Anda di halaman 1dari 3

Nama : I PUTU GEDE PANDE ANDIKA PRASETYA

NIM : 045243035
Mata kuliah : Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

1. Hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan umum adalah suatu proses pembelajaran yang


digunakan sebagai upaya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas dari para peserta
didik dengan interaksi yang menghasilkan pengalaman belajar.
Contoh : Seorang guru sedang melakukan proses belajar mengajar kepada siswanya di
sekolah
Masyarakat Indonesia telah memahami sekali akan kaya suku serta budaya yang
dimiliki negeri ini. Beraneka macam bahasa serta norma adat istiadat yang beragam
sesuai dengan kebudayaannya. Selama proses berbudaya ternyata tidak hanya membentuk
keselarasan, tetapi juga terdapat permasalahan kebudayaan yang menjadikan perbedaan
dan pertentangan tertentu itu terjadi.
Perbedaan relevansi ini terbilang pada sifat karakter manusia, di sisi lain terdapat
persamaan kepentingan juga. Dengan demikian, kita mengetahui persoalan budaya global
dan berbagai permasalahan yang terlihat dari penyebarannya. Berikut tiga persepsi yang
perlu kita ketahui sebagai asal mula permasalahan budaya di Indonesia
Masyarakat Indonesia telah memahami sekali akan kaya suku serta budaya yang
dimiliki negeri ini. Beraneka macam bahasa serta norma adat istiadat yang beragam
sesuai dengan kebudayaannya. Selama proses berbudaya ternyata tidak hanya membentuk
keselarasan, tetapi juga terdapat permasalahan kebudayaan yang menjadikan perbedaan
dan pertentangan tertentu itu terjadi.
Perbedaan relevansi ini terbilang pada sifat karakter manusia, di sisi lain terdapat
persamaan kepentingan juga. Dengan demikian, kita mengetahui persoalan budaya global
dan berbagai permasalahan yang terlihat dari penyebarannya. Berikut tiga persepsi yang
perlu kita ketahui sebagai asal mula permasalahan budaya di Indonesia
Masyarakat Indonesia telah memahami sekali akan kaya suku serta budaya yang
dimiliki negeri ini. Beraneka macam bahasa serta norma adat istiadat yang beragam
sesuai dengan kebudayaannya. Selama proses berbudaya ternyata tidak hanya membentuk
keselarasan, tetapi juga terdapat permasalahan kebudayaan yang menjadikan perbedaan
dan pertentangan tertentu itu terjadi.
Perbedaan relevansi ini terbilang pada sifat karakter manusia, di sisi lain terdapat
persamaan kepentingan juga. Dengan demikian, kita mengetahui persoalan budaya global
dan berbagai permasalahan yang terlihat dari penyebarannya. Berikut tiga persepsi yang
perlu kita ketahui sebagai asal mula permasalahan budaya di Indonesia
Masyarakat Indonesia telah memahami sekali akan kaya suku serta budaya yang
dimiliki negeri ini. Beraneka macam bahasa serta norma adat istiadat yang beragam
sesuai dengan kebudayaannya. Selama proses berbudaya ternyata tidak hanya membentuk
keselarasan, tetapi juga terdapat permasalahan kebudayaan yang menjadikan perbedaan
dan pertentangan tertentu itu terjadi.
Perbedaan relevansi ini terbilang pada sifat karakter manusia, di sisi lain terdapat
persamaan kepentingan juga. Dengan demikian, kita mengetahui persoalan budaya global
dan berbagai permasalahan yang terlihat dari penyebarannya. Berikut tiga persepsi yang
perlu kita ketahui sebagai asal mula permasalahan budaya di Indonesia.
2. Bangsa Indonesia merupakan kesatuan dari banyak suku bangsa di wilayah Indonesia yang
telah mengukuhkan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat. Dalam lingkup kebangsaan,
keseluruhan suku bangsa tersebut memiliki persamaan dan kesetaraan dalam segala bidang.
Artinya, tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah. Persamaan dan
kesetaraan tersebut perlu dihormati dan dihargai oleh setiap suku bangsa tersebut. Tanpa
adanya rasa menghormati dan menghargai antarsesama suku bangsa tersebut, akan
membuat persatuan dan kesatuan dalam bangsa Indonesia akan terganggu. Untuk menjaga
keutuhan bangsa Indonesia, setiap suku bangsa juga perlu menghindari berbagai sikap yang
mampu mengorek sensitivisme dalam berbudaya, salah satunya adalah etnosentrisme,
prejudis (prasangka), dan diskriminasi. Mengapa demikian? Simak penjelasan berikut ya.
 Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan sikap yang memandang budayanya sendiri lebih baik dan
lebih tinggi dibandingkan dengan budaya kelompok masyarakat lain. Sikap
etnosentrisme cenderung membuat suatu kelompok masyarakat memandang
budaya lain lebih rendah sehingga dapat memicu timbulnya pertikaian antara
kelompok masyarakat. Contoh etnosentrime, yaitu:
1) Adanya keharusan untuk menikah dengan perempuan atau laki-laki dari
kebudayaan yang sama.
2) Sistem kasta yang menganggap kelompok brahmana lebih agung dibandingkan
dengan kelompok pedagang.
 Prejudis (Prasangka)
Prasangka merupakan anggapan yang kurang baik terhadap sesuatu sebelum
mengetahui kebenarannya. Pada hal ini, suatu kelompok masyarakat hanya
mengikuti anggapannya sendiri tanpa berusaha untuk mengenal lebih dalan
kelompok masyarakat lain. Umumnya, prasangka tersebut bersifat negatif sehingga
dapat menimbulkan permasalahan dan pertikaian antara kelompok masyarakat.
Contoh prasangka adalah adanya kekhawatiran suatu kelompok masyarakat pada
tindakan yang akan dilakukan oleh kelompok masyarakat lain.
 Diskriminasi
Diskriminasi merupakan wujud dari prasangka yang menyebabkan pembedaan
perlakuan terhadap suatu kelompok masyarakat tersebut. Pembedaan perlakuan
tersebut tidak hanya terlihat dari sikap sentimen yang tertutup saja, melainkan juga
menunjukkan sikap yang terbuka seperti kekerasan secara fisik. Diskriminasi
didasarkan pada beragam hal, seperti warna kulit, suku, agama, golongan, dan lain
sebagainya. Contoh sikap diskriminasi adalah seorang siswa mengolok-olok
temannya karena memiliki logat dan warna kulit yang berbeda.
Ketiga sikap tersebut termasuk sikap yang perlu dihindari untuk menjaga keutuhan
bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam suku bangsa dan kelompok. Selain itu,
ketiga sikap tersebut juga dapat menyebabkan terjadi pertikaian dan bentrok
antarkelompok masyarakat.
3. Secara keseluruhan tidak, sedangkan secara sebagian iya. pada peradaban kemajuan
teknologi saat ini, merupakan zaman dimana semua kemudahan ditemui, kemudahan -
kemudahan tersebut akan berkembang dari masa ke masa mendatang untuk lebih
memajukan serta kembali berfungsi untuk memudahkan aktivitas manusia. Dapat dikatakan
mengenai kemajuan teknologi tidak sebanding dengan kualitas manusia secara keseluruhan,
hanya sebagian saja dapat merasakan kemajuan teknologi dengan berbagai kemudahan
didalamnya, sedangkan sebagain besar tidak dapat merasakan, sebagai contoh kasus.
sulitnya para masyarakat pedalaman untuk mendapatkan akses internet disaat
pembelajaran online, ini diakibatkan karena pemerintah hanya fokus membangun
infrastruktur internet pada masyarakat perkotaan dan tidak merata dalam memperhatikan
pembangunan di daerah terpencil, berdampak pada kualitas peradaban manusia yang tidak
sebanding dengan peradaban kualitas manusia di tempat yang mendapatkan perhatian
pemerintah dengan baik.

Referensi : BMP Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar terbitan Universitas Terbuka dan dari
referensi artikel yang saya baca, serta dilengkapi dengan pendapat saya.

Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai