Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

DISUSUN OLEH :

Ahmad Waisul Qorni

Ajeng Febriyanty

Assyifaa Fauziah M

Aqshal Run For Happy

Dian Maulina Ariyani

Dinanty Nur Asyifa

Nadia Septiani

PROGRAM STUDI D3 – KEPERAWATAN

STIKES JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI

2019
A. Pengertian Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan
Dinamika masyarakat dan kebudayaan terdiri dari peristiwa kebudayaan. Pengertian
peristiwa kebudayaan itu sendiri yaitu suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu etnis
masyarakat. Hal hal yang berkaitan dengan peristiwa kebudayaan antara lain yang
pertama yaitu Cultural lag adalah suatu kondisi dimana terjadi kesenjangan antara
berbagai bagian dalam suatu kebudayaan. Cultural lag, proses perubahan sosial dapat
berlangsung secara cepat atau lambat. Yang kedua yaitu Culture shock. Culture
shock adalah kesulitan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap nilai budaya baru
yang berbeda dengan nilai budaya sendiri. Yang ketiga yaitu Cultural survival.
Cultural survival adalah suatu konsep yang lain, dalam arti bahwa konsep ini dipakai
untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan fungsi pentingnya seratus
persen, yang tetap hidup dan berlaku semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat
semata-mata. Dan yang terakir yaitu Cultural conflict. Pada cultural conflict ini
pertentangan kebudayaan muncul sebagai akibat relatifnya kebudayaan.

B. Evolusi Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan


1. Proses Internalisasi
Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan
sampai ia hamper meniggal. Individu belajar menanmkan dalm kepribadiannya
segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya, yang
digunakan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tetapi wujud dan
pengaktifan dari berbagai macam stimulasi yang berbeda dalam sekitaran alam dan
lingkungan sosial maupun budayanya.
Setiap hari dalam hidup berlalu, bertambahlah berbagai macam pengalaman
mengenai bermacam-macam perasaan baru, dan belajarlah ia merasakan
kegembiraan, kebahagiaan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran,
perasaan bersalah, dosa, malu, dan sebagianya. Selain perasan-perasaan tersebut,
juga berbagai macam hasrat, seperti hasrat untuk mempertahankan hidup, bergaul,
meniru, tahu, berbakti, keindahan, dipelajarinya melalui proses internalisasi ynag
menjadikan bagian dari kepribadian individu.
2. Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaandalam hubungan
dengan system sosial. Dalam proses itu seseorang individu dari masa anak-anak
hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam
individu yang ada disekelilingnya yangmenduduki beraneka macam peranan sosial
yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh dari pengalaman seorang bayi dalam suatu keluarga golongn
pegawai tinggi dikota. Dari permulaan hidupnya bayi sudah harus menghadapi
beberapa individu dalam lingkungan masyarakat kecil adalah ibu dan ayahnya.
Dalam kontak dengan orang tersebut ia akan mengalami tingkah laku mereka yang
berdasarkan perhatian dan cinta. Kemudian juga ia akan belajar kebiasaan yang
pertama yaitu makan dan minum disaat yang tepat. Hubungan dengan lingkungan
sosialnya menjadi lebih intensif ia mengembangkan bahasanya sehingga ia dapat
menguraikan maksudnya dan dapat lebih mudah individu lain menerima maksudnya.
Proses sosialisai dalam golongn sosial lainnya dalam lingkungan sosial dari
berbagai suku bangsa didunia dapat menunjukkan proses sosialisasi yang berbeda,
karena proses sosialisasi ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkung sosial
yang bersangkutan.

3. Proses Enkulturasi
Enkulturasi adalah pembudayaan, proses enkulturasi adalah proses seorang
individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat,
system norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil dalam alam pikiran warga suatu
masyrakat , berawal dari orang dalam lingkungan keluarga, kemudian teman
bermain. Seringkali meniru berbagai macam tindakan meniru itu dan diinternalisasi
dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi suatu
pola yang mantap, dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan.
Dalam suatu masyarakat ada pula individu yang mengalami berbagi hambatan
dalam proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi, yang menyebabkan bahwa
hasilnya kurang baik. Individu itu tidak dapat menyesuaikan kepribadiannyadengan
lingkungan sekitarnya, sehingga condong menghindari norma-norma dan aturan-
aturan masyarakat yang berlaku dilingkunagnnya. Yang menjadikan hidupnya penuh
konflik dengan otang lain.

4. Proses Evolusi Sosial


a. proses microscopic dan macroscopic dalam evolusi sosial
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis dari
dekat secara detail (microscopic), atau dapat juga dipandang seolah-olah dari jauh
dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang tampak besar
(macroscopic). Proses analisis yang dilakukan secra detail dapat mengerti berbagai
macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan masyarakat.
Proses perubahan ini berlangsung lama sehingga menyebabkan perubahan yang
besar.

b. proses berulang dalam evolusi sosial


adat istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat ynag menjadi objek
penelitian ilmu antropologi muncul terhadap factor individu dalam masyarakat.
Sikap, perasaan, dan tingkah laku khusus individu dalam masyarakat yang mungkin
bertentangan dengan adat istiadat yang lazim, diabaikan saja atau tidak mendapat
perhatian secara layak. Dengan demikian, kalau seorang ahli antropologi misalnya
harus menulis tentang adat istiadat perkawinan orang bali, ia hanya akan
mengumpulkan keterangan tentang hal yang lazim dilakukan dalam perkawinan
orang bali. Upacara, aktivitas, dan tindakan yang menyimpang dari adat bali pada
umumnya terjadi karena berbagai situasi, biasanya diabaikan atau kutang
diperhatikan. Tindakan masyarakat yang menyimpang dari adat istiadat umum
seperti yang terurai sebelumnya, pada suatu ketika dapat banyak terjadi dan dapat
sering berulang (recurrent) dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada suatu masyarakat
yang semua warganya taat pada aturan adat untuk selamanya, dapat kita mengerti
bahwa keadaan yang menyimpang merupakan pangkal dari proses perubahan
kebudayaan masyarakat pada umumnya.
Sudah tentu masyarakat tidak akan membiarkan penyimpangan yang terjadi
dalam masyarakat, dan itulah sebabnya dalam tipa masyarakat ada alat pengendali
masyarakat. Yang bertuajuan untuk tetap mempertahankan adat istiadat.
c. proses mengarah dalam evolusi sosial
kalau evolusi masyarakat dan kebudayaan kita pandang dari suatu jarak yang
jauh, dengan mengambil interval waktu yang panjang, maka akan tampak perubahan
besar yang seolah bersifat menentukan arah dari sejarah perkembangan masyarakat
dan kebudayaan.

 Difusi
Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia
dibumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses
penyebaran unsur kebudayaan keseluruh penjuru dunia yang disebut difusi. Salah
satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat
yang lainoleh kelompok manusia yang bermigrasi.
Penyebaran unsur kebudayaan juaga dapat terjadi tanpa ada perpindahan
kelompok manusia atau bangasa dari satu temapt ke temapt lain, tetapi karena
individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh.
Bentuk difusi yang lain adalah penyebaran unsur kebudayaan yang
berdasarkan pertemuanantara individu dalam suatu kelompok denagn individu
kelompok lain. Pertemuan antara kelompok semacam itu dapat berlansung dengan
berbagi cara. Seperti hubungan symbolistic, penetration, peperangan
Comtoh: mengajari anak cucu tentang kebudayaan sendiri untuk dilestarikan di
kemudian hari.

 Inovasi
Inovasi adalah proses pemabaruhan dan penggunaan sumber-sumber alam,
energy, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi
baru yang semua akan menyebabkan adanya system peroduksi menghasilkan
produk-produk baru.. Dengan demikian inovasi itu mengenai pembaruan
kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.
Proses inovasi sudah tentu sangat erat kaitannya denganpenemuan baru dalam
teknologi. Suatu penemuan biasanya merupakan suatu proses sosial yang panjang
yang melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.
Suatu discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang
baru, baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh seorang individu
atau kelompok masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention
bila masyarakat sudah mengakui , menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Factor yang menjadi pendorong individu dalam suatu masyarakat untuk
memulai dan mengembangkan penemuan-penemuan baru adalah:
a. kesadaran pada tiap individu akan kekurangan dalam kebudayaannya
b. mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan,
c. system perangsang bagi aktivitas mencipta dalam amsyarakat.
Contoh:
 Inovasi dalam budaya: memanfaatkan teknologi, misal banyak ditemukan
aplikasi di android yang membuat musik angklung secara online, musik
dan suaranya dicipyakan sama persis, tetapi untuk alat yang digumakan
berbeda dengan keadaan yang sebelumnya yang cenderung tradisional.
 Inovasi dalam masyarakat: dalam pertanian, seringkali dipergunakan
traktor padahal pada saat sebelumnya petani pada saat membajak sawah
dengan memanfaatkan hewan kerbau.

 Akulturasi
Istilah akulturasi, atau acculturation, atau culture contac, mempunyai
berbagai arti dianatara para antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep
itu mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia denagn
suatu kebudayaan asing yang sedemiakian rupa, sehungga unsur-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi sudah ada sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan
manusia, tetapi proses akulturasi yang mempunyai sifat khusus, baru timbul
ketika kebudayaan-kebudayaan bangsa di eropa barat mulai menyebar
keseluruh daerah lain dimuka bumi, dan mulai mempengaruhi masyarakat
suku bangsa lain pada permulaan abad ke-15.
Dalam masa itu dapat diketahui cara dan dalam keadaan apa
kebudayaan dapat dimasuki pengaruh kebudayaan lain, unsur-unsur yang
diambil atau diolah oleh kebudayaan suku bangsa masyarakat tadi, melalui
saluran apa dan pada lapisan apa dalam masyarakat suku bangsa tadi, unsur-
unsur kebudayaan yang masuk, reaksi sikap dan perasaan para individu dalam
masyarakat suku bangsa tadi terhadap unsur-unsur kebudayaan tersebut.
Perhatian terhadap saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan
asing untuk masuk kedalam kebudayaan penerima, akan memberi suatu
gambaran yang konkret tentang jalannya suatu proses akulturasi.Salah astu
wujud penolakan terhadap pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing dan
pergeseran sosial-budaya yang merupakan akibat dari peristiwa itu terjadi
dalam banyak masyarakat.
Contoh: perpaduan dua budaya Hindu Budha yaitu perwayangan, dengan
kebudayaan Islam yang dibawakan oleh para wali songo.

 Asimilasi
Asimilasi (assimilation) adalah proses sosial yang timbul bila ada: a.
golongan manusia dengn latar belakang kebudayaan yang berbeda, b. saling
bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, c. kebudayaan-
kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang
khas, dan juga unsur masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur
kebudayaan campuran. Biasanya, golongan yang tersangkut dalamproses
asimilasi adalah suatu golongna mayoritas dan minoritas. Dalam hal ini
golongan minoritas merubah sifat khas dari unsur kebudayaan dan
menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan mayoritas. Sedemikian
rupa sehingga lambat laun kehilanagn kepribadian kebudayaannya dan masuk
kedalam kebudayaan mayoritas.
Adapun factor-factor yang menghambat proses asimilasi pada umumnya
adalah:
a. kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
b. sifat takut terhadap kekuatan dan kebudayaan lain
c. perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap
yang lain.
Comtoh: perbauran kebudayaan dua buah suku yang melahirkan budaya baru

Anda mungkin juga menyukai