PENDAHULUAN
Ilmu Sosial Budaya bukanlah bidang ilmu yang terpisah, tetapi hanya pengetahuan
tentang aspek paling mendasar dari kehidupan manusia sebagai makhluk budaya dan sosial
dan masalah yang muncul darinya. Memberikan landasan dan wawasan yang luas,
pemahaman yang kritis dan peka terhadap keragaman, kesetaraan, dan harkat martabat
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai individu dan makhluk sosial yang beradab
yang bertanggung jawab atas sumber daya dan lingkungannya.
Setiap orang dilahirkan sama, bahkan dengan identitas yang berbeda. Kesetaraan
adalah sesuatu yang dimiliki orang sejak lahir. Semua manusia memiliki hak dasar yang
sama, yang disebut hak dasar, atau hak asasi manusia, yang unik bagi orang tersebut.
Kesetaraan derajat fitrah manusia dapat diwujudkan dalam praktik melalui keberadaan
pranata sosial, khususnya pranata hukum. Sistem hukum merupakan mekanisme kontrol yang
secara tegas dan adil mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip kesetaraan dalam
kehidupan nyata.
Berdasarkan latar !elakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari makalah inisebagai
berikut :
Supaya menambah pemahaman dan pengetahuan bagi penulis. Penulis berharap dapat
berbagi pengetahuan kepada berbagai pihak, khususnya tentang Keragaman dan Kesetaraan
Manusia . Penulis juga berharap bahwa makalah ini mampu bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah pengetahuan dan hal-hal baru.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si, dalam bukunya yang dengan judul “Ilmu
Sosial”& Budaya Dasar” mengatakan bahwa Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk
individu atau pribadi yang memiliki perbedaan satu sama lain. Adanya perbedaan itu yang
melahirkan Keragaman. Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-
macamlayaknya binatang atau tumbuhan. Keragaman manusia danadalah setiap manusia
memiliki perbedaan. (Herimanto, 2009: 97)
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkat yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak
lebih rendah antara satu sama lain (Mauliana, 2015).
Kesetaraan, menurut KBBI, berasal dari kata “setara atau sederajat” yang berarti
sederajat atau pangkat atau kedudukan. Jadi konteks kesetaraan disini adalah keadaan dimana
orang-orang masih memiliki status dan tingkat hierarki yang sama dalam perbedaan dan
perbedaan yang ada. (Setiadi, 2006: 141).
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhlukTuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Dihadapan Tuhanmanusia memiliki kesamaan derajat dan
kedudukan. Yang membedakantingkat ketakwaan manusia terhadap Tuhan. (Herimanto,
2009:98)
Kesetaraan manusia berarti manusia berada pada derajat atau kedudukan yang sama
dengan makhluk Tuhan. Semua manusia diciptakan dengan status yang sama, yaitu makhluk
yang dimuliakan, lebih unggul dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Di hadapan
Tuhan, semua orang sama derajat, kedudukan, dan derajatnya. Pengabdian manusia kepada
Tuhanlah yang membuat perbedaan
1) Ras
Kata ras berasal dari bahasa Perancis dan Italia, atau razza. Istilah ras pertama kali
diperkenalkan oleh antropolog Prancis François Bernier untuk mengungkapkan gagasan
membedakan orang berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.
Manusia umumnya diklasifikasikan ke dalam ras yang berbeda berdasarkan karakteristik
biologis mereka. Manusia memiliki tipe tubuh yang berbeda seperti Wajah, rambut, tinggi
badan dan ciri fisik lainnya. Jadi, ras adalah perbedaan manusia berdasarkan ciri fisik
biologis.
Ras yang berbeda hidup di dunia ini. Pada abad ke-19, ahli biologi membagi ras menjadi
tiga kelompok: kulit putih, kulit hitam, dan Mongol. Menurut Koentjaraningrat (1990),
menyatakan klasifikasi ras dunia terdiri atas 10 kelompok: Kaukasoid, Mongoloid, Negro,
Australoid, Polinesia, Melanesia, Mikronesia, Ainu, Dravida, dan Bushmen. Orang-orang
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia termasuk dalam kelompok ras yang berbeda.
Orang Indonesia Barat termasuk dalam kelompok etnis Mongoliod di Melayu, sedangkan
mereka yang tinggal di Papua termasuk dalam kelompok ras Melanesia.
Identitas etnik dapat dibaca antara lain dari unsur-unsur bawaan etnik (ciri-ciri etnik).
Ciri-ciri tersebut antara lain kelahiran (birth) atau kekerabatan, kesamaan bahasa, kesamaan
adat istiadat, kesamaan kepercayaan (agama), kesamaan mitologi, dan kesamaan antiteistik.
Ada 400 suku atau suku bangsa di Indonesia. hukum adat. Van Vollenhoven mengusulkan
adanya 19 kalangan common law (Koentjaraningrat, 1990). Oleh karena itu, berdasarkan
klasifikasi etnis negara, warga negara Indonesia adalah heterogen.
3) Agama
Etnik atau suku adalah suatu gagasan dan kesatuan sosial budaya seseorang. Dengan
kata lain, identitas individu dapat dibedakan dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan
institusi yang berasal dari etnisitas asal orang tersebut. Namun, dalam perkembangan
selanjutnya, identitas sosial budaya seseorang tidak hanya ditentukan oleh etnisitasnya.
Identitas sesorang ditentukan oleh kelas ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan, dan
pekerjaan. Identitas etnis bisa hilang seiring berjalannya waktu bisa hilang, misalnya melalui
perkawinan antar ras dan mobilitas yang tinggi.
Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu secarayuridis diakui dan
dijamin oleh Negara melalui UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat perbedaan ras, suku,
agama dan budayanyadiperlakukan sama dan memiliki kedudukan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945.
Kesetaraan dalam bidang ekonomi berarti bahwa semua warga negara memiliki
kesempatan yang sama untuk kemakmuran ekonomi. membantu Anda menjalani kehidupan
yang sukses. Demokrasi ekonomi mengharapkan distribusi pendapatan dan kekayaan yang
adil.
Persamaan di bidang social budaya itu meliputi bidang agama, pendidikan, kesehatan,
kebudayaan, seni dan iptek. Persamaan warganegara di bidang sosial budaya berarti warga
negara memiliki kesempatan,hak dari pemerintah. Negara tidak membeda-bedakan kelas
sosial, statussosial, ras, suku, dan agama dalam memberikan pelayanan.
Dengan demikian, semua warga negara memiliki hak hukum dan politik yang sama di
bidang politik, hukum, administrasi, bisnis dan sosial. Negara tidak boleh melakukan
diskriminasi terhadap warga negara ini, terutama mengenai peluang. Kesempatan yang sama
berlaku bagi semua warga negara dalam berbagai bidang kehidupan tanpa membedakan
unsur-unsur utama warga negara itu sendiri. Primitif berarti segala sesuatu yang berkaitan
dengan asal usul atau asal mula seseorang, seperti suku, agama, ras, golongan, sejarah, dll.
Konflik atau konflik sebenarnya terdiri dari dua fase: fase disharmoni dan fase
disintegrasi. . Disharmoni mengacu pada perbedaan tujuan, nilai, norma, dan perilaku antar
kelompok. Disintegrasi adalah tahap dimana pandangan, nilai, norma, dan perilaku suatu
kelompok tidak lagi menyatu sehingga menimbulkan konflik antar kelompok.
Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahamanantarbudaya dan masyarakat ini
adalah sedapat mungkin dihilangkan penyakit-penyakit budaya. Penyakit budaya tersebut
adalah etnosentrismestereotip, prasangka, rasisme, diskriminasi, dan scape goating
1. Semangat religious
2. Semangat nasionalisme
3. Semangat pluralisme
4. Semangat humanisme
5. Dialaog antar umat beragama
6. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupunkonfigurasi hubungan
antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.
Kesederajatan atau kesetaraan adalah suatu sikap untuk mengakuiadanya persamaan derajat,
hak, dan kewajiban sebagai sesame manusia.Indikator kesedarajatan adalah sebagai berikut :
1. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras,gender, dan golongan.
2. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dankehidupan yang layak.
3. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dananggota
masyarakat.
4. Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalahmunculnya sikap dan
perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr
manusia atau antarwarga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut
diskriminasi.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi adalah
setiap pembatasan, pelecehan, yang langsungataupun tak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasaragama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial,
status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik, yang berakibat pada
pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan,atau penggunaan
HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baikindividu maupun kolektif dalam bidang
politik, ekonomi, hokum, social, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
Untuk mencegah terjadinya perilaku diskriminatif dalam rumahtangga, antara lain telah
ditetapkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002tentang Perlindungan Anak dan Undang-
Undang Tahun 2004 tentangPenghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi dari berbagai TindakanDiskriminasi adalah
Bhineka Tunggal Ika yang merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia
yang “majemuk” atau “heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi
sosial dari banyaksuku bangsa dan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama,
sejarah,dan tujuan yang sama yang disebut Kebudayaan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unnes.ac.id/annisamedika/2015/12/17/materi-antropologi-kelas-xii-kesetaraan-
dan-hubungannya-dengan- perubahan-sosial-budaya/. Diakses pada 7 April 2019 Pukul
21.25WITA.Setiadi Elly M, Kama A. Hakam, Ridwan Efendi.2006.
https://adoc.pub/ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-manusia-keragaman-dan-kesederaj.html.
Diakses, 20 Oktober 2022, pukul 13.00 WIB
adminjiis,+Artikel+Perdiana+21-28 (1).pdf