Anda di halaman 1dari 9

MODUL 4

ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN IPS SD

Kegiatan Belajar 1
Trend Globalisasi dan Keragaman Budaya

A. Globalisasi

Globalisasi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah- masalah
yang ada menyangkut berbagai bangsa dan Negara atau bahkan seluruh dunia.
Globalisasi adalah suatu gejala, dimana tata hubungan internasional lebih disertakan
lagi, terutama dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan isu-isu
internasional yang bersifat lntas Negara dan lintas budaya.
Masalah-masalah dan isu-isu menjadi tanggung jawab suatu bersama sebagai manusia
penghuni planet yang sama yaitu Bumi. Masalah ini semakin dipacu oleh kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kehidupan manusia semakin terpaut dalam suasana
saling ketergantungan dan saling membantu.

B. Keragaman Budaya

Keragaman budaya mengandung dua arti yaitu keragaman artinya


ketidaksamaan atau perbedaan, dan budaya berarti dalam rangka kehidupan
bermasyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Dengan demikian,
keanekaragaman budaya diartikan sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat
memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya.
Perbedaan antara objek budaya dan subjek budaya menurut Skeel. Objek budaya
adalah hal-hal yang dapat dilihat oleh mata, sementara subjek budaya meliputi gagasan,
tindakan, nilai-nilai sikap kebiasaan dan kepercayaan.
Dalam masyarakat yang memiliki keanekaragaman budaya timbul berbagai
masalah dan isu diantaranya adalah pembauran, prasangka dan ethnocentrism
(melahirkan superioritas dan inferioritas). Pembauran adalah proses social yang timbul
apabila ada hal-hal sebagai berikut:
1. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda
2. Saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama
3. Kebudayaan-kebudayaan yang berubah sifatnya yang khas dan juga unsure-
unsurnya berubah wujud menjadi unsur campuran.

Sedangkan factor-faktor yang menghambat proses pembauran sebagai berikut:


1. Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi.
2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas.
3. Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang rendah
terhadap kebudayaan lain atau perasaan superioritas.
C. Globalisasi dan Keragaman Budaya di Indonesia

Trend globalisasi akhir-akhir ini yang melanda Indonesia adalah penggunaan


jaringan internet dalam telekomunikasi. Individu yang menjadi anggota atau mepunyai
akses dalam jaringan tersebut tidak lagi mengenal batas Negara, budaya, bahkan tidak
mengenal batas kepentingan. Orang Indonesia ataupun bangsa lain pun bisa
memperoleh informasi yang berkaitan di masing-masing Negara tersebut. Media global
telah memberikan manfaat bagi Indonesia sekaligus dampak negatifnya yang
berdampak pada perilaku generasi muda umumnya di perkotaan sebagai masyarakat
urban sengan sajian televise baik nasional maupun internasional. Dari segi negative bisa
dilihat diantaranya meningkatnya penggunaan obat terlarang di kalangan pemuda di
kota-kota bahkan sekarang sudah merambah ke pedesaan.
Melihat hal tersebut, kita harus mewaspadai perkembangan lebih lanjut demi
kelangsungan generasi muda kita di masa yang akan datang. Kita harus lebih
memahaminya agar dapat diperkenalkan kepada peserta didik kita yang akan ditemukan
fungsinya kelak sebagai warga Negara yang baik. Hal itu bisa dilakukan melalui
pembentukan warga Negara yang baik melalui pendidikan formal.
Dibeberapa lingkungan hubungan social masyarakat Cina dan Jawa kurang
harmonis sehingga masih terbentuk stereotype-stereotype kuat tentang orang Cina di
Indonesia. Stereotype adalah karakteristik yang dimiliki oleh individu berupa cirri khas
perilaku dan emosi yang sama dalam suatu kelompok primordial (kesamaan daerah,
misalnya sama-sama orang Jawa). Pertukaran pengetahuan dan pengertian dibalik
stereotype diharapkan dapat menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai
antara kedua belah pihak.
D. Pembelajaran IPS dalam era globalisasi dan keragaman budaya

Pembelajaran keanekaragaman dalam IPS haruslah mengandung tujuan, antara lain:


1. Mampu mentransformasikan bahwa sekolah akan memberikan pengalaman dan
kesepatan yang sama kepada semua peserta didik.
2. Membimbing peserta didik untuk mengembangkan sikap-sikap dasar positif dalam
mendekati perbedaan masalah budaya, ras, etnik dan kelompok agama.
3. Mendorong peserta didik untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan
4. Membimbing peserta didik mengembangkan kemampuan memahami saling
keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari pandangan
yang berbeda.

Sementara pembelajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan:


1. Mampu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda, tetapi sebagai
manusia mereka berbeda.
2. Membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa
bumi dihun oleh manusia yang saling ketergantungan dan lebih banyak memiliki
kesamaan budaya daripada perbedaannya.
3. Membantu peserta didik memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang
dihadapi bersama
Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informas yang diterimanya.
Globalisasi inti katanya adalah global yang artinya bumi atau dunia. Globalisasi
artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah yang ada
menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia ( Nursid
Sumaatmaja, 2008).
Masalah-masalah dan isu tidak selalu menjadi tanggung jawab suatu bangsa
sebagai dampak dari adanya hubungan saling ketergantungan, tetapi menjadi
tanggung jawab bersama sebagai manusia penghuni planetyang sama. Setiap orang
dari segala bangsa harus dapat bertanggung jawab atas kelangsungan kehidupan di
muka bumi ini.
Pemahaman tentang globalisasi merupakan suatu proses cara memandang dunia
dengan hubungan-hubungan yang terjadi didalamnya. Pemahaman tersebut
menurut King dan kawan-kawan harus mengandung hal-hal berukut:
1. Pengertian terhadap bumi beserta manusia sebagai bagian dari jaringan yang
memiliki keterkaitan.
2. Kepedulian bahwa terdapat pilihan-pilihan yang bersifat individu, nasional
maupun universal.
3. Menerima bahwa bangsa-bangsa lain memiliki pandangan-pandangan yang
berbeda.

Kegiatan Belajar 2
Masalah-masalah lingkungan dan pendidkan lingkungan
Manusia dalam kenyataannya hidup didalam konteks ruang dan waktu. Dalam kontek
ruang , manusia tidak bisa dilepaskan dari lingkungan yang ada di sekitarnya, bahkan manusia
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ruang, dimana ia hidup karena sesungguhnya
eksistensi kehidupan dan peranan yang dimainkan oleh manusia itu akan memiliki corak
hubungan yang khas dengan lingkungan yang mengitarinya.
Manusia dalam kehidupannya, baik secara individu maupun kelompok tidak bisa
dilepaskan dari lingkungan sekitar dimana ia hidup. Lingkungan sekitar memberi wahana bagi
manusia untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya sehingga tercapai tujuan yang
diinginkan seperti kenyamanan, kesejahteraan, dan ketenangan dalam kehidupannya. Manusia
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam lingkungan sekitar, maka corak hubungan
keduannya lebih bersifat fungsional.
Corak hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya mengalami perubahan.
Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban manusia maka ada usaha-usaha
yang dilakukan manusia untuk mengubah, mengolah, dan menaklukkan alam. Usaha-usaha
yang dilakukan manusia itu pada gilirannya akan membawa dampak pada perubahan tatanan
lingkungan alam yang ada. Sering kali dampak yang ditumbuhkan lingkungan alam itu
sedemikian rupa sehingga tidak menguntungkan juga bagi kehidupan manusia. Bencana alam
seperti banjir, bahaya kekeringan, kelaparan , tanah yang tandus, polusi udara, tanah, dan air
baik secara langsung ataupun tidak langsung bersumber dari ulah manusia.
Perubahan terhadap alam dan lingkungan sekitar yang membawa dampak tak terduga
adalah berkenaan dengan semakin pesatnya perkembanan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan iptek , manusia disatu sisi dapat menjelajahi, mengubah cakrawala , dan menaklukan
alam dengan cara-cara eksplosif, tetapi disisi lain dengan iptek pula manusia dihadapkan pada
masalah-masalah baru sehubungan dengan semakin rusak dan terganggunya semena-mena
untuk urusan keperluan industri perkayuan , penyerobotan lahan-lahan pertanian untuk
keperluan pendirian pabrik-pabrik , dan akibat-akibat dari proses industrialisasi , seperti
populasi, urbanisasi, sanitasi yang tidak sehat merupakan dampak-dampak yabng kurang
menguntungkan dalam pengalaman hidup manusia.
Menurut Nursid Sumaatmaja ( 1999: 46-65), setidaknya ada 4 empat masalah yang
yang berkaitan dengan lingkungan hidup manusia. Keempat masalah tersebut adalah antara
lain :
1. Perkembangan populasi manusia yang cepat
2. Daya dukung lingkungan yang tidak memadai
3. Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia
4. Ketimpangan hidup itu sendiri
Mengingat demikian seriusnya masalah-masalah yan ditimbulkan oleh lingkungan itu
maka perlu semacam usaha penyadaran dan pendidikan tentang lingkungan hidup. Dalam hal
ini pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan dirinya pada
masalah lingkungan hidup , termasuk didalamnya menjadi sangat penting kedudukan dan
fungsinya . Dengan pendidikan Ekologi diharapkan tumbuh kesadaran , pengetahuan,
pemahaman sikap, dan perilaku yang akan lebih mencintai , mewarisi, memelihara, dan
memanfaatkan lingkungan hidup manusia secara profesional dan wajar.
Dengan demikian pendidikan Ekologi memiliki tujuan tidak hanya pada tataran
konseptualisasi , yaitu untuk perkembangan disiplin lmu itu sendiri, tetapi juga memiliki fungsi
aktualisasi , yaitu pengalaman ilmu itu dalam konteks praktis sehingga dapat bermanfaat secara
langsung untuk kepentingaan keselamatan, kesejahteraan, dan keharmonisan, manusia disatu
sisi dalam hubungannya dengan lingkungan alam sekitar disisi lain.
Kedudukan dan peranan yang di mainkan oleh manusia dalam konteks ruang dan waktu
itu sangat sangat sentral maka perlu mengaitkan pendidikan Ekologi dengan pendidikan IPS ,
karena Pendidikan IPS merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang manusia dan pola-pola
interaksi dengan lingkungannya di luar dirinya. Pemahaman dan penghargaan terhadap
manusia yang lain , mengapresiasi, dan mewarisi khazanah peninggalan peradaban manuisa,
dan yan lebih penting dalam hubungannya dngan masalah ekologi melestarikan dan
memaanfaatkan sumber daya alam secara rasional dan wajar, merupakan pilar-pilar dari tujuan
pembelajaran pendidikan IPS , sehingga sudah tepatlah pendidikan IPS diberikan di tingkat
sekolah dengan materi yang tak terpisahkan dengan masalah-masalah lingkungan.

Kegiatan Belajar 3.
Masalah-masalah hukum, ketertiban dan kesadaran hukum
Manusia adalah mahluk sosial karena di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak
hidup sendiri. Oleh karena itu mereka saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain
sehingga akan muncul rasa saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Didalam interaksi
sosial tersebut tidak jarang terjadi perbedaan kepentingan yang menimbulkan benturan di
antara mereka, dengan demikian perlu adanya aturan atau norma –norma yang dapat mengatur
dan menyelesaikan segala bentuk permasalahan yang muncul dalam interaksi tersebut.
Kumpulan aturan-aturan (baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis) akan bersifat memaksa
karena mau tidak mau harus ditaati oleh setiap individu. Itulah yg di sebut Hukum.
A. Masalah hukum adalah berbagai permasalahan yang muncul sebagai akibat dari interaki
atau pergaulan manusia sebagai mahluk sosial. Karena dari permasalahan yang muncul
akan menyebabkan terganggunya kepentingan atau hak salah satu individu/kelompok oleh
individu satu kelompok yang lain sehingga di perlukan jalan keluar yang bersifat mengikat
kedua belah pihak.
B. Ketertiban adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya patokan, aturan, atau pedoman
maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu didalam pergaulan antara
pribadi atau golongan. Suasana tertib yang dimaksud adalah misalnya seorang berhak
mendirikan usaha sejenis pabrik , namun demikian sebelum mendirikan pabrik harus
memperhatikan kepentingan orang lain pabrik. Misalnya apakah masyarakat lingkungan
tempat pabrik yang didirikan memberi ijin? Apakah syarat amdal yang disyaratkan
pemerintah terpenuhi ? jika tidak terpenuhi maka keseimbangan akan terganggu sehingga
suasana tertib tidak terwujud.
C. Kesadaran hukum adalah suatu sikap individu untuk menerima dan rela bertanggungjawab
terhadap konsekwensi dari peristiwa hukum yang terjadi. Peristiwa hukum di sini
dimaksudkan sebagai semua peristiwa yang dapat menimbulkan akibat hukum. Misalnya
kematian seseorang berakibat hukum tentang bagaimana dan kepada siapa warisan
almarhum diberikan.
D. Hubungan masalah hukum , ketertiban, dan kesadaran hukum dengan pendidikan IPS yaitu
bahwa setelah menyimak dan memahami tentang pengertian IPS akan dapat
mengaplikasikan pendidikan IPS akan dapat menghubungkan aspek masalah-masalah
hukum , ketertiban , kesadaran hukum dengan pendidikan IPS. Dari hubungan antar
manusia akan bermunculan peristiwa hukum dan akibat hukum dan pada gilirannya akan
memiliki keterhubungan di alam menanamkan nilai-nilai tentang kesadaran hukum dalam
peserta didik.

MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

1. Pendekatan Kognitif dalam pembelajaran IPS SD


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar tahun 2006, merumuskan
bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berfungsi sebagai ilmu pengetahuan
untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial serta
tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia di masa lampau dan
masa kini.

Dengan demikian, dapat di gambarkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS di SD


secara umum merupakan pendidikan kognitif sebagai dasar partisipasi sosial. Artinya, pusat
perhatian utama pembelajaran IPS SD adalah pengembangan diri peserta didik sebagai actor
sosial yang cerdas. Untuk menjadi actor sosial yang cerdas, tidak berarti dan memang tidak
bisa hanya dikembangan aspek kecerdasan rasionalnya, tetapi juga kecerdasan emosionalnya

Macam – macam pendekatan pembelajaran IPS di SD :

1. Pendekatan pembelajaran
Diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap prose pembelajaran. Yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Jenis pendekatan ada dua yaitu pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru.
2. Strategi Pembelajaran
Arinya adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah
keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan.
3. Metode Pembelajaran
Artinya adalah cara mengajar guru secara umum yang dapat diterapkan pada semua mata
pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, Tanya jawab, penemuan
terbimbing dan sebagainya.
4. Teknik Pembelajaran
Artinya adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah
disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran
serta kesiapan peerta didik.
5. Model Pembelajaran

Artinya adalah suatu disain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi
lingkungan yang memungkinkan peserta didik berinteraksi sehingga terjadi perubahan
atau perkembangan pada diri pesrta didik.

MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS SD KELAS RENDAH

I. PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS SERTA RANAH DAN TINGKATANNYA


A. PERENCANAN PENGAJARAN IPS
Pada dasarnya , perencanaan dapat dipahami sebagai sebuah proses pengambilan
keputusan secara bertahap(more,1992), dan merupakanaspek yang penting supaya
pembelajaran berjalan efektif.
Menurut Kindsvatter et.al (1996)mmenjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran
dilakukandengan tahapan sebagai berikut: straight-forword, systematic, and logical.
Straight-forword dimaksudkan bahwa perencanaan adalah sesuatu yang hendak di capai
dimasa yang akan datang,dan menggambarkan satu inovasi yang dibutuhkan manusia.
Systematic, mengandung arti bahwa perencanaan dibuat dengan model yang terjadwal
secara sistematis dan dapat dilakukan dengan tahap demi tahap tanpa ada overloping
dengan yang lain, Logical mengandung arti bahwa perencanaan adalah hasil pikiran yang
dapat dilakukan oleh guru dan murid.
Berdassarkan uraian diatas, konsep perencanaan pengajaran IPS dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu :
1. perencanaan pengajaran sebagai teknologi
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sitem
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program
pengajaran IPS harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam
kurikulum.

B. RANAH DAN TINGKATANNYA DALAM PENDIDIKAN IPS SD


Setiap ranah menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dari mulai tingkatan yang sederhana
sampai lebih kompleks. Menurut Olivia (1992) pada katagori dasar yaitu ranah kognitif,ranah
psikomotor dan ranah efektif.
Keenam kemampuan kognitif tersebut adalah :
1. mengingat,
2. pemahaman,
3. aplikasi,
4. analisa
5. sintesa
6. evaluasi.
Kelima ranah Afektif adalah
1. Penerimaan
2. Respon
3. Penilaian
4. Pengorganisasian
5. Karakteristik
Ranah psikomotor terutama berkaitan dengan tujuan yang berkaitan dengan keterampilan
fisik atau motorik pada anak usia sekolah dasar.
Harrow (1969) mengidentifikasi keterampilan psikomotor dalam lima tingkatan yaitu
1. Imitasi
2. Manipulasi
3. Presisi
4. Artikulasi
5. Maturasi atau kedewasaan

C. UNIT PELAJARAN DALAM IPS


Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebaga
berikut :
1. Identitas mata pelajaran
2. Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai
3. Materi pokok
4. Media
5. Strategi pembelajaran
a. Kegiatan awal
b. Kegiatan inti
c. Penutup

II. PEMBELAJARAN TEMATIK


A. PENGERTIAN DAN CIRI PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan
sesuatu (learning by doing)
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar.
2. Kegiatan-kegiatanyang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari
minat dan kebutuhan siswa.
3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar
dapat bertahan lebih lama
4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersipat pragmatik sesuai dengan permasalahan yang
sering ditemui siswa dalam lingkungannya
6. Mengembangkan keterampilan sosial siswa,seperti kerjasam,toleransi,komunikasi dan
tanggapan terhadap gagasan orangb lain.

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK


Model pembelajaran tematik di Sekolah Dasar memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
2. Memberikan pengalaman langsung
3. Pemisahan metepelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
5. Bersifat fleksibel
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

C. IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK


Dalam implementasi pembelajaran tematik di Sekolah Dasar mempunyai berbagai implikasi
yang mencakup:
1. Implikasi bagi guru
2. Implikasi bagi siswa
3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
4. Implikasi terhadap pengaturan ruangan
5. Implikasi terhadap pemilihan metode

D. TAHAP PERSIAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK


Adapun penjabaran dari persiapan pelaksanaan pembelajaran temati adalah:
1. Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan yang dilakukan dalam melakukan pemetaan kompetensi dasar adalah
a. penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam indikator
b. menentukan tema
c. identipikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
2. menetapkan jaringan tema
3. Penyusunan silabus
4. Penyusunan rancana pembelajaran

E. TAHAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK


Tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat di jabarkan sebagai berikut:
a. Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan penutup/akhir dan tindak lanjut

Anda mungkin juga menyukai