Anda di halaman 1dari 8

NAMA : WINDA NOVIKA SARI

NIM : 20052080
PRODI : PPKN
MATA KULIAH : STUDI MASYARAKAT INDONESIA
TUGAS : MEMBUAT ARTIKEL (UTS)

Keberagaman Bisa Jadi Peluang , Bisa jadi Ancaman


Oleh : Winda Novika Sari
Abstrak
Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Keanekaragaman budaya,
agama, suku, dan adat istiadat Indonesia menjadikan Indonesia negara yang beragam. Dengan
demikian, segala tantangan dan hambatan dapat diatasi dalam keragaman masyarakat Indonesia.
Indonesia memiliki keragaman budaya, yang dapat dilihat pada warisan budayanya. B. Warisan
budaya berwujud, termasuk bangunan bersejarah, jembatan bersejarah, kuil, stasiun kereta api
bersejarah, pelabuhan bersejarah, situs spiritual bersejarah, dan desa wisata. Sedangkan warisan
budaya takbenda meliputi bahasa, gotong royong, musyawarah, kegiatan kemasyarakatan,
kerukunan dan toleransi, kebangsaan, demokrasi, dan lain-lain. Tahun 2045 genap 1000 tahun
kemerdekaan Indonesia, namun tahun 2045 merupakan momen bersejarah. Inilah salah satu
penyebab munculnya ide, wacana, dan gagasan Generasi Emas pada tahun 2045. Namun untuk
itu, kita harus mampu mempersiapkan masa depan masyarakat Indonesia tahun 2045 dengan
menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keragaman budaya. Misalnya keragaman budaya.
Sebagai contoh, sebagai orang Indonesia, kita perlu menjaga dan memperkuat rasa nasionalisme
kita untuk meminimalkan perpecahan.

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia adalah galat satu negara yg multikultural terbesar pada dunia. Pernyataan ini
bisa dibenarkan saat melihat syarat sosiokultural juga geografis yg begitu majemuk &
luas yg dimiliki Indonesia. Keragaman ini bisa sebagai rahmat sekaligus bala bila
sesama anak bangsa nir tahu hakekat berbangsa & bernegara pada naungan Bhinneka
Tunggal Ika. Keberagaman budaya, agama, suku, & tata cara tata cara pada Indonesia
berakibat bangsa ini menjunjung tinggi keberagaman. Pada tahun 2045, Indonesia genap
1000 tahun merdeka, Tantangan yg dihadapi sang Indonesia pada mempersiapkan
insentif demografi ini jua relatif besar. Salah satunya merupakan masuknya paham
radikalisme & ideologi anti Pancasila pada Indonesia. Tantangan tadi bukan hanya
sebagai tanggung jawab pemerintah buat menyelesaikannya tetapi jua semua lapisan
masyarkat. ccckemudian gagalnya kita mengelola asal daya alam & kekayaan kita
sebagai akibatnya menggunakan gampang diambil & dinikmati pihak asing dan hal-hal
yg berkaitan menggunakan hilangnya penerapan nilai-nilai pancasila sebagai akibatnya
menciptakan ambisi mencapai Indonesia emas. Dari uraian diatas, maka dibutuhkan
bisnis buat mempertahankan keragaman budaya bertujuan buat mencapai &
mempersiapkan segala tentangan buat mencapai Indonesia emas 2045.

2. Tujuan Artikel
Berdasarkan latar belakang masalah, Maka tujuan penulisan artikel ini ialah untuk
mendeskripsikan Keberagaman Indonesia Bisa Jadi Peluang,Bisa Jadi Ancaman.

B. Tinjauan Pustaka
1. Keberagaman Indonesia

Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah
menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh
karena itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis.Namun, belakangan ini
Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru menimbulkan
perpecahan. Padahal, perbedaan itu sendirilah yang seharusnya membuat Indonesia
menjadi indah karena lebih “berwarna”.Sebagai warga negara yang baik, kita harus
tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai
Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh..

2. Macam Keberagaman Indonesia


Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun
keberagamannya. Ada beberapa bentuk keberagaman di Indonesia, mulai dari
keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman
anggota golongan.

Keberagaman suku

Indonesia adalah negara kepulauan. Dari geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia
memiliki banyak sekali suku. Suku bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan
sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan.
Selain itu, kelompok suku bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa,
agama, perilaku atau ciri-ciri biologis yang dimiliki.Setiap suku bangsa mempunyai ciri
atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki
lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. 

Keberagaman agama

Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama Pancasila,
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945
pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama yang
diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu.
Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip toleransi
antarumat beragama.

Keberagaman ras

Ras merupakan klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia melalui ciri
fenotipe (ciri fisik) dan asal usul geografis. Asal mula keberagaman ras di Indonesia
disebabkan oleh beberapa faktor seperti bangsa asing yang singgah di Tanah Air, sejarah
penyebaran ras dunia, dan juga kondisi geografis. 

Ada beberapa ras yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Ras Malayan-
Mongoloid yang berada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan
Sulawesi. Ras Melanesoid mendiami wilayah Papua, Maluku, dan juga Nusa Tenggara
Timur. Selain itu, ada juga ras Asiatic Mongoloid yang tersebar di berbagai wilayah di
Indonesia, yaitu seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Terakhir, ada ras Kaukasoid,
yaitu orang-orang India, Timur-Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.

Keberagaman anggota golongan

Dalam masyarakat multikultural, keberagaman golongan bisa terjadi secara vertikal dan
horizontal. Untuk vertikal, terdapat hierarki lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup
tajam. Contohnya seperti status sosial, pendidikan, jabatan, dan sebagainya. Secara
horizontal, biasanya anggota golongan setara dan tidak ada hierarki. Namun, hal ini
mengakibatkan banyak yang merasa anggota golongannya paling benar sehingga
merendahkan anggota golongan lainnya. Contohnya adalah agama, idealisme, adat-
istiadat, dan sebagainya.

3. Peluang dari keberagaman

Keberagaman budaya bisa jadi alasan untuk mewujudkan persatuan bangsa karena ada


upaya saling menghargai dan menghormati budaya yang berbeda. Jika disikapi dengan
baik dan bijak, keberagaman sosial budaya bisa membawa manfaat untuk mewujudkan
integrasi bangsa. ada beberapa manfaat keberagaman sosial budaya suatu bangsa, di
antaranya:

Jadi Identitas Bangsa di Mata Dunia

Keberagaman sosial budaya suatu bangsa bisa mendorong terbentuknya identitas khusus
yang membedakan bangsa yang satu dengan bangsa lainnya.Identitas suatu bangsa akan
membuat sebuah bangsa dikenali oleh bangsa lainnya.Hal ini akan menjadi salah satu
cara untuk mempromosikan kekayaan atau keberagaman budaya sebuah bangsa di mata
global.

Jadi Aset Wisata

Berkaitan dengan poin pertama, kekayaan dan keberagaman sosial budaya bisa menjadi
daya tarik tersendiri untuk para wisatawan yang datang berkunjung ke sebuah negara.Hal
ini bisa membawa keuntungan bagi negara lewat pemasukan devisa dari penukaran mata
uang asing para wisatawan.

Mendekatkan Persaudaraan antara Masyarakat

Meski dianggap sebagai jurang pemisah antara masyarakat yang berbeda suku dan
budaya, jika dihadapi dengan kepala dingin dan pengertian, perbedaan sosial budaya bisa
jadi sarana memperkuat persaudaraan.Budaya yang berbeda tentunya akan mendorong
sikap saling menghargai dan menghormati antar masyarakat.Hal ini menjadi salah satu
faktor yang penting dalam mewujudkan sebuah integrasi nasional.

Sumber Ilmu dan Pengetahuan

Keberagaman sosial budaya suatu bangsa akan jadi sumber pengetahuan berharga, tak
hanya bagi masyarakat lokal tapi juga untuk wisatawan mancanegara yang menaruh
perhatian pada seni dan budaya tertentu.Budaya enggak hanya dinikmati oleh penduduk
asli tapi juga menjadi sumber ilmu dan pengetahuan berharga bagi orang-orang asing
yang ingin mempelajari atau mengamatinya.

4. Ancaman dari keberagaman


Prasangka
Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun negatif berdasarkan keyakinan
stereotip atau pemberian label kita tentang anggota dari kelompok tertentu. Prasangka
meliputi keyakinan untuk menggambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai
dengan peringkat nilai yang kita berikan. Prasangka yang berbasis ras kita sebut rasisme,
sedangkan yang berbasis etnis disebut etnisisme. Sementara itu John (1981) menyatakan
bahwa prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara menggeneralisasi
yang salah dan tidak fleksibel. Kesalahan ini mungkin saja diungkapkan secara langsung
kepada orang yang menjadi anggota kelompok tertentu.
Stereotipe
Stereotip yaitu pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang
bersifat subyektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang lain. Pemberian sifat itu
bisa sifat positif maupun negatif (Sutarno, 2008:4-12). Allan G. Johnson (1986)
menegaskan bahwa stereotipe adalah keyakinan seseorang untuk menggeneralisasikan
sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh
pengetahuan dan pengalaman tertentu. Keyakinan ini menimbulkan penilaian yang
cenderung negatif atau bahkan merendahkan kelompok lain. Ada kecenderungan untuk
memberi “label” atau cap tertentu pada kelompok tertentu dan yang termasuk problem
yang perlu diatasi adalah stereotip yang negatif atau memandang rendah kelompok lain
(Sutarno, 2008: 4-12).
Etnosentrisme
Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa manusia pada dasarnya
individualistis yang cenderung mementingkan diri sendiri, namun karena harus
berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah sifat hubungan yang antagonistik
(pertentangan). Supaya pertentangan itu dapat dicegah, perlu ada folkways (adat
kebiasaan) yang bersumber pada pola-pola tertentu. Mereka yang mempunyai folkways
yang sama cenderung berkelompok dalam suatu kelompok yang disebut etnis.
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya
orang lain dengan standar budayanya sendiri (Sutarno, 2008:4-10)
Rasisme
Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan
biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu –
bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang
lainnya (Sutarno, 2008: 4-10).

C. Pembahasan

Meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan keberagaman, hal tersebut
membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan yang ada. Perpecahan di
masyarakat bisa memicu konflik yang menimbulkan kerugian banyak pihak. Oleh
karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap perbedaan dan
kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak dini supaya bisa
menerima perbedaan yang ada.Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan
kepada tetangga melakukan ibadahnya, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan
hari raya, dan tidak membeda-bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang
ada.Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci untuk
meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia. Setiap individu hendaknya mengaplikasikan perilaku toleran
terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan.

Masa depan keberagaman Indoensia menjadi hal yang negative apabila terjadi kecurigaan
antar budaya, adat istiadat sukunya. Namun hal ini bisa dicegah apabila masyarakat tidak
terpengaruh oleh dunia atau hasutan dari dunia luar, Maka dari itu untuk mempersiapkan
Indonesia emas tahun 2045 , masyarakat Indonesia harus mampu menghadapi segala
tantangan, dengan bekerja sama kita mampu mencapai tujuan ataupun harapan-harapan
Indonesia menuju Indonesia emas 2045.

D. Kesimpulan

Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah menjadi
simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kita
harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis.Namun, belakangan ini Indonesia kerap
mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru menimbulkan perpecahan. Padahal,
perbedaan itu sendirilah yang seharusnya membuat Indonesia menjadi indah karena lebih
“berwarna”.Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan
kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat
isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh..

Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap perbedaan dan
kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak dini supaya bisa
menerima perbedaan yang ada.Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan
kepada tetangga melakukan ibadahnya, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan
hari raya, dan tidak membeda-bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang
ada.Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci untuk
meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia. Setiap individu hendaknya mengaplikasikan perilaku toleran
terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan.
DAFTAR REFERENSI :

Wirawan, Y. (2020). KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA: Pengantar Sejarah dan


Penelitian Masyarakat Tionghoa di Nusantara. Sanata Dharma University Press.

Dwintari, J. W. (2018). Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikultural dalam


Pembinaan Keberagaman Masyarakat Indonesia. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan
PKn dan Sosial Budaya, 2(1).

Rahman, M. F., Najah, S., Furtuna, N. D., & Anti, A. (2020). Bhinneka Tunggal Ika Sebagai
Benteng Terhadap Risiko Keberagaman Bangsa Indonesia. Al-Din: Jurnal Dakwah dan
Sosial Keagamaan, 6(2).

Masyithoh, N. D. (2016). Dialektika Pluralisme Hukum: Upaya Penyelesaian Masalah Ancaman


Keberagaman dan Keberagamaan di Indonesia. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan, 24(2), 359-378.

Budiman, B. N. (2021). Populisme di Indonesia Sebagai Ancaman Polarisasi


Masyarakat. Pancasila: Jurnal Keindonesiaan, 1(2), 235-246.

Hikam, M. A. (2018). Pendidikan Multikultural dalam Rangka Memperkuat Kewaspadaan


Nasional Menghadapi Ancaman Radikalisme di Indonesia. Global: Jurnal Politik
Internasional, 17(1), 1-17.

Winarno, B. (2008). Globalisasi: Peluang atau ancaman bagi Indonesia. Erlangga.

Rahman, M. F., Najah, S., Furtuna, N. D., & Anti, A. (2020). Bhinneka Tunggal Ika Sebagai
Benteng Terhadap Risiko Keberagaman Bangsa Indonesia. Al-Din: Jurnal Dakwah dan
Sosial Keagamaan, 6(2).

Dwintari, J. W. (2018). Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikultural dalam


Pembinaan Keberagaman Masyarakat Indonesia. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan
PKn dan Sosial Budaya, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai