Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRATIKUM

EKONOMI PERTANIAN

OLEH :

KELOMPOK VI

ARI SETIADI (1850090008)

EKA SELPIYA (1850090032)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Pratikum Ekonomi Pertanian “menganalisis Desa” ini dengan tepat
waktu.

Adapun Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ekonomi Pertanian. Selaian itu, laporan ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ir.Rita Feni,m.si selaku dosen


Pembimbing Mata Kuliah Ekonomi Pertanian yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasn sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni ini.

Kami menyadari tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Bengkulu,13 Juni 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I

1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Tujuan Pratikum...................................................................................2

BAB II

1. Usaha Pertanian....................................................................................3
2. Komoditas Pertanian.............................................................................4
3. Analisis Usaha Pertanian......................................................................5

BAB III

1. Waktu dan Tempat................................................................................6


2. Cara Kerja.............................................................................................6
3. Analisa Data..........................................................................................6

BAB IV

1. Biaya yang dikeluarkan........................................................................7


2. Pendapatan............................................................................................8
3. R/C Ratio..............................................................................................15

BAB V

1. kesimpulan ...........................................................................................20
2. Saran.....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22

LAMPIRAN.....................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan


manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai
budidaya tanaman atau bercocok tanam (crop cultivation) serta pembesaran hewan
ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan
mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti
pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan
ikan atau eksploitasi hutan. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai
peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.
(Wikipedia, 2010).

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti Negara yang


mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun
sebagai penopang pembangunan.Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman
bahan makanan, subsektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor
peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian merupakan salah satu sektor yang
sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas
penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Namun produktivitas pertanian masih
jauh dari harapan.Salah satu faktor penyebab kurangnya produktivitas pertanian
adalah sumber daya manusia yang masih rendah dalam mengolah lahan pertanian
dan hasilnya. Mayoritas petani di Indonesia masih menggunakan sistem manual
dalam pengolahan lahan pertanian. Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak
ukur untuk menunjukkan adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan
kata lain pertumbuhan ekonomi dapat memperlihatkan adanya pembangunan
ekonomi (Sukirno, Sadono; 2007). Namun, pembangunan tidak sekedar
ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara,
akan tetapi lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif yang lebih luas.

4
Dimensi sosial yang sering diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi
justru mendapat tempat yang strategis dalam pembangunan.

1.2 Tujuan Pratikum


1. Untuk memahami tentang usaha dibidang pertanian
2. Untuk memahami tentang biaya dan keuntungan usahatani

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Pertanian

Usaha pertanian adalah usaha yang menghasilkan bahan pangan dan


banyak ditemui di daerah pedesaan dan pegunungan. Dalam menjalankan usaha
pertanian, dibutuhkan orang-orang yang bermata pencaharian sebagai petani.

Usaha pertanian merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang


dilakukan masyarakat Indonesia. Kegiatan ekonomi ini bertujuan untuk
mendapatkan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga
menciptakan kemakmuran.

Kegiatan usaha pertanian yang terdiri dari pemeliharaan, pembudidayaan,


pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan, dengan tujuan sebagian atau
seluruh hasilnya dapat dijual/ditukar, untuk memperoleh keuntungan. Khusus
untuk budidaya padi dan palawija, pemeliharaan sapi potong, sapi perah dan
kerbau, walaupun untuk konsumsi sendiri, tetapi dikategorikan sebagai usaha
pertanian.

Usaha pertanian adalah usaha yang menghasilkan bahan pangan dan


banyak ditemui di daerah pedesaan dan pegunungan. Dalam menjalankan usaha
pertanian, dibutuhkan orang-orang yang bermata pencaharian sebagai petani.
Berdasarkan jenis usahanya, petani dibedakan menjadi empat, yaitu:

 Petani sawah, yaitu bertugas mengolah sawah;

 Petani ladang, yaitu bertugas mengolah lahan kering;

 Petani perkebunan, yaitu bertugas mengolah lahan luas untuk tanaman


perkebunan;

 Petani tambak, yaitu bertugas mengolah lahan untuk daerah tambak.

6
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatka Hasil Pertanian :

1. Intensifikasi

Intensifikasi adalah upaya meningkatkan hasil pertanian tanpa memperluas


lahan pertanian. Upaya ini dilakukan dengan menggunakan pupuk, bibit unggul,
pengairan, pemeliharaan, dan penyuluhan. Intensifikasi lebih dikenal dengan
nama pancausaha tani.

2. Ekstensifikasi

Ekstensifikasi adalah upaya meningkatkan hasil pertanian dengan


memperluas lahan pertanian. Upaya ini merujuk pada perluasan area pertanian
yang belum pernah dimanfaatkan manusia.

3. Diversifikasi

Diversifikasi adalah upaya meningkatkan hasil pertanian dengan


memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan pertanian. Contohnya, yaitu sistem
tumpang sari yang dilakukan dengan cara menanam beberapa jenis tanaman
secara bersamaan pada lahan yang sama.

4. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah upaya meningkatkan hasil pertanian dengan


memperbarui metode-metode pertanian yang ada, atau menggantinya dengan
tanaman yang sudah tidak produktif lagi. Sebagai contoh, dengan cara
memperbaiki sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi, atau mengganti tanaman
yang sudah tua dengan tanaman baru.

Contoh Usaha Pertanian yang Menguntungkan :

1. Tanaman Pertanian Organik

Salah satu perubahan gaya hidup di Indonesia adalah kesadaran akan


hidup sehat. Selain rutin berolahraga, konsumsi makanan juga menjadi perhatian
masyarakat yang memiliki gaya hidup sehat.

7
Oleh sebab itu, bisnis pertanian organik mulai digandrungi berbagai
kalangan. Di sisi lain, pertanian jenis ini tidak memerlukan lahan luas, tetapi
hasilnya memiliki daya jual yang tinggi.

2. Budidaya Tanaman Hias

Perubahan gaya hidup juga membuat masyarakat menginginkan


lingkungan fasilitas umum, perumahan, maupun perkantoran yang tetap sejuk,
asri, dan rindang.

Keadaan tersebut membuat banyaknya permintaan dan jumlah tanaman


hias yang sangat bervariasi, dan dapat dibudidayakan seperti mawar, melati,
anggrek, bahkan tanaman bonsai. Tanaman-tanaman ini sangat berpotensi menjadi
peluang usaha yang menguntungkan.

3. Menyediakan Bibit Berkualitas

Salah satu penyebab kegagalan panen adalah bibit yang tidak berkualitas.
Fenomena ini membuat adanya peluang untuk menyediakan bibit sesuai dengan
kemampuan, seperti bibit tanaman pangan atau aneka varietas hortikultura.

Untuk memulai usaha penyediaan bibit berkualitas, memang diperlukan


pengetahuan dan perjuangan yang tidaklah mudah. Namun, ketika usaha bibit ini
terbukti unggul dan tahan terhadap hama, petani akan terus menggunakannya,
sehingga bisnis ini dinilai menguntungkan.

2.2 Komoditas Pertanian

Mayoritas penduduk Indonesia menempati wilayah pedesaan dan


hidupnya sangat bergantung pada sektor pertanian. Sektor ini menghasilkan
komoditas yang memiliki keberagaman yang tinggi, baik dalam sisi kuantitas
(jumlah produk, jenis komoditas, dan produk), maupun dalam hal kualitas. Namun
demikian, keberagaman tersebut dapat berpotensi menjadi tantangan bagi sektor
ini.

Daya saing mengindikasikan kemampuan dan kinerja suatu perusahaan,


sub-sektor, wilayah atau negara untuk menjual dan memasok barang dan jasa di

8
pasar secara lebih baik dibanding kemampuan perusahaan, subsektor, atau negara
lain di pasar yang sama. Selain itu, daya saing pada sektor ini juga dilihat dari
kemampuan menghasilkan komoditas yang dapat memenuhi kebutuhan baik
nasional maupun internasional.

Komoditas Unggulan Pertanian Indonesia Peningkatan daya saing


komoditas pertanian sebagai salah satu agenda penting bagi keberlangsungan
pangan untuk masyarakat Indonesia. Menurut data BPS tahun 2017, sektor
Pertanian Indonesia memberikan sumbangan setidaknya 13,13% kepada Produk
Domestik Bruto Indonesia. Sebanyak tujuh jenis komoditas berkontribusi dalam
sektor pertanian. Komoditas tersebut antara lain Perkebunan (3,47%), Tanaman
Pangan (3,22%), Perikanan (2,57%), Peternakan (1,57%), Hortikultura (1,44%),
Kehutanan (0,67%), serta Jasa Pertanian dan Perkebunan (0,19%).

No Komoditas %
1 Perkebunan 3,47%
2 Tanaman Pangan 3,22%
3 Perikanan 2,57%
4 Perternakan 1,57%
5 Hortikultura 1,44%
6 Kehutanan 0,67%
7 Jasa Pertanian dan 0,19%
Perkebunan
Total 13,13%

komoditas unggulan dari setiap kelompok komoditas adalah sebagai berikut1:

1. Komoditas perkebunan: karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, tebu,


cengkeh, dan tembakau.

2. Komoditas tanaman pangan: padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang
tanah, kacang hijau, dan kedelai.

3. Komoditas perikanan:

9
4. Perikanan budidaya: budidaya laut, budidaya tambak, budidaya kolam,
budidaya karamba, budidaya jaring apung, dan budidaya sawah.

5. Perikanan tangkap

6. Perikanan tangkap di laut: kelompok ikan, kelompok binatang berkulit


keras, kelompok binatang lunak, kelompok binatang air lainnya, dan
kelompok tanaman air.

7. Perikanan tangkap di perairan umum: kelompok ikan, kelompok binatang


berkulit keras, kelompok binatang lunak, dan kelompok binatang air
lainnya.

8. Komoditas peternakan: daging sapi, daging kerbau, daging kambing,


daging babi, daging ayam (kampung & ras), telur ayam kampung, telur
ayam ras, telur itik, dan susu segar.

9. Komoditas tanaman hortikultura:

10. Kelompok sayuran: bawang daun, bawang merah, bawang putih, bayam,
buncis, cabai merah, cabai rawit, kacang merah, kacang panjang,
kangkung, kentang, ketimun, kubis, lobak, melinjo, petai, sawi, terung,
tomat, dan wortel.

11. Kelompok buah-buahan: alpukat, apel, belimbing, duku, durian, jambu


biji, jeruk keprok, mangga, melon, nangka, nenas, pepaya, pisang,
rambutan, salak, sawo, semangka, dan sirsak.

12. Komoditas kehutanan: kayu bulat dan kayu bakar.

13. Jasa pertanian dan perkebunan.

 Potensi Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia

Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan petani adalah dengan


melakukan ekspor hasil-hasil pertanian. Bagi para petani, untuk melakukan
ekspor, tentu memiliki banyak persyaratan dan kualifikasi khusus. Namun,
dilansir oleh Artikel Pak Tani pada http://paktanidigital.com, dua jenis komoditas

10
teridentifikasi berpotensi untuk diekspor. Jenis komoditas tersebut adalah
komoditas perkebunan dan perikanan tangkap, dan perikanan budidaya. Rincian
komoditas pertanian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

No Jenis Komoditas Rincian Komoditas yang berpotensi


untuk di ekspor
1. Komoditas Perkebunan Sayuran : Kubis, Sawi, Bunga Kol
Buah : Kelapa, Manggis, Pisang
Tembakau
Kopi
Rempah-Rempah : Kayu Manis,
Cengkeh
Karet
Kelapa Sawit
2. Komoditas Perikanan Ikan Segar/Dingin Hasil tangkap
tangkap, dan perikanan
budaya

Pengukuran Daya Saing Daya saing suatu komoditas pertanian dapat diukur
dengan beberapa metode, antara lain:

 Domestic Resource Cost Ratio (DRCR)

 Private Cost Ratio (PCR),

 Export Market Share (EMS)

 Trade Specialization Index (TSI)

 Trade Acceleration Ratio (TAR)

 Revealed Comparative Advantage (RCA)

 Revealed Comparative Trade Advantage (RCTA).

11
Tantangan Ekspor Komoditas Pertanian Seiring dengan terjadinya
dinamika perubahan pada pasar internasional, sektor pertanian Indonesia
dihadapkan dengan persaingan pasar yang semakin kompetitif.  Hal ini
menyebabkan terjadinya persaingan yang semakin ketat. Selain itu, terdapat
beberapa tantangan pada sektor ini yang harus dihadapi antara lain:

 Meningkatkan daya saing pada komoditas pertanian berdasarkan


karakteristik yang diinginkan oleh konsumen

 Komoditas tersebut memiliki potensi dan daya saing yang tinggi, baik di
pasar domestik ataupun pasar ekspor

 Merintis dan mengembangkan produk olahan pertanian baru.

  Strategi Peningkatan Daya Saing pada Sektor Pertanian Setidaknya


beberapa langkah besar untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk
pertanian Indonesia, antara lain:

 Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan petani. Di


Indonesia, masih banyak petani yang berpotensi terkena dampak
perdagangan bebas. Ketersediaan informasi dari data, pengembangan
inovasi dan teknologi, serta perluasan jaringan pada pasar untuk petani
merupakan hal yang perlu dilakukan

 Memperbaiki kebijakan hukum yang berlaku. Sinkronisasi pada kebijakan


ini perlu dilakukan agar setiap kementerian berjalan dengan tujuan yang
sama walaupun memiliki langkah yang berbeda

 Mengembangkan sektor komplemen pertanian (agroindustri, penyediaan


kredit, teknologi melalui penyuluhan, dan pasar)

 Mempelajari kebijakan-kebijakan dari negara lain. Hal ini perlu dilakukan


karena daya saing tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan dihasilkan
oleh resultane dari kebijaksanaan di dalam negeri dan kebijaksanaan dari
negara-negara lain.

12
2.3 Analisis Usaha Pertanian

Analisa usaha tani merupakan pengetahuan terapan tentang cara-cara


petani atau peternak dalam menentukan, mengorganisasikan, serta meng-
koordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien
sehingga memberikan pendapatan maksimal (Ken Suratiyah, 2002).

Analisa usaha tani dilakukan sebelum kegiatan pertanian dikerjakan, yaitu


agar diketahui perlakuan (treatment) tepat supaya hasil yang diperoleh sesuai
dengan yang diharapkan. Sehingga akan menghasilkan sebuah keputusan yang
disertai dengan alat dan bukti yang tepat.

Adapun alasan mengapa analisa usaha tani harus dilakukan, yaitu:

Untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh karena tidak


dilakukannya kajian tentang tepat tidaknya untuk melaksanakan kegiatan
pertanian yang telah direncanakan. Agar menjadi dorongan yang kuat dan
motivasi dalam melakukan usaha tani yang menurut analisa akan menguntungkan
bagi yang mengusahakannya. Supaya mendapatkan kepercayaan dari pihak
pemilik modal bagi yang mengusahakan usaha tani secara kemitraan. Bagi
penyuluh pertanian, akan menjadikan kajian analisa usaha tani sebagai dasar
pijakan dalam meransang dan tanggung jawab kepada petani untuk melaksanakan
kegiatan seperti yang diharapkan oleh pemerintah.

Ada beberapa hal yang sangat penting diperhatikan saat melakukan analisa usaha
tani, yakni:

 Iklim Merupakan faktor pentingyang sangat mempengaruhi keberhasilan


usaha tani yang akan dikembangkan, yaitu fenomena alam yang berdampak
luas menyangkut dengan dua hal, seperti musim panas atau musim hujan.
Kedua masalah ini secara otomatis akan menentukan jenis komoditas dan
pola pengelolaan usaha tani yang akan dikembangkan.
 Tanah Kajian tentang struktur tanah (fisik, kimiawi, biologi, Ph, kepadatan)
sangat penting dilakukan, karena akan menjadi sebuah rekomendasi kepada
kita bagaimana kondisi sebenarnya media tanam sebelum diusahakan. Hasil

13
kajian secara ilmiah (obyektif) yakni, seperti tingkat kesuburan, unsur hara,
unsur organik, keasaman dan lain sebagainya yang akan menentukan
seberapa besar input harus diberikan serta pengelolaan/ treatment yang tepat.

Biaya produksi dalam usaha tani terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel, biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan, serta biaya
langsung dan biaya tidak langsung.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pratikum ini dilaksankan di Pematang Gubernur Tepatnya di rumah ibu


Nurlela (Petani Sayuran) pada tanggal 14 Juni 2022, Pukul 10:00 WIB.

3.2 Cara Kerja

Cara kerja dan pelaksanaan dalam pratikum ini yaitu dengan Survei Ke Rumah
Petani dan wawancara langsung dengan Ibu Nurlela (Petani Sayuran),
menggunakan Kusioner yang telah disiapkan terlebih dahulu sebagai panduan
dalam pratikum ini untuk mendapatkan data Data Primer seputar usahatani
Sayuran (Bayam).

3.3 Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif
yang kemudian di deskripsikan dan diolah atau di hitung dengan menggunakan
rumus menurut soekartawi 2006 untuk menghitung pendapatan, dengan rumus
menurut soekartawi dan untuk mengetahui usaha tersebut menguntungkan atau
tidak menggunakan R/C Ratio.

15
BAB IV

PEMBAHASAN

Pratikum ini di laksanakan di rumah Ibu Nurlela yaitu di Kelurahan


Pematang Gubernur Kecamatan Muara Bangkahulu, Pratikum ini meneliti
usahatani di bidang tanaman (Sayuran) Bayam ,yaitu usaha keluarga yang
dijalankan Keluarga Ibu Nurlela yang telah berlangsung selama 3 tahun dengan
Luas lahan 0,25 Hadan 3 Tenaga kerja Keluarga.

Modal yang dikeluarkan Ibu nurlela untuk memuali usaha ini sebesar
Rp.3.000.000.00 yang merupakan modal sendiri atau uang pribadi.

4.1 Rincian Pengeluaran Biaya Yang Harus di keluarkan Ibu Nurlela Untuk
Usaha Bayam

 Biaya Untuk Membeli Benih

No Jenis Bibit Jumlah Biaya Total Biaya


(Kg/Masa Tanam) (Rp/Kg) (Rp)
1. Bayam Matahari 2 Kg 55.000.00 110.000.00
Biaya Untuk Membeli Pupuk

No Jenis Pupuk Jumlah Biaya Total Biaya


(Karung/Masa) (Rp/Karung) (Rp)
1. Pupuk Kandang 25 Karung 16.000/Karung 400.000.00
2. Urea 2 Kg 15.000/kg 30.000.00

Jumlah 430.000.00
 Biaya Untuk Obatan (Pestisida)

No Jenis Pestisida Jumlah Biaya Total Biaya


(Liter/Masa Rp/Liter (Rp)
Tanam)
1. Desthin 1 Liter 50.000.00 50.000.00

16
 Biaya Untuk Peralatan dan Perlengkapan

No Nama Peralatan Jumlah Harga Umur Penyusutan


Beli Ekonomis
1. Cangkul 2 120.000.00 5 Tahun 48.000.00
2. Garpu 2 15.000.00 5 Tahun 6.000.00
3. Ember 2 15.000.00 1 Tahun 30.000.00
4. Spayer 1 200.000.00 5 Tahun 40.000.00
5. Arit 2 50.000.00 5 Tahun 20.000.00

Jumlah 144.000.00

 Biaya Untuk Tenaga Kerja

Dalam Keluarga Luar Keluarga


Jenis Kegiatan
(HOK) (HOK) Upah (Rp)
JOK JOK DOK
Jam Hari HOK Jam Hari
HOK

Pengolahan lahan 8 5 8 10 1.000.000.00


Penanaman 1 6 8 0.75 22.500.00
Pemupukan 1 6 8 0.75 22.500.00
Penyiangan 8 2 8 4 200.000.00
Penyemprotan 2 1 8 0.25 7.500.00
Panen 8 6 8 12 600.000.00
1.852.000.00

Jumlah Panen : 4500 Ikat/ Masa Panen

Harga Jual : 2000/Ikat

Bayam yang telah di panen diangkut menggonakan mobil dan di jual di


pasar panorama, langsung mengantar langganan tetap.

17
4.2 Pendaptan Hasil Usahatani Sayuran (Bayam) Ibu Nurlela

Untuk menghitung pendapatan menggunakan rumus Menurut Soekartawi


yang mana Pendapatan petani adalah salah satu tolak ukur yang diperoleh petani
dari usahatani yang dilakukan. Dalam analisis usahatani, pendapatan yang
diperoleh oleh petani adalah sebagai indikator yang sangat pentingn karena
merupakan sumber pokok dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan
merupakan bentuk timbal balik jasa pengolahan lahan, tenaga kerja, modal yang
dimiliki petani untuk usahanya. Kesejahteraan petani dapat meningkat apabila
pendapatan petani lebih lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan, tetapi
diimbangi jumlah produksi yang tinggi dan harga yang baik. Pengaruh harga
produktifitas merupakan faktor tidak pasti dalam usahatani (Soekartawi, 1994).

Untuk mengetahui pendapatan usaha menggunakan rumus sebagai berikut :

Π = TR – TC

Dimana :

TR = P X PQ

TC = FC (Fixed Cost) + VC (Variabel Cost)

Keterangan :
TR : Total Revenue (Penerimaan)
TC : Total Cost (Biaya Total)
P : Harga
PQ : Produk
FC : Biaya Tetap
VC : Biaya Variabel

Diketahui :
P : 2.000.00/ Ikat
PQ : 4500/Produksi
Jadi :
TR = P X PQ
TR = 2.000.00 X 4500
TR = 9.000.000.00

18
FC = 734.000.00
VC = 1.852.000.00
Jadi :
TC = FC + VC
TC = 734.000.00 + 1.852.000.00
TC = 2.586.000.00

Π = TR – TC
Π = 8.000.000.00 – 2.585.000.00
Π = 5.415.000.00
Jadi Pendapatan ke seluruhan Usahatani Bayam Ibu Nurlela Sebanyak
5.415.000.00

4.3 Menghitung Keuntungan Usahatani Bayam


R/C ratio adalah besaran nilai yang menunjukan perbandingan antara
Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = C). Dalam batasan
besaran nilai R/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak
menguntungkan.Menurut Rahim dan Hastuti (2007:167)
Kriteria :
 Apabila R/C Ratio > 1 maka usahatani tersebut menguntungkan
 Apabila R/C Ratio = 1 maka usaha tersebut Seimbang/Impas
 Apabila R/C Ratio < 1 maka usahatani tersebut mengalami kerugian

R/C Ratio = TR (Total Revenue)


TC (Total Cost)
R/C Ratio = 9.000.000.00
2.585.000.00
R/C Ratio = 3,481
Jadi hasil dari R/C Ratio sebesar 3,481, maka usahatani Bayam milik Ibu Nurlela
dikatakan Menguntungkan dan Layak disahakan.

19
BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa usahatani Bayam Ibu


Nurlela menguntungkan dan layak di usahakan.

5.2 Saran

Dengan adanya laporan ini, kiranya dapat menambah pengetahuan


pembaca dalamusahatani, bukan hanya asal tanam, akan tetapi bagaimana agar
kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih maksimal serta dalam pemasaran kita
bisa mendapatkan hasil yang besar.Selanjutnya penulis mengharapkan kepada
pembaa untuk dapat mengamati lebih mengenaiusahatan

20
DAFTAR PUSTAKA

http://shinta.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/Ilmu-Usaha-Tani.pdf

https://teteto.wordpress.com/2012/09/07/laporan-kegiatan-analisa-usaha-tani/

21
LAMPIRAN

22
23

Anda mungkin juga menyukai