IRMAWATI1, Dra. Hj. Sri Sedar Marhaeni, M.Pd2, Arie Ramadhani, S.H., M.H3
Email : irmarahma771@gmail.com srisedar1956@gmail.com ramadhaniari58@yahoo.co.id
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,
Universitas PGRI Banyuwangi.
ABSTRAK
12
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia merupakan mementingkan tujuan hidup bersama
masyarakat yang majemuk. Kemajemukan dalam menciptakan kedamaian,
ini ditandai dengan berbagai macam ketentraman, dan membentuk persatuan
perbedaan antara lain perbedaan golongan, serta kesatuan.
agama, suku bangsa dan etnik yang Masyarakat multikultural
bersama sama hidup secara berdampingan didefinisikan sebagai keragaman atau
dengan berlandaskan Pancasila dan perbedaan budaya dengan budaya lain.
Undang Undang Dasar 1945. Dalam Selain itu, terbentuknya masyarakat
kehidupan sosial tentu banyak multikultural hakekatnya dilatarbelakangi
keanekaragaman baik itu tentang oleh berbagai faktor seperti perbedaan
kebiasaan, budaya, tata cara, kehidupan iklim, bentuk wilayah dan kenampakan
sosial maupun adat istiadat yang berbeda- alam, letak geografis. Masyarakat
beda dengan yang lain, itu semua multikultural merupakan masyarakat yang
merupakan sebuah dinamika yang tentu terbagi dalam sub-subsistem yang kurang
pasti ada pada masyarakat yang majemuk. lebih berdiri dari masing-masing subsistem
Negara Indonesia adalah Negara terikat oleh ikatan-ikatan primodial.
yang dikenal dengan masyarakat yang Mulyadi (dalam Middya Boty, 2011. hlm.
tingkat keberagaman sangat kompleks. 4).
Masyarakat dengan berbagai Indonesia merupakan suatu negara
keanekaragaman dikenal sebagai yang di dalamnya terdapat masyarakat
masyarakat Multikultural. Sebagai Negara multikultural. Hal ini terbukti di Indonesia
yang plural dan heterogen, Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang
memiliki potensi kekayaan multi etnis, masing-masing mempunyai struktur
multi kultur, dan multi agama yang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan ini
kesemuanya merupakan potensi untuk dapat dilihat dari perbedaan bahasa, adat
membangun negara multikultur yang istiadat, religi, tipe kesenian, dan lain-lain.
besar. Pada dasarnya suatu masyarakat dikatakan
Masyarakat merupakan manusia multikultural jika dalam masyarakat
yang senantiasa berhubungan tersebut memiliki keanekaragaman dan
(berinteraksi) dengan manusia lain dalam perbedaan. Keragaman dan perbedaan
suatu kelompok. (Setiadi, 2013, hlm. 5). yang dimaksud antara lain, keragaman ras,
Masyarakat adalah sekumpulan individu- suku, dan agama, keragaman ciri-ciri fisik
individu yang hidup bersama, bekerja seperti warna kulit, rambut, raut muka,
sama untuk memperoleh kepentingan postur tubuh, dan lain-lain, serta
bersama yang telah memiliki tatanan keragaman kelompok sosial dalam
kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat masyarakat.
yang ditaati dalam lingkungannya. Keanekaragaman suku, budaya, ras
Multikultural merupakan sebuah dan agama yang ada pada diri bangsa
kata atau istilah yang dipakai dalam Indonesia merupakan keunggulan
menggambarkan pandangan atau anggapan sekaligus tantangan. Seperti halnya
seseorang mengenai berbagai kehidupan Kebhinekaan merupakan kekuatan dan
yang ada di bumi, atau kebijakan yang kekayaan sekaligus juga merupakan
menekankan penerimaan keragaman tantangan bagi bangsa Indonesia.
budaya, beragam nilai (multikultural) Tantangan itu sangat terasa terutama
masyarakat, sistem, budaya, adat istiadat, ketika bangsa Indonesia membutuhkan
dan juga politik yang mereka anut. kebersamaan dan persatuan dalam rangka
Multikultural adalah pandangan menghadapi dinamika kehidupan
mengesampingkan perbedaan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
kehidupan masyarakat yang Kebhinekaan dapat menjadi tantangan atau
13
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
13
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
14
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
15
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
juga bisa di ambil kesimpulan secara sama yang tentunya berimbas terhadap akhir
dan benar. suatu penelitian yang dilakukan.
Untuk menetapkan keabsahan data
Analisis data yang digunakan ialah diperlukan teknik pemeriksaan.
metode deskriptif analitik yaitu Pelaksanaan teknik pemeriksaan
mendeskripsikan data yang dikumpulkan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.
berupa kata-kata, gambar, dan bukan Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu
angka. Data berasal dari naskah, derajat kepercayaan (credibility),
wawancara, catatan lapangan, dokumen, keteralihan (transferability),
dan sebagainya, kemudian dideskripsikan ketergantungan (dependendability) dan
sehingga dapat memberikan kejelasan juga kepastian (confirmability). Dalam
terhadap kenyataan atau realitas. Analisis proses pengecekan keabsahan data ini
data versi Miles dan Huberman (dalam peneliti melakukan uji kredibilitas data
Sugiyono, 2012, hlm 91) bahwa ada tiga dengan menggunakan beberapa teknik:
alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian
data, serta penarikan kesimpulan. Perpanjangan pengamatan
Reduksi Data Peneliti memperpanjang pengamatan
Reduksi data dilakukan memilih data yang dengan terjun langsung ke lapangan dan
dianggap pokok, yang baru belum pernah ikut serta dalam kegiatan penelitian di
dikenal. Mereduksi data berarti lapangan, dengan maksud untuk melihat
merangkum, memfokuskan pada hal-hal dan mengetahui secara mendalam tentang
yang penting, dicari tema dan polanya, kondisi yang terjadi di lapangan sampai
data yang unik yang berbeda dengan data data yang lengkap maka peneliti hadir
yang lain dan merupakan data yang kembali ke lapangan untuk mengecek
relevan dengan pertanyaan peneliti. kembali untuk memastikan apakah data
(Sugiyono, 2017, hlm. 247) yang didapatkan sebelumnya berubah atau
tidak. Setelah tidak terjadi perubahan data,
Penyajian Data maka peneliti mengakhiri penelitiannya.
Penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk table, grafik, chart, dan sejenis. Meningkatkan ketekunan
Dengan penyajian data maka akan Peneliti meningkatkan ketekunan dalam
memudahkan untuk memahami apa yang mengumpulkan data di lapangan dengan
terjadi. Merencanakan kerja selanjutnya cara membaca dan memeriksa dengan
berdasarkan apa yang telah difahami cermat data yang telah ditemukan secara
tersebut. (Sugiyono, 2017, hlm. 249) berulang-ulang. Seringkali setelah
meninggalkan lapangan peneliti
Kesimpulan memeriksa kembali data yang telah
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan ditemukan apakah benar atau salah,
melihat hasil reduksi dan mengacu pada dimaksudkan untuk mendapatkan data
rumusan masalah serta tujuan yang hendak informasi yang valid dan relevan dengan
dicapai. Dalam penelitian akan menarik tema yang diangkat peneliti.
kesimpulan dari hasil observasi, Triangulasi
wawancara, dan diperkuat dengan Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
dokumentasi. keabsahan yang memanfaatkan sesuatu
Pengecekan keabsahan data yang yang lain dalam dalam membandingkan
dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.
dan dipercaya secara ilmiah, maka peneliti Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
melakukan pengecekan keabsahan data. triangulasi sumber, dan triangulasi teknik
Keabsahan pengecekan data merupakan pengumpulan data. Hal tersebut
suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dimaksudkan untuk mengadakan
dalam proses perolehan data penelitian perbandingan antara data-data yang
16
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
17
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
18
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
19
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
20
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707
21