Anda di halaman 1dari 7

Journal Template of Madani

Perbandingan Kebijakan Multikulturalisme Antara Indonesia Dengan Negara Belanda

Anysa Hardi, Salsabila Noer Afisya, Muhammad Naufal Irawan

Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,


Universitas Andalas

Abstrak
Indonesia termasuk Negara maju yang menginginkan harkat dan martabat manusia yang
harus dijunjung tinggi dalam menjalankan kebijakan multikultural. Masyarakat Indonesia harus
bisa memahami dan menghargai perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Masyarakat Indonesia yang multikultur terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras yang saling
berinteraksi dalam hubungan sosialnya yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan bagi setiap anggota dalam kelompoknya. Dalam mencapai tujuan tersebut, setiap
orang dalam suatu kelompok memiliki cara-cara tersendiri yang biasanya berbeda dengan
anggota kelompok etnis lainnya. Di Belanda, multikulturalisme merupakan kelanjutan dari
tradisi Belanda dalam hal pluralisme pada agama dan budaya.
Kata Kunci: Negara Maju, Multikultural, Pluralisme.

Abstract
Indonesia is a developed country that wants human dignity to be upheld in carrying out
multicultural policies. Indonesian people must be able to understand and appreciate the
differences that each individual has. Multicultural Indonesian society consists of various
ethnicities, religions and races that interact with each other in their social relations which aim to
achieve prosperity and happiness for every member in the group. In achieving these goals, each
person in a group has its own ways that are usually different from members of other ethnic
groups. In the Netherlands, multiculturalism is a continuation of the Dutch tradition of pluralism
in religion and culture.
Keywords: Developed Countries, Multicultural, Pluralism.
Journal Template of Madani

Pendahuluan masa lalu. Secara keseluruhan, manusia


Manusia menjadi dasar dari akan berusaha untuk beradaptasi dengan
terciptanya kebudayaan. Manusia akan lingkungan tempat tinggalnya sendiri yang
beradaptasi terhadap lingkungannya karena bertujuan untuk dapat diterima oleh
manusia sendirilah yang menciptakannya. lingkungannya. Berbagai macam cara akan
Dapat dibuktikan dengan kebiasaan- dilakukan oleh manusia dalam beradaptasi
kebiasaan yang dilakukan pada setiap tradisi dengan lingkungannya yang juga
yang berkembang dari generasi ke generasi disesuaikan dengan kultur budaya
berikutnya dalam suatu masyarakat tertentu. masyarakatnya. Jika, manusia dalam
Dalam menerima kebiasaan-kebiasaan yang hubungan sosial akan bertemu dengan
telah diwariskan dari generasi sebelumnya, manusia yang berasal dari kelompok budaya
pada umumnya akan diterima baik oleh yang lain, maka secara tidak langsung ia
generasi berikutnya. Singkatnya, pada setiap akan menyadari bahwa kedua belah pihak
kelompok budaya cenderung akan mudah mempunyai adat istiadat yang serupa.
menerima dan mempercayai kebiasaan- Kebudayaan bisa dipelajari dalam
kebiasaan yang sudah ada dalam budaya nya agama, psikologi, filsafat, dan lain lain
sendiri. Dengan demikian, masyarakat yang diluar manusia, karena kebudayaan dapat
lahir pada suatu kelompok budaya tertentu dipelajari sebagai sesuatu yang berdiri
akan mudah untuk dipengaruhi oleh budaya sendiri dan juga dianggap sebagai realitas
nya sendiri. psikologis dari kontribusi-kontribusi dalam
Dalam membentuk suatu pikiran manusia. Dalam memusatkan
kebudayaan, hanya manusia yang bisa perhatian pada kenyataan kebudayaan, maka
membentuknya. Oleh karena itu, perlu adanya sesuatu yang lebih luas
kebudayaan bersifat universal dan sudah daripada hal yang dapat dijangkau oleh
menjadi atribut yang digunakan oleh semua manusia. Dengan demikian, perilaku
manusia dalam suatu kelompok kebudayaan. manusia dalam kelompok masyarakat akan
Kebudayaan yang memiliki sifat universal mengikuti pola yang terdapat
sudah menjadi atribut eksistensi manusia, dilingkungannya. Tidak ada seorang anggota
karena sifat universal yang ada pada kelompok yang mengetahui secara rinci
kebudayaan tersebut lahir dari kegiatan seluk beluk kehidupan kelompok pada suatu
manusia pada generasi sebelumnya palda kelompok. Seseorang hanya mengetahui dan
Journal Template of Madani

memahami seluruh kebudayaan diwariskan merupakan bentuk suatu keyakinan ideologi


oleh generasi sebelumnya. dalam menerima perbedaan agama, politik,
Biasanya, masyarakat yang berada etnis, dan perbedaan lainnya yang dilakukan
dalam suatu kelompok kebudayaan tertentu oleh individu atau oleh kelompok sosial
akan jarang mengabaikan atau menolak apa tertentu.
yang bertentangan dengan kultur yang ada. Di dalam multikulturalisme, terdapat
Bahkan, tidak jarang masyarakat sebuah apresiasi, pemahaman, serta
menjadikan kebudayaan di suatu penilaian seseorang terhadap budaya
kelompoknya menjadi landasan bagi seseorang sekaligus penilaian mengenai
pertumbuhan dan perkembangan dari budaya seseorang dan rasa hormat juga rasa
budaya yang telah ada di masa sebelumnya. keingintahuan seseorang mengenai budaya
Masyarakat yang sudah matang dalam etnis orang lain. Walaupun
pemahaman tentang kelompok multikulturalisme meliputi sebuah penilaian
kebudayaannya sendiri, tidak akan dapat terhadap budaya-budaya orang lain, bukan
dipengaruhi oleh perubahan apapun yang berarti multikulturalisme setuju dengan
terjadi pada kultur kebudayaannya. Namun, seluruh aspek dari budaya-budaya tersebut,
jika masyarakat-masyarakat suku bangsa melainkan multikulturalisme mencoba
tersebut malah merasa tertekan ia akan melihat sebuah proses budaya yang masih
mencoba membebaskan diri dari kelompok- asli untuk dapat mengekspresikan nilai bagi
kelompoknya. Dengan adanya kelompok- anggota-anggotanya.2
kelompok budaya tertentu, ia akan memiliki Hal yang mendasari masyarakat
karakter budaya sendiri sesuai dengan sifat- multikultural adalah bentuk perbedaan yang
sifat perilaku budaya yang dimiliki. terjadi pada masyarakat untuk hidup
Negara Indonesia merupakan negara bersama dalam mewujudkan kedamaian,
yang memiliki jumlah penduduk yang kerukunan, serta menciptakan persatuan dan
beraneka ragam terdiri dari berbagai suku, kesatuan. Hal-hal wajar yang harus diterima
ras, budaya, agama, dan adat istiadat. oleh semua golongan agar tidak
Dengan demikian, Indonesia disebut sebagai menimbulkan dampak dinamika kelompok
Negara multikultural.1 Multikultural sosial dalam masyarakat menjadi penjabaran

Multikulturalisme Masyarakat Kota Medan. Penerbit:


1
Rosmaida Sinaga. Lister Eva Simangunsong. Yayasan Kita Menulis
2
Syarifah. 2020. Kolonialisme Belanda dan Ibid, hal 11
Journal Template of Madani

dari pandangan multikultural pada merujuk pada keragaman ras dan budaya,
masyarakat. Masyarakat mulitikultural kata "pluralisme" pertama kali digunakan.
menjalankan kehidupan bersama yang Tidak lama kemudian, pada paruh kedua
terbentuk dari kesatuan masyarakat yang abad ke-20, frasa "multikulturalisme" mulai
bersatu dengan dasar bentuk perbedaan populer. Tiga hal membentuk ungkapan ini:
untuk hidup bersama yang direncanakan budaya, keragaman budaya, dan tanggapan
untuk menangani dampak gejala sosial, unik terhadap keragaman budaya ini.
terutama pada masalah konflik sosial yang Mayoritas individu dalam masyarakat
terjadi pada masyarakat. kontemporer termasuk dalam kelompok
Multikulturalisme sudah meliputi sosial, budaya, dan politik yang berbeda.
gagasan, penyikapan dan tindakan, cara Mengenali adanya pluralitas budaya juga
pandang, kebijakan, etnis yang majemuk penting bagi keadilan sosial guna menjaga
oleh suatu masyarakat dalam suatu Negara, dinamika kesetaraan modern.
budaya, agama, dan lain sebagainya, akan Multikulturalisme merupakan konsep
tetapi memiliki cita-cita dalam yang bertolak belakang dengan paham
mengembangkan semangat kebangsaan yang monokulturalisme yang menjadi paradigma
sama, sekaligus memiliki kebanggaan untuk dominan dalam model negara-bangsa sejak
mempertahankan kemajemukan tersebut.3 awal tahun 1800-an. Istilah
Masyarakat yang paham dengan tradisi yang “monokulturalisme” dapat dipahami sebagai
dimiliki, menghormati, dan menghargai rujukan pada entitas budaya yang bersifat
budaya orang lain merupakan masyarakat normatif. Selain itu, istilah "monokultural"
multikulturalisme. dapat digunakan secara deskriptif untuk
Isu multikulturalisme baru menunjukkan keadaan homogenitas yang
belakangan ini menjadi perbincangan di ada.
negara-negara Eropa, namun dengan cepat Negeri Belanda
muncul sebagai topik yang menarik untuk Sejak paruh kedua abad ke-20,
diteliti. Karena membahas keragaman ras Negeri Kincir Angin ini banyak dikunjungi
dan budaya serta penerimaan imigran di oleh pendatang dari berbagai negara Eropa.
suatu negara—dalam contoh ini, bangsa- Memang negara ini tidak monolingual,
bangsa Eropa—terlihat menarik. Ketika namun setiap warga negara Belanda bisa
berbahasa Belanda dengan baik, sehingga
3
Ibid, hal 12
Journal Template of Madani

orang Belanda merasa memiliki budaya didukung dengan berbagai tindakan, antara
yang sama. Mereka merasa memiliki lain pengajaran bahasa asing di sekolah
identitas yang sama, mengetahui mitos dan negeri, pembangunan sekolah swasta yang
pahlawan yang sama. Baru pada tahun 1960- disubsidi pemerintah, mendukung kelompok
an migrasi tenaga kerja mulai ada, dan terus etnis, dan lain-lain. Aksi ini sejalan dengan
berkembang hingga pada tahun 1970 upaya pemerataan orang asing dan warga
mencapai puncaknya dengan situasi pekerja negara, dan menjadi ciri khas era 1970-
terutama dari Maroko dan Turki. 1980-an. Ada kalanya imigran diperlakukan
Sejak itu, "multikulturalisme" telah sebagai anggota blok budaya monolitik,
menjadi konsensus ideologis di antara "kelas dengan basis nasional di mana hanya agama
politik" pemerintah resmi. Prinsip mereka mereka yang menjadi masalah sekitar tahun
dapat dilihat pada kalimat “Integratie met 1990-an. Orang-orang ini berkomunikasi
behoud van eigen taal en cultuur”. Artinya, dengan pemerintah Belanda dalam bahasa
integrasi sosial tetap dilakukan, namun yang dianggap bahasa mereka, yaitu bahasa
pendatang tetap diperbolehkan untuk tetap Arab untuk orang Maroko, meskipun banyak
menggunakan bahasa dan budayanya dari mereka yang tidak mengerti bahasa ini.
sendiri. Di negara ini dilakukan perpaduan Oposisi terhadap konsensus ini secara politis
antara pengakuan pluralisme budaya dan marjinal.
konsep integrasi nasional berdasarkan Konsensus elit tentang
keanggotaan masyarakat. Model ini multikulturalisme mulai diperdebatkan, dan
merupakan ciri integrasi nasional Belanda. pada saat yang sama kebencian terhadap
Padahal, kebangkitan multikulturalisme di imigrasi menyebar, dan definisi etnis bangsa
Belanda merupakan kelanjutan dari tradisi (bangsa) Belanda juga dipertanyakan.
pluralisme agama dan budaya Belanda. Nasionalisme Belanda dan dukungan
Setiap komunitas agama memiliki hak untuk terhadap identitas nasional tradisional tidak
mengembangkan lembaganya sendiri pernah hilang, hilang begitu saja. Ketika
(misalnya sekolah, organisasi perubahan). faktor ini diperdebatkan lagi pada akhir
Pada 1980-an, politik "etnis minoritas" 1990-an, hal itu membantu meruntuhkan
dilakukan yang tujuan resminya adalah konsensus. Kini, Belanda menarik perhatian
membiarkan para imigran mempertahankan dunia internasional, karena negara ini mulai
identitas budaya dan tradisi mereka. Hal ini beralih arah dari politik multikulturalisme
Journal Template of Madani

yang sebelumnya dianut menjadi politik pengembangan dan penerapan model


asimilasi budaya. Kebijakan yang dianutnya kebijakan masyarakat majemuk karena
dikenal sebagai yang paling keras di Eropa. model ini diharapkan dapat mengikat
Dalam praktiknya, proporsi imigrasi keragaman yang ada.
ditentukan oleh permintaan tenaga kerja Selain itu, upaya mencari model
tidak terampil, dan kemudian oleh imigrasi multikulturalisme Indonesia yang mampu
anggota keluarga pekerja. Jumlah imigran merekatkan kembali persatuan dan integrasi
yang bukan orang Eropa kurang lebih 3 juta bangsa juga belum berhasil. menunjukkan
orang. Jumlah imigran dan proporsi bahwa unsur mayoritas bukanlah unsur
kelahiran dalam komunitas imigran telah dominan dalam perekonomian, atau unsur
mengubah Belanda sejak tahun 1950-an. minoritas dominan dalam konteks ekonomi.
Meski mayoritas masih beretnis Belanda, Nasionalisme dalam konteks negara-bangsa
dan setengah dari pendatang itu bukan orang ini sebagai dasar integrasi nasional menjadi
Eropa. Imigrasi telah mengubah wajah kota- signifikan dan berperan dalam
kota di Belanda, terutama di Amsterdam, mempersatukan seluruh rakyat dalam batas-
55% anak mudanya bukan orang Eropa batas wilayah negara-bangsa, dan dalam
(tetapi kebanyakan orang Turki dan menggerakkan rakyat untuk melawan pihak
Maroko). Bagi orang-orang yang menentang atau bangsa lain yang mengancam
multikulturalisme dan imigrasi, hal ini tidak kedaulatan. dari negara-bangsa.
dapat diterima. Orang-orang Belanda Kemudian, Multikulturalisme
tampaknya menghadapi masalah yang sebagai Pendekatan dan Kebijakan Nasional
sangat mendasar, termasuk hilangnya Sebagaimana dikemukakan di atas,
identitas Belanda. Lawan-lawan ini multikulturalisme merupakan ideologi jalan
mempertanyakan nasionalisme dan keluar dari persoalan merosotnya kekuatan
dukungan untuk identitas nasional. Pada integrasi dan kesadaran nasionalisme suatu
tahun 1990, perdebatan semakin tajam dan bangsa akibat perubahan di tingkat global.
berakhir dengan runtuhnya konsensus. Indonesia.
Kemudian konflik-konflik tersebut
Penutup
terjadi karena kontrol negara yang selama
Pluralisme budaya merupakan ciri
ini otoriter telah mengendur, namun
yang melekat pada negara bangsa Indonesia,
membuat kontrol diperketat lagi sepertinya
dan menjadi faktor pendorong bagi
Journal Template of Madani

bukan jalan keluar yang terbaik karena Daftar Pustaka


Indonesia (pemerintah) akan dihadapkan Liliweri, Alo. Prof. Dr. 2005. Prasangka dan
Konflik : Komunikasi Lintas Budaya
pada arus kekuatan global yang lebih
Masyarakat Multikultur. Yogyakarta.
memilih demokrasi, sehingga secara politik LKiS
negeri ini akan disingkirkan dari dunia. Okke Ks Zaimar, Joesana Tjahjani. 2007.
Namun, membuka “keran” keterbukaan Multikulturalisme di Eropa. Jurnal
Kajian Wilayah Eropa. Volume 3.
lebih luas lagi juga mengandung risiko Nomor 3
jangka panjang, yakni kemungkinan
Rosmaida Sinaga. Lister Eva
disintegrasi negara-bangsa ini menjadi Simangunsong. Syarifah. 2020.
Kolonialisme Belanda dan
beberapa negara yang lebih kecil.
Multikulturalisme
Dengan demikian alternatif solusi Masyarakat Kota Medan. Penerbit:
Yayasan Kita Menulis
terbaik agar tidak terjebak pada perpecahan
yaitu jalan multikulturalisme. Sebagian
besar kebudayaan multikultural di dunia Bukti Screenshot Upload ke Jurnal

dapat digolongkan menjadi salah satu dari (Jurnal Madani)

tiga model multikulturalisme, yaitu model


yang mengutamakan kebangsaan. Model ini
memandang semua orang - tidak secara
kolektif - berhak dilindungi oleh negara
sebagai warga negara. model etnis-
kebangsaan berdasarkan kesadaran kolektif
etnis yang kuat yang landasannya adalah
darah dan kekerabatan dengan para pendiri.
Dan model multikultural-etnis yang
mengakui keberadaan dan hak warga etnis
secara kolektif.

Anda mungkin juga menyukai