Anda di halaman 1dari 3

Nama : IRHAM

Prodi : Ilmu Sejarah


NIM : F061211027

1. Saya sebagai mahasiswa mempunyai asumsi bahwa lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi) merupakan
tempat melatih dan mempersiapkan peserta untuk masa datang. Oleh karena itu peserta didik (siswa dan
mahasiswa), ditempatkan sebagai obyek semata dalam pembelajaran, sedangkan dosen sebagai satu-
satunya sumber ilmu, kebenaran dan informasi, berperilaku otoriter dan birokratis. Materi pembelajaran
disusun secara rigid sehingga memasung kreativitas peserta didik (mahasiswa) dan dosen. Sementara itu,
manajemen pendidikan bersifat sentralistik, birokratis dan monolitik. Dalam penerapan strategi
pembelajarannya, sangat dogmatis, indoktrinatif dan otoriter. Akibat dari orientasi tersebut lulusan
pendidikan menjadi manusia robot dan tidak kreatif serta tidak demokratis atau otoriter. Paradigma
feodalistik dalam praktek pendidikan telah berlangsung cukup lama dalam dunia pendidikan nasional
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Sementara itu paradigma humanistik mendasarkan pada asumsi bahwa peserta didik adalah manusia
yang mempunyai potensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Karena itu, dalam pandangan peserta
didik (mahasiswa) ditempatkan sebagai subyek sekaligus obyek pembelajaran, sementara dosen
diposisikan sebagai fasilitator dan mitra dialog peserta didik. Materi pembelajaran yang disusun
berdasarkan pada kebutuhan dasar (basic needs) peserta didik, bersifat fleksibel, dinamis dan
fenomenologis sehingga materi tersebut bersifat kontekstual dan memiliki relevansi dengan tuntutan dan
perubahan sosial. Model materi pembelajaran tersebut mendorong terciptanya kelas pembelajaran yang
hidup (life classroom) yang dalam istilah Dr. Ace Suryadi (Udin S. Winaputra, 2007:1.1) disebut sebagai
global classroom. Dalam situasi itu, dosen dan mahasiswa secara bersama-sama mengembangkan dan
memelihara iklim demokrasi. Implikasi dari paradigma humanistik tersebut, peserta didik (mahasiswa)
dimungkinkan menjadi lulusan yang memiliki kreativitas tinggi, kemandirian dan sikap toleransi yang
tinggi, karena dalam proses pembelajaran telah tumbuh iklim dan kultur yang demokratis. Karenanya,
orientasi Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education), mulai dari pendidikan dasar sampai
Pendidikan Tinggi, harus lebih menerapkan paradigma humanistik. Dengan paradigma humanistik,
pengalaman belajar (learning experience) yang diterima peserta didik menjadi lebih bermakna dan
menjadikan pengetahuan yang diperolehnya (learning to know) tersimpan dalam memori yang sejati dan
menjadi pendorong untuk selalu belajar tentang masalah demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat
madani (civil society).
2. Integrasi nasional adalah penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga menjadi satu kesatuan yang
utuh. Ada berbagai macam pengertian integrasi nasional. Jika dilihat dalam makna politis, integrasi
nasional adalah sebuah penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam kesatuan wilayah
nasional yang akan membentuk sebuah identitas nasional.
Secara antropologi, integrasi nasional adalah sebuah proses penyesuaian dengan unsur-unsur kebudayaan
yang berbeda sehingga akan mencapai suatu keselarasan fungsi yang ada di dalam kehidupan
masyarakat.
Integrasi nasional merupakan konsep penting yang perlu dipahami setiap warga negara. Poin-poin yang
dipelajari dalam integrasi nasional, antara lain syarat, faktor pembentuk dan penghambatnya. Contohnya
di Indonesia Tiap daerah Indonesia mempunyai perbedaan budaya dan adat istiadat. Proses menuju
integrasi nasional dari sisi budaya adalah dengan adanya akulturasi dan asimilasi budaya. Jadi, setiap
budaya yang berdampingan berusaha menyatu dan menyesuaikan diri. Tidak jarang, akulturasi dan
asimilasi budaya membentuk kebudayaan nasional yang berkembang lebih bagus dengan tidak
mengesampingkan kebudayaan daerah. Akulturasi dan asimilasi budaya yang paling terkenal terjadi
adalah ketika transmigran dari Pulau Jawa ditempatkan di Lampung. Dua kebudayaan berbeda menyatu
di wilayah yang sama. Pada awalnya, sifat kesukuan dan perbedaan membuat seringnya terjadi bentrokan
antar kedua suku. Namun, kemudian seiring dengan berjalannya waktu, orang Lampung dan transmigran
Jawa dapat hidup berdampingan dengan damai. Indonesia mempunyai 6 agama yang diakui sebagai
agama resmi negara. Di sini hak asasi manusia sangat dilindungi. Kebebasan menjalankan agama dan
beribadah sesuai kepercayaan masing-masing berkembang dnegan baik. Bandingkan dengan negara lain
yang hanya memiliki keraganam ras, masysrakat Indonesia dengan keragaman ras dan agama
mempunyai rasa toleransi yang besar. Contoh sikap toleransi antar umat beragama ini membawa
integrasi nasional yang cukup berhasil selama puluhan tahun merdeka. Tetap diingat bahwa toleransi
bukan berarti setiap pemeluk agama harus mengikuti kegiatan keagamaan yang berbeda. Toleransi
berarti tidak mengganggu ibadah dan kegiatan agama lain.
3. Disintegrasi bangsa merupakan kondisi ketidaksimbangan dan ketidakserasian antar unsur di masyarakat
karena ada beberapa unsur yang tidak berfungsi dengan baik. Disintegrasi sosial menjadikan keadaan
kacau dan masyarakat bisa kehilangan kepercayaan satu sama lain. Kondisi tersebut menjadi
permasalahan yang cukup serius bagi bangsa dan negara. Disintegrasi dapat memicu berbagai konflik
yang lebih besar bahkan tidak menutup kemungkinan melahirkan bangsa baru. Contoh tentang
disintegrasi bangsa yang pernah dialami Indonesia misalnya saja dalam PKI (Partai Komunis Indonesia)
yang secara sengaja akan menjadikan Indonesia sebagai negara tanpa agama, padahal hal ini jelas-jelas
merusak tatanan aturan termasuk mengingkari bunyi Pancasila pertama “Ketuhan yang Maha Esa”.
Contoh lainnya mengenai adanya kasus tentang disintegrasi bangsa dalam persepetif Indonesia, bisa
dilihat pada zaman tragedy di Poso, di Aceh Sangkil, ataupun terjadi di Papua, dengan perbedaan agama
tanpa mengendepankan toleransi masyarakat saling menyerang satu sama lainnya. Contoh antar suku,
Pada Maret 2020, terdapat perang antara dua suku Kwaelaga dan suku Lama Tokan di Nusa Tenggara
Timur. Perang tersebut terjadi karena perebutan tanah. Akibat adanya perang tersebut, menimbulkan
korba jiwa. Sebenarnya kedua suku tersebut ada dalam satu desa.
Biasanya setiap suku memiliki keterikatan yang sangat kuat, sehingga masalah anggota suku menjadi
masalah bersama suku.Perang ini merupakan awal konflik-konflik selanjutnya, yang akhirnya dapat
menimbulkan disintegrasi bangsa. Kesalahpahaman, sangat mempengaruhi terjadinya perang antar suku
ini. Itikad baik untuk berdamai merupakan solusi atas permasalahan penyebab perang.
4. Hak secara umum merupakan sesuatu yang diperoleh setiap manusia sesuai kodratnya sebagai individu
dan makhluk ciptaan Tuhan. Adapun pengertian lain dari hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan sesuatu yang diterima oleh individu dan tidak dapat dirampas oleh siapapun. Menurut
Notonegoro, hak merupakan sesuatu yang didapatkan seseorang sebagai warga negara dan hak ini tidak
bisa diintervensi oleh kekuasaan apapun. Hak yang dimiliki manusia dapat disebut dengan hak asasi. Atas
martabatnya sebagai manusia, hak asasi dimiliki oleh setiap manusia. Hak-hak asasi ini selalu melekat
dalam diri setiap manusia dimanapun ia berada terlepas dari negara mana ia berasal. Hak tidak dapat
diintervensi oleh siapapun bahkan negara sekalipun tidak dapat menghilangkan hak yang dimiliki sebagai
seorang manusia.
Berbicara tentang hak asasi manusia, terdapat sifat-sifat yang dimiliki hak asasi manusia. Sifat yang
pertama yaitu bersifat universal, berarti hak dimiliki oleh setiap manusia tanpa memandang siapa mereka
dan dari mana mereka berasal. Sifat yang kedua yaitu bersifat hakiki, berarti hak sudah dimiliki setiap
manusia sejak ia lahir ke dunia ini sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan. Kemudian, hak asasi manusia
juga bersifat utuh, berarti hak tidak dapat dibagi-bagi sehingga setiap manusia memiliki hak-hak yang
sama dan utuh. Contohnya, seseorang memiliki hak politik tetapi di sisi lain, ia juga memiliki hak
ekonomi dan bahkan hak-hak lainnya. Sifat yang keempat yaitu tetap, berarti hak asasi akan selalu
melekat pada setiap insan manusia selama hidupnya. Hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau
dihilangkan oleh siapapun, Hak asasi manusia bersifat kodrati, berarti hak merupakan anugerah yang
diberikan dari Tuhan kepada manusia sesuai kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Terdapat dua jenis hak yang dimiliki manusia. Pertama adalah hak-hak sipil-politik, jenis hak ini
merupakan hak yang diterima manusia dari lahir. Selanjutnya, manusia juga memiliki hak-hak ekonomi-
sosial dan budaya, jenis hak ini diterima dan diperoleh manusia dari masyarakat tempat ia berada.
Contohnya adalah hak untuk mendapatkan pekerjaan, hak mendapatkan gaji atau upah yang layak, hak
berkumpul dan mengemukakan pendapat, hak memperoleh pendidikan yang layak, dan hak memperoleh
pelayanan kesehatan.
Hak-hak sebagai warga negara Indonesia, yaitu:
 Berhak mendapat pekerjaan serta penghidupan yang layak.
 Berhak untuk hidup serta mempertahankan kehidupannya.
 Berhak untuk berkeluarga serta melanjutkan keturunannya melalui perkawainan yang sah. Berhak
untuk untuk keberlangsungan hidup, tumbuh, serta berkembang.
 Berhak untuk mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan serta teknologi dan memenuhi
kebutuhan hidupnya demi meningkatkan kualitas hidup.
 Berhak untuk memperjuangkan hak secara kolektif untuk membangun, masyarakat, bangsa serta
negara Indonesia.
 Berhak untuk mendapat pengakuan, perlindungan serta kepastian hukum. Berhak untuk hidup
merdeka secara pikiran, bergama, tidak diperbudak dan tidak disiksa.
Kewajiban sebagai warga negara Indonesia, di antaranya:
 Wajib menjunjung hukum serta pemeritahan.
 Wajib ikut dan turut serta dalam usaha pertahanan serta keamanan negara.
 Wajib menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) sesama manusia.
 Wajib ikut dan turut serta dalam upaya pembelaan negara.
 Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
 Wajib membayar pajak tepat pada waktunya. Misalnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
 Wajib menjaga fasilitas umum dengan tidak merusaknya.
 Wajib menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar. Wajib menaati peraturan serta
perundang-undangan yang berlaku.
 Wajib menaati norma yang berlaku, misalnya norma kesopanan dan norma hukum.
 Wajib menaati peraturan lalu lintas, misalnya menggunakan helm saat naik sepeda motor.
 Wajib membayar sejumlah biaya setelah menggunakan fasilitas umum. Misalnya membayar
biaya jalan tol dan transportasi umum.
 Wajib menghormati serta menjaga toleransi antar umat beragama agar persatuan Indonesia tetap
utuh.
 Wajib menghormati hak hidup serta HAM setiap manusia dengan tidak membahayakan hidup
orang lain.
 Wajib melakukan bela negara. Contohnya dengan penggunaan produk lokal Indonesia serta
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai