Anda di halaman 1dari 5

Nama: Putri Adhelya

NIM: L1A022074
Tugas: Resume Politik Internasional Minggu ke-3
Nasionalisme, Etnis dan Identitas

1. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan yang mengedepankan identitas, persatuan dan
kepentingan suatu bangsa atau negara. Ini sering melibatkan rasa cinta, kebanggaan, dan
loyalitas terhadap negara dan budaya nasional, serta aspirasi untuk mempertahankan atau
memperjuangkan kemerdekaan, kebijakan, atau kepentingan nasional. Nasionalisme
dapat memengaruhi politik, budaya, dan sosial suatu masyarakat.
 Asal Usul Nasionalisme
Nasionalisme muncul seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan sosial,
politik, ekonomi, perubahan teknologi dan komunikasi, konflik dan perang,
perubahan kultural.
 Jenis Nasionalisme
Etnonasionalisme, nasionalisme kewarganegaraan, nasionalisme agama atau
ideologi.

2. Etinis
Etinis dapat diartikan sebagai sebuah kelompom masyarakat yang berdiam diri di
suatu tempat tertentu. Sekelompok masyarakat atau etnis memiliki ciri khas yang melekat
disetiap anggotanya sebagai penanda bahwa dia adalah bagian dari etnis tersebut.
Penanda tersebut dapat berupa ras, suku, agama, kebudayaan, adat-istiadat dan lain yang
berfungsi sebagai pembeda dari kelompok masyarakat atau etnis lain. Etnisitas merujuk
pada kelompok sosial yang dibentuk oleh faktor-faktor seperti keturunan, budaya, Bahasa
dan sejarah bersama. Etnisitas ialah aspek identitas yang sering kali diperoleh melalui
pewarisan budaya dan tradisi keluarga. Contoh dari etnis seperti Cina, Melayu, Arab dan
lainnya.
 Pluralisme adalah sebuah pemahaman untuk menghargai adanya perbedaan di
tengah kehidupan masyarakat sekaligus mengizinkan suatu kelompok berbeda
untuk menjaga budaya sebagai bentuk ciri khas mereka. Masyarakat yang terdiri
dari berbagai kelompok etnis dapat hidup bersama apabila ada rasa saling
memahami dan saling menghormati dengan adanya perbedaan - perbedaan antar
etnis dalam masyarakat.
 Konflik Etnis dapat disebabkan oleh perbedaan Budaya dan Identitas;
Ketidaksepahaman atau perbedaan dalam nilai-nilai, budaya, dan identitas
kelompok etnis dapat menciptakan ketegangan. Persaingan atas Sumber Daya;
Persaingan atas sumber daya ekonomi seperti lahan, pekerjaan, atau kekayaan
juga dapat menjadi pemicu konflik. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi;
Ketidaksetaraan dalam hal akses ke pendidikan, pekerjaan, atau layanan
kesehatan dapat memicu ketegangan antar kelompok. Sejarah Konflik; Konflik
etnis sering kali didorong oleh sejarah konflik sebelumnya atau trauma kolektif.
Upaya penyelesaian konflik etnis dapat dilakukan dengan cara mendorong dialog
terbuka antara kelompok-kelompok yang terlibat untuk memahami perbedaan
mereka dan mencari solusi bersama. Dapat juga dengan mengedukasi masyarakat
tentang pentingnya pluralisme, toleransi, dan penghargaan terhadap keragaman.

3. Identitas
Identitas adalah hasil dari kompleksitas faktor-faktor yang berinteraksi, termasuk
pengalaman hidup, pengaruh budaya, nilai-nilai yang dianut, dan hubungan sosial.
Kombinasi dari identitas personal dan sosial membentuk cara individu mengenali diri
mereka sendiri dan bagaimana mereka berinteraksi dalam masyarakat. Identitas individu
bisa sangat bervariasi dari satu orang ke orang lainnya, menciptakan keragaman dalam
masyarakat yang kaya akan beragam identitas.
Identitas dibagi menjadi dua yaitu identitas personal dan identitas sosial. Identitas
personal ialah cara dari seseorang yang bersifat unik dan eksklusif. Ini mencakup segala
hal yang membuat seseorang menjadi individu yang unik, seperti karakteristik fisik,
kepribadian, minat, nilai-nilai, pengalaman pribadi, dan sebagainya. Sedangkan identitas
sosial ialah bagian dari identitas individu yang terkait dengan peran dan hubungan
seseorang dalam kelompok sosial yang lebih besar. Ini mencakup berbagai kategori
identitas sosial seperti jenis kelamin, etnisitas, agama, kelas sosial, orientasi seksual, dan
sebagainya.
 Konstruksi Identitas
Secara keseluruhan, identitas individu dan kelompok adalah produk dari
interaksi kompleks antara individu, budaya, sejarah, dan lingkungan sosial
mereka. Identitas ini bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu dan dalam
respons terhadap perubahan dalam faktor-faktor yang memengaruhi
pembentukannya yaitu interaksi, budaya, sejarah, kelompok sosial, perubahan
sosial.
 Konflik Identitas
Konflik identitas dapat memiliki dampak signifikan pada stabilitas sosial
dan politik dalam suatu masyarakat. Ini dapat memicu ketegangan, perpecahan,
atau bahkan konflik fisik, yang berdampak negatif pada kehidupan masyarakat
dan stabilitas politik. Ada beberapa pengaruh konflik identitas dan upaya untuk
mengatasinya yaitu ketegangan sosial, krisis politik dan pembatasan
pembangunan ekonomi.
 Upaya Mengatasi Konflik Identitas:
Dialog dan mediasi, rekonsiliasi, Pendidikan dan kesetaraan, partisipasi politik
dan pembangunan ekonomi dan sosial.

4. Nasionalisme dan Identitas Etnis


Hubungan antara nasionalisme dan etnisitas adalah kompleks dan dapat berjalan
dalam dua arah: nasionalisme dapat memengaruhi identitas etnis, dan sebaliknya.
Nasionalisme seringkali dapat memperkuat identitas etnis. Ketika individu atau kelompok
merasa bagian dari sebuah negara atau bangsa tertentu, mereka cenderung
mengidentifikasi diri mereka dengan budaya, bahasa, dan warisan etnis yang terkait
dengan bangsa tersebut. Nasionalisme seringkali digunakan untuk mempromosikan dan
melestarikan budaya dan identitas etnis yang dianggap sebagai bagian penting dari
nasionalisme tersebut.
 Asimilasi dan homogensasi
Dalam upaya untuk membangun negara yang kuat dan bersatu, nasionalisme
dapat mendorong asimilasi dan homogenisasi budaya. Hal ini dapat mengancam
identitas etnis minoritas karena memaksa mereka untuk mengikuti norma budaya
mayoritas.
 Identitas ganda
Banyak individu di negara-negara multietnis mengalami identitas ganda, yaitu
mereka merasa terbagi antara identitas nasional dan identitas etnis mereka. Hal ini
dapat menciptakan ketegangan psikologis di antara individu-individu ini.
 Pemberdayaan etnisitas dalam nasionalisme
Dalam beberapa konteks, nasionalisme dapat berperan positif dalam memperkuat
hak dan pemberdayaan etnis minoritas. Ini terjadi ketika nasionalisme bersifat
inklusif dan mengakui keberagaman budaya dan etnis sebagai bagian dari
identitas nasional.
5. Studi kasus
konflik antara Rohingya dan pemerintah Myanmar. Konflik ini telah berlangsung
selama bertahun-tahun dan telah menyebabkan banyak penderitaan bagi masyarakat
Rohingya. Pengaruhnya termasuk pengungsian massal, kekerasan, dan pelanggaran hak
asasi manusia yang serius. Konflik ini juga telah menciptakan ketegangan antara
Myanmar dan komunitas internasional, serta berdampak negatif pada stabilitas regional
di Asia Tenggara.
6. Tantangan Kontemporer
 Globalisasi dan identitas
 Migrasi dan integrasi
7. Solusi dan Upaya
1. Pendidikan:
 Mendorong kurikulum yang mencakup pendidikan antarbudaya dan sejarah
kelompok etnis yang beragam.
 Mendukung program-program pendidikan yang mempromosikan toleransi,
penghargaan terhadap perbedaan, dan pemahaman lintas budaya.

2. Kampanye Kesadaran:
 Mengadakan kampanye kesadaran publik untuk memerangi diskriminasi,
rasisme, dan stereotip.
 Mendorong media dan hiburan untuk menggambarkan keragaman etnis dengan
cara yang positif dan akurat.

3. Kebijakan Inklusi:

 Mengembangkan kebijakan yang mendukung inklusi dan akses yang adil ke


layanan publik, pekerjaan, perumahan, dan perawatan kesehatan bagi semua
kelompok etnis.

 Memastikan bahwa lembaga-lembaga pemerintah mencerminkan keragaman


populasi.

4. Dialog Antarbudaya:

 Mendorong dialog lintas etnis dan budaya untuk mempromosikan pemahaman


dan kerjasama.

 Mendukung inisiatif komunitas yang membawa bersama kelompok etnis yang


berbeda dalam proyek-proyek bersama.

Anda mungkin juga menyukai