Aisah (2031710133)
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Berkat nikmat juga hidayah serta izin Allah SWT, Kami ucapkan syukur Alhamdulillah.
Shalawat serta salam dengan penuh penghormatan kepada junjungan kami Rasulullah SAW, dan
atas dukungan dari orang tua serta dosen pengampu mata kuliah perekonomian islam Indonesia
yaitu Bapak Alias Candra, M.E akhirnya kami dapat menyelesaikan Tugas kelompok dengan
tepat waktu. Namun dengan kerendahan hati kami sadari bahwasanya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan maupun materi.
Kami selaku dari kelompok 11 mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dari penulisan makalah ini. Dan juga kami memohon maaf jika masih banyak
terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga harapan kami kedepan nya makalah
ini bisa menambah wawasan bagi kita semua serta menambah ilmu untuk kita pelajari sehingga
menjadi bermanfaat untuk kedepannya, Aamiin.
Kelompok 11
i
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian
dalam menopang pembangunaan juga sebagai sumber mata pencaharian masyarakatnya.
Sektor pertanian sendiri sebagai penyedia pangan bagi sebagian besar penduduk di
negara berkembang termasuk Indonesia, juga sebagai lapangan kerja yang tersedia secara
luas bagi hampir seluruh angkatan kerja. Sektor pertanian juga sebagai penyedia bahan
baku bagi sektor industry yang kini sedang berkembang pesat dan berkontribusi besar
terhadap pertumbuhan PDRB, sehingga sektor ini dianggap sangat dominan peranannya
bagi perekonomian Indonesia.
Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya untuk memanfaatkan
sumber daya alam dan sumber daya lainnya seoptimal mungkin. Industri mempunyai
peranan sebagai pemimpin dalam sektor perekonomian (leading sector). Leading sector
ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan
mengangkat pembangunan perekonomian sektor-sektor lainnya, termasuk sektor
pertanian. Pertumbuhan sektor industri yang pesat dianggap dapat merangsang
pertumbuhan sector pertanian untuk menyediakan bahan baku bagi sektor industri
sehingga keduanya saling menopang dalam perekonomian (Arsyad, 1999).
Peran utama pertanian saat ini hanya dianggap sebagai sumber tenaga kerja dan
bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor industri yang dinobatkan
sebagai “sektor unggulan” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara
keseluruhan. Perlahan mulai disadari bahwa daerah pedesaan pada umumnya dan sektor
pertanian pada khususnya ternyata tidak bersifat pasif, tetapi jauh lebih penting dari
sekedar penunjang ekonomi secara keseluruhan (Todaro dan Smith, 2003). Sektor
pertanian berperan sebagai penyokong bahan baku sektor industri. Jika mampu
dikembangkan lebih lanjut produksi sektor pertanian dapat mencapai jumlah maksimal,
juga dapat menghasilkan barang konsumsi lain yang bernilai lebih dibanding hanya
sebagai penunjang sektor lainnya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa defini dari sektor pertanian dan sektor industri ?
2. Bagaimana kontribusi sektor pertanian bagi perekonomian Indonesia ?
3. Bagaimana peranan sektor pertanian dan sektor industri ?
4. Bagaimana kendala dalam pengembangan sektor pertanian ?
5. Bagaimana permasalahan dalam sektor industri ?
6. Bagaimana industrialisasi berbasis pertanian ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menambah pengetahuan tentang sektor pertanian dan sektor industri
diindonesia.
2. Untuk memperoleh infomasi tentang perkembangan sektor pertanian dan sektor
industri secara nasional.
3. Untuk mengetahui tentang peranan, kendala, serta kontribusi pada sektor
pertanian dan sektor industri bagi perekonomian Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keadaan sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap
teknologi, modal, dan pasar.
b. Menyediakan pangan
Dengan peranan pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang relatif
murah, telah memungkinkan biaya hidup di Indonesia tergolong rendah di
dunia. Dan rendahnya biaya hidup di Indonesia menjadi salah satu daya
saing nasional. Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang cukup
dan stabil meimilki peran yang besar dalam penciptaaan ketahanan pangan
nasional (food security) yang erat kaitannya dengan stabilitas sosial,
ekonomi, dan politik.
c. Sebagai wahana pemeratan pembangunan
Pembangunan pertanian harus didukung oleh pembangunan wilayah baik
pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi
kemasyarakatan.
d. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustry
Dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung
mengonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi, tidak busuk,
dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.
e. Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia.
Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti
ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari
50% total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor.
f. Menyediakan lapangan kerja
Sebagaimana diterangkan di awal, sektor pertanian memiliki peran penting
dalam menyerap tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996) 46% dari
82 juta jiwa angkatan kerja pada tahun itu diserap oleh subsektor pertanian
primer. Lalu subsektor perkebunan memberikan kontribusinya dalam
pembangunan nasional. Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang
terserap oleh subsektor ini diperkirakan mencapai 17 juta jiwa. Dengan
demikian, selain menyediakan lapangan kerja subsektor perkebunan ikut
mengurangi arus urbanisasi.
4
g. Peningkatan pendapatan nasional
Berdasarkan data yang diperoleh, subsektor perkebunan merupakan salah
satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan
nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap produk domestik
bruto (PDB). Dari segi nilai absolut berdasarkan harga yang berlaku PDB
perkebunan terus meningkat dari sekitar Rp 33,7 triliun pada tahun 2000
menjadi sekitar Rp 47,0 triliun pada tahun 2003, atau meningkat dengan
laju sekitar 11,7% per tahun.
h. Mempertahakan kelestarian sumber daya
Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan
beraneka ragam sumber daya pertanian secara alami (endowment factor).
Maka dari itu, diharapkan dalam penggunaannya sumber daya ini
digunakan secara optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian
sumber daya pertanian.
5
Kesuburan tanah sebagai faktor produksi utama dalam pertanian makin
menurun. Permasalahannya bukan saja menyangkut makin terbatasnya
lahan yang dapat dimanfaatkan petani, tetapi juga berkaitan dengan
perubahan perilaku petani dalam berusaha tani. Dari sisi lain
mengakibatkan terjadinya pembagian penggunaan tanah untuk berbagai
subsektor pertanian yang dikembangkan oleh petani.
c. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi.
Usaha pertanian merupakan suatu proses yang memerlukan jangka waktu
tertentu. Dalam proses tersebut akan terakumulasi berbagai faktor
produksi dan sarana produksi yang merupakan faktor masukan produksi
yang diperlukan dalam proses tersebut untuk mendapatkan keluaran yang
diinginkan. Petani yang bertindak sebagai manajer dan pekerja pada usaha
taninya haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
penggunaan berbagai faktor masukan usaha tani, sehingga mampu
memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi
usaha yang dilakukan.
d. Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani
Organisasi merupakan wadah yang sangat penting dalam masyarakat,
terutama kaitannya dengan penyampaian informasi (top down) dan
panyaluran inspirasi (bottom up) para anggotanya. Dalam pertanian,
organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah kelompok tani. Selama ini
kelompok tani sudah terbukti menjadi wadah penggerak pengembangan
pertanian di pedesaan. Hal ini dapat dilihat dari manfaat kelompok tani
dalam hal memudahkan koordinasi, penyuluhan dan pemberian paket
teknologi.
e. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor
agribisnis.
Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang peranan penting
dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha tani, karena petani
merupakan pekerja dan sekaligus manajer dalam usaha tani itu sendiri.
Ada dua hal yang dapat dilihat berkaitan dengan sumberdaya manusia ini,
yaitu jumlah yang tersedia dan kualitas sumberdaya manusia itu sendiri.
6
Kedua hal ini sering dijadikan sebagai indikator dalam menilai
permasalahan yang ada pada kegiatan pertanian.
7
Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang
Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang
Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang.
8
industri harus bisa diatasi agar para pengusaha atau investor bergairah lagi
menanamkan investasi di Indonesia
a. Masalah Birokrasi
Perizinan tidak transparan, berbelit-belit, diskriminatif, lama
dan terjadi tumpang tindih vertikal (antara pusat dan daerah)
serta horizontal (antar instansi daerah).
Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai peraturan
perundang-undangan masih cenderung kurang tegas.
Administrasi perpajakan yang belum optimal. Pengusaha
menganggap administrasi perpajakan terutama kaitanya dengan
produk-produk ekspor yang sangat tidak efisien.
Banyaknya pemungutan yang sering kali tidak disertai
pelayanan yangmemadai.
b. Masalah Teknologi
Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi. Penerapan
teknologi tepat guna belum banyak dimanfaatkan oleh industri
untuk meningkatkan produksi.
Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena
kualitas sumber daya manusia relatif rendah.
d. Masalah Pemasaran
9
Pemasaran hasil produksi agak sulit dan harganya rendah
sehingga hasil penjualan tidak mampu menutupi biaya
produksi yang cukup tinggi.
Permintaan produk dipasaran sangat rendah walaupun
harganya rendah karena kalah bersaing dengan perusahaan lain.
Asosiasi pengusaha belum berperan dalam mengkoordinasikan
produk sehingga menimbulkan persaingan tidak sehat antar
usaha sejenis
e. Masalah Permodalan
Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keungan dan nonbank
rumit dan lama sehingga dalam pencairan kredit sangat lama.
Suku bunga kredit perbankan cukup tinggi sehingga kredit
menjadi mahal
f. Masalah Manejemen
Pola manegemen yang sesuai dengan kebutuhan sebelum bisa
diterapakan karena pengetahuan dam manegerial skill relatif
rendah sehingga strategi bisnis yang tepat belum mampu
disusun dengan baik.
Kemampuan pengusaha mengorganisasikan diri dan karyawan
masih lemah sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak tepat
Produktifitas karyawan masih rendah sedangkan intensitas
pelatihan yang dilaksanakan oleh industri belum juga
menggembirakan
10
Sikap dan reaksi pengusaha industri kecil yang ada pada
umunya lambat dan kurang tanggap untuk mengikuti
perkembangan sehubungan dengan latar belakang budaya
agraris.
Sulitnya menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan
industri kecil dalam rangka peningkatan mutu dan
pengembangan produk baru
Volume permintaan atas hasil produksi industri kecil pada
umunya terbatas secara geografis.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian sektor pertanian menurut A.T Mosher (1968; 19) mengartikan
pertanian sebagai sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan
tanaman dan hewan dan menurut Mubyarto (1989; 16-17) adalah pertanian rakyat atau
disebut sebagai pertanian dalam arti sempit, perkebunan (termasuk didalamnya
perkebunan rakyat atau perkebunan besar), kehutanan, peternakan. Sedangkan pengertian
sektor industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
dalam penggunaannya.
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian di
Indonesia. Peranan sektor pertanian bagi Indonesia diantaranya mensejahterakan petani,
menyediakan pangan, sebagai wahana pemerataan pembangunan, sebagai pasar input
bagi pengembangan agroindustri, menghasilkan devisa, menyediakan lapangan
pekerjaan, peningkatan pendapatan nasional, dan mempertahankan kelestarian sumber
daya. Sedangkan peranan sektor industri terhadap perekonomian dapat dilihat dari
kontribusinya pada Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan investasi, penyerapan
tenaga kerja, perolehan devisa neto dari kegiatan ekspor, pembentukan nilai tambah serta
sumbangan terhadap pajak bagi negara.
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya petani skala
kecil diantaranya lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan,
ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah, terbatasnya kemampuan dalam
penguasaan teknologi, lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani, dan kurangnya
kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis
Permasalahan yang ada disektor industry diantaranya masalah birokrasi, masalah
teknologi, masalah bahan baku, masalah pemasaran, masalah permodalan, masalah
manejemen, dan permasalahn industri kecil
Alasan pembangunan sektor pertanian dalam proses industrialisasi di Negara
seperti Indonesia diantaranya pada sektor pertanian yang kuat, dari sisi permintaan
agregat, dan dari sisi penawaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bps.go.id/subject/169/produk-domestik-bruto--
pengeluaran-.html#:~:text=Pengeluaran%20Konsumsi%20Pemerintah%20merupakan
%20pengeluaran,kolektif%20dan%20pengeluaran%20konsumsi%20individu.
13