Anda di halaman 1dari 12

Keberagaman di Indonesia

25 Desember 2017 12:09 Diperbarui: 25 Desember 2017 16:13 38650 0 0

Indonesia Terdiri Dari Berbagai Suku .Indonesia dikenal dengan Bangsa


yang majemuk, dimana semua suku, ras, agama dan budaya ada di
Indoensia. Semua bersatu dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika",
perbedaan bukan menjadi penghalang tersatukannya sisi kemanusiaa dan
itulah Indonesia. Negeri yang kaya raya akan sumber daya alam dan
sumber daya manusia dari sabang hingga merauke. Persatuan ditengah
perbedaan menjadi ciri khas bangsa Indonesia sejak dahulu.

Negara kita Indonesia adalah sebuah negara besar yang terdiri dari ribuan
pulau yang tersebar di negeri. Dengan kondisi gegrafis yang begitu luas,
maka tak heran jika Indonesia memliki beragam suku dan budaya.
Kekayaan Indonesia tidak hanya dari sumber daya alam yang melimpah
ruah, namun kekayaan budaya yang begitu majemuk menjadi salah satu
pemersatu bangsa di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada suku Jawa, Madura, Betawi, Batak dan masih banyak lagi suku
lainnya yang tersebar di berbagai daerah.

Untuk itulah, kita sebagai warga negara Indonesia, harus menghormati


setiap suku yang ada di nusantara. Karena bisa jadi setiap suku memiliki
kebudayaan yang berbeda dengan budaya suku kita, atau bahkan
bertentangan dengan adat budaya kita. Namun kita harus menyadari bahwa
itulah kekayaan sesungguhnya dari bangsa kita Indonesia. Kita tidak boleh
mencela adat suku lain hanya karena berebeda dengan budaya kita.

Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat.


Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya.
Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa
indonesia. Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman tersebut
menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan
nasional menuju indonesia yang lebih baik.
Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah
suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai
pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri
khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya. Menurut
penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan tahun 2010, di
Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.

keberagaman yang ada pada masyarakat, bisa saja menjadi tantangan hal
itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan pendapat bisa
lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang
berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan, hal
tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu adanya usaha
untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan
dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan, toleransi
dan juga saling menghormati satu sama lain.

Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di


antaranya adalah sebagai berikut :

 Kondisi negara kepulauan


 Letak strategis wilayah Indonesia
 Perbedaan kondisi alam
 Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
 Keadaan transportasi dan kumunikasi

tidak ada perbedaan SARA ,klau kita bangsa indonesia , ya bangsa


indonesia . bangsa yang dikenal dengan hukum ,bangsa yang juga di kenal
bangsa yang harmoni ,sejahtera, dan damai . negara bisa hancur akibat
satu orang saja , kenapa? bayangkan saja satu orang ini menyebarkan
fitnah dan mengadu domba , maka negara kita akan musnah sekejab .

maka dari itulah sebagai bangsa yang kuat , mari bersama-sama melawan
dan membrantas iblis-iblis yang ingin mengancurkan negara kita .

BILLY JULIAN.H SALAM INDONESIA


Merawat
Keberagaman
Selasa, 16 Oktober 2018 09:00

Suasana pelantikan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) di Istana
Negara, Jakarta, Rabu (7/6/2017).(Fabian Januarius Kuwado)

Oleh Mustaqim Abubakar


INDONESIA memiliki masyarakat yang beragam.
Keberagaman tersebut ditandai dengan ragam suku
bangsa, agama, dan kebudayaan. Keragaman tersebut bersatu
dalam sistem nasional berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945. Polemik keberagaman Indonesia
akhir-akhir ini mulai meresahkan. Kekayaan akan budaya dan
ragam suku bangsa seakan semakin menjauh dari tuntunan
nilai Pancasila dan UUD 1945. Nilai filosofi keberagaman
seakan berjalan tanpa pondasi yang kuat dan tanpa arahan
yang jelas. Pentas keragaman tidak dibekali aturan main dan
dibebaskan berimprovisasi tanpa arahan yang jelas.
Sayangnya, sampai saat ini pemerintah dan masyarakat masih
ambigu merawat keberagaman. Di satu sisi gencar
meneriakkan Pancasila dan NKRI harga mati, namun di sisi lain
masih memberi ruang kepada kelompok tertentu
mempertontonkan prilaku anti-Pancasila dan anti-UUD 1945.
Untuk itu, Bagaimanakah kerangka eksekusi merawat
keberagaman bangsa Indonesia? Pertanyaan dasar ini perlu
kita temukan jawaban bersama.
Penguatan ideologi
Keberagaman merupakan kekayaan yang dimiliki Indonesia,
dan tidak kita temukan di negara lain dibelahan dunia
manapun. Antropolog Clifford Geertz (1926-2006) dalam
karyanya menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 300 suku
bangsa di Indonesia di mana setiap suku itu memiliki bahasa,
identitas kultural yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.
Namun, berapakah sebenarnya jumlah suku bangsa di
Indonesia, masih sukar ditentukan secara pasti. Yang jelas
keberagaman kita mulai merisaukan dengan munculnya
kesadaran sosial yang antitoleran. Jika hal tersebut dibiarkan
tumbuh dan menyebar, maka persatuan dan kesatuan sebuah
bangsa yang plural mulai dipertanyakan. Oleh karena itu, satu
upaya mengelola keberagaman bangsa adalah menyelesaikan
persoalan yang berkaitan dengan keberagaman dan
penguataan ideologi.
Tanpa penguatan ideologi, kemungkinan proses menjaga
keberagaman akan gagal. Kasus konflik sosial berlatar
belakang perbedaan masih kerap terjadi dimasyarakat
Indonesia. Pola tersebut akan terus terjadi ketika pemerintah
absen di dalam menyelesaikan kekisruhan yang muncul di
tengah masyarakat. Ke depan masalah yang dihadapi bangsa
Indonesia akan begitu banyak. Potensi memecah-belah
keberagaman, tentu masih selalu terbuka.
Oleh karena itu, generasi muda perlu diberi tempat yang
memadai untuk ikut menjaga keutuhan bangsa dengan saling
menghargai keberagaman. Mengapa generasi muda? Karena
generasi muda pemilik jaman. Selain memiliki gagasan
pembaruan, generasi muda juga berpotensi menawarkan
metode baru dalam menjaga keberagaman bangsa. Untuk itu,
generasi muda harus terlibat aktif merawat keberagaman
dengan cara mengelola potensi keberagaman, menjungjung
tinggi kesatuan dan persatuan. Mengajarkan generasi muda
secara bijak dan arif melihat persoalan keberagaman serta
penuh kreativitas, toleran dan cinta keberagaman.
Sebagai contoh, generasi muda dapat memanfaatkan
perkembangan teknologi dan informasi untuk menahan diri
menyebarkan berita hoax yang berbau SARA. Di samping itu,
juga diperlukan penyegaran dan penguatan kembali
pemahaman wawasaan kebangsaan. Bagaimanapun
keberagaman bangsa telah menghasilkan sejumlah
pencapaian yang penting, antara lain kebebasan
memeluk agama, termasuk di dalamnya kebebasan pendapat,
berserikat, dan berbudaya. Dengan modal kebebasan itu, kita
memiliki peluang bersama-sama membuang kerikil bahkan
batu sekalipun dari jalan perubahan yang kita sepakati
bersama.
Integrasi sosial
Fakta sosiologis bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
plural dan tidak mungkin diseragamkan apalagi dengan
menggunakan instrumen konstitusi negara. Merawat Indonesia
yang plural, toleran, dan damai hanya bisa dilakukan jika
elemen bangsa mampu menumbuhkan kesadaran orisinal
untuk mengakui keberagaman, menegaskan jaminan hak,
kesempatan dan akses yang setara.
Kesadaran orisinal semacam itu yang sekarang telah terkikis
dalam kehidupan berbangsa. Bukan saja di kalangan
masyarakat umum, tapi juga di kalangan para penyelenggara
negara itu sendiri. Oleh karena itu, satu cara merawat
keberagaman dengan menciptakan Integrasi sosial berbasis
kebudayaan.
Secara sosiologis beberapa faktor mempermudah terjadinya
integrasi sosial dalam masyarakat, yaitu: Pertama, menguatkan
sikap toleransi di antara kelompok yang berada dalam
masyarakat. Tranformasi nilai tolerasi merupakan syarat mutlak
melakukan integrasi sosial kebudayaan. Kedua, memberi
kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi,
sosial, politik dan memilih agama serta kepercayaan masing
masing tampa intervensi dan diskriminasi.
Ketiga, menumbuhkan sikap saling menghargai terhadap
kebudayaan yang didukung oleh masyarakat lain dengan
mengakui kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Keempat, saling menunjukan sikap terbuka dari golongan yang
berkuasa dalam masyarakat, yang antara lain diwujudkan
dalam pemberian kesempatan yang sama bagi golongan
minoritas dalam berbagai bidang kehidupan sosial.
Kelima, melakukan sosialisasi pengetahuan dan kebudayaan
masing-masing kelompok melalui berbagai penelitian
kebudayaan khusus (subcultures). Keenam, integasi sosial
dapat dilakukan melalui perkawinan campuran antarberbagai
kelompok yang berbeda kebudayaan. Dan, ketujuh, bersatu
mencegah adanya ancaman musuh bersama dari luar
kelompok dan bersama-sama menghadapi musuh dari luar
yang membahayakan masyarakat.
Sebagai penutup, kita berkewajiban merawat keberagaman,
seperti halnya berkewajiban membela bangsa mengusir
penjajah. Warisan keberagaman mesti dirawat sampai kapan
pun dan dengan cara apa pun. Merdeka!
* Mustaqim Abubakar, mahasiswa Magister Sosiologi
Pedesaan IPB Bogor, Wasekjed DPP Partai SIRA. Email:
mustaqim_23@apps.ipb.ac.id

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Merawat


Keberagaman, http://aceh.tribunnews.com/2018/10/16/merawat-keberagaman.

Editor: bakri
Keberagaman
Indonesia Harus Tetap
Dijaga
Sabir Laluhu
Sabtu, 5 Mei 2018 - 21:42 WIB
views: 15.317
JAKARTA - Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah bersama
sejumlah tokoh mendorong keberagaman Indonesia harus terus
dan tetap dijaga, serta dirayakan dengan kegembiraan.

Hal tersebut mengemuka saat acara 'Tasyakuran Milad 86 Tahun


Pemuda Muhammadiyah' di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah,
Menteng, Jakarta, Sabtu (5/5/2018).

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar


Simanjuntak membeberkan, Tasyakuran Milad 86 Tahun Pemuda
Muhmmadiyah kali ini mengambil tema 'Menggembirakan
Keberagaman, Memajukan Indonesia'.
Menurutnya, ada alasan penting tema tasyakuran diangkat.
Indonesia, kata dia, adalah bangsa dan negara yang terdiri dari
beragam suku bangsa hingga agama. Kalau dicari perbedaan maka
Muhammadiyah misalnya dengan Nahdlatul 'Ulama (NU) tentu ada
perbedaan. Tapi bukan perbedaan yang dikedepankan.

Dua organisasi besar ini mampu menjadi lokomotif dalam menjaga


keutuhan umat dan menggalang persatuan dan kesatuan untuk
Indonesia. "Indonesia itu satu, kita beragam tapi kita satu
Indonesia. Jangan rusak keberagaman itu. Jadi mari kita
menggembirakan keberagaman untuk sama-sama memajukan
Indonesia," tegas Dahnil.

Dalam konteks kebangsaan, kenegaraan, dan politik di tahun politik


bertepatan dengan Pilkada Serentak 2018 serta Pemilu dan Pilpres
2019 kondisi saat ini diisi saling serang dan kecenderungan
perbedaan lebih dikendepankan. Kondisi tersebut bahkan menjalar
dari media sosial hingga dunia nyata. Para politikus, para
simpatisan, hingga masyarakat umum cenderung terbawa
perasaan sehingga menimbulkan gesekan.

"Seperti tidak ada ruang untuk bercanda, tidak ada ruang untuk
bergembira. Semuanya baper. Salah candaan, (dilaporkan)
penghinaan. Ini berbahaya sekali. Silakan berpolitik tapi jangan
sekali-sekali merusak NKRI, bermusuhan dan merusak
keberagaman," tegasnya.
Padahal, lanjut Dahnil, kalau dilihat secara saksama maka bisa
diketahui bahwa orang-orang NU, Muhmmadiyah, hingga orang-
orang beragama lain semisal Katolik pun suka bercanda. Artinya
semuanya suka bercanda dengan penuh makna dan saling
menjaga keberagaman.

"Jadi kurang bergembira republik ini. Gara-gara apa? Gara-gara


kita ditakut-takuti perbedaan. Padahal perbedaan itu,
keberagamaan itu harus kita gembirakan," paparnya.

Kehadiran Zulkifli Hasan yang merupakan kader Muhammadiyah


tulen, Cak Imin sebagai kader NU tulen, dan Ignasius Jonan
sebagai perwujudan penganut Katolik yang menjunjung toleransi
adalah sebuah representasi PP Pemuda Muhammadiyah
menghadirkan keberagaman dengan kegembiraan untuk saling
menjaga Indonesia.

(pur)
TUGAS : KEBERAGAMAN INDONESIA

OLEH :
AMANDA SHAFA MALIKA
KELAS : 7.4
MTSn 39 JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai