Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PANGERAN FELNON BAITANU

NIM : 045257714

JURUSAN : ILMU HUKUM

Tugas 1 Ilmu sosial dan Budaya dasar

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan umum

dan berikan contoh yang berkaitan dengan lingkungan sekitar anda!

Jawab :

Pendidikan didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk membentuk dan mengembangkan potensi diri. Pendidikan diarahkan untuk
mampu menghasilkan manusia yang unggul sevara intelektual, kompeten danmenguasai iptek, serta memiliki komitmen untuk berbagai peran sosial.

Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan
pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan.

Pendidikan nilai/akademik

merupakan pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penugasan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni tertentu.Pendidikan nilai itu
sendiri mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma dan moral. Dalam hal tersebut, nilai merupakan gagasan atau konsep yang dipandang penting dalam hidup dan dipandang
sebagai pedoman hidup. Nilai juga berhubungan erat dengan kehidupan manusia dalam memberikan makna terhadap sesuatu dalam kehidupannya,seperti permaknaan atas
segala sesuatu yang dianggap baik atau tidak baik, berguna atau tidak berguna, penting atau tidak penting, dan benar atau tidak benar.

Contoh: Bersahabat dan Komunikatif dengan ini kita bisa membentuk suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi sesama masyarakat sekolah dengan bahasa yang
santun dan saling menghormati.
2. Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari kekayaan negara kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap
etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi. Jelaskan bagaimana etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber permasalahan bagi bangsa Indonesia.
Berikancontoh kasus untuk memperjelas jawaban Anda!

Jawab :

Masyarakat Indonesia telah memahami sekali akan kaya suku serta budaya yang dimiliki negeri ini. Beraneka macam bahasa serta norma adat istiadat yang beragam sesuai
dengan kebudayaannya. Selama proses berbudaya ternyata tidak hanya membentuk keselarasan, tetapi juga terdapat permasalahan kebudayaan yang menjadikan perbedaan
dan pertentangan tertentu itu terjadi.

Perbedaan relevansi ini terbilang pada sifat karakter manusia, di sisi lain terdapat persamaan kepentingan juga. Dengan demikian, kita mengetahui persoalan budaya global dan
berbagai permasalahan yang terlihat dari penyebarannya. Berikut tiga persepsi yang perlu kita ketahui sebagai asal mula permasalahan budaya di Indonesia.

a) Etnosentrisme
Sikap etnosentrisme merupakan sikap yang memandang budaya orang lain dari kacamata budaya sendiri akibatnya dapat memunculkan sebuah konflik sosial. Etnosentrisme
yang tidak berlebihan sebenarnya diperlukan memperkuat ikatan individu dengan budayanya. Namun demikian, etnosentrisme yang berlebihan dapat mendorong
kesalahpahaman dan konflik yang menimbulkan permasalahan. Etnosentrisme dapat diartikan sebagai fanatisme suku bangsa.

Faktor penyebab muculnya etnosentrisme di Indonesia.


•Budaya Politik, Faktor yang mendasar yang menjadi penyebab akan munculnya etnosentrisme ini adalah budaya politik dari masyarakat yang cenderung tradisional serta tidak
rasionalis.

•Pluralitas Bangsa Indonesia, Faktor yang lain, penyebab munculnya masalah etnosentrisme ialah pluralitas Bangsa Indonesia.

Contoh kasus etnosentrisme:

Stereotip yang terbangun tentang suku Madura dalam periode saat hidup berdampingan, serta dominasi suku Madura sebagai kelompok pendatang terhadap suku Melayu yang
menjadi penduduk asli. Disamping itu dalam konflik antar etnis Melayu dan etnis Madura terdapat perbedaan budaya yang mendasarinya. Hal ini menimbulkan
perkembangan superioritas kelompok dan inferioritas kelompok lain yang dikenal dengan istilah etnosentrisme. Etnosentrime kedua suku tersebut sangat mungkin terjadi
melalui proses identifikasi sosial pada masa enkulturasi dan sosialisasi dari masingmasing kelompok etnis.
b) Prejudis
Prejudice didefiniskan Dion (2003:507) sebagai biased and usually negative attitudes toward social groups and their members. Bias dan sikap yang selalu negatif terhadap suatu
kelompok sosial dan nggotanya.

Sikap yang menilai lebih rendah sebuah kelompok karena asumsi tentang perilaku, nilai, dan kebiasaan kelompok tersebut. Sikap prejudis umumnya didukung oleh kepemilikan
stereotipe dapat memunculkan kesalahpahaman dan konflik. Biasanya ditandai dengan kurangnya melihat persepsi buruk karena tingkah laku tanpa memikirkan latar belakang
dan budaya yang ada di kelompok lain. Prasangka dalam kaitan dengan hubungan antar etnik, dilatar belakangi paling tidak tiga faktor, yakni: pertama,keluarga, kedua,
lingkungan dan ketiga pengalaman hidup.

c) Diskriminasi

Kebijakan dan praktik yang mencederai sebuah kelompok budaya dan anggotanya. Diskriminasi bisa saja menjadi bagian dari hukum yang berlaku dalam satu negara, atau
sesuatu yang dipraktikan masyarakat. Diskriminasi dapat menyerang ras dan etnis mana saja karena sangat sulit menyatukan kelompok kelompok yang berbeda. Oleh karena itu
sebagai manusia sangat penting memahami dan menerima perbedaan. Baik itu perbedaan warna kulit, asal tempat tinggal, agama, dll.

3. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat akan tetapi hal itu berbanding terbalik dengan kondisi moral manusia, cukup banyak terjadi krisis moral
di Era sekarang. Menurut anda, apakah kemajuan teknologi saat ini sebanding dengan kualitas peradaban manusia secara keseluruhan, atau bahkan sebaliknya? Jelaskan
dan berikan contoh kasus untuk memperjelas jawaban anda!

Jawab :

Globalisai sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. globalisasi yang kita rasakan saat ini, memang makin
jelas pengaruhnya karena didukung kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya dalam bidang komunikasi dan informasi. Dalam era globalisasi, kemajuan teknologi
berlangsung sangat cepat sehingga kadangkala manusia tidak sempat untuk beradaptasi dengan kemajuan tersebut. Akibatnya terjadi anomi dalam masyarakat karena mereka
tidak mempunyai pegangan hidup yang jelas. Masyarakat yang tidak mampu menguasai teknologi akan mengalami cultural lag dan akan terancam eksistensinya Efek globalisai
bagi Indonesia Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia. Globalisasi telah memberi pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik pengaruh
positif maupun pengaruh negatif.
Dalam menghadapi globalisasi ini, masyarakat memberikan respon atau tanggapan yang dapat kita lihat, Sebagai masyarakat yang memberikan respon positif globalisasi, karena
dianggap sebagai resolusi baru untuk perbaikan nasib umat manusia. Ada juga yang menanggapi sebagai masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai
bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat trannasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya. Sebagian yang lain juga tetap menerima
globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat perkembangan teknologi.

Contoh kasus: Pada era saat ini meningkatnya penggunaan gadget atau alat-alat yang dapat dengan mudah terkoneksi dengan internet menjadi bukti bahwa perkembangan
media teknologi terutama teknologi komunikasi, mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, hal ini menunjukan kemajuan teknologi pada masa kini tidak dapat di hindari.

Anda mungkin juga menyukai