Menurut Salim (2013:11), Kedelai merupakan salah satu tanaman
polong-polongan yang telah dibudidayakan sejak 3.500 tahun yang lalu di Asia
Timur. Tanaman kedelai telah lama diusahakan di Indonesia sejak tahun 1970.
5

Kedelai merupakan tanaman subtropis yang multiguna dan sudah sejak dahulu
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pemenuhan kebutuhan protein nabati di
berbagai negara, termasuk Indonesia (Warisno dan Dahana, 2010:2). Menurut
Warisno dan Dahana (2010:2), Di Indonesia, konsumsi kacang-kacangan
menempati urutan ke-3 setelah padi-padian dan ikan. Sebagai bahan makanan
kedelai banyak mengandung protein, lemak dan vitamin, sehingga tidak
mengherankan bila kedelai mendapat julukan gold from the soil (emas yang
muncul dari tanah).
Menurut Sadimin (2007:6), Kedelai dapat diolah menjadi berbagai
bahan makanan yang dapat mengatasi kekurangan protein. Di antara jenis-jenis
tumbuhan kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin,
mineral, dan serat yang paling baik.
Menurut ahli nutrisi, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, dalam
ngopisaja.com sumber serat rupanya tidak harus selalu sayuran, tetapi juga
kacang-kacangan. Dan di antara jenis kacangkacangan, kedelai merupakan
sumber serat paling baik. Dalam 100 gram kedelai terkandung 15% serat yang
larut dalam air. Jika dibandingkan bahan pangan yang lain seperti beras, jagung,
singkong, dan kacang hijau, kedelai memiliki kandungan protein yang lebih tinggi
setara dengan kadar protein pada susu skim (Sadimin, 2007:4). Kedelai dapat
diolah menjadi berbagai bahan makanan yang dapat mengatasi kekurangan
protein, karena kedelai merupakan bahan makanan yang memiliki protein yang
cukup tinggi. Banyak jenis makanan yang dibuat dari bahan baku kedelai, di
antaranya tahu, tempe, susu kedelai, kecap, oncom, kembang tahu, dan
sebagainya. Sebagai bahan pangan, kedelai merupakan sumber protein yang
paling murah, sehingga banyak dibutuhkan masyarakat.

2.3 Tahu
Tahu merupakan produk makanan berbahan baku kedelai yang sudah
dikenal sejak lama di Indonesia (Salim, 2013:49). Menurut Warisno dan Dahana
(2010:6), Jenis olahan kedelai yang paling populer hingga sekarang adalah tahu
dan tempe. Menurut Salim (2013:49), Beberapa referensi menyebutkan bahwa
6

tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman dinasti Han, sekitar 2.200
tahun lalu. Penemunya adalah Liu An, cucu dari Kaisar Han Gaozu yang
mendirikan dinasti Han. Kemudian dibawa oleh perantau Cina hingga makanan
ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Kata tahu berasal dari bahasa Cina yaitu, tao-hu atau teu-hu. Tao atau teu artinya
kedelai, dan hu berarti bubur. Menurut Salim (2013:50) Tahu banyak digemari
oleh masyarakat Indonesia karena memiliki cita rasa yang nikmat, bergizi tinggi
dan harganya juga terjangkau.
Tahu memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, berbagai macam
kandungan gizi dalam tahu antara lain; protein, lemak, karbohidrat, kalori dan
mineral, fosfor, dan vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E,
vitamin B12, kalium dan kalsium. Kalium dan Kalsium bermanfaat untuk
membentuk kerangka tulang. Tahu juga banyak mengandung asam lemak tak
jenuh dan tidak banyak mengandung kolesterol, sehingga sangat aman bagi
kesehatan jantung. Tahu adalah gumpalan protein dari susu kedelai yang telah
dipisahkan dari bagian yang tidak menggumpal dengan cara pengepresan
(Shurtleff dan Aoyagi 2013).

No Unsur Gizi Kedelai/100gr Tahu/100gr


1 Energi (kal) 442 kal 79 kal
2 Air 7,5 g 84,8 gr
3 Protein 34,9 g 7,8 g
4 Lemak 18,1 g 4,6 g
5 Karbohidrat 34,8 g 1,6 g
6 Mineral 4,7 g 1,2 g
7 Kalsium 227 mg 124 mg
8 Fosfor 585 mg 63 mg

Tabel 2.1 Kandungan Unsur Gizi dan Kalori dalam Kedelai dan Tahu
Sumber : Sadimin (2007:5)
7

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penyebab Kelangkaan Kedelai sebagai Bahan Baku Pembuatan Tahu


Kedelai merupakan salah satu komoditas strategis di Indonesia karena kedelai
merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia setelah jagung dan beras.
Komoditas ini juga mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dalam pengambilan
kebijakan pangan nasional. Kedelai mengandung berbagai macam gizi yang sangat
penting, seperti protein, lemak, dan vitamin. Dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kebutuhan gizi yang tinggi, kedelai pun banyak dikonsumsi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Singarimbun,1989). Peningkatan
produksi kedelai baik dari kuantitas maupun kualitas terus diupayakan oleh pemerintah.
Meningkatnya produksi kedelai ternyata belum biasa mengimbangi laju
peningkatan konsumsi kedelai sehingga pemerintah melakukan impor kedelai yang
jumlah maupun nilainya semakin meningkat setiap tahun. Hal ini membawa
konsekuensi negatif yaitu keberadaan kedelai impor murah yang kini mendominasi
pasar kedelai di Indonesia membuat kedelai lokal semakin tersaingi. Kedelai lokal tidak
hanya harus bersaing harga namun juga harus bersaing dari segi kualitas dengan kedelai
impor.
Indonesia mengimpor kedelai dari Amerika Serikat. Kedelai yang diimpor dari
Amerika menguasai 72% pasar kedelai nasional. Dapat dilihat pada tahun-tahun
sebelumnya, total impor kedelai mencapai 2,67 juta ton pada 2017, 2,58 juta ton pada
2018, dan 2,67 juta ton pada 2019. Meningkatnya impor kedelai dari tahun ke tahun dan
terjadinya lonjakan harga kedelai di Indonesia akan membuat kedelai lokal tidak mampu
bersaing, karena konsumen dan produsen lebih memilih untuk mengimpor, karena harga
impor lebih murah. Hal inilah yang menyebabkan meningkatnya ketergantungan impor.
Masalah yang terjadi saat ini adalah langkanya kedelai sebagai bahan utama
pembuatan tahu. Sehingga dampaknya harga tahu dipasaran melonjak naik. Banyak para
8

pedagang makanan yang berbahan dasar tahu enggan membeli karena sebagian besar
pedagang bingung menjual kembali masakan yang berasal dari tahu.
Pemerintah melalui Satgas Pangan Polri telah melakukan penyelidikan ihwal
terjadinya kelangkaan kedelai yang membuat harga bahan baku tersebut melonjak.
Dalam penyelidikan ini, ditemukan 2 faktor penting yang meyebabkan kelangkaan
kedelai.yaitu
1. Harga :kedelai dari negara asal mengalami kenaikan. Akibatnya, harga di pasar
Indonesia juga turut melonjak
2. dipengaruhi oleh proses pengiriman kedelai dari luar negeri. Belakangan ini,
pengiriman kedelai ke Indonesia menjadi lebih lama dari waktu normal. Akibat
kondisi ini, pengiriman kedelai ke Indonesia bisa molor 2-3 pekan. Sehingga secara
langsung kondisi ini menyebabkan kelangkaan kedelai di pasar lokal.

3.2 Solusi Pemerintah dalam Menyikapi Kelangkaan Kedelai sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Tahu
Dalam menyikapi kelanggkaan kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tahu,
pemerintah harus memberikan kebijakan untuk melindungi pertanian petani lokal dari
ancaman kedelai impor Amerika Serikat. Petani kedelai di Indonesia berharap dengan
kebijakan yang dilakukan oleh perintah dapat meningkatkan produksi kedelai lokal,
karena dengan meningkatnya kedelai lokal dapat mengurangi impor kedelai, dan
Indonesia tidak akan ketergantungan lagi terhadap kedelai impor. Petani juga mulai
tertarik lagi dalam menanam kedelai.
Kebijakan tersebut ialah meningkatkan produksi kedelai lokal, dengan
meningkatkan produksi tersebut maka ketergantungan impor pun bisa berkurang.
Dengan adanya kebijakan yang dibuat pemerintah, petani berharap agar produksi
kedelai bisa memenuhi konsumsi kedelai dalam negeri. Sehingga tidak ada lagi
ketergantungan impor. Dan petani mau kembali lagi menanam kedelai.
Untuk mendukung kebijakan tersebut pemerintah harus berupaya
meningkatkan luas lahan kedelai serta meningkatkan kualitas dan pasokan bibit unggul
9

khususnya bibit kedelai dari Grobokan dimana produksinya dapat mencapai 3-4 ton per
hektar serta bisa menutupi pasokan impor kedelai di Indonesia

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Masalah yang terjadi saat ini adalah langkanya kedelai sebagai bahan utama
pembuatan tahu. Sehingga dampaknya harga tahu dipasaran melonjak naik. Banyak para
pedagang makanan yang berbahan dasar tahu enggan membeli karena sebagian besar
pedagang bingung menjual kembali masakan yang berasal dari tahu.
Pemerintah melalui Satgas Pangan Polri telah melakukan penyelidikan ihwal
terjadinya kelangkaan kedelai yang membuat harga bahan baku tersebut melonjak.
Dalam penyelidikan ini, ditemukan 2 faktor penting yang meyebabkan kelangkaan
kedelai.yaitu
1. Harga :kedelai dari negara asal mengalami kenaikan. Akibatnya, harga di pasar
Indonesia juga turut melonjak
2. dipengaruhi oleh proses pengiriman kedelai dari luar negeri. Belakangan ini,
pengiriman kedelai ke Indonesia menjadi lebih lama dari waktu normal. Akibat
kondisi ini, pengiriman kedelai ke Indonesia bisa molor 2-3 pekan. Sehingga secara
langsung kondisi ini menyebabkan kelangkaan kedelai di pasar lokal.
Solusi Pemerintah dalam Menyikapi Kelangkaan Kedelai sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Tahu yaitu dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan
produksi kedelai lokal, karena dengan meningkatnya kedelai lokal dapat mengurangi
impor kedelai, sehingga Indonesia tidak akan ketergantungan lagi terhadap kedelai
impor. Petani juga mulai tertarik lagi dalam menanam kedelai.
Untuk mendukung kebijakan tersebut pemerintah harus berupaya
meningkatkan luas lahan kedelai serta meningkatkan kualitas dan pasokan bibit unggul
10

khususnya bibit kedelai dari Grobokan dimana produksinya dapat mencapai 3-4 ton per
hektar serta bisa menutupi pasokan impor kedelai di Indonesia

4.2 Saran

Selain solusi yang diberikan diatas, Saran yang diberikan untuk mengatasi
kelangkaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu agar tidak mengimpor
sebaiknya yang dilakukan pemerintah yaitu :
1. Mengeluarkan kebijakan berupa Stabilisasi Harga Kedelai yang bertujuan untuk
stabilisasi harga petani dan di tingkat pengrajin secara bersamaan.
2. Membuat rencana swasembada kedelai, rencana pemerintah tersebut bertujuan
untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri agar pemerintah bisa
mengurangi impor, dan produksi kedelai bisa memenuhi konsumsi kedelai.
11

DAFTAR PUSTAKA

Mosher.A.T, 1966. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian, Jakarta : C.V. Yasaguna

http://ngopisaja.blogspot.com/2015/01/

https://media.neliti.com/media/publications/163369-ID-kebijakan-pemerintah-
indonesia-dalam-mel.pdf

Putong, Iskandar. 2015. Ekonomi Makro: Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Bandung:
Ghalia Indonesia.

Sadimin. 2007. Proses Pembuatan Tahu. Semarang: Sinar Cemerlang Abadi.

Salim, E., 2013, Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai, Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta.
LP3ES

Shurtleff, W. Dan A. Aoyagi. 1979. The Book of Tempeh. New York: Harper and Row
Publisher.

Utami, C.P., S.A. Fitrianingrum, dan K. Haryani. 2012. “Pemanfaatan Iles-iles


(Amorphophallus oncophylus) sebagai Bahan Pengenyal pada Pembuatan
Tahu”.Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.

Warisno. dan K, Dahana. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai