PRAKTIKUM
EKONOMI PEMBANGUNAN
PERTANIAN
MODUL 2
TRANSFORMASI DAN PERAN PERTANIAN
DALAM PEREKONOMIAN
Disusun oleh:
Dr. Ir. Djohar Noeriati, MP.
Dr. Ir. Suhartini, MP.
Condro Puspo Nugroho, SP., MP.
Team Teaching
MATA KULIAH EKONOMI PEMBANGUNAN
PERTANIAN
B. KEGIATAN BELAJAR
B. 1. TUJUAN KEGIATAN
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang berbagai peranan sektor pertanian dalam
perekonomian.
2. Memahami dan menjelaskan tentang pengukuran berbagai peranan sektor
pertanian dalam pembangunan ekonomi.
3. Memahami pola dan kecenderungan kontribusi sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi.
Selain itu sektor pertanian juga merupakan sektor yang memiliki karakteristik khas
dan berbeda dari sektor lainnya. Sebagai sektor ekonomi yang paling tua, dimana kegiatan
pertanian telah dimulai sejak beribu tahun yang lalu ketika manusia tidak lagi memenuhi
sumber pangannya dari berburu dan mengumpulkan, maka sektor ini merupakan sektor
yang paling banyak menyerap tenaga kerja terutama bagi negara-negara pada tahap
membangun. Tingginya penyerapan tenaga kerja sektor pertanian tidak hanya disebabkan
karena sektor ini membutuhkan tenaga kerja yang banyak dalam pengelolaanya tetapi juga
karena pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja terhadap pertanian lebih baik
dibandingkan sektor lain. Hal ini ditunjukkan bahwa penyerapan angkatan kerja bagi
negaranegara miskin mencapai 60-70 persen.
Ukuran sektor pertanian yang besar juga menjadikan sektor ini mempunyai peranan
penting dalam menyediakan input tenaga kerja bagi sektor industri dan sektor-sektor modern
lainnya. Sebagian besar (70 persen atau lebih) populasi pada sektor pertanian atau
pedesaan merupakan sumber utama bagi pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang
meningkat di perkotaan. Pemasukan tenaga kerja di perkotaan adalah mungkin dan selain
karena hal itu memang biasanya disebabkan oleh adanya kenaikan penduduk di sektor
perkotaan sendiri; tetapi fakta menunjukkan bahwa tidak ada satupun dari kedua sumber ini
yang mampu mencukupi kebutuhan tenaga kerja sebagai akibat pertumbuhan ekonomi
sepanjang waktu. Jadi jika ada pembatasan keluarnya tenaga kerja dari sektor pertanian ke
sektor industri atau perkotaan, maka pembangunan ekonomi akan timpang. Hal ini pernah
terjadi di Rusia pada awal abad ke-19.
Sektor pertanian juga dapat merupakan sumber modal utama bagi pertumbuhan
ekonomi modern. Modal berasal dari tabungan yang diinvestasikan, dimana tabungan
berasal dari pendapatan. Di negara-negara paling miskin, pangsa pendapatan pertanian
terhadap produk nasional mencapai 50 persen; berarti separuh atau lebih dari produk
nasional disumbangkan oleh sektor pertanian ke sektor non pertanian, terutama industri dan
perdagangan (jasa-jasa). Sektor-sektor ini merupakan penyumbang penting bagi tabungan
yang akhirnya digunakan untuk investasi.
Selain itu sektor pertanian juga mempunyai peranan dalam menghasilkan devisa.
Negara sedang berkembang biasanya mempunyai keunggulan komparatif untuk
produkproduk primer dan pertanian. Hanya sedikit sekali negara yang pada awal
pertumbuhan ekonominya memiliki sumber devisa yang berasal dari industri manufaktur dan
jasa-jasa. Oleh karena itu jika suatu negara kaya akan sumber-sumber mineral dan
pertanian, maka sektor pertanian harus memainkan peranan kunci dalam menyediakan
devisa yang digunakan untuk mengimpor barang-barang modal yang belum dapat diproduksi
sendiri.
mampu membeli hasil-hasil industri modern. Hal ini sebenarnya juga menunjukkan bahwa
terdapat pembagian pendapatan yang tidak merata, dimana sebagian besar pendapatan
nasional dan kekayaan berada di tangan kelompok tertentu di perkotaan maupun di
pedesaan. Pada kondisi tersebut, penduduk pedesaan bahkan mungkin membayar ‘pajak’
dan sewa kepada penduduk perkotaan dan akhirnya mendapat nafkah dari apa yang tersisa.
Jika pembagian pendapatan relatif merata, maka sektor pedesaan bisa menjadi
sumber permintaan utama dari produk-produk industri. Suatu pasar pedesaan yang besar
akan mendorong pertumbuhan sektor industri yang terus berlangsung sampai akhirnya
permintaan di perkotaan terhadap produk industri tersebut mengalami kejenuhan, tanpa
harus mengalihkan perhatian pada pasar luar negeri sampai mereka (sektor industri) mampu
bersaing dengan produk industri di luar negeri.
Peningkatan permintaan sektor non pertanian tidak hanya terjadi pada produkproduk
konsumsi langsung tetapi terjadi juga untuk produk-produk non pertanian sebagai input
usahatani maupun untuk investasi (Tomich et al., 1995 dalam Harianto, 2000). Artinya
pertumbuhan sektor pertanian akan mendorong pertumbuhan sektor industri, baik industri
hilir seperti industri pangan, minuman, tekstil, dan obat-obatan, maupun industri hulu seperti
pupuk, pestisida termasuk industri mesin pertanian. Berkembangnya sektor industri juga
menyebabkan semakin baiknya infrastruktur serta kemampuan manajerial sumberdaya
manusia.
Pengukuran atas peranan suatu sektor dalam perekonomian dapat dilihat dari
penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, kontribusi sektor pertanian terhadap
penciptaan GDP (Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto), kontribusi sektor
pertanian terhadap ekspor serta kontribusi sektor pertanian terhadap konsumsi masyarakat.
kerja pada tahun itu diserap oleh subsector pertanian primer, namun hingga pada tahun
2013 turun mencapai 35%.
Lagi, subsektor perkebunan memberikan kontribusinya dalam pembangunan
nasional. Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh subsektor ini
diperkirakan mencapai 17 juta jiwa. Kontribusi dalam penyediaan lapangan
pekerjaannya pun mempunyai nilai tambah tersendiri, karena subsektor perkebunan
menyediakan lapangan kerja di pedesaan dan daerah terpencil. Dengan demikian,
selain menyediakan lapangan kerja subsektor perkebuna ikut mengurangi arus
urbanisasi.
7. Pembentukan produk domestik bruto/peningkatan pendapatan nasional
Berdasarkan data yang kami peroleh, subsektor perkebunan merupakan salah satu
subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan nilai tambah yang
tercermin dari kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB). Dari segi nilai
absolut berdasarkan harga yang berlaku PDB perkebunan terus meningkat dari sekitar
Rp 33,7 triliun pada tahun 2000 menjadi sekitar Rp 47,0 triliun pada tahun 2003, atau
meningkat dengan laju sekitar 11,7% per tahun. Dengan peningkatan tersebut,
kontribusi PDB subsector perkebunan terhadap PDB sector pertanian adalah sekitar
16%. Terhadap PDB secara nasional tanpa migas, kontribusi subsector perkebunan
adalah sekitar 2,9% atau sekitar 2,6% PDB total. Jika menggunakan PDB dengan harga
konstan tahun 1993, pangsa subsektor perkebunan terhadap PDB sektor pertanian
adalah 17,6%, sedangkan terhadap PDB non migas dan PDB nasional masing-masing
adalah 3,0% dan 2,8%.
8. Tetap mempertahankan kelestarian sumber daya (peranan dalam pelestarian
lingkungan hidup)
Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan beraneka
ragam sumber daya pertanian secara alami (endowment factor). Maka dari itu,
diharapkan dalam penggunaannya sumber daya ini digunakan secara optimal dan tetap
memperhatikan aspek kelestarian sumber daya pertanian.
D. RANCANGAN TUGAS
1. TUJUAN TUGAS
Mahasiswa bisa menjelaskan dan menganalisis tentang berbagai peranan sektor
pertanian dalam pembangunan ekonomi, yang meliputi:
• Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian
• Kontribusi sektor pertanian terhadap GDP
• Kontribusi sektor pertanian terhadap ekspor Indonesia
• Kontribusi sektor pertanian terhadap tingkat konsumsi masyarakat
2. URAIAN TUGAS
I. Batasan tugas:
1. Mahasiswa membentuk kelompok dan mengerjakan tugas sesuai topik-topik diatas,
dengan ketentuan 1 negara maju atau berkembang untuk 1 kelompok dengan anggota +
5 mahasiswa. Pembagian studi negara diserahkan kepada mahasiswa dan dilakukan
secara demokratis (bisa diundi) dengan dikoordinasi oleh asisten.
2. Masing-masing kelompok membuat paper dalam format word dan materi presentasi
dalam bentuk power point.
3. Masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas dan melaksanakan diskusi
kelas.
III. Pembahasan (berikan penjelasan bagaimana data dan masing-masing indikator dapat
saling mempengaruhi dan dipengaruhi)
IV. Rekomendasi
5. Dalam melakukan presentasi dan diskusi harap diperhatikan keterlibatan masing-masing
individu dalam kelompok.
E. DAFTAR PUSTAKA