Anda di halaman 1dari 3

1.

Pendidikan umum adalah fondasi dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan dasar
dan pengalaman di peguruan tinggi, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan
nilai-nilai yang didapatkan dari pelajaran komunikasi, matematika, ilmu pengetahuan sosial
dan alam, serta humanisme. Salah satu tujuan dari pendidikan umum adalah untuk
mengembangkan nili-nilai dan keterampilan sosial peserta didik agar dapat hidup bersama
dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, nilai-nilai yang mendukung keterampilan sosial
individu harus ditanamkan sedemikian rupa didalam pendidikan umum itu sendiri melalui
pendidikan nilai.

Pendidikan nilai itu sendiri mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma dan moral. Dalam
hal ini, nilai adalah gagasan atau konsep yang dipandang penting dalam hidup (ada pada dunia
ide) dan dipandang sebagai pedoman hidup (ada dalam dunia psycho-spiritual). Nilai juga
berhubungan erat dengan kegiatan manusia dalam memberikan makna terhadap sesuatu dalam
kehidupannya, seperti pemaknaan atas segala sesuatu yang dianggap baik atau tidak baik,
berguna atau tidak berguna, penting atau tidak penting, dan benar atau tidak benar.

Contoh pendidikan nilai dalam pendidikan umum yang berkaitan dengan lingkungan sekitar
saya adalah para pemuda melakukan kerja bakti untuk membersihkan sungai yang kotor dan
banyak sampah yang sudah menumpuk sehingga menimbulkan banjir yang sudah merendam
rumah warga daerah tempat tinggalnya. Selain itu mereka berinisiatif membantu orang-orang
yang terkena banjir dengan memberikan makanan pokok untuk dibagikan kepada korban
banjir. Disini peran pendidikan sangat mendukung perilaku mereka.

2. A.) Etnosentrisme

Adalah kecenderungan untuk memandang budaya diri sendiri lebih baik di banding yang
lain, serta penggunaan standar dan nilai sendiri untuk menilai orang-orang yang bukan anggota
kelompok budayanya. Seseorang yang etnosentris melihat budayanya sebagai yang paling
benar dan lebih pantas, dibanding kelompok yang lain.

Etnosentrisme yang tidak berlebihan sebenarnya diperlukan untuk memperkuat ikatan


individu dengan budayanya. Namun demikian, etnosentrisme yang berlebihan dapat
mendorong kesalah pahaman dan konflik. Sebagai contoh, pemakaian koteka yang dilakukan
oleh masyarakat papua pedalaman, jika dilihat oleh masyarakat yang bukan berasal dari papua
pedalaman, memakai koteka adalah hal yang memalukan. Sebaliknya, bagi warga pedalaman
papua, mengunakan koteka adalah kewajaran, bahkan suatu kebanggan tersendiri. Cara
pandang semacam ini bisa dianggap melecehkan dan konflik.
B.) Prejudis

Adalah sikap yang menilai lebih rendah sebuah kelompok karena asumsi tentang perilaku,
nilai dan kebiasaan kelompok tersebut. Sikap prejudis umumnya didukung oleh kepemilikan
stereotipe, yakni ide tidak baik yang dimiliki oleh seseorang tentang sekelompok masyarakat.
Stereotipe dapat memunculkan kesalah pahaman dan konflik. Di Indonesia ada beberapa
stereotipe yang muncul tentang suku-sukutertentu. Misalnya , orang Batak itu kasar, orang
Jawa itu halus namun suka mendendam, juga orang Padang itu pelit.

C.) Diskriminasi

Adalah kebijakan dan praktik yang mencederai sebuah kelompok budaya dan anggotanya.
Diskriminasi bisa saja menjadi bagian dari hukum yang berlaku dalam satu negara, atau
sesuatu yang dipraktikan oleh masyarakat.
Salah satu contoh diskriminasi yang menjadi bagian dari hukum suatu negara adalah
larangan bagi warga Tionghoa di Indonesia pada masa Orde Baru untuk mengekspresikan
kebudayaannya di ranah publik. Diskriminasi terhadap warga Tionghoa diatur lewat instruksi
Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Berbeda dengan warga Pribumi, warga Tionghoa pada saat
itu tidak bias menikmati kebebasan untuk melaksanakan ritual budaya dan agamanya secara
bebas.

3. Globalisai sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa
dan masyarakat internasional. Globalisasi yang kita rasakan saat ini, memang makin
jelas pengaruhnya karena didukung kemajuan teknologi yang semakin pesat,
khususnya dalam bidang komunikasi dan informasi. Dalam era globalisasi,kemajuan teknologi
berlangsung sangat cepat sehingga kadang kala manusia tidak sempat untuk beradaptasi
dengan kemajuan tersebut. Akibatnya terjadi anomi dalam masyarakat karena mereka tidak
mempunyai pegangan hidup yang jelas. Masyarakat yang tidak mampu menguasai
teknologi akan mengalami cultural lag dan akan terancam eksistensinya Efek globalisai bagi
Indonesia Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia.
Globalisasi telah memberi pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik pengaruh positif
maupun pengaruh negatif.

Dalam menghadapi globalisasi ini, masyarakat memberikan respon atau tanggapan yang
dapat kita lihat, Sebagai masyarakat yang memberikan respon positif globalisasi,karena
dianggap sebagai resolusi baru untuk perbaikan nasib umat manusia. Ada juga yang
menanggapi sebagai masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai
bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat
trannasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya. Sebagian yang lain juga tetap
menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat perkembangan teknologi.

Contoh kasus: Pada era saat ini meningkatnya penggunaan gadget atau alat-alat yang dapat
dengan mudah terkoneksi dengan internet menjadi bukti bahwa perkembangan media
teknologi terutama teknologi komunikasi, mengalami peningkatan dari waktu kewaktu, hal ini
menunjukan kemajuan teknologi pada masa kini tidak dapat di hindari.

Anda mungkin juga menyukai