Nim : 20052004
Mata Kuliah : Studi Masyarakat Indonesia
Tugas :9
RESUME & ANALISA
Konflik Sebagai Konsekwensi Masyarakat Majemuk
Negara Indonesia Dikenal Dengan Negara Yang Sangat Kaya Sekali Akan
Keanekaragaman Dan Sumber Daya Alamnya. Keanekaragaman Ini Menjadi Salah
Satu Faktor Penyebab Adanya Kemajemukan Masyarakat Di Indonesia. Kemajemukan
Masyarakat Indonesia Sendiri Berarti Bahwa Adanya Perbedaan Warga Masyarakat Ke
Dalam Kelompok-Kelompok Secara Horizontal. Walaupun Adanya Masyarakat Yang
Majemuk Ini, Sesuai Dengan Semboyan Negara Indonesia Yaitu “ Bhinneka Tunggal
Ika “ Yang Artinya Walaupun Berbeda Beda Tetapi Tetap Satu Jua. Semboyan Ini
Merupakan Fondasi Kita Agar Tetap Menjaga Toleransi Dan Juga Persatuan Dan
Kesatuan Di Tengah Perbedaan Yang Ada.
Secara konseptual, potensi konflik yang besar dalam masyarakat Indonesia yang
majemuk ini disebabkan oleh terbelahnya masyarakat ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan identitas kultural mereka. Ting-Toomey (1999:30) menjelaskan identitas
kultural sebagai perasaan (emotional significance) dari individu-individu untuk ikut
memiliki (sense of belonging) atau berafiliasi dengan kultur tertentu. Masyarakat yang
terbelah ke dalam kelompok-kelompok itu kemudian melakukan identifikasi kultural,
yaitu menegaskan diri mereka sebagai representasi dari sebuah budaya partikular.
Identifikasi kultural ini (Rogers & Steinfatt, 1999:97) pada gilirannya akan menentukan
mereka ke dalam ingroupatau outgroup. Bagaimana setiap individu berperilaku,
sebagian ditentukan oleh apakah mereka termasuk ke dalam kelompok budaya tertentu
atau tidak.
Ada beberapa sikap yang memicu konflik dalam masyarakat Indonesia anatara lain
yaitu: Etnosenterisme, Streotipe, Primordialisme, Diskriminasi, Fanatisme yang Sempit,
dan Marjinalisasi.
Primordialisme adalah salah satu faktor penting yang dapat memperkuat ikatan
suatu kelompok saat ada ancaman dari luar kelompok mereka. Akan tetapi,
primordialisme juga dinilai negatif karena berpotensi mengganggu kelangsungan hidup
masyarakat.
Selain itu, paham ini juga seringkali dianggap memiliki sifat yang merusak,
primitif, dan regresif. Bahkan, primordialisme dianggap bisa menghambat modernisasi,
merusak integrasi nasional, dan proses proses pembangunan nasional. Oleh karena itu,
paham ini bisa saja memicu munculnya konflik antar suku yang ada di suatu negara.
Contoh :
konflik yang terjadi di daerah saya adalah salh satu nya yaitu Konflik mengenai
batas lahan, konflik ini sering terjadi karena ada pihak-pihak yang mengklaim lahan
yang bukan miliknya
Cara Mengatasi :
Saya rasa cara yang paling tepat untuk menyelesaikan konflik ini adalah dengan
cara Mediasi karena mediasi ini merupakan bentuk pengendalian konflik sosial di mana
pihak-pihak yang berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai mediator.