KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat taufik dan hidayah – Nya sehingga Penulisan Makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah saya ini berjudul “Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance)“.
Didalam Makalah saya ini terdapat beberapa pembahasan diantaranya, Pengertian dari Good
Governance dan Prinsip – Prinsip Pokok Good Governance dan Clean Governance.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari
Dosen Pembimbing serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan
dan meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.
Wassalam
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Penutup ........................................................................................................ 8
BAB I
Pendahuluan
Tata Kelola pemerintahan yang baik adalah seperangkat proses yang diberlakukan dalam
organisasi baik swasta maupun negeri untuk menentukan keputusan. Tata laksana pemerintahan
yang baik ini walaupun tidak dapat menjamin sepenuhnya segala sesuatu akan menjadi sempurna
- namun, apabila dipatuhi jelas dapat mengurangi penyalah-gunaan kekuasaan dan korupsi.
Banyak badan-badan donor internasional, seperti IMF dan Bank Dunia, mensyaratkan
diberlakukannya unsur-unsur tata laksana pemerintahan yang baik sebagai dasar bantuan dan
pinjaman yang akan mereka berikan.
Lima Tahun setelah dimulainya reformasi, keinginan untuk memperoleh good
governace and clean government masih jauh daripada dipenuhi. Berbagai kendala menampakkan
diri dalam bentuk gejolak politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, pemerintahan, yang simpang
siur dan menimbulkan ketidakpastian yang bermuara pada keresahan dan letupan-letupan yang
membahayakan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian Good Governance
Istilah “governance” sebenarnya sudah dikenal dalam literatur administrasi dan ilmu politik
hampir 120 tahun, sejak Woodrow Wilson, yang kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat ke
27, memperkenalkan bidang studi tersebut kira-kira 125 tahun yang lalu. Tetapi selama itu
governance hanya digunakan dalam literatur politik dengan pengetian yang sempit. Wacana
tentang “governance” dalam pengertian yang hendak kita perbincangkan pada pertemuan hari ini
-- dan yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai tata-pemerintahan,
penyelenggaraan pemerintahan atau pengelolaan pemerintahan, tata-pamong -- baru muncul
sekitar 15 tahun belakangan, terutama setelah berbagai lembaga pembiayaan internasional
menetapkan “good governance” sebagai persyaratan utama untuk setiap program bantuan
mereka.
Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan tuntutan yang muncul
akibat praktek-praktek pengelolaan kepemerintahan yang dinilai kurang baik. Beberapa faktor
yang mendukung buruknya pengelolaan kepemerintahan di Indonesia seperti tingginya KKN
(korupsi, kolusi dan nepotisme), pelanggaran HAM, tingkat pengangguran tang tinggi,
kemiskinan, dan hutang luar negeri yang tinggi Hakekatnya konsepsi GG adalah interaksi atau
peran aktif unsur-unsur pemerintahan, masyarakat dan dunia usaha yang dinamis, sinergis serta
bertanggungjawab di berbagai bidang guna mewujudkan tujuan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Prinsip-prinsip GG itu sendiri telah banyak ditawarkan oleh barbagai kalangan, baik
lembaga-lembaga internasional (UNDP dan World Bank) maupun institusi nasional (Bappenas,
Lembaga Adminsitrasi Negara). UNDP menetapkan 8 prinsip , sebagai berikut: partisipasi, taat
hukum, transparansi, responsive, kesetaraan, efektif & efisien, akuntabilitas dan visi strategik.
Tampaknya konsep ini di adopsi oleh Indonesia, yang selanjutnya dikembangka oleh Bappenas
menjadi 14 prinsip, sebagai berikut: wawasan kedapan (visionary), keterbukaan dan transparansi
(openness and transparency), partisipasi masyarakat (participation), tanggung gugat (
accountability), supremasi hukum ( rule of law), demokrasi (democracy), profesionaisme dan
kompetensi (professionalism and competency) , daya tanggap (responsivenees, efisien dan
efektivitas (efficiency and effectiveness), denstraslisasi (decentralization), kemitraan dengan
dunia swasta dan masyarakat (private sector and civil society partnership), komitmen pada
pengurangan kesenjangan (commitment to reduce inequality), komitment pada perlindungan
hukum (commitment to environmental protection) dan komitmen pada pasar yang fair
(commitment to fair market).
b. Menurut UNDP, prinsip-prinsip good governance atau tata kepemerintahan yang baik meliputi:
Partisipasi masyarakat:
semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga- lembaga perwakilan yang sah
yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi
menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul
dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara konstruktif.
Transparasi:
transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah, lembaga-
lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan
informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
Akuntabilitas:
para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan
organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada
lembaga-lembaga yang berkepentingan.
Visi strategis:
para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas
dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan
perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman
atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif
tersebut.
b. Sektor swasta:
1. Menjalankan industri;
2. Menciptakan lapangan kerja;
3. Menyediakan insentif bagi karyawan;
4. Meningkatkan standar kehidupan masyarakat;
5. Memelihara lingkungan hidup;
6. Menaati peraturan;
7. Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat;
8. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
c. Masyarakat madani:
1. Manjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi;
2. Mempengaruhi kebijakan;
3. Berfungsi sebagai sarana checks and balances pemerintah;
4. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah;
5. Mengembangkan SDM;
6. Berfungsi sebagai sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat.
BAB III
Penutup
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pemerintahan yang baik adalah ideal yang sulit dicapai
dalam totalitasnya. Sangat sedikit negara dan masyarakat telah datang dekat untuk mencapai
pemerintahan yang baik dalam totalitasnya. Namun, untuk memastikan pembangunan manusia
yang berkelanjutan, tindakan harus diambil untuk bekerja menuju cita-cita ini dengan tujuan
menjadikannya kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Good_governance
http://sukren-anaknarmada.blogspot.com/2011/03/good-government-dan-clean-governance.html
http://www.scribd.com/doc/4606676/Good-Governance
http://id.shvoong.com/law-and-politics/administrative-law/2200518-prinsip-prinsip-good-
governance/
http://www.unescap.org/pdd/prs/ProjectActivities/Ongoing/gg/governance.asp
http://makalah-kewiraan.blogspot.com/2012/05/good-governance-and-clean-governance.html
http://rasyidahannajwa.blogspot.com/2012/12/dasar-dasar-good-governance.html