Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA

KERAGAMAN DAN KESETARAAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. Beny Iskandar Manalu


2. Elbina Sipangkar
3. Risna Valentine Saragih

SEKOLAH TINGGI PASTORAL SANTO BONAVENTURA


KEUSKUPAN AGUNG MEDAN
TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan budaya yang beragam. Struktur


masyarakat Indonesia dibentuk oleh keragaman suku, ras, agama dan budaya. Tetapi
keragaman ini menyebabkan konflik di mana-mana. Keadaan ini menunjukkan bahwa unsur-
unsur yang ada di Indonesia belum berfungsi sebagai satu kesatuan. Permasalahan saat ini
adalah bagaimana memasukkan unsur Indonesia ke dalam sistem, yaitu adanya kesatuan
antara unsur yang satu dengan unsur yang lain, atau bagaimana mengintegrasikan angsa
Indonesia secara nasional.

Keragaman dan kesetaraan manusia adalah masalah yang sangat kompleks.


Pandangan filosofis menyatakan bahwa manusia adalah makhluk tunggal dengan tubuh dan
jiwa. Dari sudut pandang jiwa manusia, ia memiliki daya cipta, rasa dan karsa, sehingga
dapat memikirkan dengan baik tindakannya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam keragaman dan kesetaraan manusia mengantarkan


manusia pada potensinya sebagai makhluk yang paling sempurna. Karena keistimewaan yang
mereka miliki, hal ini menyebabkan perlunya persatuan dan persamaan bagi manusia untuk
menjalankan tugasnya sebagai khalifah moral di muka bumi ini.

Ilmu Sosial Budaya bukanlah bidang ilmu yang terpisah, tetapi hanya pengetahuan
tentang aspek paling mendasar dari kehidupan manusia sebagai makhluk budaya dan sosial
dan masalah yang muncul darinya. Memberikan landasan dan wawasan yang luas,
pemahaman yang kritis dan peka terhadap keragaman, kesetaraan, dan harkat martabat
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai individu dan makhluk sosial yang beradab
yang bertanggung jawab atas sumber daya dan lingkungannya.

Setiap orang dilahirkan sama, bahkan dengan identitas yang berbeda. Kesetaraan
adalah sesuatu yang dimiliki orang sejak lahir. Semua manusia memiliki hak dasar yang
sama, yang disebut hak dasar, atau hak asasi manusia, yang unik bagi orang tersebut.
Kesetaraan derajat fitrah manusia dapat diwujudkan dalam praktik melalui keberadaan
pranata sosial, khususnya pranata hukum. Sistem hukum merupakan mekanisme kontrol yang
secara tegas dan adil mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip kesetaraan dalam
kehidupan nyata.

Kebudayaan Indonesia dapat diartikan sebagai seluruh kebudayaan Indonesia yang


ada sebelum berdirinya negara Indonesia pada tahun 1945. Keberagaman menjamin
penghormatan terhadap perbedaan antar manusia, baik dalam bidang ekonomi, politik,
hukum dan ilmu-ilmu sosial, dari semua prinsip pengembangan ilmu pengetahuan di dunia.
Pancasila, yang digali dan dirumuskan oleh pendiri bangsa ini, adalah rasionalitas yang telah
teruji oleh waktu. Pancasila adalah rasionalitas kita sebagai bangsa yang majemuk, multi
agama, multi bahasa, multi budaya, multi etnis yaitu Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar !elakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:

1) Apa hakikat dari keragaman dan kesetaraan manusia?


2) Apa kemajemukan dalam dinamika sosial budaya?
3) Bagaimana keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial-budaya bangsa?
4) Apa problematika keragaman dqan kesetaraan dan solusinya dalam kehidupan
masyarakat?

1.3 Tujuan Makalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari makalah inisebagai
berikut :

1) Untuk memahami hakikat dari keragaman dan kesetaraan manusia


2) Untuk memahami Kemajemukan dalam dinamika sosial budaya.
3) Untuk mengetahui keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial-budaya bangsa.
4) Untuk mengetahui dan memahami problematika keragaman dqan kesetaraan dan
solusinya dalam kehidupan masyarakat.
1.4 Manfaat Penulisan

Supaya menambah pemahaman dan pengetahuan bagi penulis. Penulis berharap dapat
berbagi pengetahuan kepada berbagai pihak, khususnya tentang Keragaman dan Kesetaraan
Manusia . Penulis juga berharap bahwa makalah ini mampu bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah pengetahuan dan hal-hal baru.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia

2.1.1 Makna Keragamaan Manusia

Keanekaragaman berasal dari kata diversity. Keraganan menunjukkan bahwa ada


banyak, banyak varietas. Keragaman orang dan fakta bahwa setiap orang berbeda.
Perbedaannya adalah bahwa manusia adalah makhluk individu dan setiap individu memiliki
karakteristiknya masing-masing. Perbedaan terutama berkaitan dengan karakteristik pribadi
seperti sikap, kepribadian, perilaku, disposisi dan keinginan (Setiadi, 2006).

Menurut Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si, dalam bukunya yang dengan judul “Ilmu
Sosial”& Budaya Dasar” mengatakan bahwa Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk
individu atau pribadi yang memiliki perbedaan satu sama lain. Adanya perbedaan itu yang
melahirkan Keragaman. Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-
macamlayaknya binatang atau tumbuhan. Keragaman manusia danadalah setiap manusia
memiliki perbedaan. (Herimanto, 2009: 97)

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang membentuk


kelompok hidup. Setiap kelompok hidup juga beragam. Dalam kehidupan manusia ada
perbedaan dan keragaman seperti ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis
kelamin, dan tempat tinggal. Hal ini dikatakan sebagai elemen yang membentuk keragaman
masyarakat. Keragaman pribadi dan sosial berasal dari posisi manusia sebagai individu dan
sebagai makhluk sosial.

2.1.2 Makna Kesetaraan Manusia

Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkat yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak
lebih rendah antara satu sama lain (Mauliana, 2015).

Kesetaraan, menurut KBBI, berasal dari kata “setara atau sederajat” yang berarti
sederajat atau pangkat atau kedudukan. Jadi konteks kesetaraan disini adalah keadaan dimana
orang-orang masih memiliki status dan tingkat hierarki yang sama dalam perbedaan dan
perbedaan yang ada. (Setiadi, 2006: 141).
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhlukTuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Dihadapan Tuhanmanusia memiliki kesamaan derajat dan
kedudukan. Yang membedakantingkat ketakwaan manusia terhadap Tuhan. (Herimanto,
2009:98)

Kesetaraan manusia berarti manusia berada pada derajat atau kedudukan yang sama
dengan makhluk Tuhan. Semua manusia diciptakan dengan status yang sama, yaitu makhluk
yang dimuliakan, lebih unggul dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Di hadapan
Tuhan, semua orang sama derajat, kedudukan, dan derajatnya. Pengabdian manusia kepada
Tuhanlah yang membuat perbedaan

Kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar makna adanya persamaan kedudukan


manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan
hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia (Iqbal, 2011).

2.2 Kejemukan dalam Dinamika Sosial Budaya

Keberagaman yang terdapat dalam lingkungan sosial manusia menciptakan


masyarakat yang majemuk. Majemuk berarti beragam, bermacam-macam, dan berjenis.
Konsep masyarakat majemuk pertama kali diakui oleh Furnival pada tahun 1948. Furnival
mengatakan bahwa ciri utama dari masyarakat ialah kehidupan yang berkelompok besar
secara fisik hidup berdampingan, tetapi dipisahkan oleh kehidupan sosial dan diintegrasikan
ke dalam satuan politik. Konsep ini terkait dengan masyarakat Indonesia zaman penjajahan.
Orang-orang di Hindia Belanda pada saat itu mengklasifikasikan komunitasnya berdasarkan
ras, suku, ekonomi dan agama (Setiadi, 2006).

Usman Pelly (1989) mengategorikan masyarakat majemuk disuatukota berdasarkan


dua hal yaitu pembelahan horizontal dan pembelahanvertikal. Secara Horizontal, masyarakat
majemuk dikelompokkan berdasarkan :

a. Etnik dan rasa tau asal usul keturunan. 


b. Bahasa daerah
c. Adat istiadat atau perilaku
d. Agama
e. Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya
Secara Vertikal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan:

a. Penghasilan atau ekonomi


b. Pendidikan
c. Pemukiman
d. Pekerjaan
e. Kedudukan sosial politik

Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti


ras,etnik,agama,pekerjaan, pendidikan,dan sebagainya.

1) Ras

Kata ras berasal dari bahasa Perancis dan Italia, atau razza. Istilah ras pertama kali
diperkenalkan oleh antropolog Prancis François Bernier untuk mengungkapkan gagasan
membedakan orang berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.
Manusia umumnya diklasifikasikan ke dalam ras yang berbeda berdasarkan karakteristik
biologis mereka. Manusia memiliki tipe tubuh yang berbeda seperti Wajah, rambut, tinggi
badan dan ciri fisik lainnya. Jadi, ras adalah perbedaan manusia berdasarkan ciri fisik
biologis.

Ras yang berbeda hidup di dunia ini. Pada abad ke-19, ahli biologi membagi ras menjadi
tiga kelompok: kulit putih, kulit hitam, dan Mongol. Menurut Koentjaraningrat (1990),
menyatakan klasifikasi ras dunia terdiri atas 10 kelompok: Kaukasoid, Mongoloid, Negro,
Australoid, Polinesia, Melanesia, Mikronesia, Ainu, Dravida, dan Bushmen. Orang-orang
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia termasuk dalam kelompok ras yang berbeda.
Orang Indonesia Barat termasuk dalam kelompok etnis Mongoliod di Melayu, sedangkan
mereka yang tinggal di Papua termasuk dalam kelompok ras Melanesia.

2) Etnik atau Suku Bangsa

Koentjaraningrat (1990) mengemukakan bahwa etnisitas adalah kelompok sosial atau


kesatuan kehidupan manusia, suatu sistem interaksi yang ada untuk kelangsungan dan rasa
identitas yang menyatukan semua anggota dan memiliki sistem kepemimpinan sendiri.

F. Baart (1988) mendefinisikan etnisitas sebagai terutama reproduksi biologis dan


subsisten, berbagi nilai budaya yang sama, mengakui kesatuan dalam bentuk budaya,
komunikasi yang unik dan timbal balik Sekelompok orang yang membentuk jaringan
pengaruh dan membuat keputusan. Ciri-ciri suatu kelompok yang dapat diterima dan
dibedakan dari kelompok lain. dari kelompok populasi lainnya.

Identitas etnik dapat dibaca antara lain dari unsur-unsur bawaan etnik (ciri-ciri etnik).
Ciri-ciri tersebut antara lain kelahiran (birth) atau kekerabatan, kesamaan bahasa, kesamaan
adat istiadat, kesamaan kepercayaan (agama), kesamaan mitologi, dan kesamaan antiteistik.
Ada 400 suku atau suku bangsa di Indonesia. hukum adat. Van Vollenhoven mengusulkan
adanya 19 kalangan common law (Koentjaraningrat, 1990). Oleh karena itu, berdasarkan
klasifikasi etnis negara, warga negara Indonesia adalah heterogen.

3) Agama

Keberagaman Indonesia dibentuk oleh perbedaan agama dan pandangan hidup


masyarakatnya. Kebebasan beragama dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pasal 28E(1) UUD 1945 menyatakan: Agama yang diakui oleh
hukum di Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Agama-
agama ini disebarkan oleh negara-negara lain dan para pedagang yang datang ke Indonesia,
tetapi mereka menyatu dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia juga
mengakui keberadaan berbagai agama. Keberagaman agama dalam masyarakat menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang agamis. Apalagi fakta ini membuktikan
pentingnya toleransi antarmanusia di Indonesia.

2.3 Keragaman dan Kesetaraan sebagai Kekayaan Sosial Budaya Bangsa

2.3.1 Keragaman sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia

Keragamaan bangsa terutama disebabkan oleh adanya kemajemukan etnik, yang


disebut juga suku bangsa. Ada juga perbedaan berdasarkan ras, agama, golongan, tingkat
ekonomi dan jenis kelamin. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat multikultural, artinya
memiliki banyak budaya. Hampir semua pulau besar di Indonesia memiliki banyak suku
bangsa. Sumatera Utara memiliki 8 suku yakni : Batak Toba, Batak Karo, Simalungun, Pak-
pak/Dairi, Mandailing, Pesisir, dan Nias.

Etnik atau suku adalah suatu gagasan dan kesatuan sosial budaya seseorang. Dengan
kata lain, identitas individu dapat dibedakan dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan
institusi yang berasal dari etnisitas asal orang tersebut. Namun, dalam perkembangan
selanjutnya, identitas sosial budaya seseorang tidak hanya ditentukan oleh etnisitasnya.
Identitas sesorang ditentukan oleh kelas ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan, dan
pekerjaan. Identitas etnis bisa hilang seiring berjalannya waktu bisa hilang, misalnya melalui
perkawinan antar ras dan mobilitas yang tinggi.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang pluralistik. Plural berarti banyak,


banyak variasi atau majemuk. Keberagaman bangsa Indonesia merupakan fakta yang kita
terima sebagai kekayaan sosial budaya bangsa.

Kesadaran akan bangsa tersebut sesungguhnya mencermin dengan baik dalam


semboyan nasional kita, Vinneka Tungal Ika. Vineka berarti berbeda, berbeda, banyak jenis.
Cumi-cumi tunggal menunjukkan semangat yang mencari kesatuan dari keragaman ini.
Bhineka adalah realitas (menjadi) dan Ika adalah keinginan (menjadi). Pluralisme merupakan
ciri sosial budaya bangsa Indonesia. Selain pluralisme, ciri-ciri Indonesia lainnya adalah:

1. Jumlah penduduk yang besar


2. Wilayah yang luas
3. Posisi silang
4. Kekayaan alam dan daerah tropis
5. Jumlah pulau yang banyak
6. Persebaran pulau

2.3.2 Kesetaraan sebagai Warga Bangsa Indonesia

Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu secarayuridis diakui dan
dijamin oleh Negara melalui UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat perbedaan ras, suku,
agama dan budayanyadiperlakukan sama dan memiliki kedudukan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945.

Persamaan di bidang politik misalnya memperoleh kesempatansama untuk warga


Negara memilih dan dipilih,berkesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik
Negara.Persamaan di depan hukum atau equality before of lawmengharuskan setiap warga
Negara diperlakukan sama dan adil. Prinsip persamaan warga negara di depan hukum atau
equality before of lawadalah jaminan atas harkat dan martabatnya sebagai manusia. Hukum
bertujuan untuk menegakkan keadilan dan ketertiban.

Kesetaraan dalam bidang ekonomi berarti bahwa semua warga negara memiliki
kesempatan yang sama untuk kemakmuran ekonomi. membantu Anda menjalani kehidupan
yang sukses. Demokrasi ekonomi mengharapkan distribusi pendapatan dan kekayaan yang
adil.

Persamaan di bidang social budaya itu meliputi bidang agama, pendidikan, kesehatan,
kebudayaan, seni dan iptek. Persamaan warganegara di bidang sosial budaya berarti warga
negara memiliki kesempatan,hak dari pemerintah. Negara tidak membeda-bedakan kelas
sosial, statussosial, ras, suku, dan agama dalam memberikan pelayanan.

Dengan demikian, semua warga negara memiliki hak hukum dan politik yang sama di
bidang politik, hukum, administrasi, bisnis dan sosial. Negara tidak boleh melakukan
diskriminasi terhadap warga negara ini, terutama mengenai peluang. Kesempatan yang sama
berlaku bagi semua warga negara dalam berbagai bidang kehidupan tanpa membedakan
unsur-unsur utama warga negara itu sendiri. Primitif berarti segala sesuatu yang berkaitan
dengan asal usul atau asal mula seseorang, seperti suku, agama, ras, golongan, sejarah, dll.

2.4 Problematika Keragaman dan Kesetaraan serta Solusinya dalam Kehidupan


Masyarakat

2.4.1 Problematika Keragamaan Serta Solusinya

Keragaman masyarakat adalah suatu kenyataan sekaligus kekayaandari bangsa. Van De


Berghe menjelaskan bahwa masyarakat majemukatau masyarakat yang beragam selalu
memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut :

1. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering kali memilikikebudayaan


yang berbeda.
2. Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembagayang bersifat
nonkomplementer.
3. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakattentang nilai-
nilai social yang bersifa dasar.
4. Secara relative, sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satudengan yang
lain
5. Secara relative, integrasi social tumbuh diatas paksaan dan salingketergantungan di
dalam bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompokyang lain.
Padahal, keragaman budaya lokal memperkaya aset budaya dan merupakan aset
berharga untuk membangun Indonesia yang multikultural. Namun, negara budaya yang
berbeda dapat membelah dan menjadi lahan subur konflik dan kecemburuan sosial.

Konflik atau konflik sebenarnya terdiri dari dua fase: fase disharmoni dan fase
disintegrasi. . Disharmoni mengacu pada perbedaan tujuan, nilai, norma, dan perilaku antar
kelompok. Disintegrasi adalah tahap dimana pandangan, nilai, norma, dan perilaku suatu
kelompok tidak lagi menyatu sehingga menimbulkan konflik antar kelompok.

Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahamanantarbudaya dan masyarakat ini
adalah sedapat mungkin dihilangkan penyakit-penyakit budaya. Penyakit budaya tersebut
adalah etnosentrismestereotip, prasangka, rasisme, diskriminasi, dan scape goating

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yangdiakibatkan oleh


pengaruh negatif dari keragaman, yaitu :

1. Semangat religious
2. Semangat nasionalisme
3. Semangat pluralisme
4. Semangat humanisme
5. Dialaog antar umat beragama
6. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupunkonfigurasi hubungan
antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.

2.4.2 Problem Kesetaraan serta Solusinya dalam Kehidupan

Kesederajatan atau kesetaraan adalah suatu sikap untuk mengakuiadanya persamaan derajat,
hak, dan kewajiban sebagai sesame manusia.Indikator kesedarajatan adalah sebagai berikut :

1. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras,gender, dan golongan.
2. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dankehidupan yang layak.
3. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dananggota
masyarakat.
4. Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalahmunculnya sikap dan
perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr
manusia atau antarwarga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut
diskriminasi.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi adalah
setiap pembatasan, pelecehan, yang langsungataupun tak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasaragama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial,
status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik, yang berakibat pada
pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan,atau penggunaan
HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baikindividu maupun kolektif dalam bidang
politik, ekonomi, hokum, social, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

Program pembangunan jangka menengah nasional (RPJMM) 2004-2009 memasukkan


program penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk sebagai program pembangunan
bangsa. Berkaitan dengan ini, arahkebijakan yang diambil adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan upaya penghapusan segala bentuk diskriminasitermasuk ketidakadilan


gender bahwa setiap warga negara memilikikedudukan yang sama dihadapan hukum
tanpa terkecuali.
2. Menerapkan hukum dengan adil melalui perbaikan system hokumyang professional,
bersih, dan berwibawa

Faktor penyebab diskriminasi adalah :

1. Persaingan yang ketat dalam kehidupan, permasalahan ekonomi,tekanan dan


intimidasi.
2. Ketidak berdayaan golongan miskin.

Penghapusan diskriminasi dilakukan melalui pembuatan peraturan perundang-


undangan yang anti diskriminitif serta pengimplementasiannyadi lapangan. Contohnya adalah
Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentangRatifikasi atas Konvensi Internasional tentang
Penghapusan Segala BentukDikriminasi Terhadap Perempuan. Contoh lain adalah
dengandiberlakukannya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 yang merupakanratifikasi
atau Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala BentukDiskriminasi Rasial.

Untuk mencegah terjadinya perilaku diskriminatif dalam rumahtangga, antara lain telah
ditetapkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002tentang Perlindungan Anak dan Undang-
Undang Tahun 2004 tentangPenghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.


Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yangsetiap individu memiliki
ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutamaditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap,
watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.

Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan ataukesederajatan


menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yangsama, tidak lebih tinggi atau
tidak lebih rendah antara satu sama lain.

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhlukTuhan memiliki


tingkat atau kedudukan yang sama. Semua manusiadiciptakan dengan kedudukan yang sama,
yaitu sebagai makhluk mulia dantinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Di hadapan
Tuhan, semua manusiasama derajatnya,kedudukan atau tingkatannya. Yang membedakan
adalahtingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan.

3.2 Saran

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi dari berbagai TindakanDiskriminasi adalah
Bhineka Tunggal Ika yang merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia
yang “majemuk” atau “heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi
sosial dari banyaksuku bangsa dan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama,
sejarah,dan tujuan yang sama yang disebut Kebudayaan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, Muhammad.2011. Hakikat Keragaman Dan Kesetaraan Manusia.


http://iqbalpersada.blogspot.com/2013/03/hakikat-keragaman-dan-kesetaraan.html.

Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Djambata.Mauliana, Anisa Medika.2015. Materi


Antropologi Kelas XII: Kesetaraan dan Hubungannya dengan Perubahan Sosial
Budaya.

http://blog.unnes.ac.id/annisamedika/2015/12/17/materi-antropologi-kelas-xii-kesetaraan-
dan-hubungannya-dengan- perubahan-sosial-budaya/. Diakses pada 7 April 2019 Pukul
21.25WITA.Setiadi Elly M, Kama A. Hakam, Ridwan Efendi.2006.

Ilmu sosial danbudaya dasar.Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

https://adoc.pub/ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-manusia-keragaman-dan-kesederaj.html.
Diakses, 20 Oktober 2022, pukul 13.00 WIB

adminjiis,+Artikel+Perdiana+21-28 (1).pdf

Anda mungkin juga menyukai