kehidupan di bumi, atau kebijakan yang menekankan penerimaan keragaman budaya, dan
berbagai budaya nilai-nilai (multikultural) masyarakat, sistem, budaya, adat istiadat, dan
politik.
terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan
Berasal dari kata multi (plural) dan kultural (tentang budaya), multi-kulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap
realitas keragaman kultural, yang berarti mencakup baik keberagaman tradisional seperti keberagaman suku, ras, ataupun
agama, maupun keberagaman bentuk-bentuk kehidupan (subkultur) yang terus bermunculan di setiap tahap sejarah
kehidupan masyarakat dan ada kaitannya dengan realitas masyarakat Indonesia yang majemuk.Kemajemukan masyarakat
Indonesia terlihat dari beberapa fakta seperti: tersebar dalam kepulauan yang terdiri atas 13.667 pulau (meskipun tidak
seluruhnya berpenghuni), terbagi ke dalam 358 suku bangsa dan 200 subsuku bangsa, memeluk beragam agama dan
kepercayaan.Urban adalah pengaturan kegiatan objek dan ruang umum pada sebuah area dengan sistem kontrol parsial yang
tidak pernah selesai. Aspek sosiologi, ekonomi, geografi, budaya, sejarah, seni, lanskap dan antropologi terlibat dalam
pembentukan urban. Akan tetapi aspek kontrol sosial dan keuntungan lah yang paling sering dijadikan kunci dalam
pertumbuhan urban. Konsep ruang urban tersebut memfragmentasikan masyarakat kota pada kondisi sosio-politik dan sikap
budaya yang bervariasi dari satu individu ke individu yang lainnya dan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dampak positif
Multikulturalisme
Dapat saling berbagi ilmu pengetahuan dan saling menghargai antara satu
budaya dengan budaya lainnya, sehingga menggambarkan apabila perbedaan
tersebut bukan suatu pembatas untuk menjalin suatu hubungan
Dengan terdapatnya keanekaragaman budaya, suku, ras dan lainnya yang tidak
sama membuat masyarakat dapat lebih terbuka ketika menjalin hubungan sosial.
• Tidak membeda-bedakan suku ataupun kasta, semua di sama ratakan dimata hukum.
Apapun agama, dan sukunya semua memiliki hak yang sama sebagai warga negara untuk
dihargai dan dihormati
• Membangun pengetahuan
seringkali media hanya mengangkat satu sisi ataupun permukaan dari kebudayaan tertentu.
Sebagai contoh, orang-orang dari Jawa terkenal dengan sikap lemah lembutnya. Bapak/Ibu
guru dapat menerangkan lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang dianut suku Jawa dan
tingkatan sopan santun yang berlaku di kebudayaan tersebut
• Menggabungkan konten yang diberikan, bila televisi didominasi oleh konten-konten dari
sekitaran ibukota, bapak/ibu dapat menghadirkan kisah mengenai daerah dan kebudayaan
lain. Contohnya mengenai kearifan lokal dipedalaman sumatrera, kisah perjuangan dari
suku-suku di papua, hingga kebudayaan-kebudayaan di Nusa Tenggata Timur
Sumber Referensi