Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RACHEL BRITTANIA

NIM : 043596383
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM S1
UPBJJ-UT : Jakarta
TUGAS 1 ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

Soal:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan umum
dan berikan contoh yang berkaitan dengan lingkungan sekitar anda!

2. Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari kekayaan
negara kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap
etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber permasalahan bagi
bangsa Indonesia. Berikan contoh kasus untuk memperjelas jawaban Anda!

3. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat akan tetapi hal itu
berbanding terbalik dengan kondisi moral manusia, cukup banyak terjadi krisis moral
di Era sekarang. Menurut Anda, apakah kemajuan teknologi saat ini sebanding
dengan kualitas peradaban manusia secara keseluruhan, atau bahkan sebaliknya?
Jelaskan dan berikan contoh kasus untuk memperjelas jawaban Anda!
Jawaban:

1. Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran sebagai upaya untuk


mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dengan menghasilkan
pengalaman belajar. Di Indonesia menginginkan pendidikan yang lebih baik sehingga
hal inilah yang melatar belakangi terjadi nya pergantian kurikulum secara terus
menerus. Salah satu tujuan pendidikan nasional agar peserta didik memiliki wawasan
keunggulan, harmonis dengan lingkungan alam, memiliki tanggung jawab sosial, dan
memiliki semangat kebangsaan. Dengan mengkaji goal (tujuan) berdasarkan harkat
atau tingkat urgensinya terhadap tujuan pendidikan nasional maka akan sangat jelas
bahwa pemahaman hakikat pendidikan nilai menjadi utama dan fudemental dalam
pendidikan.

2. Masyarakat Indonesia sudah menyadari begitu kaya suku dan budaya yang dimiliki
negri ini. Berbagai bahasa dan adat istiadat pun beragam sesuai dengan kebudayaan
nya. Dalam proses berbudaya ternyata tidak hanya menciptakan harmonisasi, namun
juga tercipta permasalahan kebudayaan yang menjadikan perbedaan dan pertentangan
tertentu.
Perbedaan kepentingan ini termasuk dalam sifat naluriah manusia, disamping adanya
persamaan kepentingan. Untuk itu, kita mengenal persoalan budaya global dan
berbagai permasalahan yang muncul dari penyebarannya. Terdapat 3 konsep yang
harus kita ketahui sebagai sumber permnasalahan budaya di Indonesia.

1. Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan kecenderungan untuk memamndang budaya sendiri
lebih baik dibanding budaya lainnya, sehingga menggunakan acuan standard dan
nilai sendiri untuk menilai orang yang bukan termasuk kelompok budaya nya.
Dalam hal ini, etnosentrisme meyakini bahwa adanya superioritas antara
kelompok etnis dan kelompok budaya sendiri, serta menganggap kelompok lain
lebih buruk. (Myers, 2012)
Gejala etnosentrisme mulai muncul dan menyebar di berbagai daerah Indonesia
dalam bentuk manifestasi masalah dalam berbagai bentuk yang begitu kompleks.
Munculnya etnosentrisme di Indonesia dipengaruhi oleh budaya politik pluralitas
masayarakat Indonesia. Efek dari kebijakan yang diambil secara gegabah, serta
adanya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerahnya.
Beberapa contoh etnosentrisme budaya di Indonesia pada saat ini yaitu pemilihan
kepala daerah yang berorientasi dari kelompok tertentu, pada birokrasi dan
perekrutan pegawai, pengisian badan legislatif daerah, dan proses pemekaran
daerah tertentu.
2. Prejudis
Prejudis adalah sikap yang menilai lebih rendah sebuah kelompok tertentu karena
asumsi dari perilaku, nilai, dan kebiasaan dari kelompok tersebut. Prejudis ini juga
biasa dikenal dengan prasangka yang biasanya mengarah kepada ide atau persepsi
buruk yang dimiliki seseorang terhadap kelompok masyarakat.
Prejudis juga dianggap sebagai pengambilan sikap yang memunculkan
kesalahpahaman dan konflik dalam kehidupan bermasyarakat. Biasanya ditandai
dengan kurangnya melihat persepsi buruk karena tingkah laku tanpa memikirkan
latar belakang dan budaya yang ada di kelompok lain.
Prasangka yang terjadi sebagian besar bersifat apriori yang berarti mendahulukan
pengalaman dan mengambil hasil langsung dari pola orang lain. Sikap ini dinilai
terlalu terburu-buru sehingga dinilai seakan adanya generalisasi dalam sebuah
kelompok, proses simplikasi yang terlalu cepat dan sifat yang berat sebelah.
Dalam kejidupan masyarakat Indonesia, Prejudis atau prasangka juga didasari
oleh emosi dan unsru efektif yang memperkuat.
Pada budaya di Indonesia, beberapa sumber permasalahan prejudis ini muncul
tentang adat dari suku tertentu. Hal ini biasanya dilihat dari tingkah laku
kehidupan suatu kelompok budaya tertentu. Contohnya, Pada orang Jawa terkenal
dengan sikap yang lembut namun pendendam, orang Sunda dikenal dengan “tekor
asal kasohor”, orang Batak terkenal berbudaya namun memiliki pembawaan yang
kasar.

3. Diskriminasi
Diskriminasi ditandai dengan kebijakan atau praktik yang mencederai sebuah
kelompok budaya dan anggotanya. Hal ini merujuk pada perlakuan yang
menjelekan suatu kelompok tertentu. Diskriminasi juga biasanya memiliki sifat
realistis berdasarkan fisik atau perilaku kelompok tertentu dan menjadi sebuah
olokan bagi kelompok tertentu. Dibeberapa negara, diskriminasi memiliki hukum
tersendiri agar mencegah tindakan yang melebihi hal sewajarnaya. Diskriminasi
ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Diskriminasi kasar dan langsung yang didasari oleh kebencian suatu hal dalam
kelompok tertentu, sehingga menyerang suatu kelompok etnis tertentu.
Biasanya hal ini bisa ditangani oleh hukum dibeberapa negara.
2. Diskriminasi halus dan tidak langsung adalh melakukan tindakan diskriminasi
dalam konteks yang menyindir suatu kalangan tertentu, bisa berbentuk
perkataan dan juga tindakan tertentu pula. Tidak adanya peraturan dan hukum
tertulis tentang ini menjadikan dsikriminasi sering dianggap buah bibir saja.
Di Indonesia, tindakan dari diskriminasi ini sudah berlangsung lama.

Contohnya, pada tahun 1998 kelompok etnis China dilakukan pencibiran


bahkan pembunuhan karena dianggap merugikan warga Indonesia. Sehingga
diskriminasi warga etnis China diatur dalam intruksi presiden tentang
pelarangan melakukan ekspresi budaya di Indonesia.
3. Menurut saya tidak karena teknologi sendiri merupakan bagian dari suatu
peradaban juga. Peradaban sendiri merupakan istilah lain dari “kebudayaan” di
kalangan akademis. Jika produk dari sebuah teknologi dijadikan indikator
kemajuan peradaban, maka seharusnya peradaban manusia saat ini sudah
sangat maju. Tetapi menurut saya belum sampai ke puncak kemajuan
dikarenakan manusia masih memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi dan
banyaknya kebutuhan hidup sehingga kreativitas manusia pun akan terus
berkembang dan karena nya teknologi juga akan terus berkembang.
Selama manusia tidak menyepakati ukuran ukuran kebaikan, keburukan atau
kebenaran yang sama, rasanya sulit untuk menilai apa peran dan dampak
teknologi pada kemajuan peradaban.

Anda mungkin juga menyukai