BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
4. Rasisme
Kata ras berasal dari bahasa Perancis dan Italia “razza”. Pertama kali istilah
ras diperkenalkan Franqois Bernier, antropolog Perancis, untuk mengemukakan
gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik
warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang lalu menetapkan hierarkhi
manusia berdasarkan karakteristik fisik atas orang Eropa berkulit putih yang
diasumsikan sebagai warga masyarakat kelas atas berlawanan dengan orang
Afrika yang berkulit hitam sebagaiwarga kelas dua. Atau ada ideologi rasial yang
berpandangan ahwa orang kulit putih mempunyai misi suci untukmenyelamatkan
orang kulit hitam yang dianggap sangat primitif.Hal tersebut berpengaruh
terhadap stratifikasi dalam berbagai bidang seperti bidang sosial, ekonomi,
politik, di amanaorang kulit hitam merupakan subordinasi orang kulit putih. Ras
sebagai konsep secara ilmiah digunakan bagi “penggolongan manusia” oleh
Buffon, anthropolog Perancis, untuk menerangkan penduduk berdasarkan
pembedaan biologis sebagai parameter.Pada abad 19, para ahli biologi membuat
klasifikasi ras atas tigakelompok, yaitu Kaukasoid, Negroid dan Mongoloid.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada ras yang benar-benar murni lagi.
Secara biologis, konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karaktersitik
seseorang atau sekelompok orang kedalam suatu kelompok tertentu yang secara
genetik memilikikesamaan fisik seperti warna kulit, mata, rambut, hidung, atau
potongan wajah.Pembedaan seperti itu hanya mewakili faktor tampilan luar. Nah
sekarang, carilah ciri-ciri kelompok Kaukasoid, Negroid danMongoloid.
Kemudian cari contohnya. Mana negara yangmayoritas penduduknya memiliki
ciri-ciri ketiga kelompok itu.Karena tidak ada ras yang benar-benar murni, maka
konseptentang ras seringkali merupakan kategori yang bersifat non- biologis. Ras
hanya merupakan konstruksi ideologi yangmenggambarkan gagasan rasis. Secara
kultural, Carusmenghubungkan ciri ras dengan kondisi kultural. Ada empat
jenisras: Eropah, Afrika, Mongol dan Amerika yang berturut-turutmencerminkan
siang hari (terang), malam hari (gelap), cerah pagi(kuning) dan sore (senja) yang
merah. Namun konsep ras yang kita kenal lebih mengarah padakonsep kultural
dan merupakan kategori sosial, bukan biologis Montagu, m
embedakan antara “ide sosial dari ras” dan “ide biologis dari ras”. Definisi
sosial berkaitan dengan fisik dan perilaku sosial.
5. Diskriminasi
Jika prasangka mencakup sikap dan keyakinan, makadiskriminasi mengarah
pada tindakan. Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang yang
memiliki prasangka kuatakibat tekanan tertentu, misalnya tekanan budaya, adat
istiadat,kebiasaan, atau hukum. Antara prasangka dan diskriminasi adahubungan
yang saling menguatkan, selama ada prasangka, di sanaada diskriminasi. Jika
prasangka dipandang sebagai keyakinan atauideologi, maka diskriminasi adalah
terapankeyakinan atau ideologi.Jadi diskriminasi merupakan tindakan yang
membedabedakan dankurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap
kelompoksubordinasinya.
6. Kambing Hitam (Scape Goating)
Teori kambing hitam (scape goating) mengemukakan kalua individu tidak bisa
menerima perlakuan tertentu yang tidak adil,maka perlakuan itu dapat
ditanggungkan kepada orang lain. Ketika terjadi depresi ekonomi di Jerman,
Hitler mengkambing hitamkan orang Yahudi sebagai penyebab rusaknya sistem
politik danekonomi di negara itu. Ada satu pabrikdi Auschwitz, Polandiayang
digunakan untuk membantai hampir 1,5 juta orang Yahudi.Tua muda, besar kecil
laki-laki dan perempuan dikumpulkan.Kepala digunduli dan rambut yang
dikumpulkan mencapai hampir1,5 ton. Rambut yang terkumpul itu akan
dikirimkan ke Jermanuntuk dibuat kain. Richard Chamberlain berteori bahwa
bangsa Aria adalah bangsa yang besar dan mulia yang mempunyai misi suci
untuk membudayakan umat manusia. Bangsa Aria (Jerman) ini merasa bahwa
kekacauan ekonomi dan politik di Jerman ini disebabkan oleh bangsa Yahudi.
1) Islamophobia di Perancis
Faktor utama yang melatarbelakangi munculnya Islamofobia di Eropa
dibagi menjadi dua, yaitu: orientalisme barat dan tragedi 9/11 WTC di
Amerika Serikat. Pertama, pemahaman orientalisme barat yang muncul
pada abad ke-18 dan ke-19 yang mengarah pada perspektif subordinasi
non-barat. Lalu, adanya tragedi 11 September 2001 di WTC yang memicu
ketakutan berlebih pada terorisme yang dikaitkan dengan stereotip muslim.
Tahun 2015 merupakan tantangan bagi Multikulturalisme di Prancis.
Dalam 10 bulan, Prancis mengalami dua serangan teroris yang
menewaskan 146 korban. Kedua tragedi itu dilatarbelakangi oleh
islamofobia. Data yang dicatat Collectif Contre L'Islamophobie in France
(CCIF), tiga minggu sejak penyerangan Charlie Hebdo bulan Januari,
terdapat 120 tindak kriminal berdasarkan islamofobia. Begitu pula tragedi
13 November, peristiwa ini membangkitkan reaksi negatif publik terhadap
kaum muslim di Prancis. Dalam laporan tahunan CCIF seperti yang tertera
pada gambar di bawah ini, tindak islamofobia meningkat pesat sebesar
18,5%, dari 764 kasus di tahun 2014 menjadi 905 di tahun 2015. Dan
kasus yang terjadi di akhir tahun 2020 Charlie Hebdo majalah satir
mingguan Perancis mencetak ulang kartun Nabi Muhammad SAW dan
memicu berbagai kecaman dari muslim Perancis maupun muslim dari
berbagai penjuru Dunia.
6
BAB III
PENUTUPAN
1.1 Kesimpulan
Setelah uraian di atas, sebagaimana diketahui bahwa saat ini kita sedang
menjalani kehidupan masyarakat yang multicultural. Dalam masyarakat ini,
dibutuhkan orang-orang yang mampu berkomunikasi antar budaya dan punya
pengetahuan tentang perbandingan pola-pola budaya, tentunya harus ada orang
yang mengajarkan dan belajar tentang budaya apalagi berkaitan tentang
komunikasi lintas budaya. Terdapat berbagai ragam macam multikultural yang
ada di belahan dunia khususnya yang ada di Indonesia, baik itu ras, agama, suku,
klan maupun bahasa.
1.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Pendidikan, cet. 2, Jakarta: Rineka Cipta,
2007.
Elly M. Setiadi, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2006), h. 110.