Anda di halaman 1dari 8

Makalah Keseragaman dan Kesederajatan

(ISBD)
Posted by Try Gusmawan
» Makalah Keseragaman dan Kesederajatan (ISBD), » Sosiologi
» Sunday, 4 October 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan kebudayaan yang beragam. Struktur
masyarakat Indonesia ditandai dengan keragaman suku bangsa, ras, agama dan budaya.
Namun keragaman ini menimbulkan konflik dimana-mana. Keadaan seperti ini
menggambarkan bahwa unsur-unsur yang ada di Indonesia belum berfungsi secara satu
kesatuan. Yang menjadi pemasalahan sekarang adalah bagaimana membuat unsur-unsur yang
ada di Indonesia menjadi suatu system yaitu adanya jalinan kesatuan antara satu unsur
dengan unsur yang lain, atau bagaimana membuat Bangsa Indonesia dapat terintegrasi secara
nasional
Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam
kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami
masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang. Sebagai
fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta yang
dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit.
Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu
konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.
Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang
disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap
individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau
yang disebut dengan hak asasi manusia.
Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata dengan
adanya pranata-pranata sosial, terutama pranata hukum, yang merupakan mekanisme kontrol
yang secara ketat dan adil mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip-prinsip
kesetaraan dalam kehidupan nyata. Kesetaraan derajat individu melihat individu sebagai
manusia yang berderajat sama dengan meniadakan hierarki atau jenjang sosial yang
menempel pada dirinya berdasarkan atas asal rasial, suku bangsa, kebangsawanan, atau pun
kekayaan dan kekuasaan.
Di Indonesia, berbagai konflik antar suku bangsa, antar penganut keyakinan
keagamaan, ataupun antar kelompok telah memakan korban jiwa dan raga serta harta benda,
seperti kasus Sambas, Ambon, Poso dan Kalimantan Tengah. Masyarakat majemuk Indonesia
belum menghasilkan tatanan kehidupan yang egalitarian dan demokratis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian keragaman?
1.2.2 Apa unsur-unsur keragaman masyatakat Indonesia?
1.2.3 Apa problematika diskriminasi?
1.2.4 Apa saja pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian keragaman
1.3.2 Untuk mengetahui unsur-unsur keragaman masyarakat Indonesia
1.3.3 Untuk mengetahui problematika diskriminasi dan dapat mengetahui bagaimana
menyelesaikannya
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja pelapisan sosial dalam masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Makna Keragaman dan Kesederajatan


A. Makna Keragaman
Berasal dari kata ragam yaitu tingkah laku, macam, jenis, lagu, musik, langgam , warna,
corak, rapi.
Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam, berjenis-jenis perihal ragam, hal
jenis.Yang dimaksud adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-
perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan,
ideologi, adat, kesopanan, serta situasi ekonomi.
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain ditandai oleh
keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa bangsa
Indonesia memiliki keragaman suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari berbagai suku
bangsa, mulai dari sabang hingga Merauke, ada suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku
Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak lainnya.
B. Makna Kesederajatan
Berasal dari sederajat : sama tingkatan (pangkat, kedudukan). Yang dimaksud adalah
suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memilih satu
kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut (KBBI) artinya adalah sama
tingakatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu
kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada pada manusia tetap memiliki satu
kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki. termasuk perlakuan yang sama dalam
bidang apapun tanpa membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan
lainnya. Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang
paling mulia kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya dan
keimananya.

2.2. Unsur Keragaman dan Kesejahteraan di Masyarakat Indonesia


Unsur keragaman dan kesejahteraan di masyarakat Indonesia meliputi:
A. Suku bangsa dan ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke sangat
beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia
yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh,
mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.
B. Agama dan keyakinan
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan
kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran
kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata
"agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain
untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar
pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang
dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib
yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Dalam peraktiknya fungsi agama dalam
masyarakat antara lain adalah :
 Untuk berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan melarang.
 Untuk berfungsi penyelamat
 Untuk berfungsi sebagai perdamaian
 Untuk berfungsi sebagai Social control
 Untuk berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
 Untuk berfungsi transformatif
 Untuk berfungsi sublimatif
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia,
antara lain adalah:
 Karena agama merupakan sumber moral
 Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
 Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
 Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kalasuka,maupun di kala
duka
C. Ideologi dan politik
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan
beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah
publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran
politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit.(definisi ideologi Marxisme). Definisi Ideologi menurut Karl Marx: Ideologi
merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini
merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat
politik yang dikenal dalam ilmu politik. Sedangkan Ideologi adalah suatu istilah umum bagi
sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena
merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.
D. Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “ adat sopan santun, basa basi “
pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai
kaidah atau norma tertentu.
E. Kesenjangan ekonomi dan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam
tingkat, pangkat, dan strata sosial. Kesenjangan ekonomi antara masyarakat level atas dan
bawah yang cukup lebar. Hal ini menjadi salah satu sumber konflik dan mudah sekali tersulut
di masyarakat. "Ada stagnasi perkembangan ekonomi mikro karena kebijakan yang belum
berpihak ke masyarakat bawah. Anggaran negara itu belum sepenuhnya menetes ke
masyarakat level bawah seperti nelayan, petani, masyarakat pesisir, dan pedagang kecil.

2.3. Makna Keragaman dan Kesederajatan dalam Masyarakat


Masyarakat terbentuk dari individu yang terdiri atas berbagai latar belakang yang tentu
akan membentuk suatu masyarakat heterogen yan terdiri atas kelompok-kelompok sosial
yang beragam. Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu
masyarakat negara yang terdiri atas beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang
dipersatukan oleh kekuatan nasional.
Kesederajatan terwujud dalam jaminan hak yan diberikan dalam berbagai sektor
kehidupan. Di Indonesia, kesederajatan termuat dalam UUD 1945 yang sudah tercantum
dengan jelas. Kesamaan derajat warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintah pada
pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa “segala warga negara bersama-sama kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintah dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.

2.4. Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam


Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok,
golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual,
pandangan ideologi, dan politik serta batas negara dan kebangsaan seseorang.
Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak
bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu “.
Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa
“Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat”
Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi diberbagai
belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk
dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.
2.4.1 Diskriminasi di antara Demokrasi dan Hak Asasi
Manusia memiliki seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia, hal ini disebut Hak Asasi
Manusia. Seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan
terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia disebut sebagai Kewajiban Dasar Manusia.
Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun
tidak didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
bahasa, dan keyakinan politik.
2.4.2 Integrasi dan Disintegrasi
Integrasi yaitu proses penyatuan dan perpaduan berbagai macam unsur masyarakat
berbeda, menjadi satu kesatuan saling berhubungan organis dan “sama kedudukannya”,
sederajad atau sejajar. Makin komplek tingkat keberagamanya : ‘problem serius & rumit’
bagi proses integrasi.
Integrasi butuh “kerjasama & akomodasi”. Kerja bersama sama, saling pahami dan
terima kelebihan dan kekurangan setiap unsur masyarakat. Integrasi mutlak butuh “konsensus
nilai”, dijadikan ‘pedoman’ hidup bersama. Butuh “komitmen” semua anggota masyarakat.
Jauhi “prasangka negatif, egoisme, diskriminasi dan dominasi”. Proses integrasi butuh
kesadaran “esensi keberagaman, kesederajadan kodrati & pengendalian diri”.
Perpecahan / disintegrasi : kehendak atau keinginan berpisah dan lepaskan diri dari
ikatan kesatuan. Ada berbagai macam alasan dan kepentingan : “perbedaan”. Spirit
“primordialisme, pluralisme, fanatisme, rasisme dan egoisme” – akar fundamental
perpecahan. Keinginan untuk “lebih baik dan unggul” dari yang lain : ‘potensi’ perpecahan &
disintegrasi yang implikasinya sangat besar.

2.4.3 Bhinneka Tunggal Ika Upaya Mengatasi Keragaman Sosiokultura


Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara pada suatu asas kultural yang melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai
kenegaraan itu terletak pada sila-sila Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
2.4.4 Problematika Keragaman Kultural dalam Perkembangan Peradaban dan Hidup Beradab
Keragaman kultural seringkali menyebabkan munculnya permasalahan-permasalahan
dan kesalahpahaman antarsuku tersebut. Contohnya konflik berbau SARA dan konflik
bersenjata di beberapa daerah, teror bom, dan lainnya.
2.4.5 Pengaruh Keragaman dan Globalisasi terhadap Pengembangan Kepribadian Masyarakat
Keragaman dan globalisasi terhadap pengembangan kepribadian masyarakat dapat
menimbulkan pengaruh dalam kehidupan. Pengaruh tersebut dapat mendatangkan hal posotif
dan negatif. Pengaruh positifnya yaitu adanya IPTEKS yang sangat berguna dalam
globalisasi dunia, sedangkan pengaruh negatifnya adalah kebudayaan luar yang masuk secara
langsung atau dapat menggeser kebudayaab asli.
2.4.6 Kesederajatan versus Diskriminasi
Kesederjatan artinya setiap orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan
kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan Negara. Diskriminasi lebih
menunjukan kepada suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Diskriminasi dihubungkan
dengan prasangka dan seolah-olah menyatu. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial
biasanya bertindak diskriminansi terhadap ras yg diprasangkainya.
2.4.7 Diskriminasi sebagai Realitas yang Problematika
Dalam kehidupan bermasyarakat ada sesuatu yang dihargai yaitu kekayaan, kekuasaan,
ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal itu merupakan awal terbentuknya pelapisan sosial
yang dapat menimbulkan diskrimisnasi sosial. Mereka yang banyak memiliki sesuatu yang
dihargai dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki lapisan atas, begitu pula
sebaliknya.
2.4.8 Persaingan, Tekanan atau Intimidasi dan Ketidakberdayaan sebagai Faktor Terjadinya
Diskriminasi Sosial
Diskriminasi terjadi karena faktor persaingan. Diskriminasi karena faktor tekanan atau
intimidasi biasanya terjadi karena pihak yang lemah cenderung menjadi pihak yang ditekan
oleh pihak yang kuat. Dan karena merupakan pihak yang tertekan, umumnya tidak berdaya
sehingga tidak dapat melepaskan belenggu diskriminasi tersebut dari kehidupan mereka.

Anda mungkin juga menyukai