Anda di halaman 1dari 6

Nama: Devi Adetya

Nim: 045174399
Kode Matakuliah: MKWU4101.423
Tugas ke: 2

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
a. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S.
Al-’Ankabut/29:45!
b. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!
c. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!
d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi
kandungan An-Nisaa’/4:59!

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri
tauladan pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka
pendidikan dan pembinaan akhlak manusia.
a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS.
An-Nahl/16:125!
b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS.
Al-Ahzab/33:21!

3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan
fenomenanya, dan yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkannya. QS. Al-Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan
dan ditundukkan Allah untuk manusia.
a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Al-Jaatsiyah 45:13
b. Jelaskan potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45:13

Jawaban:
1. a. Pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Al-Quran Surah Al-
Ankabut ayat 45 bahwa hukum syariat yang berisi hukum dan aturan dalam
menjalani kehidupan di dunia ini merupakan panduan yang menyeluruh untuk
mengatasi permasalahan yang ada harus mengikuti aturan yang ada dalam
kitab Al-Quran dan aturan islam. Contohnya adalah perintah membaca kitab
Al-Quran dan perintah untuk melaksanakan sholat untuk mencegah dari
perbuatan-perbuatan yang tidak baik, keji, dan mungkar yang dilarang oleh
agama karena saat kita sholat berarti kita mengingat Allah dan diharapkan
kita memerhatikan apa yang kita lakukan karena Allah melihat kita.
b. Wajib
Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan
pahala dan jika ditinggalkan akan diberi siksa. Contoh dari perbuatan yang
memiliki hukum wajib adalah shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan,
dan Zakat.
Mandud atau Sunah
Mandud atau sunnah ialah sesuatu perbuatan yang dituntut agama untuk
dikerjakan tetapi tuntutannya tidak sampai ke tingkatan wajib atau
sederhananya perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
jika ditinggalkan tidak akan mendapatkan siksaan tau hukuman. Contoh dari
perbuatan yang memiliki hukum mandud atau sunnah ialah shalat yang
dikerjakan sebelum/sesudah shalat fardhu.
Mubah
Ada yang mengartikan bahwa mubah adalah suatu perbuatan yang
diperbolehkan oleh agama antara mengerjakannya atau meninggalkannya.
Contoh dari mubah adalah makan, minum, bermain yang sehat dan
sebagainya.
Makruh
Perbuatan makruh adalah suatu perbuatan yang dirasakan jika
meninggalkannya itu lebih baik dari pada mengerjakannya. Contoh dari
perbuatan makruh ini adalah memakai sutra atau cincin emas bagi laki-laki.
Haram
Secara terminologi, haram adalah sesuatu yang dilarang Allah SWT dan
rasulNya. Orang yang melanggar mendapat dosa, sementara orang yang
meninggalkannya dijanjikan pahala. Menurut madzhab hanafi, hukum haram
harus didasarkan dalil qathi yang tidak mengandung keraguan sedikitpun.
Sehingga kita tidak mempermudah dalam menetapkan hukum haram.
Sumber Referensi:
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6181547/5-hukum-dalam-islam-dan-
contohnya-muslim-harus-tahu
c. Prinsip tauhid
Prinsip ini menjelaskan bahwa Allah swt adalah pencipta dan pengatur alam
semesta. Manusia adalah ciptaan Allah sehingga harus mengabdi kepada-
Nya. Prinsip ini juga menegaskan bahwa manusia untuk berhubungan
dengan Allah tidak boleh melalui perantara, langsung kepada Allah, karena
Allah maha melihat, maha mendengar dan maha mengetahui. Selanjutnya,
semua hukum yang telah ditetapkan oleh Allah adalah untuk kemaslahatan
manusia itu sendiri, bukan untuk kepentingan Allah swt.
Prinsip keadilan
Prinsip ini mengisyaratkan bahwa semua hukum Islam berlandaskan pada
keadilan. Adil pada hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri,
manusia dengan manusia lainnya, maupun manusia dengan Allah swt. Lawan
dari adil adalah dzalim, jadi tidak ada satupun dari hukum Islam yang dzalim
baik kepada individu manusia maupun masyarakat luas.
Prinsip amar makruf nahi munkar
Prinsip ini menjelaskan bahwa hukum Islam ditegakkan dengan tujuan
menyuruh manusia berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat
kejahatan. Sehingga kehidupan manusia dapat berjalan dengan aman dan
damai.
Prinsip al Hurriyah (kebebasan atau kemerdekaan)
Hukum Islam tidak diterapkan berdasarkan paksaan. Manusia memiliki
kebebasan untuk menerima maupun menolak hukum Islam tersebut dan
manusia pula lah yang akan menanggung segala tanggungjawab atas
keputusannya.
Prinsip musawah (persamaan atau egaliter)
Hukum Islam tidak membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Semua manusia derajatnya dihadapan Allah swt adalah sama dan sederajat.
Yang membedakan hanyalah ketakwaannya. Prinsip ini menjadikan hukum
Islam adalah hukum yang menghargai kemanusiaan.
Prinsip ta’awun (tolong-menolong)
Bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan manusia
lain. Oleh karena itu hukum Islam menegaskan bahwa tolong menolong
adalah hal yang wajib dilakukan oleh manusia.
Prinsip tasamuh (toleransi)
Karena manusia harus hidup bersama-sama dengan manusia lain,
sedangkan manusia satu dengan yang lain pasti memiliki perbedaan.
Perbedaan adalah hal yang alami dan fitrah. Oleh karena itu, hukum Islam
mewajibkan manusia untuk belaku tasamuh atau toleran terhadap segala
perbedaan yang ada.
Sumber Referensi:
https://jendelaguru.com/tujuh-prinsip-umum-hukum-islam/
d. ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَاِ ْن تَنَازَ ْعتُ ْم فِ ْي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوْ هُ اِلَى‬
‫ࣖ هّٰللا ِ َوال َّرسُوْ ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذلِكَ خَ ْي ٌر َّواَحْ َسنُ تَْأ ِو ْياًل‬
Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian,
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Yang dimaksud dengan kalimat “kembali kepada Allah dan Rasul”
menurut mayoritas mufassir adalah mengembalikan segara urusan kepada
tuntunan Al-Qur`an dan Sunnah Rasul. Terlihat dalam ayat tersebut bahwa
orang beriman juga wajib taat kepada ulil amri, namun dalam ayat tersebut
tidak disertai kata athi`u/taalah kepada ulil amri (penguasa) adalah
bersyarat, yaitu sepanjang penguasa tersebut juga taat kepada Allah SWT
dan Rasul-Nya.
2. a. ‫علَ ُم بِ َم ْن‬ َ َّ‫ع اِ ٰلى َسبِي ِْل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗنُ اِ َّن َرب‬
ْ َ‫ك هُ َو ا‬ ُ ‫اُ ْد‬
َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوه َُو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين‬
َ
Artinya; “Serulah (manusia ke jalan (agama) Tuhanmu dengan
kebijaksanaandan pengajaran yang baik, dan berbantahlah (berdebatlah)
dengan mereka dengan (jalan ) yang terbaik.
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita agar mengajak manusia kepada
kebenaran itu dengan cara hikmah. Termasuk ke dalam makna
hikmah adalah cara penyampaian yang tidak menyakitkan orang
yang didakwahinya dengan cara bertahap disesuaikan dengan
kemampuan objek dakwah dan dilakukan tidak sekaligus. Ayat ini
juga mengindisikan keharusan memahami kondisi sosio-kultural
masyarakat, termasuk tradisi yang diwarisinya. Selama adat itu tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syara`; maka ia bisa menjadi bagian
yang harus dilaksanakan termasuk perihal akhlak. Islam sangat
menghargai budaya suatu masyarakat. Menurut sejarah keberhasilan
agama Islam dalam menyebarkan ajarannya di nusantara karena Islam
sangat menghormati budaya setempat bahkan budaya setempat bisa
dijadikan sumber hukum selama budaya itu tidak menyimpang.
Kalau pun adat lokal menyimpang, Islam mengajarkan kepada
umatnya agar mengubahnya tidak sekaligus melainkan seacara bertahap.
Kesimpulannya adat istidat dan budaya lokal dapat dijadikan sumber moral
dalam Hukum Islam selama tidak menyimpang.
b. ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬
Artinya ; “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Peran agama
sangat penting dalam kehidupan manusia, salah satunya, sebagai
sumberakhlak. Agama yang diyakini sebagai wahyu dari Tuhan sangat efektif
dan memiliki daya tahan yang kuat dalam mengarahkan manusia agar tidak
melakukan tindakan amoral. Berbeda dengan akal manusia yang tidak
memiliki daya tekan karena sifatnya yang relatif sehingga moral yang
dihasilkannya akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan waktu
dan tempat. Hal ini dirasakan oleh manusia modern di mana akhlak yang
ditentukan oleh akal telah membuat kehilangan arah, orientasi hidup dan
tujuan luhur sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT.
3. a. َ َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬ َ ِ‫ض َج ِم ْيعًا ِّم ْنهُ ۗاِ َّن فِ ْي ٰذل‬
ٍ ‫ك اَل ٰ ٰي‬ ِ ْ‫ت َو َما فِى ااْل َر‬
ِ ‫َس َّخ َر لَ ُك ْم َّما فِى السَّمٰ ٰو‬
Artinya: Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berpikir.
b. Penjelasan potensi pengembangan teknologi menurut Q.S Al – Jaatsiyah
45;13 Para sarjana muslim berpendangan bahwa yang disebut ilmu
itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science)
saja, melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang
disampaikan kepada kita melalui Al-Qur`an dan As-Sunnah. Ilmu Allah
itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri.
Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Al-Qur`an
itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia
(knowledge and science). Seandainya penggunaan suatu hasil teknologi
telah melalaikan dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada
keruntuhan nilai-nilai kemanusian maka ketika itu bukan hasil teknologi
yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan
mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil
teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan mansuia dari jati diri dan
tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh Islam. Karena itu
menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara
memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan
pemiliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Sumber ; Buku Materi Pokok MKDU4221

Anda mungkin juga menyukai