Anda di halaman 1dari 3

SENI DAN BUDAYA DASAR

Nuansa pendidikan di Indonesia yan berjiwa liberal masih bercirikan .1


fragmentasi/spesialisasi dan dominasi mata pelajaran tertentu, sehingga
menimbulkan pengalaman siswa yang terfragmentasi. Situasi ini pasti
membutuhkan pemecahan masalah (troubleshooting) yang sudah terlacak. Melihat
Tujuan (goals) berdasarkan tingkat nilainya/urgensinya terhadap tujuan
pendidikan nasional, menjadi sangat jelas bahwa pemahaman hakikat pendidikan
nilai merupakan hal yang paling penting dan mendasar dalam pendidikan.
Berdasarkan pemikiran ini, hakikat pendidikan umum sebagai budaya anti-
kebebasan dapat dipelajari. Sudah saatnya kini, pendidikan nilai dilekatkan dalam
pembelajaran yang integratif. Melalui pendidikan nilai, tujuan mulia pendidikan
akan kenyataan secara paripurna karena keseimbangan antara kecerdasan watak
dan kecerdasan otak menjadi kekuatan yang menghasilkan bangsa besar yang
beradab. People can change me too/we are, perubahan peradaban terjadi setiap
waktu, lalu kita ada di posisi mana?. Kita mengikuti perubahan tersebut secara
adaptif namun pokok penting (hakikat) pendidikan nilai jangan tercerabut dari
akarnya. Baikya kita fahami pernyataan sederhana “Event just a little because
everthing a live determinant by that” (Daisaku Ikeda), segala sesuatu bermula dari
yang sederhana/kecil, kehidupan itu justru bermula dari hal yang kecil itu. Insan
pendidikan tentunya memiliki beban yang lebih dalam memasyarakat pendidikan
umum (including pendidikan nilai). Karena dibahunya pendidikan dipikul dan
.dibawa kearah tujuan yang diharapkan

Sumber :
Karyono, T., & Masalah, L. (n.d.). HAKEKAT PENDIDIKAN NILAI
DALAM PENDIDIKAN UMUM.
http://file.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/196
611071994021-TRI_KARYONO/Memahami__%27values
%27_dalam_Pendidikan_.TRI_KARYONO.pdf
Contoh :
Seorang guru sedang melakukan proses belajar mengajar kepada siswanya
di sekolah. Seperti contoh melakukan presentasi di kelas. Disini para siswa
belajar dengan membuat kelompok dalam kelompok tersebut mereka akan
mempresentasikan hasil karya atau tugas yang telahdibuat. Dengan itu
mereka akan melakukan tanya jawab yang akan menumbuhkan rasa
kebersamaan dalam menjawab pertanyaan dari teman-teman yang lain
selain itu mereka akan menjawab dengan hasil pemikiran mereka yang
kreatif sehingga dapat diterima oleh teman-temannya yang lain.

1. Masyarakat Indonesia sudah menyadari begitu banyaknya keberagaman


yang dimiliki negeri ini. Dalam proses berbudaya ternyata tidak
hanya menciptakan harmonisasi, namun juga tercipta permasalahan
kebudayaan yang menjadikan perbedaan dan pertentangan tertentu.
Perbedaan kepentingan ini termasuk dalam sifat naluriah manusia,
disamping adanya persamaan kepentingan. Untuk itu,
kitamengenal persoalan budaya global dan berbagai permasalahan
yang muncul daripenyebarannya. Terdapat 3 konsep yang harus kita
ketahui sebagai sumber permasalahan budaya di Indonesia.
a) Gejala etnosentrisme
Mulai muncul dan menyebar di berbagai daerah Indonesia dalam
bentuk manifestasi masalah dalam berbagai bentuk yang begitu
kompleks. Munculnya Etnosentrisme di Indonesia dipengaruhi
oleh budaya politik,pluralitas masyarakat di Indonesia, Efek
dari kebijakan yang diambil secara gegabah, serta adanya
kebijakan desentralisasi dan otonomi daerahnya. Beberap acontoh
etnosentrisme pada budaya di Indonesia saat ini yaitu pemilihan kepala
daerah yang berorientasi dari kelompok tertentu, pada birokrasi dan
perekrutan pegawai, pengisian badan legislatif daerah, dan proses
pemekaran daerah tertentu.

b) Prejudis
Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, prejudis atauprasangka
juga didasari oleh emosi dan unsur efektif yang memperkuat. Pada
budaya Indonesia, beberapa sumber permasalahan prejudis ini muncul
tentangadat dari suku tertentu. Hal ini biasanya dilihat dari tingkah
laku kehidupan suatukelompok budaya tertentu. Contohnya, Pada
orang Jawa terkenal dengan sikap yang lembut namun pendendam,
orang Sunda dikenal dengan “tekor asalkasohor”, orang Batak
terkenal berbudaya namun memiliki pembawaan yang kasar.
c) Diskriminasi
Di Indonesia, tindakan dari diskriminasi ini sudah berlangsung lama.
Contohnya,pada tahun 1998 kelompok etnis China dilakukan
pencibiran bahkan pembunuhan karen dianggap merugikan warga
Indonesia sendiri, Sehingga diskriminasi warga etnis China diatur
dalam intruksi Presiden tentang pelarangan melakukanekspresi budaya
di Indonesia.

2. Sebenarnya saya masih bingung karena setahu saya, teknologi itu sendiri
adalah bagian dari peradaban. Jika produk teknologi dijadikan sebagai
indikator perkembangan peradaban, peradaban manusia saat ini sudah
sangat maju. Namun pada kenyataannya semua orang memiliki rasa ingin
tahu dan kebutuhan hidup, kreativitas manusia terus berkembang dan oleh
karena itu teknologi terus berkembang. Artinya manusia belum mencapai
puncaknya dan manusia masih berevolusi. Jika moralitas berarti kualitas
peradaban, fakta sejarah menunjukkan bahwa bahkan hingga saat ini tidak
ada satu pun doktrin (kriteria) moral yang diterima oleh seluruh umat
manusia. Sampai orang dapat menyepakati standar yang sama baik, jahat
atau kebenaran, akan sulit (jika bukan tidak mungkin) untuk menilai peran
dan dampak teknologi pada perkembangan peradaban, terutama moralitas.
Misalnya, di masa lalu, ketika Anda ingin berkomunikasi dengan keluarga
jauh melalui surat dan butuh waktu yang cukup lama sebelum surat itu
sampai ke penerima. Sekarang kalau mau berita tinggal telpon/kirim pesan
di handphone dan tidak butuh waktu lama karena teknologi semakin
berkembang saat ini, bisa saling tatap muka sambil menelpon yang biasa
disebut video call.

Anda mungkin juga menyukai