PEREREKONOMIAN INDONESIA
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAJAR:
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia dan rahmat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “PERANAN
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikndan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata harapan kami semoga makalah ini dapat bermaan bagi kita semua terutama mahasiswa
Universitas Pamulang.
2
DAFTAR ISI
BAB II PENUTUP
Kesimpulan dan Saran ............................................................ 19
3
PEMBAHASAN
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari
tumbuhtumbuhan dan hewan. Awal kegiatan pertanian terjadi ketika manusia mulai mengambil
peranan dalam proses kegiatan tanaman dan hewan serta pengaturan dalam pemenuhan kebutuhan.
Tingkat kemajuan pertanian mulai dari pengumpul dan pemburu, pertanian primitif dan, pertanian
tradisional dan modern. Pertanian yang sangat luas sehingga menguasai sebagian besar macam
produk, yang di usahakan lebih dapat menguasai harga dari pada petani dengan usaha taninya yang
sangat sempit. Untuk mengurangi ketergantungan harga yang di permainkan kepadanya petani
perlu bersatu dalam pemasaran, atau bahkan sejak mulai dari memproduksinya.
Secara tradisional, peran pertanian dalam perkembangan ekonomi hanya dipandang pasif
sebagai unsur penunjang. Peran utama pertanian hanya di anggap sebagai sumber tenaga kerja dan
dan sektor penghasil bahan-bahan pangan. Adapun peran sektor pertanian dalam perkembangan
ekonomi di Indonesia yaitu:
4. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong keharusan
diperluasnya sektor sekunder dan tersier.
Pada kaitannya sektor pertanian dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sub
sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki keterkaitan terhadap angka yang diperoleh pada
PDRB, sektor pertanian juga memiliki keterkaitan dan berkontribusi pada sektor lainnya contohnya
pemerataan tenaga kerja. Salah satu alasan mengapa sektor pertanian memiliki kaitan dengan
sektor lainnya adalah karena sebagian besar bahan baku industri berasal dari sektor pertanian.
Komoditas padi merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dibutuhkan oleh sektor Industri untuk
4
bahan pangan. Terdapat juga tanaman kedelai pada Industri minuman yang digunakan sebagai
bahan baku pembuatan susu kedelai. Jadi, terdapat peran penting pertanian pada sektor ekonomi
lainnya, maka akan meningkatkan sumbangan pada pendapatan PDRB dari penjualan hasil
produksi tersebut, pertanian juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan penciptaan
nilai tambah karena kontribusinya terhadap PDRB.
Peranan sektor pertanian dalam perekonomian suatu negara atau suatu daerah dapat dilihat
dari beberapa aspek yaitu:
a). Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB),
c). Kemampuan sektor pertanian dalsun menyediakan keragaman menu makanan yang nantinya
sangat mempengaruhi pola konsumsi dan gizi masyarakat, ssd). Kemampuan sektor pertanian
dalam mendukung perkembangan industri hulu dan industri hilir, dan
d). Ekspor hasil pertanian akan memberikan sumbangan devisa bagi negara. Sektor pertanian
merupakan faktor yang amat strategis, merupakan basis ekonomi rakyat di pedesaan, menguasai
kehidupan sebagian besar penduduk, menyerap lebih separuh total tenaga keija dan bahkan
menjadi katub pengaman pada krisis ekonomi Indonesia.
5
Dengan demikian peran utama sektor pertanian terhadap perkembangan perekonomian
suatu negara adalah pertumbuhan dalam sektor pertanian itu sendiri. Kenaikan output sektor
pertanian akan meningkatkan produk nasional kotor negara yang bersangkutan, karena gross
nasional produk merupakan jumlah nilai tambah diberbagai sektor perekonomian, kontribusi ini
yang dinamakan dengan kontribusi produk. Sedangkan kontribusi pasar terjadi melalui mekanisme
permintaan terhadap produksi faktorfaktor lain dan penawaran produksi pertanian, kotribusi faktor
terjadi apabila transfer faktor-faktor produksi sektor pertanian ke sektor non pertanian.Potensi
sektor pertanian dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional bila dilihat dari kontribusinya
pada berbagai kegiatan perekonomian.
suatu negara adalah pertumbuhan dalam sektor pertanian itu sendiri. Kenaikan output sektor
pertanian akan meningkatkan produk nasional kotor negara yang bersangkutan, karena gross
nasional produk merupakan jumlah nilai tambah diberbagai sektor perekonomian, kontribusi ini
yang dinamakan dengan kontribusi produk. Sedangkan kontribusi pasar terjadi melalui mekanisme
permintaan terhadap produksi faktorfaktor lain dan penawaran produksi pertanian, kotribusi faktor
terjadi apabila transfer faktor-faktor produksi sektor pertanian ke sektor non pertanian.Potensi
sektor pertanian dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional bila dilihat dari kontribusinya
pada berbagai kegiatan perekonomian. Krisis ekonomi menunjukkan fakta yang berlawanan
dengan periode sebelumnya.Proporsi angkatan kerja yang terserap di sektor pertanian cendrung
meningkat pada tahun 1997 - 1998. Selama dua tahun terakhir jumlah tenaga kerja yang terserap
di sektor pertanian mengalami peningkatan dari 7.88 persen menjadi 11.7 persen di wilayah
perkotaan, sedangkan di perdesaan proporsi penyerapan 20 tenaga kerja juga meningkat dari 57.94
persen menjadi 62.86 persen. Sementara di sektor lain kecendrungannya mengalami penurunan
(Adriani, 2000). Jadi pada periode krisis ekonomi, sektor pertanian adalah sektor yang dapat
bertahan, walaupun pada periode sebelumnya sektor pertanian adalah sektor yang cendrung
terabaikan oleh para penentu kebijakan.Para penentu kebijakan pemerintah yang umumnya
didominasi oleh ekonom makro dan industrialis mengalami kekurangan apresiasi terhadap
6
1.4. Pembangunan Pertanian
Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani
semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manu sia
baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan
(improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change) (Iqbal dan Sudaryanto, 2008).
Semula industrialisasi diandalkan sebagai suatu model pembangunan yang akan mampu
setelah terjadinya krisis, justru pembangunan sektor pertanian menjadi harapan baru dalam
pembangunan di negara dunia ketiga, khususnya Indonesia (Soetrisno, 2003). Setidaknya ada
beberapa faktor yang bisa diungkapkan bahwa sektor pertanian menjadi penting dalam proses
pembangunan, yaitu:
1. Sektor pertanian menghasilkan produk-produk yang diperlukan sebagai input sektor lain,
terutama sektor industri, seperti: industri tekstil, industri makanan dan minuman;
2. Sebagai negara agraris (kondisi historis) maka sektor pertanian menjadi sektor yang sangat
kuat dalam perekonomian dalam tahap awal proses pembangunan. Populasi di sektor pertanian
(pedesaan) membentuk suatu proporsi yang sangat besar. Hal ini menjadi pasar yang sangat besar
bagi produkproduk dalam negeri baik untuk barang produksi maupun barang konsumsi, terutama
produk pangan. Sejalan dengan itu, ketahanan pangan yang terjamin merupakan prasyarat
3. Karena terjadi transformasi struktural dari sektor pertanian ke sektor industri maka sektor
pertanian menjadi sektor penyedia faktor produksi (terutama tenaga kerja) yang besar bagi sektor
non-pertanian (industri).
4. Sektor pertanian merupakan sumber daya alam yang memiliki keunggulan komparatif
dibanding bangsa lain. Proses pembangunan yang ideal mampu menghasilkan produkproduk
pertanian yang memiliki keunggulan kompetitif terhadap bangsa lain, baik untuk kepentingan
7
Pembangunan petanian kadangkala diabaikan manakala suatu negara sedang melakukan
proses industrialisasi. Hal ini terjadi karena adanya anggapan bahwa industrialisasi memiliki
eksternalitas yang tinggi dan harus merupakan industrialisasi yang berteknologi tinggi.Sementara
Menurut konsep klasik dari Kuznets dalam Todaro (2000) mengatakan bahwa sektor
pertanian mempunyai peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional negara berkembang.
Peran tersebut diwujudkan dalam bentuk sumbangan produk, sumbangan pasar dan sumbangan
faktor produksi dan sumbangan devisa. Sumbangan faktor produksi tenaga kerja sektor pertanian
ke sektor non pertanian merupakan mobilitas sektoral tenaga kerja. Jika industri dapat
diindentikkan dengan kota maka yang terjadi adalah mobilitas ruang dari desa ke k ota atau
urbanisasi. Dalam konsep di atas, hal ini terjadi karena adanya tenaga kerja di sektor pertanian
yang melimpah sehingga produktivitas marginal dari tambahan satu satuan tenaga kerja di sektor
pertanian mendekati nol. Sementara sektor industri sedang melakukan perluasan usahanya yang
memerlukan banyak tambahan tenaga kerja.Peran lain dari sektor pertanian yang juga tidak kalah
pentingnya adalah menyediakan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang terus bertambah.
Peran ini akan lebih menonjol lagi seandainya penciptaan lapangan kerja dan penyerapan angkatan
kerja di sektor industri tidak lebih cepat dari pertumbuhan angkatan kerja. Hal ini dapat terjadi
seandainya industri yang dikembangkan hanyalah yang berorientasi pada jenis teknologi padat
8
1.6. FAKTOR SEKTOR PERTANIAN.
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam. Negara yang memiliki letak
astronomis 6° LU - 11° LS dan 95° BT - 141° B yang menyebabkan Indonesia memiliki iklim
tropis dan memiliki tiga zona waktu.
Potensi wilayah ini sangat baik kaitannya dalam pengembangan sektor pertanian. Negara kita
berada di sebuah jalur internasional yaitu sebuah jalur yang strategis dalam menjalankan berbagai
sektor yang seharusnya mampu menjadi daya ikat bagi negara-negara luar terutama dalam bidang
pemasaran barang-barang produksi dalam negeri salah satunya produksi hasil pertanian. Dengan
menyediakan bahan pangan untuk masyarakat Untuk itu pentingnya memasarkan produk-produk
pertanian dari dalam negeri sehingga dapat menimbulkan suatu istilah yang disebut demand yaitu
permintaan barang dari negara luar sebagai hasil pendemonstrasian jenis maupun kualitas barang
yang bermutu baik sehingga dipercaya oleh setiap negara dalam kegiatan bilateral maupun
multilateral yang dimulai dari sektor yang dianggap kecil yaitu pertanian tetapi memberi dampak
serta keuntungan yang besar bagi negara Indonesia.
Sektor pertanian menaruh keuntungan besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Negara
Indonesia. Sektor ini yang paling banyak yang dicari oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
primer. Oleh karena itu, sektor pertanian harus diperhatikan lebih baik karena menjadi faktor
primer dalam pemenuhan kebutuhan dan seharusnya sebagai negara yang terletak diwilayah tropis
kita harus bisa memanfaatkan keadaan alam yang ada dengan meningkatkan hasil produksi dari
sektor pertanian ini karena selain bermanfaat sebagai pemenuh kebutuhan setiap keluarga bisa
menjadi sector yang amat menguntungkan apabila dibawa kepangsa pasar dan dilihat pada pangsa
pasar yang lebih luas.
Keberadaan kelompok petani sangat penting diberdayakan karena potensinya sangat besar.
Berdasarkan data dari Badan Pengem- bangan Sumber Daya Manusia Departemen Pertanian, pada
tahun 2015 terdapat 37,75 juta lebih kepala keluarga (KK) yang bekerja di sektor pertanian. Dari
jumlah tersebut, telah dibentuk kelembagaan kelompok tani sebanyak 374.736 kelompok.
9
Kecenderungan perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan kelompok tani sangat kurang
bahkan terkesan diabaikan sehingga kelembagaan kelompok tani yang sebenarnya merupakan aset
sangat berharga dalam mendukung pembangunan ketahanan pangan belum berfungsi secara
optimal seperti yang diharapkan.
Pangan merupakan hal yang sangat mendasar pada suatu bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan
sejahtera apabila bangsa tersebut mampu memenuhi kebutuhan pangan pada negara tersebut.
Kebutuhan pangan di negara Indonesia untuk saat ini belum dapat tercukupi, karena pertanian di
negara ini belum bisa dikelola dengan baik. Untuk saat ini, peran para petani sangat dibutuhkan
guna meningkatkan produktivitas pangan di indonesia. Oleh karena itu, para petani sangat perlu
suatu lembaga yang dapat membimbing para petani dalam meningkatkan produktivitas pangan,
misalnya dengan mendirikan kelompok tani. Yang berfungsi untuk memberi penyuluhan kepada
kelompok tani dan memberikan akses sarana tentang produksi pertanian.
Untuk mencapai keberdayaan petani program pemberdayaan kelompok tani yang dilakukan harus
dapat meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam hal (1) Memahami kekuatan (potensi) dan
kelemahan kelompok; (2) Memperhitungkan peluang dan tantangan yang dihadapi, pada saat ini
dan masa mendatang; (3) Memilih berbagai alternatif yang ada untuk mengatasi masalah yang
dihadapi, dan (4) Menyelenggarakan kehidupan berkelompok dan bermasyarakat yang serasi
dengan lingkungannya secara berkesinambungan. Agar upaya memandirikan dan memberdayakan
kelompok tani tersebut dapat dilaksanakan, setidaknya ada empat langkah strategis yang harus
dilakukan, diantaranya :
1. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani. Upaya peningkatan SDM petani ini
dapat dilakukan melalui proses pembelajaran melalui bimbingan penyuluhan, pelatihan,
kursus, sekolah lapang, pendampingan dan lainnya.
2. Kemudahan dalam akses sarana produksi pertanian. Mengingat sarana produksi seperti
benih, pupuk, pestisida, permodalan, alat dan mesin pertanian merupakan faktor (input)
yang sangat menentukan hasil (output), maka keberpihakan pemerintah dan pemangku
kepentingan di bidang sarana produksi pertanian ini sangat diharapkan kelompok tani
3. Akses terhadap informasi. perlu disebarluaskan kepada petani, sehingga mereka dapat
mengakses informasi/berita yang sedang dan akan terjadi, khususnya yang berkaitan
dengan pembangunan pertanian.
4. Keberpihakan pemerintah pada sektor pertanian. Karena dari ketiga strategi yang diuraikan
di atas sangat erat kaitannya dengan tugas aparat kelembagaan pemerintah di daerah
sebagai fasilitator, motivator dan regulator, maka berbagai keberpihakan setiap pemimpin
daerah terhadap pembangunan ketahanan pangan perlu terus ditingkatkan dan berbagai
program yang direncanakan dapat diimplementasikan di lapangan.
10
4. Menjadi Basis Pertumbuhan Ekonomi.
Indonesia merupakan negara berkembang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi
di setiap daerah. Dimana di setiap daerah memiliki sektor unggulan untuk memajukan tingkat
ekonomi daerah tersebut. Laju pertumbuhan di setiap daerah sangat beragam sesuai dengan potensi
yang ada di daerahnya masing-masing. Sektor pertanian sendiri merupakan sektor yang
memberikan kontribusi cukup besar dalam pembangunan perekonomian. Kontribusi sektor
pertanian semakin kecil dengan berkembangnya suatu perekonomian. Karena semakin tinggi laju
pertumbuhan ekonomi suatu negara maka tingkat pendapatan masyarakat juga meningkat.
Peranan sektor pertanian dalam perekonomian suatu negara atau suatu daerah dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu: a). Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), b). Kontribusi sektor pertanian terhadap
kesempatan kerja, c). Kemampuan sektor pertanian dalsun menyediakan keragaman menu
makanan yang nantinya sangat mempe- ngaruhi pola konsumsi dan gizi masyarakat, ssd).
Kemampuan sektor pertanian dalam mendukung perkem- bangan industri hulu dan industri hilir,
dan e). Ekspor hasil pertanian akan memberikan sumbangan devisa bagi negara. Sektor pertanian
merupakan faktor yang amat strategis, merupakan basis ekonomi rakyat di pedesaan, menguasai
kehidupan sebagian besar penduduk, menyerap lebih separuh total tenaga keija dan bahkan
menjadi katub pengaman pada krisis ekonomi Indonesia. (Arifin, 2004).
Perubahan struktur kesempatan kerja ini sesuai dengan yang di prediksi oleh teori mengenai
perubahan struktur ekonomi yang terjadi dari suatu proses pembangunan ekonomi jangka panjang,
yaitu bahwa semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin kecil peran dari sektor primer, yakni
pertambangan dan pertanian, dan semakin besar peran dari sektor sekunder, seperti manufaktur
dan sektor-sektor tersier di bidang ekonomi. Namun semakin besar peran tidak langsung dari
sektor pertanian, yakni sebagai pemasok bahan baku bagi sector industri manufaktur dan
sektorsektor ekonomi lainnya. Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor
pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran
sebesar 20.05 persen,dan industri pengolahan 12,29 persen.
Sektor Pertanian (termasuk kehutanan dan perikanan) berkontribusi sekitar 13,14 persen terhadap
ekonomi nasional dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 13,53 persen.
11
Jika diperhitungkan dengan industri agro dan penyediaan makanan dan minuman yang berbasis
bahan baku pertanian, kontribusinya bisa mencapai 25,84 persen. Dan ini berdampak pada
perekonomian skala nasional. Sektor pertanian, menjadi semakin penting dalam pertumbuhan
ekonomi nasional. Hal tersebut turut tergambarkan dari inflasi bahan pangan terkendali, jumlah
penduduk miskin di pedesaan semakin menurun dan kesejahteraan petani semakin membaik.
Inflasi kelompok bahan makanan terus menurun, dari 10,57 persen pada tahun 2014,
masingmasing menjadi 4,93 persen pada tahun 2015 dan 5,69 persen pada tahun 2016. Bahkan
tahun 2017 turun menjadi 1,26 persen, Inflasi kelompok bahan makanan terus menurun. Artinya
bisa dikatakan dalam sejarah Indonesia baru kali ini inflasi bahan makanan atau pangan lebih
rendah dari inflasi umum yang hanya 3,6 persen. Keberhasilan pembangunan pertanian juga
tercermin dari kesejahteraan petani. Kesejahteraan itu bisa dilihat secara langsung melalui
indikator Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dan menurunnya jumlah penduduk miskin di
pedesaan.
Sebab sebagian besar penduduk miskin di pedesaan adalah petani di mana lebih
dari 70 persen pendapatan utamanya berasal dari sektor pertanian. Tahun ini kita sudah
terapkan program ini di 10 provinsi dengan sasaran 200.000 Rumah Tangga Petani Miskin
(RTM). Di sisi lain, peningkatan produksi juga terus dilakukan melalui program upaya
khusus (UPSUS) untuk padi, jagung, kedelai, dan hortikultura. Selain itu ada juga program
Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) pada peternakan serta bantuan bibit pada
perkebunan.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan
perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit
hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program
pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini
pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung
luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Perjalanan
pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang
maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan
12
nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan
nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia
mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam,
pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional,
besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam
penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian
Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita
masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada
masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian
keseluruhan
Sektor Pertanian di Indonesia saat ini masih menjadi ruang untuk rakyat kecil. Kurang lebih 100
juta jiwa atau hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian. Untuk itu
Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai upaya untuk membina para pelaku usaha kecil
dan menengah (UKM) agar menjadi pondasi yang kuat dalam mendukung ekonomi Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menggelar pelatihan manajemen
agrobisnis untuk pelaku usaha kecil dan menengah bekerjasama dengan Asian Productivity
Organization (APO) dan Cornel University.
Tanaman padi dinilai masih belum seimbang dengan luas lahan tertanam. Belum maksimalnya
produktivitas tanaman padi juga ditunjukkan dengan adanya disparitas antara kenaikan luas lahan
panen, produksi dan produktivitas tanaman padi.
Mengutip data yang dihimpun oleh Asbenindo, pada tahun 2017, tercatat luas panen padi sebesar
15,70 juta hektare (ha). Luas tanaman padi tahun 2017 naik 3,57% dibandingkan tahun 2016.
Sedangkan produksi gabah pada tahun 2017 hanya naik 2,2% menjadi 81,07 juta ton GKG. Data
menunjukkan produktivitas masih dalam kondisi minus 1,4% menjadi 5,16 ton/ha.
Tak melulu soal kuantitas lahan, ketahanan pangan Indonesia dinilai terancam bila pemerintah
tidak memperhatikan kualitas lahan dan tidak melakukan upaya untuk keberlanjutan lahan
sawah.Perbaikan lahan dan penyusunan badan koperasi korporasi tanaman pangan diusulkan
menjadi solusi.
Berdasarkan data yang dihimpun Senior Expatriate Technological Cooperation Asia Pacific Food
Agriculture Organization (FAO) Ratno Soetjiptadie, 69% dari tanah Indonesia berada dalam
kategori parah. Ini terlihat dari gejala yang sering ia temui di lapangan, di mana kualitas padi yang
ditanam tidak sesuai dengan usaha yang telah dikeluarkan petani.
13
Menurutnya, petani padi Indonesia masih cenderung awam terhadap pemeliharaan lahan sawah, di
mana petani umumnya secara berulang terus memberikan pupuk dengan kuantitas yang sama di
setiap masa tanam. Padahal, lahan memiliki satu titik waktu tertentu dimana tanahnya tidak akan
merespon pada zat kimia dari pupuk tersebut.
"Jadi kalau padi dicabut tidak ada akarnya, itu disebut pesticides toxity. Sawah yang hanya berisi
daun saja," kata Ratno, Senin (9/7). Oleh karena itu, dia menyatakan pemerintah seharusnya mulai
aktif melakukan upaya untuk memperbaiki kualitas tanah.
Tak hanya dari sisi lahan, tata kelola air berupa memastikan cadangan air di waduk dan sumber
hulu air juga harus dipastikan siap menghadapi musim kemarau. Bila solusi tersebut kurang
mencukupi, program deep well alias sumur resapan dalam bisa diperbanyak.
“Pertanian khususnya ketahanan pangan masih bertumpu pada level menengah kecil, kalau sektor
ini tidak dijadikan ruang ekonomi, maka ini akan dibawa kemana?. Kita harus bina ruang ini
sehingga menjadi kekuatan ekonomi di Indonesia, “ tegas Hari Priyono, Sekretaris Jenderal
Kementerian Pertanian saat menghadiri Asian Productivity Organization (APO) Advanced
Agribusiness Management Course yang diselenggarakan pada tanggal 5-9 Maret 2018 di Bali
Dynasty Resort, Bali.
Selain menghadirkan beberapa pemateri dari APO dan Cornel University, pelatihan ini juga turut
dihadiri oleh para pelaku usaha dari beberapa negara untuk bertukar pengalamam dalam rangka
mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) dibidang pertanian. Mengingat saat ini
ketahanan pangan di Indonesia masih memberikan ruang ekonomi yang sangat luas bagi rakyat
khususnya rakyat kecil dan menengah, maka sangat tepat apabila workshop ini diselenggarakan di
Indonesia.
“Kita berharap usaha menegah kecil di Indonesia bisa menjadi pondasi yang kuat dibidang
pertanian, jika dibandingkan negara lain pertumbuhan ekonomi rata-rata dikuasai oleh industri
besar, sehingga rakyat kecil tidak punya ruang ekonomi rakyat, “ kata Hari.
Lebih lanjut Hari mengatakan bahwa masalah pangan merupakan sektor yang selalu dibutuhkan
manusia terlebih konsumen di Indonesia sangat besar. Untuk itu, Hari berharap petani dan UKM
pemula agar terus berinovasi bukan hanya menguasai pasar di Indonesia saja, melainkan ekspor
untuk komoditas-komoditas tertentu. Sejauh ini, sudah sekitar 400 UKM telah kita libatkan dalam
pelatihan ini dan cukup berhasil. Hari berharap peserta UKM yang telah berhasil dapat
mengimplementasikan pengalaman dan menyebarkan ilmu khususnya dari negara lain untuk
mengembangkan usaha pertanian di Indonesia.
“Saya berharap pola yang sudah di kembangkan APO tidak berhenti begitu saja. Tetapi juga dapat
dikembangkan lebih baik lagi di Indonesia, “ ujar Hari.
14
2. Masalah Dari Petani Sendiri dan Mentalitasnya.
dalam mengelola bidang pertanian yang ada dengan memanfaatkan lahan yang kosong dimana ada
corak serta keunikan tersendiri yang ada para masyarakat di desa Jirenne khususnya dalam bidang
pertanian banyak mengalami berbagai hambatan untuk menjual hasil pertanian yang sudah mereka
panen lebih-lebih lagi tidak ada pasar desa untuk mereka jadikan tempat berjualan hasil pertanian
yang mereka panen.
a. Tidak adanya akses jalan yang memadai untuk dapat digunakan oleh masyarakat dalam hal
ini oleh para petani agar membawa hasil pertanian mereka ke pusat kota / kecamatan.
b. Masih melekatnya nilai-nilai adat yang masih dipegang oleh masyarakat, tentang tidak
boleh menebang pohon sembarangan untuk membuka lahan pertanian.
3. Masalah Tekhnologi.
Sebagai negara agraris, proporsi terbesar penduduk Indonesia berada di sector pertanian.
Pelaksanaan pembangunan perekonomian nasional, pedesaan, dan perkotaan juga telah banyak
menunjukkan peningkatan. Namun, masalah kemiskinan masih belum terpecahkan. Faktanya
banyak orang kaya yang berasal dari petani dan banyak orang miskin yang juga dari petani.
Kegiatan pembangunan telah berhasil meningkatkan produksi pertanian namun belum cukup
mampu meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan penanggulangan kemiskinan di pedesaan.
Masalah dalam bidang pertanian saat ini dapat mengganggu kesejahteraan petani, salah satunya
adalah masalah teknologi. Teknologi pertanian di Indonesia sudah berkembang dari proses
produksi dihulu hingga hilir. Berbagai macam prototipe alat dan mesin pertanian telah dihasilkan
oleh Kementerian Pertanian.
Di era revolusi industri 4.0 petani dituntut untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mengelola
usahataninya. Namun, akses terhadap teknologi yang terbatas dan minimnya pengetahuan
menyebabkan petani sulit untuk menyesuaikan diri dengan teknologi yang ada. Kendala yang ada
dalam pengaksesan teknologi tersebut diantaranya adalah:
Banyak petani kecil yang terkendala dana dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan
usahanya. Selain permodalan, produk yang keluar tidak mempertimbangkan penggunanya. Salah
satunya adalah harus menggunakan smartphone, sehingga teknologi belum tepat sasaran.
15
2. Kurangnya kapabilitas petani untuk memanfaatkan teknologi Kebanyakan petani kecil masih
buta terhadap teknologi, namun saat ini banyak anak muda yang tertarik untuk berkecimpung di
bidang pertanian. Permasalahan yang perlu ditekankan disini adalah banyaknya teknologi dan
bantuan yang diberikan oleh pemerintah belum tepat guna dan tepat sasaran. Masalah lainnya
adalah petani kebanyakan berada di daerah pedalaman yang terkendala dengan jaringan dan
tidak adanya pengawasan dan pembinaan secara terus menerus. Contohnya adalah adanya
bantuan screenhouse kepada petani, namun saat dicek beberapa waktu kemudian, screenhouse
yang ada ditinggalkan oleh petani tersebut karena ada kebingungan ditengah-tengah prosesnya.
Dari kendala-kendala tersebut, maka dihasilkan solusi beberapa solusi, yaitu diadakannya
pencerdasan dan pemberdayaan petani yang primitif oleh pemerintah, dilakukannya pembinaan
secara rutin, dan pengadaan teknologi yang memiliki ilmu dasar dan cara kerja yang mudah
dipahami.
Pertanian merupakan sektor penopang terbesar kedua bagi perekonomian Indonesia. Hal ini lah
yang membuat sektor pertanian di Indonesia masih menjadi salah satu aspek penting sebagai
roda penggerak ekonomi negara.
Pada tahun 2017, berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) pertumbuhan pertanian
Indonesia bisa dibilang cukup bagus pada angka 6.9 persen di tengah ketidakpastian ekonomi
global. Pertanian Indonesia juga mampu mengekspor beberapa komoditas utama antara lain
rempah-rempah, kopi, cokelat, dan tembakau. Swasembada bahan pangan juga mulai dilakukan
oleh pemerintah. Pada tahun 2017 lalu Indonesia telah melakukan swasembada jagung. Tahun
2019 ini, pemerintah menargetkan akan melakukan swasembada bawang putih dan gula untuk
konsumsi termasuk komoditas lainnya. Semuanya dilakukan secara bertahap hingga pada tahun
2045 mendatang targetnya Indonesia sudah menjadi lumbung pangan dunia.
Meskipun perkembangan pertanian di Indonesia memiliki prospek dan berjalan sangat baik
hingga saat ini, bukan berarti tidak ada tantangan. Justru meningkatnya potensi pertanian
tersebut, pemeritah maupun pelaku bidang pertanian harus lebih siap menghadapi tantangan di
era dengan kemajuan teknologi informasi.
1.9 INDUSTRIALISASI
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem
pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa
diartikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi
pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi.
Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan
perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
16
Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia di mana manusia mengubah pandangan
lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas
pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau
tradisi). Menurut para peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan
pengembangan perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk
dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah,
dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa
beradaptasi dengan pekerjaannya.
Negara pertama yang melakukan industrialisasi adalah Inggris ketika terjadi revolusi
industri pada abad ke 18. Pada akhir abad ke 20, Negara di Asia Timur telah menjadi bagian dunia
yang paling banyak melakukan industrialisasi.
a. Urbanisasi
Terpusatnya tenaga kerja pada pabrik – pabrik di suatu daerah, sehingga daerah tersebut
berkembang menjadi kota besar.[6]
b. Eksploitasi tenaga kerja
Pekerja harus meninggalkan keluarga agar bisa bekerja di mana industri itu berada.
c. Perubahan pada struktur keluarga
Perubahan struktur sosial berdasarkan pada pola pra industrialisasi di mana suatu keluarga
besar cenderung menetap di suatu daerah. Setelah industrialisasi keluarga biasanya
berpindah pindah tempat dan hanya terdiri dari keluarga inti (orang tua dan anak – anak).
Keluarga dan anak – anak yang memasuki kedewasaan akan semakin aktif berpindah
pindah sesuai tempat di mana pekerjaan itu berada.
d. Lingkungan hidup
Industrialisasi menimbulkan banyak masalah penyakit. Mulai polusi udara, air, dan suara,
masalah kemiskinan, alat alat berbahaya, kekurangan gizi. Masalah kesehatan di Negara
industri disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial politik, budaya dan juga
patogen[7] (mikroorganisme penyebab penyakit)
17
c. Kepemimpinan
Pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat dalam mengambil
keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan kepercayaan pasar dalam negeri
maupun luar negeri.
a. Keterbatasan teknologi
1. Bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan
budaya.
2. Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran udara,
air, tanah, makanan, dan sosial.
3. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam
bentuk primer dan sekunder.
18
PENUTUP
KESIMPULAN
Sektor pertanian mempunyai peranan yang signifikan, Selain tumbuh positif, peran sektor
pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional juga semakin penting dan strategis, hal ini terlihat
dari kontribusinya yang semakin meningkat. Hal tersebut turut tergambarkan dari inflasi bahan
pangan terkendali, jumlah penduduk miskin di perdesaan semakin menurun dan kesejahteraan
petani semakin membaik.
SARAN
Adapun saran yang kami berikan adalah sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang membantu
perekonomian nasional karena pertumbuhannya terhadap PDB sangat tinggi, di tengah PDB
nasional dan sektor lainnya justru menurun. Oleh karena itu, pentingnya suatu kebijakan
pemerintah dalam menangani sektor pertanian maupun sektor lainnya. Dengan ini, pertanian
Indonesia akan semakin baik dan meningkatkan kesejahteraan para petani apabila kebijakan
tersebut terlaksana
19