Menurut Fachri (2009) Sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian memiliki beberapa
peranan, yang juga tertuang dalam Repelita VI sebagai berikut:
1.Mensejahterakan petani
Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan masyarakat petani.
Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga menumbuhkembangkan partisipasi
petani dan mampu meningkatkan keadaan sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses
terhadap teknologi, modal, dan pasar.
2.Menyediakan pangan
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah penyediaan bahan
pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah berjumlah 220 juta jiwa. Dengan peranan
pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang relatf murah, telah memungkinkan biaya hdup di
Indonesia tergolong rendah di dunia. Dan rendahnya biaya hidup di Indonesia menjadi salah satu
daya saing nasional. Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil
meimilki peran yang besar dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional (food security) yang
erta kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.
5.Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia. Salah satu subsektor
andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan
minyak sawit. Lebih dari 50% total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk
diekspor. Pada lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa
dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya (belum termasuk nilai ekspor produk olahan
perkebunan) mencapai US$ 4 milyar per tahun. Sumbangan sector pertanian terhadap
pembangunan dan devisa negara ditentukan oleh produktivitas dari sector ini. Karena sektor ini
memilik sumbangan besar terhadap perekonomian nasional, maka rendahnya produktivitas
pertanian akan berpengaruh terhadap produktivitas perekonomian secara keseluruhan.
Sumbangan terbesar sektor pertanian selama PJP I (Pembangunan Jangka Panjang) adalah
tercapainya swasembada pangan, khususnya beras dalam tahun. Pada masa tersebut Indonesia
mampu mengekspor beras ke beberapa negara miskin sehingga dapat menambah devisa. Dampak
swasembada tersebut adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, kualitas gizi, serta
penghematan devisa. Selain itu, swasembada pangan juga telah meningkatkan kestabilan
ekonomi nasional.
Dapus
Fachri.Saiful. 2009. Sektor Pertanian dan Perannya dalam Perekonomian Indonesia. [online].
http://saeful-fachri.blogspot.co.id/2010/12/sektor-pertanian-dan-perannya-dalam.html. 12
Desember.