1. Multikulturalisme berasal dari dua kata yaitu, multi (banyak/beragam) dan kultural
(budaya atau kebudayaan). Secara etimologi, multikulturalisme berarti keberagaman
budaya yang mana hal tersebut merupakan cara pandang seseorang mengenai ragam
kehidupan yang ada di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang
penerimaan terhadap realitas keragaman yang ada dalam kehidupan masyarakat dengan
tujuan untuk kerjasama, kesederajatan dan mengapresiasi dalam dunia yang kian
kompleks dan tidak monokultur lagi.
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang kaya akan keanekaragamaan budaya,
agama, ras, bahasa, suku bangsa dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan
luas wilayahnya yang terbentang dari sabang hingga merauke. Sebuah negeri yang dulu
sangat dipuja-puji oleh bangsa lain karena kerukunan, kedamaian dan keramah tamahan
masyarakatnya.
Adat atau kebiasaan inilah yang menjadi ciri khas tersendiri bagi Indonesia untuk lebih
dikenal oleh bangsa lain. Hal ini yang menjadi acuan utama demi terwujudnya
masyarakat multikultural, karena multikulturalisme sebagai sebuah ideologi akan
mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual
maupun secara kebudayaan yang berlaku umum.
B. Ciri-ciri Multikulturalisme
1. Mengalami segmentasi dalam kelompok-kelompok dengan sub kebudayaan yang
berbeda.
2. Mempunyai stuktur social yang terbagi menjadi lembaga-lembaga
nonlomplementer
3. Rendahnya consensus diantara anggota kelembagaan
4. Relative sering terjadi konflik maupun perdebatan
5. Intergrasi cendenrung terjadi karena paksaan
6. Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain.
C. Jenis – Jenis Multikulturalisme
1. Akomodatif
Merupakan salah satu jenis dimana masyarakat yang memiliki kultur dominan
yang melakukan penyesuaian dan akomodasi tertentu terhadap kultur kaum
minoritas seperti undang-undang hokum dan berbagai ketentuan yang dianggap
sensitive secara kultural sehingga kaum minoritas diberikan kebebasan untuk
mempertahankan dan mengenbangkan kebudayaannya, begitupun sebaliknya.
2. Otonomis
Masyarakat yang memiliki keragaman seperti dari segi budaya, ras dan etnis yang
berusaha mewujudkan adanya kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan
mengingikan budaya otonom (berdiri sendiri).
3. Interaktif atau Kritikal
Merupakan jenis dimana masyarakat kultural tidak berfokus pada kehidupan
otonom, namun lebih focus pada membentuk penciptaan kolektif (kerjasama
tampa adanya hirarki)yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif
distingtif (membedakan antara satuan bahasa) mereka.
4. Isolasianis
Masyarakat dari berbagai kelompok kultural menjalan hidup secara otonom
(berdiri sendiri) dan terlibat interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
5. Cosmopolitan
Berusaha menghapus semua batas-batas kultural untuk menciptakan sebuah
masyarakat dimana setiap individu tidak lagi terikat pada budaya tertentu dan
sebaliknya secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan intercultural dan
sekaligus mengembangkan kehidupan.
D. Contoh Multikulturalisme yaitu :
1. Menghargai antar umat beragama
2. Menghadiri undangan dari kelompok suku lain selain suku yang diyakini
3. Masyarakat bali yang dapat menerima kebudayaan dari daerah lain.
4. Tidak saling menyinggung kepercayaan yang dianut oleh masyarakat lainnya
5. Tidak menyinggun ciri khas dari ras yang dimiliki oleh teman
2. Kesetaraan
adalah suatu persamaan, atau sama dalam hal tertentu seperti kedudukan, derajat yang
sama. Kesetaraan menurut Bikhu Parekh adalah kesetaraan dalam keberagaman atau
kesetaraan dalam perbedaan. Bisa disimpulkan menurut bikhu parekh, suatu persamaan
deraja dalam perbedaan yang ada di masyarakat.
Contoh: Suatu masyarakat yang memandang semua orang sama, tidak peduli dari
pekerjaan apa, kaya atau miskin, mereka tetap manusia dan memiliki hak yang sama.
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda yaitu :
a. Kesetaraan hukum, sering juga disebut sebagai aquality before the law, dimana
semua orang sama didepan hukum.
Contoh dari kesetaraan hukum yaitu :
Tidak membedakan kelas, status social dan juga kekayaan saat
memberikan hukuman pada warga Negara yang terbukti melakukan
kesalahan dan melanggar aturan yang berlaku
Menghilangkan perilaku rasis dan dikriminasi yang berdampak buruk
terhadap persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara
b. Kesetaraan politik, adalah suatu kondisi dimana anggita masyarakat memiliki
kedudukan dan posisi yang sama dalam hal mencapai suatu kekuasaan dan
pengaruh politik.
Contoh dari kesetaraan politik yaitu :
Setiap warga Negara Indonesia apapun latar belakangnya baik itu
perempuan, lelaki, kaya, miskin darimana pun suku dan agamanya pada
dasarnya dapat mencalonkan diri untuk menjadi kepala daerah dan Negara
Indonesia.
Hak memilih dan dipilih tidak menbedakan antara kaya, miskin,
perempuan, lelaki dan apapun jenis sukunya budaya dan agamanya. Setiap
warga Negara bias memilih pada proses PILKADA dan PILPRES
c. Kesetaraan social, adalah suatu kondisi tatanansosial dimana semua anggota
masyarakat memiliki status yang sama. Kesetaraan social kali dihubungkan
dengan persamaan status baik yang mencakup hak katas jaminan hukum, um-ugm
keamanan serta mendapatkan suara bebas untuk menyampaikan pendapat dan
berkumpul, dan juga hak yang menyangkut personal.
Contoh dari kesetaraan social yaitu :
Pemberlakuan system ronda malam untuk semua laki-laki dewasa di
kompleks perumahan, tidak peduli dia kaya atau miskin, wajib untuk
mengikuti kegiatan ronda malam setiap bulannya.
Mewajibkan kegiatan gotong royong untuk semua anggota masyarakat
pada setiap hari minggu.
d. Kesetaraan ekonomi, adalah lawan dari kesenjangan ekonomi, merupakan kondisi
dimana setiap manusia mendapatkan akses yang sama terhadap pasar, pemberian
subsidi kepada yang kurang mamp, sehingga menciptakan situasi yang ideal
untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Contoh dari kesetaraan ekonomi yaitu :
Pria dan wanita memperoleh gaji yang sama jika kemampuan dan
produktifitas mereka sama dalam mengerjakan bidan pekerjaan yang sama
disebuah perusahaan.
Adanya subsidi atau bantuan dari pemerintah terhadap pengusaha UMKM
dalam mengembangkan usaha mereka, karena keterbatasan modal dan
fasilitas produksi dibandingkan perusahaan besar.
Sumber :
https://www.kompasiana.com/aliyalisa/5e807f64d541df29707424b3/jati-diri-multikulturalisme-di-era-
globalisasi-indonesia
http://www.yuksinau.id/pengertian-multikulturalisme
https://ww.kosngosan.com/2020/04/contoh-kesetaraan-bidang.