Anda di halaman 1dari 16

TUGAS SOSIOLOGI

MAN 1 KOTA TANGERANG

Nama Anggota :
1. Ardhian Wahyu Nur Aswaji
2. Gaga Dewa Sugara
3. Hilyatul Aulia
4. Inayatul Farida
5. Muhammad Raihan
6. Faida Humairah
7. Sang Alang Garda
8. Shafa Ramdhani Richard
Kelas : XI IPS 3
Guru Mapel : Bu HJ.Uun Haryati
BAB v
Kesetaraan Sosial dan Harmoni
Sosial dalamMasyarkat Multikultural

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara


yang multikultural, negara yang kaya akan keberagaman suku
bangsa di dalamnya. Yang mana Setiap suku bangsa mempunyai
keunikan sendiri
sendiri, berbeda
satu sama lain.
Perbedaan
tersebut sangatlah
luas cakupannya.
Mencakup
perbedaan agama,
ras, suku, adat
istiadat, bahasa,
dan sebagainya. Indonesia adalah negara yang beragam,
termasuk didalamnya adalah keragaman akan kebudayaan.
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia , ragam berarti
macam atau jenis. Ada tiga macam yang mengambarkan
masyarakat yang majemuk yaitu masyarakat Plural, masyarakat
Heterogen, dan masyarakat multikultural.
A. HARMONI SOSIAL
1. Pengertian harmoni sosial
Harmoni sosial adalah paduan keselarasan, perpaduan antara
keyakinan dan tingkah laku, menghormati manyayangi apa yang
ada, merangkum, mensinerjikan dan menyelaraskan segala
macam perbedaan secara ikhlas dan alamiah di lingkungan
sosial.
2. Contoh – contoh harmoni sosial
a. Menimbulkan sikap toleransi terhadap ras, suku, dan
Agama.
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk
yang beragam. Mulai dari Suku, Ras, dan Agama.
b. Saling bekerjasama dan bersinergi untuk menciptakan
hal yang baik.
Ayah Ibu merupakan pelaku harmoni sosial yang membutuhkan
satu sama lain. Ayah berperan mencari nafkah untuk keluarga.
Ibu akan menjaga anak-anak dan mengurus keperluan rumah
lainnya.
Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama
suku bangsa, ras agama, ideologim dan budaya. Keberagaman
dalam masyarakat adalah sebuah keadaan yang menunjukkan
perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam
masyarakat.
      Furnival berpendapat bahwa masyarakat beragam adalah
suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas atau
kelompok-kelompok yang secara kultural dan ekonomi terpisah-
pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda
satu sama lain. Sedangkan Nasikun menyatakan bahwa
keberagaman masyarakat (masyarakat majemuk) merupakan
suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang berbeda di
antara berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya
sehingga para anggota masyarakat tersebut kurang memiliki
loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan, kurang
memiliki homogenitas kebudayaan atau bahkan kurang memiliki
dasar-dasar untuk memahami satu sama lain.

 Masyarakat Indonesia sangat beragam. Beberapa faktor yang


mendorong keberagaman masyarakat Indonesia adalah sebagai
berikut:

1. Keadaan geografis Indonesia yang terpisah-pisah oleh lautan


mengakibatkan penduduk yang tersebar di pulau-pulau di
Indonesia tumbuh menjadi kesatuan-kesatuan suku bangsa yang
terisolasi dengan yang lain. Mereka kemudian mengembangkan
pola perilaku, bahasa, dan ikatan-ikatan kebudayaan lainnya
yang berbeda satu sama lain.

2. Indonesia yang terletak pada posisi silang antara dua samudera


dan dua benua merupakan daya tarik tersendiri bagi bangsa-
bangsa asing untuk datang, singgah, dan menetap di Indonesia,
ada yang datang untuk berdagang, menyebarkan agama, dan
sebagainya. Banyak bangsa asing yang berinteraksi dengan
penduduk lokal. Dari interaksi ini terjadi amalgamasi dan
asimilasi kebudayaan. Akibatnya terbentuklah ras, subras,
agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda di Indonesia.

3. Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang
lain di kawasan Indonesia menimbulkan kondisi alam yang
berbeda. Kondisi ini akhirnya membentuk pola-pola perilaku
dan sistem mata pencaharian yang berbeda-beda. Akibatnya
terjadi keragaman regional antara daerah-daerah di Indonesia

4. Pembangunan di berbagai sektor menyebabkan keragaman


masyarakat Indonesia, khususnya secara vertikal. Kemajuan dan
industrialisasi yang terjadi menghasilkan kelas-kelas sosial yang
didasarkan pada aspek ekonomi.

Sebagai masyarakat majemuk, Indonesia memiliki dua


kecenderungan atau dampak akibat keberagaman budaya
tersebut, antara lain sebagai berikut :

1. Berkembangnya perilaku konflik di antara berbagai kelompok


etnik.

2. Pemaksaan oleh kelompok kuat sebagai kekuatan utama


yang mengintegrasikan masyarakat.

Masyarakat muktikultural adalah masyarakat yang terdiri atas


beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan
yang berbeda-beda. Mereka hidup bersama dalam suatu wilayah
lokal dan nasional. Bahkan mereka juga berhubungan dengan
masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
               
 Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman
(kemajemukan), tetapi juga bermakna kesederajatan
antarperbedaan yang ada. Maksudnya dalam multikulturalisme
terkandung pengertian bahwa tidak ada sistem norma dan
budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain. Kesederajatan
perbedaan merupakan jantung dari multikulturalisme. Dengan
demikian, secara konsep, masyarakat multikultural tidak sama
dengan masyarakat majemuk. Masyarakat majemuk lebih
menitikberatkan pada keanekaragaman suku bangsa dan
kebudayaannya. Sementara itu, masyarakat multikultural
merujuk pada kesetaraan atau kesederajatan kebidayaan yang
ada dalam sebuah masyarakat. Di dalam masyarakat
multikultural, perbedaan kelompok sosial, kebudayaan, dan suku
bangsa dijunjung tinggi. Namun hal itu tidak berarti bahwa ada
kesenjangan atau perbedaan hak dan kewajiban di antara
kelompok sosial, kebudayaan, dan suku bangsa yang berbeda
tersebut. Masyarakt multikultural tidak mengenal perbedaan hak
dan kewajiban antara kelompok minoritas maupun mayoritas,
baik secara hukum maupun sosial. Multikulturalisme menuntut
masyarakat untuk hidup penuh toleransi, saling pengertian
antarbudaya dan antarbangsa dalam membina suatu dunia baru.

B.Kesetaraan Sosial
Kesetaraan sosial adalah hak yang mempromosikan pengakuan
kesamaan di depan hukum, yaitu kesempatan yang sama dan
kondisi pribadi apa pun untuk semua individu.
kesetaraan sosial mengejar konsep keadilan sosial yang
menyatakan bahwa semua orang harus memiliki hak politik dan
sipil yang sama dan akses ke kesejahteraan sosial (pendidikan,
kesehatan dan pekerjaan).
C. Ciri-ciri persamaan social
Kesetaraan sosial sebagai konsep hak semua manusia, muncul
pada abad kedelapan belas bersamaan dengan nilai-nilai
kebebasan dan persaudaraan. Konsep tersebut mengalami
transformasi dari waktu ke waktu, seiring dengan evolusi
mentalitas dan budaya manusia.

Maka lahirlah Deklarasi Hak Asasi Manusia (1948), yang


menjadi dasar berkembangnya demokrasi modern.

Kesetaraan sosial, seperti kebebasan, adalah hak manusia itu


sendiri, meskipun tidak berarti bahwa setiap orang harus sama
tetapi justru sebaliknya. Kesetaraan sosial menyatakan bahwa
perbedaan atau karakteristik yang membedakan orang satu
dengan yang lain bukanlah alasan bagi mereka untuk dirampas
haknya.

Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama,


kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah
antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki ting- kat atau
kedudukan yang sama.
Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari adanya
pandangan bahwa semua manusia diciptakan dengan kedudukan
yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibanding makhluk lain
Contoh Kesetaraan sosial.
Beberapa contoh kesetaraan sosial adalah:

 Hak pendidikan. Ini sesuai dengan hak fundamental yang


terkait erat dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(1948). Ini adalah hak vital untuk pembangunan ekonomi, sosial
dan budaya semua masyarakat. Namun, itu terus tidak dapat
diakses oleh jutaan anak di seluruh dunia.
 Hukum hak pilih perempuan. Hal ini sesuai dengan
pengakuan hak asasi manusia universal untuk memilih, juga
bagi perempuan. Ini adalah hak yang menyertai gerakan
pembebasan perempuan (proses perjuangan yang berlanjut
hingga hari ini) yang mendukung kebebasan perempuan dan
memproklamirkan kesetaraan status ekonomi dan sosial.

 Penghapusan perbudakan. Ini sesuai dengan pembatalan


undang-undang, aturan dan kebiasaan yang melanggar prinsip-
prinsip etika dan moral, yang membuat orang menjadi budak.
Terlepas dari penghapusan perbudakan, hari ini ada pemilik
tanah yang memelihara budak secara ilegal, seperti dalam kasus
Brasil, di mana pada tahun 2003 pemerintah membebaskan lebih
dari sepuluh ribu budak.

 Hak bagi penyandang disabilitas. Hal ini sesuai dengan


kesempatan dan kebebasan yang sama, tanpa diskriminasi
terhadap penyandang disabilitas. Misalnya, hak untuk bekerja
sesuai dengan kecacatan Anda dan untuk menerima upah yang
sama dengan orang lain.

 Kebebasan berekspresi. Hal ini sesuai dengan hak semua


orang, kelompok dan organisasi, untuk berkomunikasi dan
mengekspresikan diri secara bebas, tidak diganggu karena
pendapat mereka dan untuk mengekspresikan diri dalam segala
bentuk dan sarana penyebarannya, serta keberadaan media yang
seluas-luasnya dan seluas-luasnya komunikasi mandiri.
 Akses keadilan. Ini sesuai dengan prinsip dasar negara
demokrasi, di mana orang dapat membuat suara mereka
didengar dan pergi ke pengadilan untuk menuntut hak-hak
mereka dilindungi terlepas dari ekonomi, sosial, politik, ras,
status seksual, dll.

 Hak atas kesehatan. Ini sesuai dengan hak untuk menikmati,


tanpa membedakan ras, agama, ideologi atau kondisi sosial,
tingkat kesehatan tertinggi yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup dengan bermartabat. Hak mencapai jaminan
ketersediaan penuh, akses, kualitas dan penerimaan fasilitas,
barang, jasa dan kondisi.

Kesempatan yang sama


Kesetaraan kesempatan yang memungkinkan kita untuk
mencapai masyarakat yang lebih adil dihitung dengan
menggunakan indikator statistik yang berbeda, yaitu alat yang
memungkinkan untuk menunjukkan sejauh mana perempuan
dan laki-laki berpartisipasi dalam situasi yang sama.
Indikator dapat menawarkan dua jenis jawaban:
Kuantitatif. Mereka adalah hasil numerik.
Kualitatif. Ini adalah informasi yang memfasilitasi pemahaman
tentang situasi yang dianalisis.

Pengumpulan data statistik yang sistematis tentang diskriminasi


dan kurangnya kesempatan yang setara sangat menentukan bagi
mereka untuk menjadi terlihat dan, akibatnya, langkah-langkah
efektif diambil untuk membalikkannya. Untuk melakukan
analisis data statistik, perlu digunakan indikator yang baik, yang
harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

 Dapat diakses. Proses menyusun dan menganalisis informasi yang


diperlukan untuk mengukur harus memungkinkan secara teknis,
sederhana dan tidak menyiratkan biaya yang terlalu tinggi. Misalnya
wawancara kelompok, kuesioner dan survei, observasi langsung,
database, dll.

 Dapat dimengerti. Definisi indikator tidak harus meninggalkan ruang


untuk ambiguitas, yaitu harus memiliki interpretasi tunggal dan
sederhana. Contoh indikator yang dapat dipahami adalah: Apakah ada
kesetaraan upah antara perempuan dan laki-laki, yang menempati posisi
yang sama? Jawabannya akan YA atau TIDAK.

 Konsisten dan spesifik. Indikator harus menunjukkan hubungan


langsung dan spesifik dengan aspek yang hendak dievaluasi. Misalnya,
untuk mengetahui keberadaan perempuan dalam posisi hierarkis
D. KONSEP KESETARAAN SOSIAL
Terhadap tiga konsep dasar kesetaraan sosial yang berbeda
diantaranya:
1. Kesetaraan Kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus
diatur oleh kriteria universal.
2. Kesetaraan Sejak Awal, Kompetisi yang adil dan setara
masyarakat bahwa semua peserta mulai dari gratis start yang
sama.
3. Kesetaraan Hasil,semua orang harus menikmati standar hidup
dan peluang kehidupan yang setara.
B. Konsep Kesetaraan Sosial
A. Manfaat kesetaraan sosial dalam dunia kerja
1.) Membuat Fleksibel sebuah Lingkungan Kerja 
Selain lingkungan kerja apresiatif bisa dibentuk dari kesetaraan,
lingkungan kerja fleksibel juga bisa didapat apabila hal tersebut
teracapi. Hal ini karena fleksibilitas lingkungan bisa tercipta dari
keberagaman dari setaip karyawan yang ada.
Jika tidak ada kesetaraan tentu lingkungan kerja yang kaku akan
tercipta dan perkembangan perusahaan bisa menjadi stagnan.
Perusahaan harus bisa menerapkan kesetaran  dan terus
konsisten melakukannya agar bisa membuat fleksibel
lingkungan kerjanya. Perusahaan perlu menghargai berbagai
keberagaman dari para karyawan, potensi, dan cara kerja
karyawan.
2.) Kesetaraan Bermanfaat untuk Mendukung Inovasi
Kesetaraan itu penting bukan hanya menyangkut hak karyawan
saja, namun juga bisa mendorong seseorang untuk lebih bepikir
inovatif dan memunculkan inovasi. Dari kesetaraan pola pikir
yang kreatif akan tercipta pada tiap karyawan sehingga
menghasilkan sesuatu yang baik. 
Kesetaraan yang berupa apresiasi kepada karywan membuat
mereka memiliki pikiran dan ide yang bebas yang bisa
diterapkan kemajuan perusahaan. Jadi menerapkan kesetaraan di
dunia kerja sangat penting agar setiap karyawan bisa berinovasi
dalam perusahaan.
Pentingnya kesetaraan juga berarti  memberi kepercayaan pada
karyawan untuk menunjukkan potensinya bagi perusahaan.

3.) Bagi Perempuan, Kesetaraan Penting untuk


Mengeksplorasi Kemampuannya.
Kesetaraan memang biasanya lekat dengan urusan gender
khususnya bagaimana perempuan memiliki hak dalam dunia
kerja. Dari riset lembaga Accenture  bertujuan untuk membuat
sebuah lingkungan kerja yang setara dan lebih baik kepada para
wanita pekerja.
Accenture juga menggandeng beberapa perempuan penting
dalam dunia kerja seperti Petty S. Fatimah pimred Redaksi
Femina dan Prana Group, dan Maya Juwita seorang Executive
Director Indonesia Business Coallition for Women (IBCWE)
pada acara focus group discussion. Dari hasil diskusi yang ada
menunjukkan bahwa perempuan juga perlu dan seharusnya
memiliki kesetaraan. 
Jika seorang perempuan memiliki kesetaraan dan bagian yang
sama dalam sebuah perusahaan, tentu dia akan lebih mudah
dalam mengeksplorasi kemampuannya. Sehingga perusahaan
juga akan berkembang semakin besar karena sumbangan dari
para perempuan yang ada di perusahaannya.

4.) . Membentuk Lingkungan Kerja yang Lebih Menghargai


Kesetaraan tidak melulu soal gender saja, namun juga bisa
diartikan lebih luas. Setiap orang dalam dunia kerja harus diberi
hak yang sama dalam megembangkan kemampuan dan ide yang
dimiliki.  Jika ini dilakukan bisa membuat perusahaan memiliki
lingkungan kerja yang baik. Jika setiap karyawan juga diberi
kesempatan belajar yang sama dalam rangka
meningkatkan skill dalam kerjanya, tentu akan menjadi salah
satu bentuk kesetaraan. Hal ini akan memunculkan nilai positif
dalam perusahaan tersebut.
Selain itu jika hal tersebut coba dibudayakan dalam sebuah
perusahaan maka lingkungan kerja perusahaan akan menjadi
bersifat lebih menghargai lingkungan atau apresiatif.
Lingkungan kerja yang apresiatif akan membuat setiap
karyawan semangat dan senang untuk bekerja dan meningkatkan
kemampuannya.

B. Bentuk – bentuk kesetaraan


1. Gender (Jenis Kelamin). Jenis
kelamin (gender) merupakan
pembeda antara laki-laki dan
perempuan berdasarkan ciri-ciri
biologisnya. Kondisi sosial suatu
masyarakat terkadang menganggap
bahwa status sosial laki-laki lebih tinggi disbanding perempuan,
begitu sebaliknya. Kondisi ini dikarenakan perbedaan fisik dan
nilai-nilai norma yang dianut di suatu daerah di mana mereka
tinggal. Akan tetapi perbedaan tersebut bersifat horizontal, dan
bukan pada tingkatan-tingkatan masyarakat

2. Pekerjaan (Profesi).
Setiap individu
memiliki jenis
pekerjaan yang
berbeda-beda,
misalnya sebagai
nelayan, guru,
wirausaha, petani,
wiraswasta, dan lain
sebagainya. Keahlian tersebut akan menentukan jenis
pekerjaannya dan akan memmengaruhi perilaku sosialnya.
3. Agama. Indonesia memiliki
keberagaman agama yang
membedakan antara satu dengan
yang lainnya. Sebelum Anda
memperdalam pemahaman
tentang keberagaman agama, baca
dan pahamilah artikel di bawah ini dengan sungguh-sungguh

4. Penghasilan. Setiap orang


yang sudah bekerja memiliki
penghasilan atau pendapatan
yang berbedabeda.
Penghasilan yang didapat
ditentukan dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan.
Prinsip Namun adanya
perbedaan-perbedaan itu dapat
menimbulkan kecemburuan sosial, hingga perlu adanya
penerapan prinsip kesetaraan di masyarakat. Perbedaan sosial
dalam bidang ekonomi akan membedakan penduduk atau
wargamasyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi.

5.) Pendidikan. Perbedaan sosial yang dilihat dari jenjang


pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat,
yaitu sebagai berikut :
a. Pendidikan sangat tinggi, seperti doctor dan professor.
b. Pendidikan tinggi, seperti sarjana dan mahasiswa.
c. Pendidikan menengah, seperti tingkat SMA.
d. Pendidikan rendah, seperti tingkat SD dan SMP.
e. Buta huruf.

Anda mungkin juga menyukai