Anda di halaman 1dari 5

Nama: Devi Adetya

Nim: 045174399
Kode Matakuliah: MKDU4109.237
Tugas ke: 1
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan
umum dan berikan contoh yang berkaitan dengan lingkungan sekitar anda!
Jawaban:
Pendidikan nilai merupakan isi dari pendidikan umum. Dengan
memberikan
pendidikan tentang nilai-nilai maka keberhasilan tingkat penyampaiannya
berpengaruh terhadap tingkat pencapaian tujuan pendidikan umum. Dapat
juga dikatakan bahwa pendidikan nilai merupakan bagian dari tujuan
pendidikan umum.
Pendidikan umum adalah untuk mengembangkan nilai-nilai dan
keterampilan sosial peserta didik agar dapat hidup bersama dalam suatu
masyarakat. Dengan demikian nilai-nilai yang mendukung keterampilan sosial
individu harus ditanamkan sedemikian rupa di dalam pendidikan umum itu sendiri
melalui pendidikan nilai.

Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, dan


moral. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber
pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada
alam pikiran (BP-7,1993:25). Sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk
Tuhan yang bebas merdeka, di dalam diri manusia terdapat kemerdekaan
untuk memilih nilai dan norma yang dijadikan pedoman berbuat,
bertingkah laku dalam hidup bersama dengan manusia lain.

Sumber Referensi: MKDU4109/MODUL 1


Contoh yang ada lingkungan sekitar:
Yaitu misalkan para pemuda melakukan kerja bakti untuk membersihkan selokan
yang kotor dan banyak sampah yang sudah menumpuk sehingga menimbulkan
banjir saat hujan turun. Selain itu mereka berinisiatif membantu orang-orang
yang terkena banjir dengan memberikan makanan dan sembako untuk dibagikan
kepada korban banjir. Disini peran pendidikan sangat mendukung perilaku
mereka. Pendidikan yang baik akan menghasilkan orang-orang yang baik juga
dan bertanggungjawab akan tugasnya.

Dari pengalaman belajar dalam dunia pendidikan tersebut mereka melakukan


halnya yang baik yang dapat diterima masyarakat sekitar dengan baik hal inilah
yang harus di tingkatkan oleh semua orang agar terjalin hidup yang baik dengan
pendidikan yang bermutu.

2. Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari
kekayaan negara kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang
memunculkan sikap etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi. Jelaskan
bagaimana etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber
permasalahan bagi bangsa Indonesia. Berikan contoh kasus untuk memperjelas
jawaban Anda!
Jawaban:
Masyarakat Indonesia sudah menyadari begitu banyaknya keberagaman yang
dimiliki negeri ini. Dalam proses berbudaya ternyata tidak hanya menciptakan
harmonisasi, namun juga tercipta permasalahan kebudayaan yang menjadikan
perbedaan dan pertentangan tertentu. Perbedaan kepentingan ini termasuk
dalam sifat naluriah manusia, disamping adanya persamaan kepentingan. Untuk
itu, kita
mengenal persoalan budaya global dan berbagai permasalahan yang muncul
dari
penyebarannya. Terdapat 3 konsep yang harus kita ketahui sebagai sumber
permasalahan budaya di Indonesia.
1. Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan kecenderungan untuk memandang budaya sendiri
lebih baik dibanding budaya lainnya, sehingga menggunakan acuan standard
dan nilai
sendiri untuk menilai orang yang bukan termasuk kelompok budayanya. Dalam
hal ini, etnosentisme meyakini bahwa adanya superioritas antara kelompok etnis
dan kelompok budaya sendiri, serta menganggap kelompok lain lebih buruk.
(Myers, 2012) Dari pengertian tersebut, permasalahan akan tumbuh antara
kelompok budaya untuk saling menjelekkan satu dengan yang lain. Menurut
Hooghe (2008) mengemukakan terdapat 2 komponen utama yang menyebabkan
etnosentrisme terjadi berdasarkan pendekatan empirisnya, yaitu:
1) Etnosentrisme sebagai kebudayaan yang percaya bahwa sebuah nilai, norma
dan budaya yang dimiliki kelompoknya lebih baik dari pada budaya lain.
Hal ini biasanya ditonjolkan dengan hasil karya budaya tersebut seperti simbol
keagamaan, pakaian, atau keberadaan hidup suatu kelompok.
2) Etnosentrisme juga bisa dilihat dari ekonominya, yaitu adanya anggapa
tentang kelompok lain adalah pesaing dan kelompoknya membatasi ruang
ekonomi tersebut dengan hanya menganggap kelompoknya saja. Biasanya
terjadi dalam perekrutan tenaga kerja. Terjadinya etnosentrisme juga membawa
pengaruh buruk bagi lingkungan sekitarnya. Menurut Ahmadi (2007), beberapa
aspek yang bisa menyebabkan etnosentrisme yaitu:
1) Perbedaan fisik atau biologis,
2) Perbedaan lingkungan atau geografisnya,
3) Perbedaan kelas dan status sosial,
4) Perbedaan kepercayaan dan agama yang dianut,
5) Perbedaan nilai dan norma dalam sosial.
Gejala etnosentrisme mulai muncul dan menyebar di berbagai daerah Indonesia
dalam bentuk manifestasi masalah dalam berbagai bentuk yang begitu kompleks.
Munculnya Etnosentrisme di Indonesia dipengaruhi oleh budaya politik, pluralitas
masyarakat di Indonesia, Efek dari kebijakan yang diambil secara gegabah, serta
adanya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerahnya. Beberapa contoh
etnosentrisme pada budaya di Indonesia saat ini yaitu pemilihan kepala daerah
yang berorientasi dari kelompok tertentu, pada birokrasi dan perekrutan pegawai,
pengisian badan legislatif daerah, dan proses pemekaran daerah tertentu.
2. Prejudis
Prejudis adalah sikap yang menilai lebih rendah sebuah kelompok tertentu
karena asumsi dari perilaku,nilai, dan kebiasaan dari kelompok tersebut. Prejudis
ini juga
biasa dikenal dengan prasangka yang biasanya mengarah kepada ide atau
persepsi buruk yang dimiliki seseorang terhadap kelompok masyarakat. Prejudis
juga dianggap sebagai pengambilan sikap yang memunculkan kesalahpahaman
dan konflik dalam berkehidupan masyarakat. Biasanya ditandai dengan
kurangnya
melihat persepsi buruk karena tingkah laku tanpa memikirkan latar belakang dan
budaya yang ada di kelompok lain. Prasangka yang terjadi sebagian besar
bersifat
apriori yang berarti mendahulukan pengalaman dan mengambil hasil langsung
dari pola orang lain. Sikap ini dinilai terlalu terburu-buru sehingga seakan adanya
generalisasi dalam sebuah kelompok, proses simplikasi yang terlalu cepat dan
sifat yang berat sebelah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, prejudis
atau
prasangka juga didasari oleh emosi dan unsur efektif yang memperkuat. Pada
budaya Indonesia, beberapa sumber permasalahan prejudis ini muncul tentang
adat dari suku tertentu. Hal ini biasanya dilihat dari tingkah laku kehidupan suatu
kelompok budaya tertentu. Contohnya, Pada orang Jawa terkenal dengan sikap
yang lembut namun pendendam, orang Sunda dikenal dengan “tekor asal
kasohor”, orang Batak terkenal berbudaya namun memiliki pembawaan yang
kasar.
3. Diskriminasi
Diskriminasi ditandai dengan kebijakan atau sebuah praktik yang mencederai
sebuah kelompok budaya dan anggotanya. Hal ini merujuk pada perlakuan yang
menjelekkan suatu kelompok tertentu. Diskriminasi juga biasanya memiliki sifat
realistis berdasarkan fisik atau perilaku kelompok tertentu dan menjadi sebuah
“olokan” bagi kelompok tertentu. Di beberapa negara, diskriminasi memiliki
hukum tersendiri agar mencegah tindakan yang melebihi dari hal sewajarnya.
Diskriminasi ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Diskriminasi kasar dan langsung yang didasari oleh kebencian suatu hal
dalam kelompok tertentu, sehingga menyerang suatu kelompok etnis tertentu
Biasanya hal ini bisa ditangani oleh hukum di beberapa negara.
2) Diskriminasi halus dan tidak langsung adalah melakukan tindakan diskriminasi
dalam konteksyang menyindir suatu kalangan tertentu, bisa berbentuk perkataan
dan juga tindakan tertentu pula. Tidak adanya peraturan dan hukum tertulis
tentang ini menjadikan diskriminasi sering dianggap buah bibir saja.
Di Indonesia, tindakan dari diskriminasi ini sudah berlangsung lama. Contohnya,
pada tahun 1998 kelompok etnis China dilakukan pencibiran bahkan
pembunuhan karena dianggap merugikan warga Indonesia sendiri. Sehingga
diskriminasi warga etnis China diatur dalam intruksi Presiden tentang pelarangan
melakukan ekspresi budaya di Indonesia.
Sumber: Referensi:
Buku Materi Pokok MKDU4109
Nisaa Arifiani. 2017. Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme.
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/download/
148/140
Repository.radenfatah/Diskriminasi Ras dan Etnis-Skripsi
business-law.binus.ac.id/korelasi-peradaban-manusia-dan-teknologi/

4. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat akan tetapi hal
itu berbanding terbalik dengan kondisi moral manusia, cukup banyak terjadi krisis
moral di Era sekarang. Menurut anda, apakah kemajuan teknologi saat ini
sebanding dengan kualitas peradaban manusia secara keseluruhan, atau bahkan
sebaliknya? Jelaskan dan berikan contoh kasus untuk memperjelas jawaban
anda!
Jawaban:
Sebenarnya saya masih bingung karena setahu saya, teknologi itu sendiri adalah
bagian dari peradaban juga. Jika produk teknologi dijadikan indikator kemajuan
peradaban, maka peradaban manusia saat ini sudah sangat maju. Namun pada
kenyataannya semua manusia memiliki rasa ingin tahu dan kebutuhan hidup,
kreativitas manusia akan terus berkembang dan karenanya teknologi juga akan
terus berkembang. Hal itu berarti manusia belum berada pada puncaknya dan
manusia masih akan terus berkembang. Jika yang dimaksud dengan kualitas
peradaban itu adalah moralitas, fakta-fakta sejarah menunjukkan, bahkan hingga
hari ini, tidak ada satupun doktrin (kriteria) moral yang diterima oleh semua umat
manusia. Selama manusia tidak bisa menyepakati ukuran-ukuran kebaikan,
keburukan, atau kebenaran yang sama, rasanya sulit (jika bukan mustahil) untuk
menilai apa peran dan dampak teknologi pada kemajuan peradab, khususnya
moral.
Sebagai contoh pada zaman dahulu jika ingin berkabar dengan keluarga yang
jauh melalui surat dan membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk surat
tersebut sampai ke penerima. Sedangkan sekarang jika ingin berkabar sudah
bisa lansung menelfon/mengirin pesan dengan menggunakan handphone dan
tidak membutuhkan waktu yang lama, seiring berkembangnya teknologi saat ini
menelfon bisa saling menatap wajah yang sering disebut dengan video call.
Sumber: Referensi:
Buku Materi Pokok MKDU4109
Nisaa Arifiani. 2017. Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme.
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/download/
148/140
Repository.radenfatah/Diskriminasi Ras dan Etnis-Skripsi
business-law.binus.ac.id/korelasi-peradaban-manusia-dan-teknologi/

Anda mungkin juga menyukai