Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI PERTANIAN

OLEH
1. Sabrin Syindiora (134180001)
2. Yanita Febriani Harianja (134180002)
3. Cindy Novemi Sinaga (134180010)
4. Reti Columba Lifia (134180038)

DOSEN: Ir.Budiarto,MP.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NEGERI “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran allah SWT yang telah melimpahkan ramhat nya dan tidak
lupa sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar
muhammad SAW, sehingga penyusun dapat makalah ini dapat menyelesaikan tugas
Makalah Dasar Perlindungan Tanaman mengenai Perkehidupan dan Perkembangan
Populasi Hama.
Penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atas kekompakan dan kerjasama
memberikan bantuan dan masukan. Meskipun banyak hambatan dalam proses
pengerjaannya, tetapi dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penulis sangat berharap kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga
dapat memperbaiki dimasa yang akan datang. Penyusun berharap Makalah Dasar
Perlindungan Tanaman mengenai Perkehidupan dan Perkembangan Populasi Hama
dapat bermanfaat bagi teman-teman.

Yogyakarta, Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................4
1. Latar belakang .....................................................................................4
2. Rumusan Masalah ................................................................................5
3. Tujuan ..................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................6
1. Peran Pertanian Dalam Perekonomian Indonesia.................................6
2. Ciri Ciri Pertanian Di Indonesia...........................................................8
3. Jenis-Jenis Pertanian Berdasarkan Pengelolaanya.........................................10
4. Berdasarkan Jenis Tanamannya....................................................................10
5. Berdasarkan Lahannya..................................................................................10
6. Pembagian Bidang Pertanian.........................................................................11
7. Perbedaan Pertanian Pulau Jawa Dan Luar Pulau Jawa.................................12
BAB III KESIMPULAN .........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia Mempunyai Potensi Sumber Daya Alam yang Sangat Besar,
Indonesia merupakan wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang amat
subur memiliki letak astronomis 6° LU – 11°LS dan 94°BT – 141°BT yang
menandakan wilayah Indonesia merupakan wilayah yang sangat subur dan
beriklim tropis. Dengan potensi wilayah yang demikian sangat baik kaitannya
dalam pengembangan sektor pertanian. Hal ini merupakan keuntungan bahwa
faktor iklim yang sangat mempengaruhi faktor terbentuk dan tumbuh suburnya
setiap tanaman.
Untuk iklim di negara kita yang cukup dalam memperoleh sinar matahari
sepanjang tahun, ini mempengaruhi tumbuh suburnya setiap tanaman dengan
mudah. Hal ini membuat wilayah Indonesia mendapat julukan sebagai ”Kolam
Susu” dimana setiap tangkai maupun bibit yang ditanam diwilayah Indonesia
selalu tumbuh dengan subur dan menghasilkan uang.
Inilah yang harusnya kita perhatikan dan dimanfaatkansebaik-
baiknya.Walaupun sektor pertanian cenderung diremehkan dan berpengaruh
kecil terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Disinilah kekayaan yang
berlimpah yang dianugerahi oleh alam kepada negara kita. Maka sektor pertanian
perlu dikembangkan demi peningkatan pendapatan perekonomian negara, juga
mampu berdaya saing dengan negara-negara lain sebagai pengekspor bahan baku
alam hasil pertanian.
Pemasaran Produk Pertanian Terhadap Pendapatan Nasional Cukup
Menjanjikan. Dapat dikatakan tidak banyak orang yang tahu dan paham bahwa
sektor pertanian mempunyai keuntungan yang cukup besar pada PDB negara.
Selain itu juga banyak yang beranggapan bahwa sektor pertanian hanya sektor
sampingan yang tidak perlu terlalu diperhatikan. Walaupun hanya memberi

4
17,3% bagi PDB tiap tahunnya tapi sektor ini menjadi barang komoditi yang
paling dicari oleh masyarakat karena menjadi kebutuhan primer dalam
pemenuhan kebutuhan pangan.
Pangan adalah kebutuhan setiap hari yang tidak boleh habis stoknya karena
akan berdampak fatal pada pemenuhan kebutuhan masyarakat dan dampak
terburuknya adalh kelaparan. Oleh sebab itu sektor pertanian harus diperhatikan
lebih baik karena menjadi faktor primer dalam pemenuhan kebutuhan, dan sudah
seharusnya sebagai negara yang terletak diwilayah tropis Indonesia harus dapat
memanfaatkan keadaan alam yang ada dengan meningkatkan hasil produksi dari
sektor pertanian.

2. Rumusan masalah
1. Pertanian dalam perekonomian indonesia
2. Ciri umum pertanian indonesia
3. Pembagian bidang pertanian
4. Perbedaan pertanian di pulau jawa dan luar pulau jawa

3. Tujuan
1. Mengetahui pertanian dalam perekonomian indonesia
2. Mengetahui ciri umum pertanian indonesia
3. Mengetahui pembagian bidang pertanian indonesia
4. Mengetahui perbedaan pertanian di pulau jawa dan diluar pulau jawa

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Peran Pertanian Dalam Perekonomian Indonesia


a. Peran sektor pertanian dalam pemenuhan pangan
Para petani menjadi pemasok setiap kebutuhan pangan dari tiap-tiap
anggota keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok setiap hari. Apabila
tidak ada petani manusia pasti tidak bsia memenuhi kebutuhannya. Lebih
buruknya bahkan harus mengimpor barang pangan dari luar negeri.
Beberapa negara besar seperti Saudi Arabia yang sering mengimpor hasil
tani kedalam negaranya, kurang memanfaatkan peran dari petaninya bukan
dikarenakan faktor ketidaksediaan modal melainkan faktor ketidak mampuan
pada segi tanah dan iklim mereka.
b. Peran Sektor Pertanian Dalam Mengurangi Pengangguran
Di Indonesia peran petani tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan
masyarakat khususnya penduduk pedesaan. Peranan pertanian sudah menjadi
hal yang umum sebagai roda penggerak perekonomian di pedesaan. Mengingat
potensi alam Indonesia yang sangat mendukung maka jika pemerintah lebih
serius sektor ini akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar
sehingga pengangguran akan berkurang secara signifikan.
Seharusnya Peranan Pertanian Dalam Perekonomian Indonesia Lebih
Ditingkatkan. Dapat kita lihat bahwa sektor pertanian ini dapat menjadi
penggerak ekonomi serta manfaatnya untuk semua kalangan di Indonesia. Kita
tidak boleh hanya memandang sebelah mata terhadap petani yang ada di
Indonesia, sebab jika tidak ada mereka maka bahan panganpun akan sulit kita
dapatkan.
Jika kita ditinjau dari segi letak geografis wilayah Indonesia berada pada
posisi dua samudra, yaitu : Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Juga terletak
diantara dua benua, yaitu : Benua Asia dan Benua Australia. Ini menandakan

6
bahwa letak wilayah negara Indonesia berada di sebuah jalur internasional,
yaitu sebuah jalur yang strategis dalam menjalankan berbagai sektor yang
seharusnya mampu menjadi daya ikat bagi negara luar terutama untuk bidang
pemasaran barang produksi dalam negeri salah satunya produksi hasil
pertanian.
c. Peran pertanian dalam perekonomian
Indonesia mampu memberikan sebuah jalan terbaik bagi pemerintah untuk
mengatasi pengangguran. Dimana kita ketahui saat ini bahwa pengangguran
dan perekonomian yang menjadi masalah krusial negara Indonesia. Oleh karena
itu Kita sebagai warga negara Indonesia sangat wajib untuk memanfaatkan
tanah yang subur semaksimal mungkin dalam segala bidang.
Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia:
1). potensi sumberdayanya yang besar dan beragam.
2). pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,
3).besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan
4). menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Potensi pertanian yang besar namun sebagian besar dari petani banyak yang
termasuk golongan miskin adalah sangat ironis terjadi di Indonesia. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan petani
tetapi sektor pertanian keseluruhan. Disisi lain adanya peningkatan investasi
dalam pertanian yang dilakukan oleh investor PMA dan PMDN yang
berorientasi pada pasar ekspor umumnya padat modal dan perananya kecil
dalam penyerapan tenaga kerja atau lebih banyak menciptakan buruh tani.
Berdasarkan latar belakang tersebut ditambah dengan kenyataan justru kuatnya
aksesibilitas pada investor asing /swasta besar dibandingkan dengan petani
kecil dalam pemanfaatan sumberdaya pertanian di Indonesia, maka dipandang
perlu adanya grand strategy pembangunan pertanian melalui pemberdayaan
petani kecil. Melalui konsepsi tersebut, maka diharapkan mampu
menumbuhkan sektor pertanian, sehingga pada gilirannya mampu menjadi

7
sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam hal
pencapaian sasaran :
1) Mensejahterahkan para petani.
2) Menyediakan pangan.
3) Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah.
4) merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustry.
5) menghasilkan devisa.
6) menyediakan lapangan pekerjaan.
7) peningkatan pendapatan nasional, dan
8) tetap mempertahankan kelestarian sumber daya. 

2. Ciri Ciri Pertanian Di Indonesia


a. PertaniantropikaSebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat
katulistiwa yang berarti merupakan daerah tropika dengan demikian jenis
tanaman, hewan, perikanan, dan hutan sangat dipengaruhi oleh iklim tropis
(pertanian tropika). Di samping itu ada pengaruh lain yang menentukan
corak pertanian kita yaitu bentuk negara berkepulauan dan topografinya
yang bergunung-gunung.Letaknya yang di antara Benua Asia dan Australia
serta antara Lautan Hindia dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu
udara, arah angin yang berakibat adanya perbedaan iklim di Indonesia,
sehingga menimbulkan ciri pertanian Indonesia merupakan kelengkapan ciri-
ciri pertanian yang lain.
b. Pertanian dataran tinggi dan rendahIndonesia merupakan daerah volkano
(memiliki banyak gunung), sehingga memungkinkan mempunyai daerah
yang mempunyai ketinggian dan dataran rendah. Dataran tinggi mempunyai
iklim dingin, sehingga bisa ditanamitanaman beriklim subtropis.
c. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering
(Indonesia timur).Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa,

8
sebagian Sulawesi) mempunyai iklim basah : banyak hujan, sedangkan
bagian Indonesia lain terutama Indonesia bagian timur (NTB, NTT, Maluku)
iklimnya kering.
d. Adanya hutan tropika dan padang rumput.
Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak hujan
terbentuk hutan tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang rumput.
e. Perikanan darat dan laut.Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari
banyak pulau, sehingga daerahnya terdiri dari darat dan perairan. Keadaan
ini memungkinkan terdapatnya perikanan darat dan laut.
f. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basahDaratan
Indonesia terbagi menjadi:
1) tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa.
2) lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan
3) pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi.
g. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak, sawah pasang
surut. Jenis-sawah
1)Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur.
Sawah yang beririgasi bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata
air, dll.
2)Sawah tadah hujan, yaitu sawah yang menggunakan perairan dengan air
hujan.
3)Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat
penghujan. mendapat air terus menerus sepanjang masa.
4)Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekatmuara
sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut.

9
3. Jenis-jenis Pertanian berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pertanian rakyat adalah Pertanian rakyat adalah suatu sistem pertanian yang
dikelola oleh rakyat pada lahan / tanah garapan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan makanan / pangan dalam negeri.. Ciri-ciri dari pertanian rakyat
adalah modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja
sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri. pertanian yang
diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal..
2. Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik
swasta maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau
bahan baku industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara
modern.

4. Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:


1. Pertanian tanaman pangan,adalah usaha pertanian yang berupa bahan
pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian,
jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah
dll)dan jenis holtikultura (buah dan sayuran).
2. Pertanian tanaman perkebunan, adalah usaha pertanian yang bertujuan
memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat
dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman (tebu, tembakau, dll) dan
tanaman perkebunan tahunan (kopi, karet, coklat,dll).

5. Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:


1. Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan
jenis tanaman.
2. Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan
dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah.

10
3. Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan
memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll.
4. Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah
(pekarangan)

6. Pembagian Bidang Pertanian


a. Kehutanan
kehutanan adalah sebagai sistem kepengurusan yang ada hubungannya dengan
masalah hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang terselenggara secara
terstruktur untuk keberlangsungan kehidupan di hutan.
b. Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu
pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai;
mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat
c. Peternakan
Peternakan adalahkegiatan mengembangbiakkan danmembudidayakanhewan
ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara
dan beternak perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan
peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip
manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara
optimal.
d. Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak
dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan
berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta

11
lingkungannya. Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no.
31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam
suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap
merupakan usaha agribisnis.

7. Perbedaan Pertanian Pulau Jawa Dan Luar Pulau Jawa


Pertanian di Jawa dan Luar Jawa.Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai
spesifikasi yang berbeda.
Jawa umumnya tanah subur, penduduk padat. merupakan tanaman bahan pangan,
berskala kecil,
Luar pulau Jawa umumnya tanah kurang subur, penduduk jarang
mempengaruhi corak pertanian, pertanian di jawa umumnya, merupakan
perkebunan, kehutanan, berskala lebih luasIndonesia negara yang luas sekali,
Demikian pula pertaniannya. Pertanian kopi dan karet di Aceh mempunyai pola
dan sistem yang berbeda dengan pertanian bawah merah di Jawa Tengah atau
pertanian sayur-sayuran di Malang. Dengan demikian hampir tidak mungkin kita
mengadakan generalisasi tentang sistem dan pola di Indonesia.
Pola kehidupan pertanian di Jawa berbeda dengan di luar Jawa terutama karena
perbedaan perbandingan antara jumlah petani dengan tanah yang tersedia untuk
kehidupannya. Pulau Jawa pada tahun 1974 di diami oleh 64% dari seluruh
penduduk Indonesia, padahal daerahnya hanya 7% dari seluruh daerah Indonesia.
Dengan demikian Jawa paling padat penduduknya.
Pembagian penduduk petani yang tidak seimbang antara Jawa dan luar Jawa
menimbulkan corak kehidupan pertanian yang sangat berbeda. Jawa mempunyai
sistem pertanian yang labor intensive (padat karya) sedangkan luar Jawa kurang
labor intensive, menggunakan sebagian besar tanah pertaniannya untuk
memproduksi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, dan ketela.
Sedangkan daerah luar Jawa menyisihkan sebagian besar tanahnya untuk

12
tanaman-tanaman perdagangan seperti karet, kelapa, kopi, lada dan lain-lain.
Pulau Jawa berkembang pertaniannya lebih dulu daripada pulau-pulau di luar
Jawa. Pada waktu modal asing mulai datang di Indonesia secara besar-besaran
(mulai tahun 1870) maka baik tanaman-tanaman bahan makanan maupun
tanaman perdagangan mulai dikembangkan di Jawa.
Karena tanah-tanah di Jawa makin terbatas sedangkan tanah pertanian di luar
Jawa masih lebih luas maka para pemilik modal kemudian mulai membuka
perkebunan-perkebunan yang lebih besar di luar Jawa terutama di Sumatera.
Tenaga-tenaga kerja yang diperlukan untuk perkebunan-perkebunan di Sumatera
banyak didatangkan dari Jawa terutama untuk perkebunan tembakau Deli di
Sumatera Timur yang sifatnya sangat padat karya.
Pulau Sumatera kemudian sangat penting dalam produksi tanaman-tanaman
perdagangan untuk ekspor seperti karet, kelapa sawit, tembakau, kopi dan lada,
dn Jawa terutama memproduksi tanaman-tanaman bahan makanan. Tanaman
perdagangan yang lebih efisien diusahakan di Jawa adalah yang sifatnya lebih
padat karya yaitu tebu, tembakau dan teh.
Pada waktu harga hasil ekspor pertanian sangat baik misalnya karet pada saat-
saat perang dunia II dan perang Korea (1950-1952) maka Sumatera sebagai
produsen karet utama mengalami zaman keemasan. Tanaman bahan makanan
disana kurang menarik. Beras yang diperlukan fiimpor dari Jawa atau luar negeri.
Namun keadaan ini berubah sesudah harga karet menurun dipasar dunia,
terutama sejak munculnya saingan karet sintetis. Menjelang harga-harga beras
yang terus menanjak dipasar dunia dan makin besarnya impor beras terutama
oleh pulau Jawa, maka Sumatera dan daerah-daerah lain mulai mempergiat
penanaman bahan makanan. Antara tahun 1963-1969, produksi padi di Sumatera
saja naik 50,4% (7,1% tiap tahun), sedang di Jawa hanya 18,8% (2,9% tiap
tahun).
Perkembangan ini menunjukkan makin pentingnya kedudukan Sumatera dan
pulau-pulau luar Jawa pada umumnya dalam pertanian Indonesia dan makin

13
gawatnya persoalan di Jawa. Penduduk di Jawa makin bertambah dengan pesat
padahal produksi bahan makanan berkembang lambat. Produksi pertanian di
Jawa makin terpusat pada produksi beras, makanan pokok penduduk dan
kedudukan tanaman perdagangan makin kurang penting. Tanaman perdagangan
seperti tebu, rosella dan tembakau yang menggunakan tanah-tanah yang disewa
dari rakyat makin sulit mencari tanah. Hanya dengan bantuan peraturan tentang
penjatahan (quota) tanah dan bantuan pemerintah maka tanaman-tanaman ini
terjamin kebutuhan tanahnya. Ini pun hanya diperoleh dengan sewa tanah yang
makin tinggi.
Tidak dapat dielakkan bahwa kegiatan pertanian harus lebih banyak lagi
diarahkan keluar Jawa di mana tanah-tanah pertanian masih banyak tersedia.
Perkembangan pertanian di luar Jawa akan berhubungan erat dengan kegiatan
pembangunan daerah dan pemindahan tenaga kerja dari kelebihan penduduk di
Jawa. Inilah masalah utama yang dihadapi dalam program transmigrasi.

14
BAB III
KESIMPULAN

Pertanian yang dimaksud dalam konsep pendapatan nasional adalah pertanian


dalam arti luas.Di Indonesia, ada 5 subsektor pertanian yaitu sektor tanaman
pangan,perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Perkembangan petani di Indonesia dibagi kedalam 3 zaman yaitu:
1.    Petani pada zaman kerajaan- kerajaan Indonesia kuno
2.    Petani pada masa penjajahan
3.    Petani Indonesia sesudah kemerdekaan
Di Indonesia, sektor pertanian dalam arti luas ini dipilah- pilah menjadi lima
subsektor yaitu:
1.    Subsektor tanaman pangan
2.    Subsektor perkebunan
3.    Subsektor kehutanan
4.    Subsektor peternakan
5.    Subsektor perikanan
Peran sektor pertanian dalam perekonomian yang paling utama adalah pertanian
sebagai mata pencaharian yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.Sebagai
contoh, sumbangan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Deli Serdang
masih sangat dominan terutama tanaman bahan makanan dan perkebunan.Namun
demikian, konstribusi sektor pertanian terhadap pembentukan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) kabupaten Deli Serdang dari tahun ke tahun cenderung
mengalami penurunan.Jika tahun 2004 sektor ini menyumbang sebesar 15,29 %
berturut-turut turun menjadi 13,34 % pada tahun 2005, menjadi 12,19 pada tahun
2006 dan kembali menurun pada tahun 2007 menjadi 11,17 % serta tahun 2008
menjadi 10,82%

15
DAFTAR PUSTAKA

Thidi, 7 oktober 2018, https://thidiweb.com/peran-pertanian-dalam-perekonomian-


indonesia/ (Diakses pada , rabu, 6 febuari 2019) pukul 16.00.

Maulana zikri, 19 maret 2019,http://atalongbeh.blogspot.com/2016/03/ciri-ciri-


pertanian-di-indonesia.html (Diakses pada rabu, 6 febuari 2019) pukul 15.00.

https://slideplayer.info/slide/3248085/ (Diakses pada rabu, 6 febuari 2019) pukul 17.00

Bondan edduyana, 10 oktober 2013,


https://www.slideshare.net/mobile/radenbondanEB/ringkasan-perkuliahan-
semester-1-penghantar-imu-pertanian-bagian-1

16

Anda mungkin juga menyukai