Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEREKONOMIAN ISLAM INDONESIA

“Perkembangan Sektor Industri dan Pertanian”

Dosen Pengampu: Alias Candra, M.E

Disususn Oleh Kelompok 11:

Aisah (2031710133)

Nur Hikma (2031710131)

Nabilla Rahman Alfat (2031710114)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Berkat nikmat juga hidayah serta izin Allah SWT, Kami ucapkan syukur Alhamdulillah.
Shalawat serta salam dengan penuh penghormatan kepada junjungan kami Rasulullah SAW, dan
atas dukungan dari orang tua serta dosen pengampu mata kuliah perekonomian islam Indonesia
yaitu Bapak Alias Candra, M.E akhirnya kami dapat menyelesaikan Tugas kelompok dengan
tepat waktu. Namun dengan kerendahan hati kami sadari bahwasanya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan maupun materi.

Kami selaku dari kelompok 11 mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dari penulisan makalah ini. Dan juga kami memohon maaf jika masih banyak
terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga harapan kami kedepan nya makalah
ini bisa menambah wawasan bagi kita semua serta menambah ilmu untuk kita pelajari sehingga
menjadi bermanfaat untuk kedepannya, Aamiin.

Samarinda, 23 November 2022

Kelompok 11

i
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sektor Pertanian Di Indonesia.................................................................................3


B. Sektor Industri Di Indonesia....................................................................................7
C. Industri Berbasis Pertanian......................................................................................12

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian
dalam menopang pembangunaan juga sebagai sumber mata pencaharian masyarakatnya.
Sektor pertanian sendiri sebagai penyedia pangan bagi sebagian besar penduduk di
negara berkembang termasuk Indonesia, juga sebagai lapangan kerja yang tersedia secara
luas bagi hampir seluruh angkatan kerja. Sektor pertanian juga sebagai penyedia bahan
baku bagi sektor industry yang kini sedang berkembang pesat dan berkontribusi besar
terhadap pertumbuhan PDRB, sehingga sektor ini dianggap sangat dominan peranannya
bagi perekonomian Indonesia.
Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya untuk memanfaatkan
sumber daya alam dan sumber daya lainnya seoptimal mungkin. Industri mempunyai
peranan sebagai pemimpin dalam sektor perekonomian (leading sector). Leading sector
ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan
mengangkat pembangunan perekonomian sektor-sektor lainnya, termasuk sektor
pertanian. Pertumbuhan sektor industri yang pesat dianggap dapat merangsang
pertumbuhan sector pertanian untuk menyediakan bahan baku bagi sektor industri
sehingga keduanya saling menopang dalam perekonomian (Arsyad, 1999).
Peran utama pertanian saat ini hanya dianggap sebagai sumber tenaga kerja dan
bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor industri yang dinobatkan
sebagai “sektor unggulan” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara
keseluruhan. Perlahan mulai disadari bahwa daerah pedesaan pada umumnya dan sektor
pertanian pada khususnya ternyata tidak bersifat pasif, tetapi jauh lebih penting dari
sekedar penunjang ekonomi secara keseluruhan (Todaro dan Smith, 2003). Sektor
pertanian berperan sebagai penyokong bahan baku sektor industri. Jika mampu
dikembangkan lebih lanjut produksi sektor pertanian dapat mencapai jumlah maksimal,
juga dapat menghasilkan barang konsumsi lain yang bernilai lebih dibanding hanya
sebagai penunjang sektor lainnya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa defini dari sektor pertanian dan sektor industri ?
2. Bagaimana kontribusi sektor pertanian bagi perekonomian Indonesia ?
3. Bagaimana peranan sektor pertanian dan sektor industri ?
4. Bagaimana kendala dalam pengembangan sektor pertanian ?
5. Bagaimana permasalahan dalam sektor industri ?
6. Bagaimana industrialisasi berbasis pertanian ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menambah pengetahuan tentang sektor pertanian dan sektor industri
diindonesia.
2. Untuk memperoleh infomasi tentang perkembangan sektor pertanian dan sektor
industri secara nasional.
3. Untuk mengetahui tentang peranan, kendala, serta kontribusi pada sektor
pertanian dan sektor industri bagi perekonomian Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sektor pertanian di Indonesia


1. Definisi Sektor Pertanian
Menurut A.T Mosher (1968; 19) mengartikan pertanian sebagai sejenis
proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan
hewan. Kegiatan-kegiatan produksi di dalam setiap usaha tani merupakan suatu
bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting.
Sedangkan Mubyarto (1989; 16-17) membagi definisi pertanian dalam arti
luas dan pertanian dalam arti sempit. Pertanian dalam arti luas mencakup:
pertanian rakyat atau disebut sebagai pertanian dalam arti sempit, perkebunan
(termasuk didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan besar), kehutanan,
peternakan.

2. Kontribusi Sektor Pertanian bagi Perekonomian Indonesia


Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam
perekonomian di Indonesia. Sampai tahun 1991 sektor pertanian menyumbang
17,66 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap
49,24 persen tenaga kerja nasional. Di samping itu sektor pertanian juga
menyangga kehidupan sekitar 77,74 persen penduduk Indonesia yang tinggal di
pedesaan, serta merupakan pendukung utama sektor agroindustri dalam
mendorong dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

3. Peranan Pertanian bagi Pendapatan Nasional


Sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian memiliki beberapa
peranan, yang juga tertuang dalam Program Repelita VI era Presiden Soeharto
dahulu. Peranan sektor pertanian bagi Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mensejehterakan petani
Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga
menumbuhkembangkan partisipasi petani dan mampu meningkatkan

3
keadaan sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap
teknologi, modal, dan pasar.
b. Menyediakan pangan
Dengan peranan pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang relatif
murah, telah memungkinkan biaya hidup di Indonesia tergolong rendah di
dunia. Dan rendahnya biaya hidup di Indonesia menjadi salah satu daya
saing nasional. Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang cukup
dan stabil meimilki peran yang besar dalam penciptaaan ketahanan pangan
nasional (food security) yang erat kaitannya dengan stabilitas sosial,
ekonomi, dan politik.
c. Sebagai wahana pemeratan pembangunan
Pembangunan pertanian harus didukung oleh pembangunan wilayah baik
pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi
kemasyarakatan.
d. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustry
Dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung
mengonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi, tidak busuk,
dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.
e. Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia.
Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti
ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari
50% total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor.
f. Menyediakan lapangan kerja
Sebagaimana diterangkan di awal, sektor pertanian memiliki peran penting
dalam menyerap tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996) 46% dari
82 juta jiwa angkatan kerja pada tahun itu diserap oleh subsektor pertanian
primer. Lalu subsektor perkebunan memberikan kontribusinya dalam
pembangunan nasional. Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang
terserap oleh subsektor ini diperkirakan mencapai 17 juta jiwa. Dengan
demikian, selain menyediakan lapangan kerja subsektor perkebunan ikut
mengurangi arus urbanisasi.

4
g. Peningkatan pendapatan nasional
Berdasarkan data yang diperoleh, subsektor perkebunan merupakan salah
satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan
nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap produk domestik
bruto (PDB). Dari segi nilai absolut berdasarkan harga yang berlaku PDB
perkebunan terus meningkat dari sekitar Rp 33,7 triliun pada tahun 2000
menjadi sekitar Rp 47,0 triliun pada tahun 2003, atau meningkat dengan
laju sekitar 11,7% per tahun.
h. Mempertahakan kelestarian sumber daya
Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan
beraneka ragam sumber daya pertanian secara alami (endowment factor).
Maka dari itu, diharapkan dalam penggunaannya sumber daya ini
digunakan secara optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian
sumber daya pertanian.

4. Kendala dalam Pengembangan Sektor Pertanian di Indonesia


Dalam pengembangan sektor pertanian masih ditemui beberapa kendala,
terutama dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan
agroindustri. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya
petani skala kecil, antara lain:
a. Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan.
Salah satu faktor produksi penting dalam usaha tani adalah modal. Secara
umum pemilikan modal petani masih relatif kecil, karena modal ini
biasanya bersumber dari penyisihan pendapatan usaha tani sebelumnya.
Untuk memodali usaha tani selanjutnya petani terpaksa memilih alternatif
lain, yaitu meminjam uang pada orang lain yang lebih mampu (pedagang)
atau segala kebutuhan usaha tani diambil dulu dari toko dengan perjanjian
pembayarannya setelah panen. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan
petani sering terjerat pada sistem pinjaman yang secara ekonomi
merugikan pihak petani.
b. Ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah.

5
Kesuburan tanah sebagai faktor produksi utama dalam pertanian makin
menurun. Permasalahannya bukan saja menyangkut makin terbatasnya
lahan yang dapat dimanfaatkan petani, tetapi juga berkaitan dengan
perubahan perilaku petani dalam berusaha tani. Dari sisi lain
mengakibatkan terjadinya pembagian penggunaan tanah untuk berbagai
subsektor pertanian yang dikembangkan oleh petani.
c. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi.
Usaha pertanian merupakan suatu proses yang memerlukan jangka waktu
tertentu. Dalam proses tersebut akan terakumulasi berbagai faktor
produksi dan sarana produksi yang merupakan faktor masukan produksi
yang diperlukan dalam proses tersebut untuk mendapatkan keluaran yang
diinginkan. Petani yang bertindak sebagai manajer dan pekerja pada usaha
taninya haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
penggunaan berbagai faktor masukan usaha tani, sehingga mampu
memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi
usaha yang dilakukan.
d. Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani
Organisasi merupakan wadah yang sangat penting dalam masyarakat,
terutama kaitannya dengan penyampaian informasi (top down) dan
panyaluran inspirasi (bottom up) para anggotanya. Dalam pertanian,
organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah kelompok tani. Selama ini
kelompok tani sudah terbukti menjadi wadah penggerak pengembangan
pertanian di pedesaan. Hal ini dapat dilihat dari manfaat kelompok tani
dalam hal memudahkan koordinasi, penyuluhan dan pemberian paket
teknologi.
e. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor
agribisnis.
Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang peranan penting
dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha tani, karena petani
merupakan pekerja dan sekaligus manajer dalam usaha tani itu sendiri.
Ada dua hal yang dapat dilihat berkaitan dengan sumberdaya manusia ini,
yaitu jumlah yang tersedia dan kualitas sumberdaya manusia itu sendiri.

6
Kedua hal ini sering dijadikan sebagai indikator dalam menilai
permasalahan yang ada pada kegiatan pertanian.

B. Sektor Industri di Indonesia


1. Definisi Industri
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
yang lebih tinggi dalam penggunaannya. Kelompok industri adalah bagian-bagian
utama kegiatan industri, yakni kelompok industri hulu atau kelompok industri
dasar, kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil. Sedangkan cabang
industri merupakan bagian suatu kelompok industri yang mempunyai ciri umum
sama dalam proses produksi (Undang-Undang RI No.5 tahun 1984 tentang
perindustrian).
Secara mikro, industri mempunyai pengertian sebagai kumpulan dari
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-
barang yang mempunyai sifat saling mengganti dengan erat. Namun secara
pembentukan harga yaitu cenderung bersifat makro adalah kegiatan ekonomi
yang menciptakan nilai tambah dan secara garis besar dibagi menjadi dua bagian
yaitu industri penghasil barang dan industri penghasil jasa.
Badan Pusat Statistik menjelaskan bahwa kegiatan industri merupakan
kegiatan untuk merubah bentuk secara mekanis maupun kimia dari bahan organik
atau anorganik menjadi produk baru yang nilainya lebih tinggi dan dikerjakan
dengan mesin penggerak atau tenaga kerja yang pelaksanaanyadapat dilakukan di
pabrik ataupun rumah tangga serta hasilnya dapat dijual atau digunakan sendiri.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kegiatan industri tidak terlepas dari
kegiatan perusahaan.
Badan Pusat Statistik mengelompokkan besar atau kecilnya suatu industri
berdasarkan pada banyaknya jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Dalam hal ini
sektor industri pengolahan dibagi menjadi empat kelompok industri berdasarkan
jumlah tenaga kerja yaitu:
 Industri besar, memililiki jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang

7
 Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang
 Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang
 Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang.

Namun dalam teori ekonomi makro, industri mempunyai pengertian


bahwa perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang sama
ataupun saling menggantikan fungsinya. Berdasarkan Undang-Undang No.9
tahun 1995 tentang UKM, pengertian industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan yang
bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara
komersial yang memiliki kekayaan bersih paling banyak 200 juta dan mempunyai
nilai penjualan pertahun sebesar 1 milyar atau kurang.

2. Peranan Industri Terhadap Perekonomian

Filosofi mendasar dari pembangunan suatu negara adalah menciptakan


kemakmuran bagi rakyatnya. Di era globalisasi, suatu bangsa hanya dapat
terwujud melalui pembangunan industri, baik industri jasa maupun industri
barang (manufaktur).
Bagi Indonesia, sekitar 250 juta penduduk, pembangunan sektor
manufaktur merupakan satu-satunya pilihan. Sebab, memberikan memberikan
dampak pada lapangan kerja yang luas dengan pengupahan yang lebih sistematis
dibandingkan sektor industri produk primer (pertanian) maupun industri jasa.
Peranan industri terhadap perekonomian dapat dilihat dari kontribusinya
pada Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan investasi, penyerapan tenaga
kerja, perolehan devisa neto dari kegiatan ekspor, pembentukan nilai tambah serta
sumbangan terhadap pajak bagi negara.

3. Permasalahan Sektor Industri


Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri di Indonesia kebijakan
dan strategi pemgembangan sektor industri yang akan diterapkan hendaknya
mampu menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam dunia
usaha khususnya sektor industri. Permasalahan-permasalahan yang ada disektor

8
industri harus bisa diatasi agar para pengusaha atau investor bergairah lagi
menanamkan investasi di Indonesia

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi sektor industri adalah:

a. Masalah Birokrasi
 Perizinan tidak transparan, berbelit-belit, diskriminatif, lama
dan terjadi tumpang tindih vertikal (antara pusat dan daerah)
serta horizontal (antar instansi daerah).
 Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai peraturan
perundang-undangan masih cenderung kurang tegas.
 Administrasi perpajakan yang belum optimal. Pengusaha
menganggap administrasi perpajakan terutama kaitanya dengan
produk-produk ekspor yang sangat tidak efisien.
 Banyaknya pemungutan yang sering kali tidak disertai
pelayanan yangmemadai.

b. Masalah Teknologi
 Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi. Penerapan
teknologi tepat guna belum banyak dimanfaatkan oleh industri
untuk meningkatkan produksi.
 Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena
kualitas sumber daya manusia relatif rendah.

c. Masalah Bahan Baku


 Suplai bahan baku kurang memadai antara lain karena
kesulitan dalam memperoleh bahan baku dipasaran.
 Harga bahan baku terlalu tinggi terutama bahan baku yang
berasal dari impor karena tergantung nilai kurs terhadap dolar.

d. Masalah Pemasaran

9
 Pemasaran hasil produksi agak sulit dan harganya rendah
sehingga hasil penjualan tidak mampu menutupi biaya
produksi yang cukup tinggi.
 Permintaan produk dipasaran sangat rendah walaupun
harganya rendah karena kalah bersaing dengan perusahaan lain.
 Asosiasi pengusaha belum berperan dalam mengkoordinasikan
produk sehingga menimbulkan persaingan tidak sehat antar
usaha sejenis

e. Masalah Permodalan
 Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keungan dan nonbank
rumit dan lama sehingga dalam pencairan kredit sangat lama.
 Suku bunga kredit perbankan cukup tinggi sehingga kredit
menjadi mahal

f. Masalah Manejemen
 Pola manegemen yang sesuai dengan kebutuhan sebelum bisa
diterapakan karena pengetahuan dam manegerial skill relatif
rendah sehingga strategi bisnis yang tepat belum mampu
disusun dengan baik.
 Kemampuan pengusaha mengorganisasikan diri dan karyawan
masih lemah sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak tepat
 Produktifitas karyawan masih rendah sedangkan intensitas
pelatihan yang dilaksanakan oleh industri belum juga
menggembirakan

g. Permasalahn Industri Kecil


 Sebagian besar industri kecil yang ada merupakan usaha
sampingan atau pelengkap bagi pengusaha kecil dengan
produksi yang berfluktuasi cukup besar atau berpola musiman
atau tidak beraturan.

10
 Sikap dan reaksi pengusaha industri kecil yang ada pada
umunya lambat dan kurang tanggap untuk mengikuti
perkembangan sehubungan dengan latar belakang budaya
agraris.
 Sulitnya menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan
industri kecil dalam rangka peningkatan mutu dan
pengembangan produk baru
 Volume permintaan atas hasil produksi industri kecil pada
umunya terbatas secara geografis.

C. Industrialisasi Berbasis Pertanian


Tidak dapat diingkari bahwa krisis ekonomi yang dialami Indonesia selama
periode 1997-1999, salah satu penyebabnya adalah karena kesalahan strategi
industrialisasi selama pemerintahan orde baru yang tidak berbasis pada sektor yang mana
Indonesia mamiliki keunggulan komparatif yang sangat besar, yaitu pertanian. Selama
krisis terbukti bahwa sektor pertanian masih mampu memiliki laju pertumbuhan yang
positif, walaupun dalam persentase yang kecil. Sedangkan sektor industri manufaktur
mengalami laju pertumbuhan yang negatif di atas satu digit.
Ada beberapa alasan kenapa pembangunan sektor pertanian yang kuat esensial
dalam proses industrialisasi di Negara seperti Indonesia, yakni sebagai berikut:
1. Sektor pertanian yang kuat, berarti ketahanan pangan terjamin. Hal ini
merupakan salah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada
khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung
dengan baik.
2. Dari sisi permintaan agregat, pembangunan sektor pertanian yang kuat
membuat tingkat pendapatan riil perkapita di sektor tersebut tinggi.
3. Dari sisi penawaran, sektor pertanian merupakan salah sumber input bagi
sektor industri manufaktur yang mana Indonesia memiliki keunggulan
komparatif. Dalam perkataan lain, lewat keterkaitan produksi,
pertumbuhan produktivitas atau output di sektor pertanian bisa menjadi
sumber pertumbuhan output di sektor industri manufaktur

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian sektor pertanian menurut A.T Mosher (1968; 19) mengartikan
pertanian sebagai sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan
tanaman dan hewan dan menurut Mubyarto (1989; 16-17) adalah pertanian rakyat atau
disebut sebagai pertanian dalam arti sempit, perkebunan (termasuk didalamnya
perkebunan rakyat atau perkebunan besar), kehutanan, peternakan. Sedangkan pengertian
sektor industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
dalam penggunaannya.
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian di
Indonesia. Peranan sektor pertanian bagi Indonesia diantaranya mensejahterakan petani,
menyediakan pangan, sebagai wahana pemerataan pembangunan, sebagai pasar input
bagi pengembangan agroindustri, menghasilkan devisa, menyediakan lapangan
pekerjaan, peningkatan pendapatan nasional, dan mempertahankan kelestarian sumber
daya. Sedangkan peranan sektor industri terhadap perekonomian dapat dilihat dari
kontribusinya pada Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan investasi, penyerapan
tenaga kerja, perolehan devisa neto dari kegiatan ekspor, pembentukan nilai tambah serta
sumbangan terhadap pajak bagi negara.
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya petani skala
kecil diantaranya lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan,
ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah, terbatasnya kemampuan dalam
penguasaan teknologi, lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani, dan kurangnya
kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis
Permasalahan yang ada disektor industry diantaranya masalah birokrasi, masalah
teknologi, masalah bahan baku, masalah pemasaran, masalah permodalan, masalah
manejemen, dan permasalahn industri kecil
Alasan pembangunan sektor pertanian dalam proses industrialisasi di Negara
seperti Indonesia diantaranya pada sektor pertanian yang kuat, dari sisi permintaan
agregat, dan dari sisi penawaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DAN PEMERINTAH | My Blog


(wordpress.com)

FauziaBlog: MAKALAH EKONOMI Pengeluaran Pemerintah dan Aspek Positif Negatif


Perilaku Konsumtif (fauziatripurnama.blogspot.com)

https://www.bps.go.id/subject/169/produk-domestik-bruto--
pengeluaran-.html#:~:text=Pengeluaran%20Konsumsi%20Pemerintah%20merupakan
%20pengeluaran,kolektif%20dan%20pengeluaran%20konsumsi%20individu.

13

Anda mungkin juga menyukai