Anda di halaman 1dari 11

JPPKn Vol 5, No.

2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

KEHIDUPAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL DALAM


MEMPERTAHANKAN KEBHINEKAAN PADA ERA INDUSTRI 4.0 DI DESA
PATOMAN KECAMATAN BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI

IRMAWATI1, Dra. Hj. Sri Sedar Marhaeni, M.Pd2, Arie Ramadhani, S.H., M.H3
Email : irmarahma771@gmail.com srisedar1956@gmail.com ramadhaniari58@yahoo.co.id
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,
Universitas PGRI Banyuwangi.

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Gambaran kehidupan masyarakat multikultural dalam


mempertahankan kebhinekaan pada Era Industri 4.0. Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui Kehidupan masyarakat multikultural Desa Patoman
dan untuk mengetahui bentuk kegiatan dalam mempertahankan kebhinekaan pada era
industri 4.0 di desa Patoman.
Keanekaragaman yang ada di Desa Patoman ini merupakan hal yang rawan
terhadap perpecahan, hal itu dapat terasa pada saat orang berbeda kebiasaan, berbeda
agama, berbeda suku dan berbeda bahasa. Apalagi pada saat ini sudah memasuki era
industri 4.0 yang seluruh kegiatan aktivitas manusia sudah menggunakan teknologi informasi
yang cepat. Selain itu letak Desa Patoman yang dekat dengan bandara dan dekat dengan
tempat wisata Blimbingsari dan pantai Blibis yang memungkinkan banyak masyarakat yang
datang dari luar daerah, dan hal itu juga dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku
masyarakat yang nantinya akan mengarah pada perpecahan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitataif dengan pendekatan fenomenologi,
dengan subjek yaitu masyarakat Desa Patoman. Teknik Pengumpulan data dengan
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan ialah deksripsi analitik yaitu dengan mendeskripsikan data yang dikumpulkan
berupa kata-kata atau gambar. Terdapat tiga alur analisis data yaitu reduksi data, penyajian
data dan kesimpulan. Proses pengecekan data dengan menggunakan teknik trianggulasi.
Hasil dari penelitian ini adalah Desa Patoman memiliki masyarakat yang
multikultural. Hal ini terlihat dari keragaman agama,suku, bahasa dan budaya. Meski
demikian, masyarakat hidup desa Patoman tetap menjaga hubungan baik. Mereka hidup
berdampingan dengan damai dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Adapun kegiatan
yang melibatkan seluruh masyarakat antara lain pertemuan lintas agama, kegiatan bersih
desa yang mengundang masyarakat dari berbagai suku dan agama, kegiatan keagamaan dan
kepedulian sosial lainnya.
Kata kunci: Era Industri 4.0., Masyarakat Multikultural., Mempertahankan Kebhinekaan

12
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia merupakan mementingkan tujuan hidup bersama
masyarakat yang majemuk. Kemajemukan dalam menciptakan kedamaian,
ini ditandai dengan berbagai macam ketentraman, dan membentuk persatuan
perbedaan antara lain perbedaan golongan, serta kesatuan.
agama, suku bangsa dan etnik yang Masyarakat multikultural
bersama sama hidup secara berdampingan didefinisikan sebagai keragaman atau
dengan berlandaskan Pancasila dan perbedaan budaya dengan budaya lain.
Undang Undang Dasar 1945. Dalam Selain itu, terbentuknya masyarakat
kehidupan sosial tentu banyak multikultural hakekatnya dilatarbelakangi
keanekaragaman baik itu tentang oleh berbagai faktor seperti perbedaan
kebiasaan, budaya, tata cara, kehidupan iklim, bentuk wilayah dan kenampakan
sosial maupun adat istiadat yang berbeda- alam, letak geografis. Masyarakat
beda dengan yang lain, itu semua multikultural merupakan masyarakat yang
merupakan sebuah dinamika yang tentu terbagi dalam sub-subsistem yang kurang
pasti ada pada masyarakat yang majemuk. lebih berdiri dari masing-masing subsistem
Negara Indonesia adalah Negara terikat oleh ikatan-ikatan primodial.
yang dikenal dengan masyarakat yang Mulyadi (dalam Middya Boty, 2011. hlm.
tingkat keberagaman sangat kompleks. 4).
Masyarakat dengan berbagai Indonesia merupakan suatu negara
keanekaragaman dikenal sebagai yang di dalamnya terdapat masyarakat
masyarakat Multikultural. Sebagai Negara multikultural. Hal ini terbukti di Indonesia
yang plural dan heterogen, Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang
memiliki potensi kekayaan multi etnis, masing-masing mempunyai struktur
multi kultur, dan multi agama yang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan ini
kesemuanya merupakan potensi untuk dapat dilihat dari perbedaan bahasa, adat
membangun negara multikultur yang istiadat, religi, tipe kesenian, dan lain-lain.
besar. Pada dasarnya suatu masyarakat dikatakan
Masyarakat merupakan manusia multikultural jika dalam masyarakat
yang senantiasa berhubungan tersebut memiliki keanekaragaman dan
(berinteraksi) dengan manusia lain dalam perbedaan. Keragaman dan perbedaan
suatu kelompok. (Setiadi, 2013, hlm. 5). yang dimaksud antara lain, keragaman ras,
Masyarakat adalah sekumpulan individu- suku, dan agama, keragaman ciri-ciri fisik
individu yang hidup bersama, bekerja seperti warna kulit, rambut, raut muka,
sama untuk memperoleh kepentingan postur tubuh, dan lain-lain, serta
bersama yang telah memiliki tatanan keragaman kelompok sosial dalam
kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat masyarakat.
yang ditaati dalam lingkungannya. Keanekaragaman suku, budaya, ras
Multikultural merupakan sebuah dan agama yang ada pada diri bangsa
kata atau istilah yang dipakai dalam Indonesia merupakan keunggulan
menggambarkan pandangan atau anggapan sekaligus tantangan. Seperti halnya
seseorang mengenai berbagai kehidupan Kebhinekaan merupakan kekuatan dan
yang ada di bumi, atau kebijakan yang kekayaan sekaligus juga merupakan
menekankan penerimaan keragaman tantangan bagi bangsa Indonesia.
budaya, beragam nilai (multikultural) Tantangan itu sangat terasa terutama
masyarakat, sistem, budaya, adat istiadat, ketika bangsa Indonesia membutuhkan
dan juga politik yang mereka anut. kebersamaan dan persatuan dalam rangka
Multikultural adalah pandangan menghadapi dinamika kehidupan
mengesampingkan perbedaan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
kehidupan masyarakat yang Kebhinekaan dapat menjadi tantangan atau

13
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

ancaman, karena dengan adanya Oleh sebab itu, faktor penting


kebhinekaan tersebut mudah membuat dalam pengembangan desa kebangsaan
orang menjadi berbeda pendapat yang pada era industri 4.0 perlu untuk
pada akhirnya dapat lepas kendali, diimplementasikan. Selain itu, desa
memiliki rasa kedaerahan atau kesukuan merupakan replika kecil dari
yang sewaktu-waktu bisa menjadi ledakan keanekaraman yang ada di Indonesia yang
yang akan mengancam integrasi atau pada umumnya terdiri dari berbagai kultur,
persatuan dan kesatuan bangsa. agama, budaya, bahasa dan suku. Pada
Kebhinekaan atau keanekaragaman dasarnya Kabupaten Banyuwangi
atau bahkan yang sering disebut dengan merupakan daerah dimana desa
multikulturalisme adalah istilah yang kebangsaan terdapat di dalamnya. Desa
digunakan untuk menjelaskan pandangan Patoman merupakan Desa kebangsaan di
seseorang tentang ragam kehidupan di Kecamatan Blimbingsari yang dihuni oleh
dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang beberapa suku seperti Bali, Jawa, dan
menekankan tentang penerimaan terhadap Madura. Selain itu dari perspektif agama
adanya keragaman, dan berbagai macam penduduk Desa Patoman menganut
budaya (multikultural) yang ada dalam beberapa agama. Diantaranya Islam,
kehidupan masyarakat menyangkut nilai- Hindu, Kristen dan Budha.
nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan Keanekaragaman yang ada di Desa
politik yang mereka anut. Patoman ini merupakan suatu hal yang
Ditengah era Industri 4.0 membuat rawan terhadap perpecahan, hal itu dapat
dunia tanpa sekat, banyak budaya, sistem terasa pada saat orang berbeda kebiasaan,
sosial, ajaran, dan ideologi baru yang akan berbeda agama, berbeda suku, dan berbeda
mempengaruhi masyarakat dalam suatu bahasa. Selain itu di era industri 4.0
Negara termasuk masyarakat multikultural. seluruh aktivitas masyarakat telah
Disamping itu industri 4.0 bertujuan untuk didukung teknologi informasi yang
meningkatkan daya saing industri tiap semakin cepat. Selain itu letak Desa
Negara dalam menghadapi pasar global Patoman yang dekat dengan bandara dan
yang sangat dinamis. Kondisi tersebut dekat dengan tempat wisata Blimbingsari
diakibatkan oleh pesatnya perkembangan dan pantai Blibis yang memungkinkan
pemanfaatan teknologi digital diberbagai banyak masyarakat yang datang dari luar
bidang. Pada era industri 4.0 saat ini daerah, dan hal itu juga dapat
berbagai masalah lambat laun akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku
merusak kebhinekaan yang berdampak masyarakat yang nantinya akan mengarah
pada timbulnya perpecahan ditengah pada perpecahan.
masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri Pancasila Dari gambaran-gambaran itulah
telah menjadi salah satu faktor penting yang menjadi ketertarikan peneliti untuk
yang mengintegrasikan masyarakat dengan melakukan penelitian di wilayah tersebut
segala kekhasan perbedaannya. Dengan untuk menggali suatu sumber-sumber dan
kata lain Pancasila merupakan rumah bagi data-data tentang “Kehidupan Masyarakat
kemultikulturalan, artinya bahwa pancasila Multikultural Dalam Mempertahankan
sebagai suatu pernyataan bangsa yang Kebhinekaan Pada Era Industri 4.0 Di
memuat kesepakatan masyarakat tentang Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari
pengakuan adanya pluralitas atau Kabupaten Banyuwangi”.
multikulturalitas (Atmaja, 2010,hlm.395). Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui
Maksudnya Pancasila merupakan faktor kehidupan masyarakat multikultural di
penting dalam mempertahankan Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari
kebhinekaan di era industri 4.0. Kabupaten Banyuwangi. Untuk
mengetahui bentuk kegiatan masyarakat

13
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

multikultural dalam mempertahankan kebhinekaan dalam masyarakat


kebhinekaan pada era industri 4.0 di Desa multikultural di Kecamatan Seputih
Patoman Kecamatan Blimbingsari Raman. Mengetahui model
Kabupaten Banyuwangi. multikulturalisme pada masyarakat di
Adapun rumusan masalah dari penelitian Kecamatan Seputih Raman.
ini yaitu : Bagaimanakah kehidupan
masyarakat Multikultural Desa Patoman METODE PENELITIAN
Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Penelitian yang digunakan peneliti
Banyuwangi? Apa bentuk kegiatan ini adalah kualitatif dengan pendekatan
masyarakat multikultural dalam fenomenologi yang diharapkan mampu
mempertahankan kebhinekaan pada era menghasilkan uraian yang mendalam
industri 4.0 di Desa Patoman Kecamatan tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku
Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi? yang dapat diamati dari suatu individu,
kelompok, masyarakat, dan atau organisasi
Penelitian yang Relevan dengan penelitian tertentu dalam suatu setting konteks
ini adalah sebagai berikut: tertentu yang dikaji dari sudut pandang
Penelitian Pertama yang utuh serta komprehensif. Penelitian
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini menggunakan metode pendekatan
ini adalah penelitian yang dilakukan oleh fenomenologi. Penelitian fenomenologi
Siti Nur Janah (2018) yang Berjudul adalah suatu penelitian kualitatif yang
“Interaksi Sosial Masyarakat dimaksud meneliti suatu fenomena (gejala)
Multikultural Di Komplek Perumahan tertentu yang dialami oleh seseorang
Citraland Kecamatan Sambikerep tertentu atau sesuatu kelompok masyarakat
Surabaya” yang merupakan penelitian tertentu. ( Suwarsono, 2016, hlm. 5)
kualitatif dengan unit analisa deskripstif. Subjek penelitian adalah masyarakat
Teknik pengumpulan data yang dilakukan Desa Patoman, yang diminta pendapatnya
adalah wawancara mendalam, observasi terkait kehidupan masyarakat multikultural
dan juga dokumentasi. desa Patoman dalam mempertahankan
Penelitian ini menemukan : kebhinekaan di era industri 4.0. Peneliti
Interaksi sosial pada masyarakat mendapatkan informasi dari Kepala Desa
multikultural di daerah penelitian memiliki dan perangkat Desa, kepala dusun, tokoh
kesenjangan sebagai bentuk interaksi masyarakat, serta masyarakat desa
tersebut seperti tolong menolong, Patoman.
kerjabakti membersihkan lingkungan Penelitian ini bertujuan untuk
penyantunan anak yatim, bakti sosial ke mendapat gambaran dan informasi yang
panti asuhan. Sedangkan hal-hal yang lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan
mempengaruhi interaksi tersebut adalah dan mudah bagi peneliti untuk melakukan
agama, sosial budaya, ekonomi, dan penelitian observasi. Oleh karena itu, maka
pendidikan. penulis menetapkan lokasi penelitian
Penelitian Kedua adalah tempat di mana penelitian akan
Penelitian yang relevan dengan penelitian dilakukan. Dalam hal ini, lokasi penelitian
ini adalah yang dilakukan oleh Gardini Jufi terletak di Desa Patoman Kecamatan
Andini (2018) yang berjudul “Strategi Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi yang
Merawat Kebhinekaan dan Model di dalamnya terdapat empat dusun yaitu
Masyarakat Multikultural di Kecamatan dusun Blibis, Dusun Patoman Barat,
Seputih Raman, Lampung Tengah”. Dusun Patoman tengah dan Dusun
Penelitian ini bertujuan untuk Patoman timur . Penelitian dilaksanakan
mendeskripsikan: Mengetahui kondisi mulai bulan mei sampai selesai.
kebhinekaan di Kecamatan Seputih Fokus penelitian ini yaitu
Raman. Mengetahui strategi merawat mengenai kondisi kehidupan masyarakat

14
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

multikultural desa Patoman dalam 4.0 seperti kehidupan sosial pada


mempertahankan kebhinekaan di era masyarakat desa Patoman.
industri 4.0. Fokus penelitian ini juga
berfungsi sebagai pedoman dalam Wawancara
melakukan pembahasan terhadap hasil Wawancara dilakukan secara langsung
yang telah ditrapkan. Fokus penelitian ini dengan mendatangi rumah ke rumah.
sangat penting karena tanpa adanya fokus Sebelum peneliti melakukan wawancara
penelitian, peneliti akan bingung dan peneliti akan menentukan dengan kepala
terjebak dalam memnuhi kriteria-kriteria dusun perihal data yang akan diambil di
data yang diperoleh. Pembatasan dalam tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama,
penelitian kualitatif ini lebih didasarkan serta masyarakat yang akan dilakukan
pada tingkat kepentingan/urgensi dari wawancara. Khusus di sini wawancara
masalah yang dihadapi dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu kepada
ini. Penelitian ini akan difokuskan pada: masyarakat Desa Patoman. Peneliti
Penelitian ini hanya dilakukan di Desa mewawancarai mereka untuk memperoleh
Patoman, Kecamatan Blimbingsari, data yang berkisar pada masalah yang
Kabupaten Banyuwangi. Penelitian berkaitan kehidupan masyarakat dalam
dilakukan untuk mengetahui kehidupan mempertahankan kebhinekaan di era
masyarakat multikultural Desa Patoman industri 4.0.
Kecamatan Blimbingsari Kabupaten
Dokumentasi
Banyuwangi. Dokumentasi merupakan suatu teknik
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengumpulan data yang berbentuk tulisan,
bentuk kegiatan masyarakat Desa Patoman gambar dari seorang informan/narasumber.
Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Dokumen yang berentuk tulisan seperti
Banyuwangi dalam mempertahankan catatan Sejarah desa Patoman, dusun-
kebhinekaan di era industri 4.0. dusun, agama dan lain-lain yang berkaitan
Teknik pengumpulan data adalah tentang permasalahan pada penelitian ini
cara-cara yang dapat digunakan oleh yang nantinya akan dijadikan data
peneliti untuk mengumpulkan data, yang pendamping atau data yang mampu
mana cara tersebut menunjukkan pada memberikan informasi mengenai objek
suatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan yang diteliti di Desa Patoman.
dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat Subjek penelitian ditentukan secara
bermanfaat bagi peneliti. Dalam hal purposive sampling yakni teknik
pengumpulan data ini, penulis terjun pengambilan sampel sumber data dengan
langsung pada objek penelitian untuk pertimbangan tertentu, pertimbangan
mendapatkan data yang valid, maka tertentu ini misalnya orang tersebut yang
peneliti menggunakan metode sebagai dianggap paling tahu tentang apa yang kita
berikut: harapkan atau mungkin dia sebagai
Metode observasi penguasa sehingga akan memudahkan
Observasi atau pengamatan dapat diartikan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial
sebagai pengamatan dan pencatatan secara yang diteliti. (Sugiyono, 2018, hlm.96)
sistematis terhadap gejala yang tampak
Dalam pengumpulan data-data
pada objek penelitian. Observasi ini
teknik yang digunakan ada teknik
dilakukan dengan pengamatan, yakni
wawancara mendalam kepada narasumber
peneliti mengamati kehidupan masyarakat
yang sudah ditentukan, dalam penelitian
multikultural yang dilakukan di semua
ini topik-topik wawancara yang digunakan
dusun-dusun di Desa Patoman dalam
sudah dipilih secara mendalam agar data-
mempertahan kebhinekaan di era industri
data yang diambil bisa akurat dan
mengena. Dan data-data yang didapatkan

15
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

juga bisa di ambil kesimpulan secara sama yang tentunya berimbas terhadap akhir
dan benar. suatu penelitian yang dilakukan.
Untuk menetapkan keabsahan data
Analisis data yang digunakan ialah diperlukan teknik pemeriksaan.
metode deskriptif analitik yaitu Pelaksanaan teknik pemeriksaan
mendeskripsikan data yang dikumpulkan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.
berupa kata-kata, gambar, dan bukan Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu
angka. Data berasal dari naskah, derajat kepercayaan (credibility),
wawancara, catatan lapangan, dokumen, keteralihan (transferability),
dan sebagainya, kemudian dideskripsikan ketergantungan (dependendability) dan
sehingga dapat memberikan kejelasan juga kepastian (confirmability). Dalam
terhadap kenyataan atau realitas. Analisis proses pengecekan keabsahan data ini
data versi Miles dan Huberman (dalam peneliti melakukan uji kredibilitas data
Sugiyono, 2012, hlm 91) bahwa ada tiga dengan menggunakan beberapa teknik:
alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian
data, serta penarikan kesimpulan. Perpanjangan pengamatan
Reduksi Data Peneliti memperpanjang pengamatan
Reduksi data dilakukan memilih data yang dengan terjun langsung ke lapangan dan
dianggap pokok, yang baru belum pernah ikut serta dalam kegiatan penelitian di
dikenal. Mereduksi data berarti lapangan, dengan maksud untuk melihat
merangkum, memfokuskan pada hal-hal dan mengetahui secara mendalam tentang
yang penting, dicari tema dan polanya, kondisi yang terjadi di lapangan sampai
data yang unik yang berbeda dengan data data yang lengkap maka peneliti hadir
yang lain dan merupakan data yang kembali ke lapangan untuk mengecek
relevan dengan pertanyaan peneliti. kembali untuk memastikan apakah data
(Sugiyono, 2017, hlm. 247) yang didapatkan sebelumnya berubah atau
tidak. Setelah tidak terjadi perubahan data,
Penyajian Data maka peneliti mengakhiri penelitiannya.
Penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk table, grafik, chart, dan sejenis. Meningkatkan ketekunan
Dengan penyajian data maka akan Peneliti meningkatkan ketekunan dalam
memudahkan untuk memahami apa yang mengumpulkan data di lapangan dengan
terjadi. Merencanakan kerja selanjutnya cara membaca dan memeriksa dengan
berdasarkan apa yang telah difahami cermat data yang telah ditemukan secara
tersebut. (Sugiyono, 2017, hlm. 249) berulang-ulang. Seringkali setelah
meninggalkan lapangan peneliti
Kesimpulan memeriksa kembali data yang telah
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan ditemukan apakah benar atau salah,
melihat hasil reduksi dan mengacu pada dimaksudkan untuk mendapatkan data
rumusan masalah serta tujuan yang hendak informasi yang valid dan relevan dengan
dicapai. Dalam penelitian akan menarik tema yang diangkat peneliti.
kesimpulan dari hasil observasi, Triangulasi
wawancara, dan diperkuat dengan Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
dokumentasi. keabsahan yang memanfaatkan sesuatu
Pengecekan keabsahan data yang yang lain dalam dalam membandingkan
dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.
dan dipercaya secara ilmiah, maka peneliti Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
melakukan pengecekan keabsahan data. triangulasi sumber, dan triangulasi teknik
Keabsahan pengecekan data merupakan pengumpulan data. Hal tersebut
suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dimaksudkan untuk mengadakan
dalam proses perolehan data penelitian perbandingan antara data-data yang

16
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

didapatkan di lapangan melalui tengan Tengah, Patoman Timur dan Blibis.


serangkaian proses pengumpulan data Oleh karena itu, Desa Patoman tergolong
sehingga didapatkan data yang valid. Desa yang usianya masih muda.
Kecukupan bahan referensi Mengingat usia Desa Patoman yang masih
Yang dimaksud dengan bahan referensi muda, maka praktis tidak ada catatan
disini adalah adanya pendukung untuk sejarah yang istimewa. Akan tetapi,
membuktikan data yang telah ditemukan meskipun usia Desa Patoman masih
oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil tergolong muda, pembangunan Sumber
wawancara perlu didukung dengan adanya Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Fisik
rekaman wawancara. Data tentang dan Mental masyarakat tidak berbeda jauh
interaksi manusia perlu didukung oleh dengan Desa lainnya.
foto-foto. Melalui serangkaian proses Desa Patoman merupakan adalah
pengecekan keabsahan data seperti yang salah satu desa di Kecamatan Blimbingsari
telah dipaparkan, maka data yang Kabupaten Banyuwangi yang memiliki
diperoleh dapat dipertanggung jawabkan luas wilayah 334.8 ha, dari luas tersebut
untuk kemudian diambil kesimpulan atas digunakan untuk persawahan sebanyak
data temuan tersebut. 30,7 ha atau 9,17 %, digunakan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN perkebunan rakyat seluas 257.0 ha atau
Patoman berasal dari kata 76,76 %, digunakan untuk tambak seluas
“Pertemuan” yang berarti tempat 10.0 ha atau 2,99 % dan yang digunakan
bertemunya orang-orang dari beberapa untuk pemukiman mencapai 16,3 ha atau
(tiga) etnis (suku) yaitu suku jawa, suku 4,87 %, sedangkan sisanya yang mencapai
Madura berasal dari Pulau Madura dan 20,8 ha atau 6,21 % merupakan fasilitas
suku Bali yang berasal dari pulau Bali dan umum seperti jalan, kuburan, lapangan,
masyarakat Banyuwangi yang memang tempat ibadah, sekolah sungai dan
penduduk asli Banyuwangi. Dengan prasarana lainnya. (Arsip Desa Patoman
berbagai latar belakang dan alasan ketiga tahun 2015-2020)
etnis itu dating dan bertemu di tempat ini Desa Patoman memiliki beberapa
yang kemudian disebut Desa Patoman. agama yaitu agama islam sebanyak 4.065
Pada awalnya Desa Patoman jiwa, agama Kristen sebanyak 2 jiwa,
termasuk dalam wilayah Desa agama hindu sebanyak 816 jiwa, dan
Blimbingsari Kecamatan Rogojampi agama budha sebanyak 7 jiwa. Memiliki
Kabupaten Banyuwangi. Kemudian pada tiga suku yaitu suku jawa sebanyak 1.881
tahun 1999 seiring dengan bergulirnya era jiwa, suku Madura sebanyak 2.221 jiwa
reformasi dimana keterbukaan/transparansi dan suku Bali sebanyak 816 jiwa. (Arsip
menjadikan segala sesuatunya berubah Desa Patoman tahun 2015-2020)
dengan drastis. Dengan pertimbangan Desa Patoman adalah Desa yang
bahwa Desa Blimbingsari yang terlalu luas memiliki keberagaman serta memiliki
wilayahnya, terlalu banyak penduduknya masyarakat yang terdapat beragam agama,
serta keinginan pemerataan hasil beragam suku dan beragam bahasa. Dilihat
pembangunan lebih cepat merata, maka dari prespektif agama yaitu terdapat agama
pada tahun 1999 Desa Patoman Lahir islam, hindu, Budha dan Kristen.
sebagai Desa Persiapan Patoman yang Sedangkan dilihat dari suku yaitu terdapat
kemudian pada tahun 2002 Desa Patoman suku Madura, suku Jawa dan suku Bali.
resmi menjadi Desa Definitif. Dalam berkomunikasi sehari-hari
Desa Blimbingsari memiliki empat masyarkat menggunakan bahasa Jawa,
Dusun yaitu Dusun Krajan, Bentengan, bahasa Bali, bahasa Madura dan bahasa
Pemecemengan dan tegalwero. Sedangkan Indonesia. Dari hasil penelitian yang
Desa Patoman juga memiliki empat Dusun dilakukan kehidupan masyarakat
yaitu Dusun Patoman Barat, Patoman multikultural dalam mempertahankan

17
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

kebhinekaan di Desa Patoman kecamatan dihasilkan dari beberapa sektor industri


Blimbingsari memang sudah terjalin dan juga kebun. Di sektor industri seperti
dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh menjadikan produk gula merah, manik-
adanya keberagaman agama dan manik atau dompet dari monte, pembuatan
keberagaman suku. Mereka hidup sandal hotel dan pembuatan batu bata.
berdampingan sangat aman dan damai Seperti penggunaan mesin juga sudah
dalam melakukan kegiatan aktifitas sehari- tampak pada bidang industri baik itu pada
hari. saat produksi maupun pemasaran.
“Menurut beberapa informan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
menjawab bahwa masyarakat di oleh desa dalam rangka mempertahankan
sini hidup rukun dan damai. kebhinekaan di Desa Patoman Kecamatan
Terdapat agama dan suku yang Blimbingsari masih terus dilakukan
berbeda-beda bahkan bahasa juga sampai saat ini. Adapun bentu-bentuk
berbeda-beda. Tetapi masyarakat kegiatan yang ada sesuai dengan hasil
tidak membeda-bedakan antar penelitian:
blok-blok atau kelompok- Pertemuan Lintas Agama
kelompok tertentu. Saling Pertemuan lintas agama dilakukan
mengormati antar umat beragama oleh Desa Patoman setiap setahun sekali
dan juga antar suku. Masyarakat bahkan setiap akan ada kegiatan atau
tetap menjunjung tinggi nilai memperingati hari besar keagamaan.
toleransi dan gotong royong. Pertemuan ini melibatkan seluruh tokoh
Gotong royong ditunjukkan ketika agama seperti ustad-ustad, lalu tokoh
memperbaiki sarana publik, hajatan agama hindu, tokoh agama budha dan
atau perayaan hari kebahagiaan dan tokoh agama Kristen.
maupun acara peringatan hari besar “Menurut beberapa Informan,
keagamaan. ” berpendapat bahwa bentuk-bentuk
kegiatan dalam rangka
Sejauh ini masih belum ada mempertahankan kebhinekaan
konflik-konflik sosial yang dapat memecah yaitu seperti pertemuan lintas
belah masyarakat yang ada di sini. agama yang mengundang seluruh
Kalaupun itu ada permasalahan tokoh agama yang ada di Desa
diselesaikan secara musyawarah. Dari Patoman. Kegiatan ini biasanya
penelitian pada Kepala Desa Patoman, diadakan di Balai Gong Patoman
beliau berpendapat bahwa kebhinekaan ini tengah. Kegiatan ini diadakan
dapat bertahan karena masyarakat desa ketika ada perayaan hari-hari besar
Patoman menjunjung tinggi nilai toleransi, keagamaan. Meskipun tidak rutin
gotongroyong, saling membantu, saling tapi kegiatan pertemuan lintas
menghormati dan saling menghargai dan agama ini tetap masih ada”.
juga kepedulian sosial. Dan beliau selaku Adapun yang sering dibahas dalam
kepala desa Patoman selalu memberikan pertemuan-pertemuan lintas agama yaitu
arahan kepada masyarakat untuk selalu seperti apakah dalam saat ini situasi
menjaga persatuan dan kesatuan, kerukunan antar umat beragama maupun
mengingat Desa Patoman ini merupakan antar suku dalam keadaan baik-baik saja
Desa yang terdapat masyarakat multikultur atau dalam siatuasi yang kurang baik.
maka semua masyarakat terus Selain itu juga menyampaikan bahwa akan
mempertahankan kebhinekaan ini. ada hari besar keagamaan seperti nyepi,
Selain itu di era industri 4.0 puasa ramadhan, hari raya idul fitri, hari
pemanfaatan teknologi terlihat pada raya idul adha. Hal ini disampaikan agar
sejumlah aktivitas masyarakat. Di desa nantinya tidak dapat menimbulkan
Patoman juga terdapat potensi yang kesalahpahaman.

18
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

Kegiatan Bersih Desa agama Kristen dan Budha tempat ibadah


Kegiatan bersih Desa adalah acara seperti Gereja dan Vihara tidak berada di
yang masih ditetap dilaksanakan di Desa Desa, masih menjadi satu di tempat lain,
Patoman. Acara ini merupakan acara namun itu tidak menjadi masalah bagi
selamatan sekaligus doa bersama dengan pemeluk agama Kristen dan Budha di Desa
masyarakat Desa Patoman agar tetap aman Patoman.
dan damai. “Dari beberapa informan
mengatakan bahwa ketika ada umat
“Beberapa informan berpendapat islam mengadakan pengajian, maka
bahwa kegiatan bersih desa ini umat hindu dan umat agama lain
masih tetap ada dan ikut membantu untuk
diselenggarakan di setiap tahunnya, mengamankan jalannya pengajian
biasanya ketika bulan suro. Dalam agar tetap berjalan dengan aman.
kegiatan ini seluruh lapisan Bahkan sebaliknya jika umat gama
masyarakat diundang untuk doa hindu melaksanakan perayaan
bersama dan juga kepala desa nyepi, maka Banser dari NU juga
dalam sambutannya menyampaikan mengamankan jalannya perayaan
bahwa masyarakat hendaknya keagamaan umat Hindu. Ketika
untuk terus dan tetap menjelang nyepi warga umat
mempertahankan persatuan agar agama lain juga ikut membantu
desa Patoman ini tetap aman dan membuat ogoh-ogoh yang nantinya
damai walaupun di dalamnya akan dikirab keliling Desa. Pada
terdapat berbagai keberagaman.” saat kirab, banser NU juga
mengamankan jalannya kirab
Dalam acara bersih Desa ini, desa
ogoh-ogoh tersebut. Dan pada saat
mengundang seluruh masyarakat Desa
nyepi itu juga ada beberapa warga
Patoman. Dalam acara ini masyarakat
dari umat agama lain yang berjaga
dikumpulkan jadi satu, artinya umat islam
di pintu masuk Dusun Patoman
dijadikan satu di satu blok atau wilayah,
tengah untuk berjaga dan memberi
umat hindu kumpulkan jadi satu blok atau
tahu warga untuk tidak melewati
wilayah, umat budha dijadikan satu dalam
dusun tersebut karena sedang
satu blok atau wilayah dan umat Kristen
melaksanakan nyepi”.
dijadikan satu blok dengan umat Kristen.
Pada saat berdoa semua berdoa manurut Seluruh agama memiliki hari raya
agama dan kepercayaan masing-masing, besar masing-masing, seperti agama islam
namun saat berdo’a dilakukan secara hari raya idul fitri dan Idul Adha, agama
bergantian. Kristen hari raya natal dan tahun baru,
umat hindu hari raya nyepi, galungan dan
Kegiatan Keagamaan kuningan, agama Budha hari raya waisak.
Dalam kegiatan keagamaan yang Di dalam penelitian kepada seluruh tokoh
dilakukan sering kali umat yang agama, yang dilakukan ketika salah satu
melakukan kegiatan juga melibatkan umat agama merayakan hari rayanya, umat yang
yang lainnya, seperti misalkan saat lain juga tetap rukun dan saling
pengajian juga melibatkan seluruh umat menghormati. Bahkan melakukan sekedar
agama lain untuk membantu berkunjung atau mengucapkan selamat
mengamankan agar acara tersebut berjalan merayakan hari raya kepada umat yang
lancar, begitupun ketika umat hindu merayakan baik secara langsung maupun
melaksanakan kegiatan keagamaan seperti melalui media sosial.
nyepi misalkan, maka umat lain juga ikut Kepedulian sosial
membantu mengamankan kegiataan
tersebut, begitu sesterusnya. Memang pada

19
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

Dalam kehidupan bermasyarakat kegiatan bersih desa sekaligus selamatan


sikap kepedulian sosial juga ditanamkan dan doa bersama, kegiatan perayaan hari
dalam rangka mempertahankan besar keagamaan yang melibatkan umat
kebhinekaan di era industri 4.0 saat ini. pemeluk agama lain, dan kepedulian
“Berberapa informan sosial.
menungkapkan bahwa sikap sosial DAFTAR PUSTAKA
masyarakat di sisni seperti ketika Alamsyah Reno. 2018. Analisis Dampak
ada warga yang meninggal dunia, Industri 4.0 Terhadap Sistem
maka warga secara otomatis datang Pengawasan Ketenaganukliran di
untuk takziah dan juga membantu Indonesia. Jurnal. Vol 12. No 2:
untuk proses pemakaman hal itu 47-54.
dilakukan tidak hanya untuk warga Amar Bustomi. 2016. Prospektif Pesantren
yang agama islam saja, tetapi Sebagai Lembaga Pendidikan
warga umat agama lain juga datang Dalam Konstruksi Multikultural
untuk berbelasungkawa. Bahkan Masyarakat Indonesia. Jurnal
sebaliknya jika ada umat hindu Manajemen & Pendidikan Islam .
yang meninggal dunia maka warga Vol 2. No 2. 132-145
umat agama lain juga untuk Andini Gardina Jufi. 2018. Strategi
berbelasungkawa. selain itu juga Merawat Kebhinekaan Dan Model
kegiatan santunana anak yatim dan Masyarakat Multikultural Di
juga khitanan masal rutin Kecamatan Seputih Raman,
dilaksanaka. Lampung Tengah. Skripsi.
Universitas Lampung, Bandar
Meskipun dalam masyarakat desa Patoman Lampung.
terdapat berbagai macam agama, suku, Baharun Hasan, Awwaliyah. 2017.
bahasa dan budaya namun sejauh ini tidak Pendidikan Multikultural Dalam
ada permasalahan yang sampai memecah Menanggulangi Narasi Islamisme
belah masyarakat dan tetap hidup rukun Di Indonesia. Jurnal Pendidikan
dan bersosial dengan baik. Agama Islam. Vol 5. No 2 : 225-
SIMPULAN 243.
Bertolak pada pembahasan skripsi Bauto Laode. 2014. Perspektif Agama Dan
ini ada beberapa hal yang dapat peneliti Kebudayaan Dalam Kehidupan
simpulkan. Adapun kesimpulan yang Masyarakat Indonesia. Jurnal
dimaksud adalah sebagai berikut: Pendidikan Ilmu Sosial. Vol 23. No
Desa Patoman merupakan desa yang 2. 11-25
memiliki masyarakat multikultural, hal ini Boty Middya. 2017. Masyarakat
dapat ditinjau dari keragaman agama, Multikultural: Studi Interaksi
bahasa, suku dan budaya. Tetapi meskipun Sosial Masyarakat Islam Melayu
terdapat keberagaman semua masyarakat Dengan Non Melayu Pada
tetap hidup rukun, aman dan damai. Sejauh Masyarakat Sukabangun Kel.
ini tidak ada konflik antar masyarakat. Sukajadi Kec. Sukarami
Semua saling menghormati dan Palembang. Jurnal. Vol 1. No 2 :
menghargai antar umat beragama maupun 1-17.
antar suku. Deliani Nurfarida. 2018. Bimbingan
Adapaun bentuk-bentuk kegiatan dalam Konseling Pada Masyarakat
masyarakat yang dilakukan dalam rangka Multikultural. Jurnal
mempertahankan kebhinekaan di Era Pengembangan Masyarakat. 11-
Industri 4.0 yaitu acara pertemuan lintas 27.
agama yang mengundang seluruh tokoh Hamdan. 2018. Industri 4.0: Pengaruh
agama yang ada di Desa Patoman, Revolusi Industri Pada

20
JPPKn Vol 5, No.2, Oktober 2020 ISSN 2541-6707

Kewirausahaan Demi Kemandirian Sugiyono. 2017. Metode Penelitian


Ekonomi. Jurnal. Vol 3. No 2. 1-8. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Handoyo Eko. 2015. Study Masyarakat Bandung. Alfabeta.
Indonesia. Yogyakarta: Ombak. Suwarsono. 2016. Pengantar Penelitian
Konstruksi Multikultural Masyarakat Kualitatif. Prosiding. Universitas
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Sanata Dharma:Yogyakarta.
Pendidikan Islam. Vol 2. No 1 : Tejokusumo Bambang. 2014. Dinamika
132-145. Masyarakat Sebagai Sumber
Mursidi dkk. Studi Deskriptif Tentang Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Pengembangan Desa Kebangsaan Jurnal. Vol 3. No 1. 38-43.
Sebagai Desa Wisata Di Desa Wahyuniardi Rizki. 2017. Kebhinekaan
Wonorejo Kecamatan Banyuputih Sebagai Penguat Organisasi.
Kabupaten Situbondo. Jurnal Bandung: Universitas Pasundan.
PPKn. Vol 4. No 1. 13-19 https://www.researchgate.net/publi
Rambe, Tappil. 2017. Membingkai cation/317040921. diakses tanggal
Kebhinekaan Dan Kedaulatan 9 Januari 2020.
Dalam Berbangsa Dan Bernegara
Dari Sudut Pandang Sosial Politik
Nasional. Jurnal. Vol 10. No 2 :
211-233.
Suardi. 2017. Masyarakat
Multikultutalisme Indonesia.
Makasar. Universitas
Muhammadiyah Makasar.
https://www.researchgate.net/publi
cation/321728030. diakses pada
3 November 2019.

21

Anda mungkin juga menyukai