Anda di halaman 1dari 19

TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA

DASAR

Manusia Multikulturalisme
OLEH:
Kelompok 5
Febri Andini Putri
Muhammad Imam Wiranu
Muhammad Iqbal
Muhammad Zaki Atthuhiri
Muhammad Zakki W
Munadil Hanif
Nanda Supriadi
Ririn Wahyuni Candra
Sartika Fortuna Ikhsan
Siti Nurayni
Vina Irene Sinurat
Zarima Fitri
Pengertian Masyarakat Multikultural
Masyarakat Indonesia yang memiliki banyak sukubangsa,
agama, dan ras. Dengan itulah konsep masyarakat multikultural
menjadi topik yang relevan untuk ditelaah karena sesuai dengan
semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Masyarakat multikultutral disini lebih dipandang sebagai
masyarakat yang memiliki kesederajatan dalam bertindak di negara
meski berbeda-beda sukubangsa, ras, maupun agama. Lebih
tepatnya masyarakat multikultural tidaklah hanya sebagai konsep
keanekaragaman secara sukubangsa atau kebudayaan suku
bangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, akan tetapi
menekankan pada keanekaragaman kebudayaan dalam
kesederajatan. Dalam artian lain, multikulturalisme dinyatakan
sebagai sebuah ideologi yang menekankan pengakuan dan
penghargaan pada kesederajatan atas perbedaan kebudayaan.
Pengertian Masyarakat Multikultural
Pengertian Masyarakat Multikultural berdasarkan
beberapa tokoh:
Furnivall, Masyarakat multikultural adalah suatu
masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen
(kelompok) yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran
satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik. 
Clifford Gertz, Masyarakat multikultural adalah merupakan
masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang
lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait
oleh ikatan-ikatan primordial. 
Pengertian Masyarakat Multikultural
Nasikun, Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat
majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-
subkebudayaan yang bersifat deverse yang ditandai oleh kurang
berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota
masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta
seringnya muncul konflik-konflik sosial. Dari pengertian diatas dapat
dikatakan bahwa masyarakat multikultural merupakan masyarakat
yang : 
• Kesederajatan dalam kedudukan (status sosial) meski berbeda-beda
dalam kebudayaan maupun SARA. 
• Mengakui perbedaan dan kompleksitas dalam masyarakat. 
•  Menjunjungtinggi unsur kebersamaan, kerja sama, selalu hidup
berdampingan dengan damai meski terdapat perbedaan. 
• Menghargai hak asasi manusia dan toleransi terhadap perbedaan. 
• Tidak mempersoalkan kelompok minoritas maupun mayoritas. 
Pengertian Masyarakat Multikultural
  Dapat dikatakan bahwa masyarakat
multikultural merupakan masyarakat yang
memahami keberagaman dalam kehidupan di
dunia dan menerima adanya keragaman
tersebut, seperti: nilai-nilai, sistem, budaya,
kebiasaan, dan politik yang mereka anut. Dan
bisa dibedakan pula dengan pengertian majemuk
yang artinya terdiri atas beberapa bagian yang
merupakan kesatuan, plural artinya lebih dari satu,
sedangkan beragam artinya berwarna-warni. 
Karakteristik Masyarakat Multikultural 
Pierre L. Va den Berghe seorang sosiolog terkemuka menjelaskan
karakteristik masyarakat multikultural dan memprediksikan akibat dari
kehidupan sehari-harinya sebagai berikut : 
 Terjadi segmentasi ke dalam kelompok sub budaya
yang saling berbeda (Primordial).  Dalam pengertian
lain, masyarakat multikultural terlihat hidup bersama
meski berbeda ras, agama, dan etnis (tersegmentasi),
akan tetapi dalam kesehariannya mereka lebih sering
memilih bersahabat atau bergaul dengan orang-orang
berasal dari daerah mereka saja karena dianggap lebih
mudah berkomunikasi, memiliki ikatan batin yang sama,
dan memiliki banyak kesamaan. 
Karakteristik Masyarakat Multikultural 
Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga non
komplementer. Dalam masyarakat multikultural tidak hanya
memiliki lembaga formal yang harus ditaati, tetapi mereka
juga memiliki lembaga informal (nonkomplementer) yang
harus ditaati. Dengan kata lain, mereka lebih taat dan
hormat pada lembaga nonkomplementer tersebut karena
dipimpin oleh tokoh adat yang secara emosional lebih
dekat. 
Kurang mengembangkan konsensus di antara anggota
terhadap nilai yang bersifat dasar. Masyarakat
multikultural dengan berbagai ragam ras, etnik, dan agama
menimbulkan perbedaan persepsi, pengalaman, kebiasaan,
dan pengetahuan akan mengakibatkan sulitnya
mendapatkan kesepakatan terhadap nilai maupun norma
yang menjadi dasar pijakan mereka.
Karakteristik Masyarakat Multikultural 
Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan
dan saling tergantung secara ekonomi. Dengan berbagai
perbedaan, masyarakat multikultural susah mendapatkan
kesepakatan dalam berbagai hal. Dengan itulah, untuk
menyatukannya harus ada pemaksaan demi tercapainya
integrasi sosial. Selain itu, masyarakat ini saling tergantung
secara ekonomi disebabkan oleh kedekatannya hanya
dengan kelompok-kelompok mereka saja. 
Adanya dominasi politik suatu kelompok atas kelompok
lain Masyarakat multikultural memiliki kelompok-
kelompok berbeda-beda secara ekonomi dan politik. Tak
bisa dipungkiri akan terdapat kelompok yang mendominasi
politik dan dengan sendirinya kelompok tersebut biasanya
memaksakan kebijakan politiknya demi keuntungan
kelompoknya sendiri. 
Kategori Masyarakat Multikultural 
a. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang.  
Yaitu masyarakat yang berada di suatu daerah memiliki
kesempatan yang sama dalam hal persaingan politik, ekonomi,
maupun kedudukan. Hal ini bisa disebabkan oleh keseimbangan
jumlah suku, ras, agama, maupun ketersediaan sumber daya yang
ada. 
b. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan.
Yaitu masyarakat yang berdiam di satu tempat tetapi komposisi
penduduk berbeda antara ras satu dengan ras lainnya atau suku
maupun agama. Sehingga penduduk mayoritas biasanya lebih
dominan atau menguasai hal-hal tertentu, mungkin dari segi politik
ataupun ekonomi. Akibat : adanya pemaksaan terhadap
masyarakat minoritas untuk mengikuti sistem maupun budaya
masyarakat mayoritas. Dan kemungkinan masyarakat minoritas
dengan sendirinya mengikut masyarakat mayoritas karena
pengaruhnya sangat dominan.
Faktor Penyebab Masyarakat Multikultural di
Indonesia
a. Faktor Sejarah Indonesia. Indonesia merupakan negara yang
memiliki sumber daya alam yang melimpah terutama dalam hal
rempah-rempah. Sehingga banyak negara-negara asing ingin
menjajah seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Dengan
demikian mereka tinggal dalam jangka waktu yang lama bahkan ada
yang menikah dengan bangsa Indonesia. Kondisi inilah yang
menambah kekayaan budaya dan ras yang di Indonesia. 
b. Faktor Pengaruh Kebudayaan Asing. Globalisasi merupakan
proses penting dalam penyebaran budaya dalam masyarakat dunia
terutama Indonesia dengan sitem demokrasinya menjadi negara ini
merupakan negara yang terbuka. Dengan keterbukaan tersebut,
masyarakat mudah menerima budaya yang datang dari luar meski
sering terjadi benturan budaya asing dengan budaya lokal. Masuknya
budaya asing inilah salah satu faktor memperkaya budaya dan
membuat masyarakat menjadi masyarakat multikultural. 
Karakteristik Masyarakat Multikultural 
c. Faktor Geografis. Selain itu negara kaya rempah-rempah,
Indonesia juga memiliki letak geografis yang strategis yaitu
diantara dua benua dan dua samudra sehingga Indonesia
dijadikan sebagai jalur perdagangan internasional. Karena
sebagai jalur perdagangan, banyak negara-negara asing
datang ke Indonesia dengan tujuan berdagang seperti Cina,
India, Arab, dan negara-negara Eropa.
d. Faktor fisik dan geologi. Kalau dilihat dari struktur geologi
Indonesia terletak diantara tigal lempeng yang berbeda yaitu
Asia, Australia, dan Pasifik. Kondisi ini menjadikan Indonesia
menjadi negara berpulau-pulau dan memiliki beberapa tipe
geologi seperti: tipe Asiatis, tipe peralihan, dan tipe Australis.
Dengan berpulau-pulau maka kehidupan masyarakat setiap
pulau berbeda-beda sesuai dengan kondisi pulauanya.
Karakteristik Masyarakat Multikultural 
e. Faktor Iklim berbeda. Selain memiliki berbagai
pulau di Indonesia yang mempengaruhi kebudayaan
masyarakat, iklim juga sangat mempengaruhi
kebudayaan di Indonesia seperti: orang yang berada
di daerah pegunungan dengan iklim sejuk
membentuk kebudayaan masyarakat yang ramah.
Sedangkan orang yang berada di tepi pantai yang
memiliki iklim panas membentuk kontrol emosi
seseorang lebih cepat marah
Upaya menghadapi Multikulturalisme
Lalu, bagaimana peran generasi muda Indonesia dalam
menghadapi multikulturalisme? Seiring berjalannya waktu,
perubahan yang terjadi dalam lingkungan terdekat kita
akan selalu berpengaruh terhadap kehidupan. Dilihat dari
segi permasalahan yang ada, sangat sulit rasanya bagi kita
untuk beradaptasi dalam kondisi lingkungan yang seperti
itu, apalagi bila kita tidak memiliki integritas yang tinggi.
Integritas bisa didapat melalui pendidikan. Tetapi
bergantung pada sisi kemauan para pemuda untuk belajar
dan mepersiapkan perjuangan di masa yang akan datang
walaupun fasilitas pendidikan di Indonesia mungkin kurang
memadai.
Upaya menghadapi Multikulturalisme
• Bagaimana pendidikan dapat membantu mempersiapkan generasi
muda untuk menghadapi multikulturalisme?
• Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “Pendidikan berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Dalam hal ini, pendidikan yang harus kita kaji
adalah pendidikan multikultur.
• Pendidikan multikultur merupakan pendidikan nilai yang harus
ditanamkan pada generasi muda agar memiliki persepsi dan sikap
multikulturalistik, terbiasa hidup berdampingan dalam keragaman
watak dan kultur, agama dan bahasa, menghormati hak setiap warga
negara tanpa membedakan etnik mayoritas atau minoritas, dan dapat
bersama-sama membangun kekuatan bangsa sehingga
diperhitungkan dalam percaturan global dan nation dignity yang kuat.
Upaya menghadapi Multikulturalisme
Ada lima alasan mengapa pendidikan multikultur diperlukan
yaitu :
• Perubahan kehidupan manusia Indonesia yang disebabkan oleh
kemajuan ekonomi memperbesar jurang sosial antara kelompok
atas dan kelompok bawah.
• Adanya perpindahan dan mobilitas penduduk yang cukup tinggi
yang menyebabkan adanya pertemuan yang sering dan intens
antara kelompok dengan budaya yang berbeda.
• Semakin terbukanya daerah-daerah pedesaan.
• Berbagai konflik sosial-budaya yang muncul akhir-akhir ini
memperlihatkan adanya kesalahpahaman budaya yang sangat
besar antar-kelompok yang bertikai.
• Menghapus mitos dan tafsiran sejarah yang tidak menguntungkan
bagi persatuan bangsa.
Upaya menghadapi Multikulturalisme
Tiga prinsip dalam pengembangan pendekatan
multikultural :
• Pertama, keragaman budaya menjadi dasar dalam
menentukan filsafat.
• Kedua, keragaman budaya dijadikan sebagai dasar dalam
mengembangkan berbagai komponen kurikulum seperti
tujuan, konten, proses, dan evaluasi.
• Ketiga, budaya di lingkungan pendidikan adalah sumber
belajar dan objek studi yang harus dijadikan bagian dari
kegiatan belajar para pemuda
Upaya menghadapi Multikulturalisme
Dalam pendidikan multikultur juga harus ikut dikemas :
• Pendidikan moral. Pengaruh lingkungan sebagai tempat
melakukan proses belajar sangat berpengaruh terhadap
perkembangan moral. Sayangnya, pendidikan moral dan
pembentukan moral tidak lagi menjadi komitmen. Orientasi dan
perilaku moral dikesampingkan dan digantikan oleh kecerdasan
pikiran, keahlian dan berbagai perilaku tampil di lapisan luar.
• Nilai-nilai kesetaraan dan kebersamaan. Kerja, belajar
kooperatif dan kolaboratif dikembangkan secara aktif dalam
memberikan kesadaran akan kesetaraan dan kebersamaan
tersebut. Kegiatan tersebut akan membiasakan untuk berinteraksi
dengan kelompok lain yang memiliki perbedaan. Kondisi ini
memaksa seseorang untuk lebih memahami kelompok lain
maupun orang lain agar tujuan dapat tercapai dengan baik.
• Kesadaran nilai kemanusiaan. Memahami bahwa manusia
memiliki kemerdekaan yang perlu dihargai.
Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dapat dilakukan
generasi muda adalah mengenyam pendidikan multikultural
yang lebih agar tercipta hubungan sosial-budaya yang lebih
baik
Terima kasih   

Anda mungkin juga menyukai