PENDAHULUAN
Dengan menjalankan tugas sebagai perawat banyak perubahan-perubahan yang ada baik di
lingkungan maupun klien. Perawat harus menghadapi berbagai perubahan di era globalisasi ini
termasuk segi pelayanan kesehatannya. Perpindahan penduduk menuntut perawat agar dapat
menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori yang dipelajari. Dalam ilmu
keperawatan banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu tersebut. Termasuk salah satunya
teori yang mendasari bagaimana sikap perawat dalam menerakan asuhan keperawatan. Salah
satu teori yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah teori Leininger tentang
“Transcultural
Nursing”.
Dalam teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area yang luas dalam keperawatan
yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan
menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah
laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistik body of knowledge untuk kultur yang
universal dalam keperawatan. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk
mengembangkan sains dan keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada
kultur yang spesifik dan kultur yang universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-
nilai dan norma spesifik yang dimiliki olh kelompok tertentu. Kultur yang universal adalah
nilai- nilai dan norma-norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (Leininger,
1979).
PEMBAHASAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu
yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
Dalam memahami kebudayaan kita harus mengacu pada sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
kebudayaan, antara lain adalah bahwa kebudayaan itu dimiliki bersama, diperoleh melalui belajar,
bersifat simbolis, bersifat adaptif dan maladapti, bersifat relatif dan universal. Dan dibawah ini
merupakan penjelasan dari beberapa karakteristik kebudayaan:
Artinya, bahwa kebudayaan didapat dari proses pembelajaran untuk berbudaya, karena secara
naluriah saja manusia akan hidup tanpa sebuah kebudayaan. Budaya bukanlah suatu hal yang
naluriah, dimana kita telah terprogram untuk mengetahui fakta-fakta dari budaya tersebut. Oleh
karena itu salah satu dari karakteristik budaya adalah diperoleh dari hasil pembelajaran.
Manusia lahir ke dunia dengan sifat dasar, yaitu ‘lapar’ dan ‘haus’. Akan tetapi manusia
belum memiliki suatu bentuk pola naluriah untuk dapat memuaskan sifat dasar itu.
Selain itu manusia saat lahir juga tidak dibekali pengetahuan tentang budaya atau cultural
knowledge. Tetapi manusia secara genetis terpengaruh untuk belajar/mempelajari bahasa dan
tanda-tanda kebudayaan lainnya (cultural traits). Seorang bayi akan berada di suatu tempat
(disini bisa diakatakan sebuah keluarga), dan mereka tumbuh dan belajar tentang kebudayaan
sebagai sesuatu yang mereka miliki.
Artinya, bahwa kebudayaan berkembang sesuai dengan berjalanya waktu dan dinamis setiap
saat, tergantung waktu dan tempat berlangsungnya kebudayaan. Kebudayaan bukan sesuatu
yang terus-menerus tetap dan bertumpuk. Pada waktu yang sama dimana suatu kebudayaan
ada, terdapat tanda-tanda kebudayaan baru. Tanda-tanda dari kebudayaan itu bisa sebagai
tambahan (addition) atau pengurangan ( subtraction). Tanda-tanda ini menyebabkan
perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan kebudayaan berubah dan berkembang secara
dinamis setiap saat: kebudayaan tidak statis. Berbagai aspek kebudayaan beserta tanda-
tandanya akan terjalin rapat menjadi suatu pola yang sangat kompleks.
4. People usually are not aware of their culture (Tidak disadari oleh masyarakatnya)
Artinya, bahwa kebudayaan berkembang dan dinamis setiap saat, tergantung waktu dan tempat
berlangsungnya kebudayaan.Cara kita bergaul dan melakukan segala sesuatu dalam keseharian
kita terkesan berjalan dengan alami atau natural.
Kebanyakan dari kita sebagai manusia tidak sadar akan budaya. Hal itu disebabkan oleh
manusia yang pada dasarnya sangat dekat dengan kebudayaan itu dan mengetahuinya dengan
sangat baik. Manusia merasakan bahwa semuanya seolah-olah terjadi begitu saja (mewarisi
secara biologis). Dan biasanya manusia hanya akan sadar bahwa pola kelakuan mereka
bukanlah sesuatu yang individual ketika mereka mulai berinteraksi dengan manusia dari
kebudayaan lain.
5. We do not know all of our own country (Tidak diketahui secara keseluruhan)
Artinya, bahwa semua masyarakat tidak ada yang mengetahui secara keseluruhan suatu
kebudayaan yang ada dalam lingkup daerahnya, hanya saja yang diketahui berupa fakta-
fakta sosial.Tidak ada satupun orang yang bisa mengetahui budaya mereka secara
keseluruhan. Dalam masyarakat, terdapat pengetahuan tentang budaya yang terbatas
terhadap fakta-fakta kelas sosial, pekerjaan, agama, dan perkumpulan-perkumpulan lain.
Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa sejatinya kebudayaan tidak dapat diketahui secara
keseluruhan.
Artinya, bahwa kebudayaan memberikan jarak dalam interaksi dan membatasi pola tingkah
laku masyarakatnya.Kebudayaan umumnya memberikan jarak dalam cara bagaimana laki-
laki sebagai laki-laki, wanita sebagai wanita.
fleksibel atau tergantung dari masyarakat daerahnya, serta kadar dan tingkatnya. Di negara
Amerika Utara contohnya, kebudayaan mereka mengajarkan bahwa seorang harus
berpakaian
sesuai dengan jenis kelamin mereka ( gender ). Akan tetapi mereka boleh memakai pakaian
dengan cara yang berbeda pada saat siutasi yang berbeda.
Artinya kebudayaan tidak akan bertahan lama dalam suatu wilayah atau daerah terpencil.
Apabila suatu kebudayaan baru memasuki wilayah tersebut, maka secara alamiah masyarakat
disana akan berkembang dan mulai beradaotasi dengan kebudayaan-kebudayaan baru. Hal ini
akan menyebabkan suatu budaya sulit bertahan (asli) di suatu tempat karena akan dipengaruhi
oleh budaya-buadaya dari daerah lain disekitarnya.
Artinya, bahwa suatu kebudayaan merupakan kumpulan prinsip dan keyakinan baik,
sehingga manusia tersebut akan berusaha melestarikan dengan cara menyebarkan ke
manusia lain. Suatu kebudayaan dimiliki secara bersama-sama oleh sekelompok orang.
Berdasarkan wilayah, kondisi iklim, dan warisan sejarah, mereka tumbuh dan berkembang
di dalamnya. Setiap masyarakat memiliki suatu nilai dan keyakinan, dimana kumpulan-
kumpulan prinsip/asas/dasar nilai dan keyakinan ini akan membentuk kebudayaan mereka.
Kebudayaan bisa saja menjadi kepunyaan dari komunitas tunggal, tapi tidak akan pernah
menjadi kepunyaan dari seseorang yang tunggal (individu).
Suku jawaa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari jawa tengah,
jawa timur Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Serang,
Cilegon ( Jawa Barat ) . Pada tahun 2010 setidaknya 40,22% penduduk Indonesia
merupakan Etnis Jawa
Budaya jawa adalah budaya yang berasal dari jawa dan di anut oleh masyarakat jawa
khususnya Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur . Budaya jawa secara garis besar dapat di
bagi menjadi tiga yaitu buday Banyumasan, Budaya Jawa Tengah- DIY dan Jawa
Timur. Budaya jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam
kehidupan sehari-hari. Budaya jawa menjungjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan .
Bahkan
budaya jawa termasuk salah satu budaya di Indonesia yang paling banya di minati di luar
Negeri. Beberapa budaya jawa yang paling di minati di luar negeri adalah Wayang Kulit,
Keris, Kebaya dan Gamelan. Budaya termaksud unik karena membagi tingkat bahasa jawa
menjadi bebebrapa tingkat yaitu ngoko, madya, dan karma.
Budaya jawa menghasilkan agama sendiri yaitu kejawen. Kejawen berisikan tentng seni,
budaya, tradisi, ritual, sikap, serta filosofi orang-orang jawa. Kejawen juga memiliki arti
spiritual listis. Tetapi mayoritas orang jawa sekarang menganut agama islam dan sebagian
kecil orang jawa menganut agama Kristen dan katolik.
a) Budaya Jawa
Menurut orang jawa, sehat adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan batin. bahkan,
semua itu berakar pada batin.Jika batin karep ragu nututi artinya berkehendak, raga atau
badan akan mengikuti. Sehat dalam kontek raga berarti waras apabila seseorang tetap
mampu menjalakan peranan sosial sehari-hari.Untuk menentukan sebab-sebab suatu
penyakit ada 2 konsep yaitu, konsep Personalistik dan Konsep Naluralistik.
Dalam konsep personalistik, penyakit disebabkan oleh makhluk supernatural (makhluk ghaib,
dewa), Mkhluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) dan manusia (tukang sihir
,tukang tenun). Penyakit ini disebut ora lumbrah atau ora sabaeine (tidak wajar / tidak biasa).
Penyembuhannya adalah berdasarkan pengetahuan secara ghaib atau supernatural, misalnya
melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit ini terdiri dari
kesiku,kewalat.Penyembuhannya dapat melalui seorang dukun.
Ada beberapa katagori dukun pada masyarakat jawa yang mempunyai nama dan fungsi
masing-masing.
a. Dukun bayi, menangani terhadap penyakit yang berhubungan dengan kesehatan bayi.
tubuh , misalnya dingin , panas , angin atau udara lembab .Oleh orang Jawa hal ini disebut
dengan penyakit “ Lumrah “ atau biasa.
pemberian ramuan atau “dijamoni“ .Jamu adalah ramuan dari berbagai macam tumbuhan atau
dedaunan yang di paur , ditumbuk , setelah itu diminum atau dioleskan pada bagian yang
sakit. Di samping itu ada juga ramuan tumbuhan lain sebagai pelengkap , misalnya kulit
pohon randu yang sudah diberi mantera.
a. Dari Allah
Etiologi penyakit menurut primbon ini dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk “ diagnose
penyakit “ yang disesuaikan dengan pandangan dan kondisi jaman primbon tersebut pertama
kali ditulis . Sebagai contoh , etiologi penyakit dapat ditentukan berdasarkan lenggahipun
dinten ( tempat duduk hari ) .
Tempat duduk hari tersebut dapat dilihat dalam table berikut ini :
Nama Hari : Tempat duduk penyakit
Senin : Telinga
Selasa : Hidung
Rabu : Perut
Kamis : Tulang
Jumat : Mata
Sabtu : Tungkai
Berdasarkan hari dimulainya sakit juga dapat ditentukan tentang jenis – jenis penyakit
sebagaimana diuraikan dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna , yang dibuat sebagai
berikut :
Selain hari – hari biasa , Budaya Jawa juga memiliki hari – hari yang disebut hari pasaran
dengan urutan : Pon ,Wage,kliwon ,legi ,pahing. Budaya jawa beranggapan bahwa nama yang
berat bisa mendatangkan sial. Pendapat yang lain mengatakan “nama yang buruk” akan
mempengaruhi aktivitas pribadi dan sosial pemilik nama itu.
Dan juga kebiasaan bagi orang jawa yakni jika ada salah satu pihak keluarga atau sanak
saudara yang sakit , maka untuk menjenguknya biasanya mereka mengumpulkan dulu semua
saudaranya dan bersama – sama mengunjungi saudaranya yang sakit tersebut. Karena dalam
budaya Jawa dikenal prinsip “ mangan ora mangan , seng penting kumpul “
Adapun beberapa contoh pengobatan tradisional masyarakat jawa yang tidak terlepas dari
tumbuhan dan buah – b uahan yang bersifat alami adalah :
• Temulawak untuk mengobati sakit kuning dengan cara di parut , diperas dan airnya
diminum 2 kali sehari satu sendok makan , dapat ditambah sedikit gula batu dan dapat juga
digunakan sebagai penambah nafsu makan.
• Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi , yakni dengan dikeringkan terlebih
dahulu lalu diseduh seperti teh dan diminum seperlunya.
• Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri , peredam panas , dan penambah
nafsu makan.
• Jagung muda ( yang harus merupakan hasil curian = berhubungan dengan kepercayaan )
berguna untuk menyembuhkan penyakit cacar dengan cara dioleskan dibagian yang terkena
cacar.
• Jahe untuk menurunkan demam / panas , biasanya dengan diseduh lalu diminum ataupun
dengan diparut dan detempelkan di ibu jari kaki.
• Air kelapa hijau dengan madu lebah untuk menyembuhkan sakit kuning yaitu dengan cara
1 kelapa cukup untuk satu hari , daging kelapa muda dapat dimakan sekaligus , tidak boleh
kelapa yang sudah tua.
a. Fakta di Lapangan
b. Teori
Dilihat dari bentuk yang dihidangkan berupa nasi sayur-sayuran ayam dan lain-lain, yang
menjadi inti permasalahannya adalah pembagian ayamya dari yang masih utuh menjadi
bagian kecil-kecil. Bila orang yang membagikan tidak tahu akan makna bersih makan akan
terabaikan kebersihan kuman ayam tersebut. Selain itu ada juga bagaimana proses
memasaknya untuk ayam tersebut terkadang ayam ada bagian yang belum mencapai
tingkat kematangan dan itu akan berpengaruh pada proses pencernaan dan keamanan
mengkonsumsi makanan tersebut. Kandungan daging ayam sesungguhnya banyak
mengandung protein dan nutrisi-nutrsi lain di dalamnya yang berguna untuk keperluan
tubuh. Sayur-sayuran juga diperlukan tubuh untuk proses pencernaan seperti bayam yang
banyak mengandung serat berfungsi untuk memperlancar proses metabolisme.
c. Opini
Kepercayaan yang timbul sejak zaman dahulu sudah sangat melekat dan kental akan
budaya yang tiap tahun diadakan akan sulit dihilangkan karena akan menjadi ciri khas
pada daerah itu. Mereka beranggapan barang siapa menghilangkan budaya ini dampaknya
sangat bervariasi, bisa dikucilkan masyrakat karena dianggap tidak menghargai para
pendahulunya dan yang paling fatal bisa diusir dari lingkungan.
a. Fakta di Lapangan
Sekarang ini dilihat dari kesadaran masyarakat tentang kesehatan sudah sangat
berkembang. Banyak anak kecil yang sudah lulus tingkat sekolah dasar maupun masih
sudah dilakukan khitan atau sirkumsisi. Faktor yang mempengaruhi keinginan untuk
dikhitan biasanya berasal dari anak itu sendiri yang melu pada teman-temannya maupun
dari orang tua yang mendesak untuk dilakukannya khitan. Di beberapa daerah sudah ada
alat mumpuni untuk melakukan proses sirkumsisi secara modern. Agenda yang dilakukan
untuk institusi kesehatan biasanya yang sering kita dengan Khiatanan Masal dan ini
sangat membantu bagi keluarga yang tidak mampu untuk mengkhitankan anaknya.
b. Teori
Dari segi agama islam sangat dianjurkan untuk dilakuakn sirkumsisi atau khitan dnegan
tujuan memberikan kesehatan pada umatnya. Ini merupakan tanda sudah baligh bila sudah
di khitan atau sirkumsisi. Dahulunya untuk melakukan khitan atau sirkumsisi masih
sangat sederhana dan masih menggunakan metode yang classic. Untuk penyembuhannya
sendiri
bisa berbulan-bulan setelah dilakuakan sirkumsisi atau khitan. Obat yang digunakan
masih sangat terbatas selain itu di daerah desa juga sangat terbatas petugas kesehatannya.
Tapi sekarang dengan kemajuan teknologi diharapkan bisa terlaksanan proses sirkumsisi
yang lebih mauu dan mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat. Sirkumsisi atau khitan
adalah memotong sebagian dari alat kelamin dari pris untuk menjaga kebersihan dari alat
kelamin
pria. Ini bisa dibuktikan dengan urine yang keluar bila belum khitan atau sirkumsisi akan
sebagian tertinggal selanjutkan akan mengendap dan bahayanya bila terjadi hubungan
intim akan membahayakan si wanita karen sperma yang keluar bersama dengan endapan
tadi akan menyebabkan kanker rahim.
c. Opini
Dilakukan khitan atau sirkumsisi dapat mempercepat proses pendewasaan dari postur
tubuh biasanyya dengan tada jakin membesar, suara yang telihat besar dan tentunya
bertambah tinggi dan berat badan. Setelah dikhitan akan merasa lega karena sudah
melaksanakan tugas dari Rosul untuk syarat sahnya sholat salah satunya juga sirkumsisi
atau khitan ini bila kita sebagai imam.
a. Fakta di Lapangan
Ibu hamil jika makan pisang, nanas, mentimun itu akan menyebabkan keputihan bahkan
masyarakat sekitar berpendapat bahwa nanas bisa menyebabkan keguguran. Sewaktu ibu
hamil, jika suami memotong ayam, diprediksi anaknya akan lahir cacat. Fakta dari mitos
tersebut tidak akan terjadi kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Jika bayi yang lahir cacat,
bukan dari mitos tersebut, tetapi karena cacat itu bisa dari faktor kelainan genetiknya.
b. Teori
Mengkonsumsi pisang, nanas, mentimun justru disarankan karen kaya akan vitamin C
dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses
pembuangan
sisa-sisa pencernaan. Untuk kehamilan itu untuk memenuhi nutrisi dan menjaga
perkembangan janin. Kehamilan seseorang tidak bisa ditentukan dengan kelahiran yang
normal maupun tidak, tetapi secara medis untuk kelahiran yang tidak normal banyak
berbagai faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah kelainan gen pembawa dari ayah
maupun ibu ini sangat berpengaruh bagi kelahirannya.
c. Opini
Ibu hamil rentan akan masalah yang bisa ditimbulkan. Sebisa mungkin pertahanan akan
kondisi sehat sangat kuat dengan dukkungan keluarga, suami dan teman-teman, budaya
dimana dia tinggal sangatlah berpengaruh bagi perkembangan kehamilannya. Keyakinan
inilah yang dipegang untuk menjaga, merawar, melindungi kehamilan si Ibu. Nila-nilai,
norma, adat istiadat masih dipegang kuat. Mitos-mitos diatas tersebut hanya keyakinan
seseorang atau kelompok karena belum tentu setiap desa atau kota mempunyai mitos yang
sama karena belum tentu mitos akan jadi kenyataan. Terkadang ada ibu hamil anaknya lahir
dalam kondisi tidak normal (cacat), misalnya makan buah yang manjadi pantangan ibu
hamil anaknya lahir cacar itu hanya bertepatan saja, dibalik semua itu mungkin ada
kelainan
pada saat bayi masih dalam kandungan.
b. Kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan menurut aturan yang
dibuat oleh pemuka agama dan para santri bahwa bagi para laki-laki yang istrinnya
hamil dilarang memanjat pohon kelapa atau pohon tinggi.
c. Klien dan keluarga percaya bahwa banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa
abortus perbuataan dosa sehingga klien merencanakan akan berobat kedukun. Klien
masih mempercayai adanya hal-hal mistik, seperti tidak boleh memakan jantung
pisang , gurita dan air kelapa sedangkan suaminya pantang untuk memanjat pohon
kelapa atau pohon yang tinggi.
5. Faktor politik
6. Faktor ekonomi
a. Pekerjaan
Klien bekerja sebagai petani
b. Sumber biaya pengobatan
Klien dan keluarga telah menyiapkan tabungan untuk persalinan klien
c. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Klien menggunakan tabungannya untuk biaya bersalin
7. Faktor pendidikan
a. Pasien hanya pendidikan akhirnya hanya SMP
b. Setelah didiagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan
berobat ke dukun.
Kemampuan klien masih minim karena masih percaya hal-hal gaib daripada
medis
ANALISA DATA
Klien mempunyai pantangan makan jantung
pisang, gurita dan air kelapa.
DO :
Pendidikan klien SMP.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
keperawatan transkultural.
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa kekurangan dalam makalah yang kami buat di atas merupakan
kelemahan dari pada kami, karena terbatasnya kemampuan kami untuk memperoleh data dan
informasi karena terbatasnya pengetahuan kami.
Jadi yang kami harapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan rasa
terima kasih dengan setulus-tulusnya.Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat
membawa manfaat kepada pembaca.
.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, M. & Boyle, J. S. (1995). Transcultural Concepts in Nursing Care. 2nd Ed.
Companies.