َّهوِمن رْحهتَِِّه هج هع هَّل له ُك ُمَّ اللي هلَّ هوالنَّ هه هارَّ لِتهس ُكنُوا فِ َِّيه هولِتهَّب ته غُوا ِمن فهضلِ ِه
هوله هعل ُكمَّ تهش ُك ُرو هَّن
“Dan karena rahmatNya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu
beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari
karuniaNya (pada siang hari) dan supaya kamu bersyukur”. [Al Qashahs: 73].
PEMBAGIAN WAKTU IBADAH
فَغَلَبَهُ النَّ ْو ُم َحتَّى،ص ِلِّي ِمنَ اللَّ ْي ِل َ ُ َو ُه َو يَ ْن ِوي أ َ ْن يَقُ ْو َم ي،ُشه
َ َم ْن أَتَى ِف َرا
“ .ع َّز َو َج َّل َ ُ َو َكانَ ن َْو ُمه،ب لَهُ َما ن ََوى
َ ص ََدًََ ِم ْن َر ِبِّ ِه َ ُك ِت،ص ِب َح
ْ ُي
ه ش
َالنُ ْو َر ْ هللَالَّ ِذيَأ
ِ حياناَب ْعدَماَأماتَناَوَإِل ْي ْ الح
ِ َِمد
ْ مَقرأَا ْلع
َُر َّ َث،َهَبِي ِد ِهِ ه ْ نَو
َِ ج ْ مسحَال َّن ْومَع ْ فجلسَي
ََمرَا ْ عِ َل ِ نَسور ِةَآ ْ ِاآليات
ْ َالخواتِمَ ِم
Ali bin Abi Thalib Radhiallahu anhu menceritakan, “Kami diperintahkan (oleh
Rasulullah) untuk bersiwak, kemudian beliau bersabda,
َإََالعبدَإذاَقامَيصليَأتاهَالملكَفقامَخلفهَيستمعَالقرآََويدنوَفالَيزال
يستمعَويدنوَحتىَيضعَفاهَعلىَفيهَفالَيقرأَآيةَإالَكانتَفيَجوفَالملك
”Sesungguhnya seorang hamba ketika hendak mendirikan shalat datanglah
malaikat padanya. Kemudian malaikat itu berdiri di belakangnya,
mendengarkan bacaan Al-Qu’rannya, dan semakin mendekat padanya.
Tidaklah dia berhenti dan mendekat sampai dia meletakkan mulutnya pada
mulut hamba tadi. Tidaklah hamba tersebut membaca suatu ayat kecuali
ayat tersebut masuk ke perut malaikat itu.” (HR. Baihaqi dalam Sunan al-
Kubro 1/38)
Membersihkan hidung
ِ ْ س يدهَ فِي
َاْلنَا ِء َْ م ِ فالَ ي ْغ،هِ ن ن ْو ِمَْ م ِم َْ است ْيقظَ أحدك ْ إِذا
َْ د ِري أ ْينَ بات
َت يده َْ ف ِإنَّهَ الَ ي،سلها ثالثًا
ِ ح َّتى ي ْغ
79. Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
Terpuji. (QS. Al-Isra)
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada .16
Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa
rezki yang kami berikan.
(QS. As-Sajdah)
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ُِ ُصالَةُاللُ ْي،
.ل ِ َ ضلُالصالَ ِةُب ع َدُصالَ ِةُالْم ْفرو
َ ْأَف
َ ضة ْ َ َ َْ
Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari.” “
(HR. Muslim)
Hasan Al-Basri berkata : “Saya tidak mendapatkan sedikitpun dari ibadah yang
lebih berat dari pada shalat di tengah malam”. Kemudian ada seseorang yang
bertanya kepadanya, “mengapa wajah orang yang rajin shalat tahajjud paling
bagus ?” Dia menjawab, “Karena mereka suka menyendiri dengan Ar-Rahman
(Allah SWT) lalu Dia memberikan sebagian cahaya-Nya kepada mereka”.
MEMBIASAKAN DIRI MELAKUKAN IBADAH-IBADAH NAFILAH
Shalat tahajud boleh dikerjakan di awal, pertengahan atau akhir malam. Ini semua
pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana Anas bin Malik mengatakan :
ُُوَُالُنَ َشاءُأَ ْنُنَ َراه َ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ول
اهن يُ
أُرال
َ َْ َ ً َ ْ إُاي ل صُم ل ي ُالل ُِف م ل سُو
َ ََ َْ ُ
ه يَل ُعىُاَّللل ُص
َ ُاَّلل َ َماُكناُنَ َشاءُأَ ْنُنَ َر
َ ىُرس
ُُرأَيْ نَاه الِ
إُام ََِنئ
َ ً
“Tidaklah kami bangun agar ingin melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di malam
hari mengerjakan shalat kecuali pasti kami melihatnya. Dan tidaklah kami bangun melihat
beliau dalam keadaan tidur kecuali pasti kami melihatnya pula.” (HR. Bukhari)
Namun waktu utama untuk shalat malam adalah di akhir malam, sebagaimana
perkataan ’Aisyah radiyallahu anha ketika ditanyakan mengenai shalat malam
yang dilakukan oleh Nabi SAW.
MEMBIASAKAN DIRI MELAKUKAN IBADAH-IBADAH NAFILAH
ٍ ُيصلِىُأَربعُرَُكع،ًُىُع ْشرَةُرْكعة ِ ِ
ُاتُفَالَُتَ ْسأ َْل َ َ َ َْ َ َ َ َ َ ْ َ ُوالَُغَ ِْْي
ُ د
َ ح إُى ل
َ ُع ه َ ضا َن َ َماُ َكا َنُيَ ِزيد ُِِف
َ ُرَم
صلِىُثَالَ ًُث
َ ُي ُُث، ن
ُ ُِِعنُحسنِ ِهنُوطوِل
َ ْ ْ َ ْ
َلأ س
ْ ت
َ َُالُ
ف
َ ُاع بَرأ
ً َْ َُى ُُِثُيصل،َُعنُحسنِ ِهنُوطوِلِِن
َ ْ ْ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah shalat malam di
bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 raka’at. Beliau melakukan shalat
empat raka’at, maka jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian
beliau melakukan shalat empat raka’at lagi dan jangan tanyakan mengenai bagus dan
panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat tiga raka’at.” (HR. Bukhari; dari
‘Aisyah radiyallahu anha)
MEMBIASAKAN DIRI MELAKUKAN IBADAH-IBADAH NAFILAH
79. Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.
(QS. Al-Isra)
2. Dikabulkan Do’a
Dari Jabir bin ‘Abdillah ra., ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
ِ ْاُوا
ُآلخ َرِةُإِالُُأَ ْعطَاه ِ ُالَُي وافِقهاُرج لُمسلِم ُُيسأَلُهللاُ َخْي،ًإِن ُِِفُاللي ِلُلَساع ة
ُّ اُم ْنُأ َْم ِر
َُ َُالدنْ ي ًْ َ ٌَْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ
َ ُِو َذل،
.كُكلُلَْي لَ ٍُة َ إَِّيه
“Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon
kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan
memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam” (HR. Muslim)
3. Jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT
15.Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan
mata air-mata air; (16). Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya
mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan; (17). Di dunia
mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam; (18). Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu
pagi sebelum fajar. (QS. Ad-Dzariyat)
b. Senantiasa membaca Al-Qur’an
29. Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Ash-Shad)
Dari Abdullah Bin Mas’uud Radhiyallohu anhu berkata: “Tidaklah seorang hamba ditanya
tentang dirinya kecuali dengan Al-qur’an, jika ia mencintai Al-qur’an, maka sesungguhnya dia
mencintai Allah dan Rasulnya”.
Dari Abdullah Radhiyallahu anhu: “Barang siapa ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah
dan Rasulnya, maka lihatlah, jika ia mencintai Al-qur’an maka ia mencintai Allah dan Rasulnya”.
Back
c. Memperbanyak dzikir kepada Allah SWT
Yang dimaksud dengan dzikir adalah : Merasakan keagungan Allah SWT dalam
semua kondisi. Dzikir tersebut bisa berupa dzikir fikiran (dzihmi), hati (qolbu), lisan,
atau perbuatan (fi’il). Dzikir perbuatan yang kita maksud di sini adalah mencakup
tilawah, ibadah dan keilmiuan. Makna dzikir seperti inilah yang banyak dijelaskan oleh
Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Perintah berdzikir kepada Allah SWT secara kontinyu banyak kita temukan dalam
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi SAW.
152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-
Baqarah)
ُُع ْي نَاه
َ ت َُ َرج ٌلُذَ َك َرُهللاَُ َخالِيًاُفَ َفا:ُُظلُّه
ْ ض ِ ُُظلُإِال
ِ ُظلِ ِهُي وم َُال
َ َْ
ِ سب عةٌُي ِظلُّهمُهللا ُِِف
ْ َ َْ
Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:
"Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah (salah satunya) adalah seseorang yang
berdzikir kepada Allah hingga meneteskan air matanya. (HR. Muslim)
ُِبُ– صلىُهللاُعليهُوسلمُ– « يَقولُاَّلل ُّ ِالُالنَ َالُق َ ََع ْنُأَِِبُه َريْ َرَةُ– رضىُهللاُعنهُ– ق
ُُوإِ ْن، ُى سِ ُفَِإ ْنُذَ َكرِِن ُِِفُنَ ْف ِس ِهُذَ َُكرته ُِِفُنَ ْف،ُُوأ َََنُمعهُإِ َذاُذَ َُكرِِن،ُىُِب
ِ دِ ُعب نِ ظ
َ ُ د
َ ن
ْ ِ تَ ع َاَلُأ َََن
ُع
َ ْ َ َ ََ َ ْ َ َ
ِ ُوإِ ُْن تَ َقربُإِ ََلُبِ ِش ٍْْبُتَ َقربتُُإِلَي ِه،ُذَ َكرِِن ُِِفُم ٍألُذَ َكرته ُِِفُم ٍألُ َخ ٍْْي ُِم ْن هم
ُب َ ُوُإِ ْنُتَ َقر،ُا
َ اع
ً ر ُذ
َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ
»ًُُه ْرَولَة ِ َُ ُوإِ ْنُأ َََتِِن،ُاعاُتَ َقربتُإِلَي ِهَُب ًعا ِ إِ ََل
َ ُيْشىُأَتَ ْي ته َ َ ْ ْ ً رَ ُذ
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: 'Allah Subhanahu
wa Ta'ala telah berfirman: 'Aku bergantung pada sangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku
akan bersama hamba-Ku ketika ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku dalam dirinya,
maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di tengah orang
banyak, maka Aku juga akan mengingatnya di tengah orang banyak yang lebih baik
daripada mereka. Apabila ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat
kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat
kepadanya sedepa. Apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang
kepadanya dengan berlari.‘ (HR. Buhari dan Muslim)
ِ ُهللاُاَل ِذينُي راعو َنُالشمسُوالْ َقمرُوْألَ ِظلةَُلِ ِذُ ْك ِر
ُهللاُتَ َع َاَل ِ هللاُإِ ََل
ِ اد ِب
ِ ُعب
َ ََ َ َ ْ ْ َ َْ َ ُّ َح
َأ
“Hamba yang paling dicintai Allah ialah orang-orang yang menjaga matahari, bulan dan
bayang-bayang untuk mengingat Allah”. (HR. Thabrani dan Al-Hakim)
Orang yang menghendaki akhirat harus membuat program rutin untuk dirinya
berupa bacaan istighfar, tahlil, shalawat, atas Rosululloh SAW dan dzikir-dzikir
ma’tsur lainnya, sebagaimana ia harus membiasakan lisannya untuk dzikir
terus-menerus seperti tasbih, istighfar , tahlul, takbir atau hauqalah (laa haula
walaa quwwata illa billah), untuk menambah program rutin tersebut dengan
berbagai shalat, ibadah dan amalan-amalan lainnya. Kesucian dan ketinggian
jiwanya akan sangat ditentukan oleh sejauh mana ia telah melaksanakan
sarana-sarana tazkiyah tersebut.
والذي نفسي بيَده لقَد هممت أن آمر بحطب فيحطب ثم آمر بالصالة فيؤذن لها ثم آمر رجال فيؤم الناس ثم أخالف إلى
رجال فأحرق عليهم بيوتهم
”Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan
orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka
untuk menegakkan shalat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku
memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang
yang tidak mengikuti sholat jama’ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, seorang lelaki buta datang kepada Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata,
َ ِّص ِل
ى فِى بَ ْيتِ ِه َ أ َ ْن يُ َر ِ ِّخ-صلى هللا عليه وسلم- َّللا
َ ُص لَهُ فَي ِ َّ سو َل َ َ ف.ْس ِلى ََائِ ٌَد يَقُو َُدنِى ِإلَى ْال َم ْس ِج َِد
ُ سأ َ َل َر َ َّللا ِإنَّهُ لَي
ِ َّ سو َل
ُ يَا َر
.» ْ ََا َل « فَأ َ ِجب. فَقَا َل نَ َع ْم.» ِصالَةَّ ص لَهُ فَلَ َّما َولَّى ََد َعاهُ فَقَا َل « ه َْل ت َ ْس َم ُع ال ِنِّ ََدا َء ِبالَ فَ َر َّخ
”Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi
saya untuk mendatangi masjid.” Maka ia meminta keringanan kepada Rasulullah
untuk tidak shalat berjama’ah dan agar diperbolehkan shalat di rumahnya. Kemudian
Rasulullah memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu hendak
beranjak, Rasulullah memanggilnya lagi dan bertanya,“Apakah kamu mendengar
adzan?” Ia menjawab,”Ya”. Rasulullah bersabda,”Penuhilah seruan (adzan) itu.”
[HR Muslim]
ََُّّذمَّتِ ِهَّبِ هشىءَّفهيُد ِرهكهَُّفهيه َُّكبه ِ َّذم ِة
ِ َّاّللََّّفهالهَّيطلُب ن ُكمَّاّلل َِّمن ِ ىَّالصبحَّفههو َِِّف
ُ ُ ه ه َّصل ُّ ه ُ ه همن ه
َّج ههن هَّم
ه ِ
ر ََّن
ه ِ
ِف
“Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan
Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh
tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan
menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR.
Muslim no. 657)
َّاَّوهماَّفِ ه
يها ِ ركعتهاَّال هفج ِر
َّخْيٌَّم هنَّالدُّن يه ه
ه هه
“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih
baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725).
ِ ََّسرهةَّ– ر
– َّالنب
َُّّ هكا هن:ََّّقه هال، –ََُّّعنه َّجابِرَّب ِن هُه ه ه ُ ه
َّ
َّهللا ي ض هو هعن ه
ََّّحّت ِ ََّملِ ِس
ه َّف عبر َّتر ج ف ىَّال ل َّ
اَّص ذ ِ
إ – َّ م ِ
ه ه ه هه ه ه ه ه َّعلهي ه ه ه
لس َّوه صلىَّهللاُ ه ه
ََُّّد ُاوهد هَّو هغْيُه
ََّّرهواهَُّأهبُو ه،َّ ِ َّص ِ
هح ٌ ه ٌ ه.ََّّحسنهاء
ح يح َّ ث يد س ه ُ ِ تهطلُ هعَِّالشم
ََّّصحي هحة ه د
ه يان هس
ه ِ
ِب
Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhuma, ia
berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu apabila
telah melakukan shalat Shubuh, beliau duduk bersila di
tempat duduknya sampai terbitnya matahari yang putih
indah sinarnya.” (HR. Abu Daud dan selainnya
sanadnya shahih) [HR. Muslim, no. 4851; Abu Daud, no.
4850]
Disunnahkan bagi yang melaksanakan shalat Shubuh
berjamaah untuk duduk di tempat hingga matahari meninggi, lalu
melaksanakan shalat Dhuha di awal waktu (shalat isyraq).
َ م م ُ َ ْ ُم
ُم
ورها
ِ ك ب ىف ىت
ِ ِ م لأ كار
ِ ب هَّللا
َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ
م ْ َ م َ م َ م َ ٌ َ َ ُ َ م ْ َ ٌ ْ َ م
فس ِددوا وق ِاربوا وأب ِشروا، الدين أحد ِإلا غلبه ِ ولن يشاد، الدين يسر ِ ِإن
َ ْ ُّ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ م
واست ِعينوا ِبالغدو ِة والروح ِة وشى ٍء ِمن الدلج ِة،
ُ لَه،ُ لَ ِإلَـهَ ِإلَّ هللاُ َو ْح ََدهُ لَ ش َِري َْك لَه،َلِل ِ َّ ِ َو ْال َح ْم َُد،َلِل
ِ َّ ِ صبَ َح ْال ُم ْل ُك
ْ َ صبَ ْحنَا َوأ ْ َأ
ب أ َ ْسأَلُ َك َخي َْر َما فِ ْي َه َذا ْاليَ ْو ِم ِ ِّ َر.ش ْيء ََ َِدي ُْر َ علَى ُك ِِّل َ ْال ُم ْل ُك َولَهُ ْال َح ْم َُد َو ُه َو
ُع ْوذ ِ ِّ َر،ُع ْوذُ ِب َك ِم ْن ش ِ َِّر َما ِف ْي َه َذا ْاليَ ْو ِم َوش ِ َِّر َما بَ ْع ََده
ُ َب أ ُ َ َوأ،َُو َخي َْر َما بَ ْع ََده
ع َذاب فِي ْالقَب ِْر َ ار َو ِ َّع َذاب فِي الن َ ع ْوذُ ِب َك ِم ْن ُ َب أ ِ ِّ َر،س ْو ِء ْال ِكبَ ِر ُ س ِل َو َ ِب َك ِم َن ْال َك
“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala
puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah
semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian.
Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon
kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung
kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai
Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari
tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan
siksaan di alam kubur.”
Pertama: Mengucapkan tasmiyah
َّام فه ُكلُوا ِمنَّ هَّحافهته ي َِّه هو َّله هَت ُكلُوا ِمنَّ هو هس ِط ِه
َِّ ط الط هع
َّإِنَّ ال ههَبهك َّةه تهن ِزَُّل هو هس ه
“Barokah itu turun di tengah-tengah makanan, maka mulailah
makan dari pinggirnya dan jangan memulai dari tengahnya.”[8]
Dari Wahsyi bin Harb dari ayahnya dari kakeknya bahwa para
sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
.َّ قهالُوا نه هعم.» ال « فهله هعل ُكمَّ تهف هَِتَّقُو هَّن َِّ ول
َّ قه ه.اّلل إَِنَّ هَن ُك َُّل هو َّله نهشبه َُّع َّهََّي هر ُس ه
.» اّلل هعلهي َِّه يُبه هاركَّ له ُكمَّ فِ َِّيه
َِّ ال « فهاجته ِم ُعوا هعلهى طه هع ِام ُكمَّ هواذ ُك ُرَّوا اس هَّم َّقه ه
َّاله هَت ُكلَّ هَّحّتَّ هَي هذ هَّن له ه
ك َّ ِف هولِ هيمةَّ فه َُّو ِض هَّع ال هع هش
َّ اءُ فه َّال أهبُو هد ُاوهَّد إِ هذا ُكن ه
َّ ِ ت َّقه ه
.ب الدا َِّر ِص
َُّ اح ه
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa
kenyang?” Beliau bersabda, “Kemungkinan kalian makan
sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda,
“Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah
nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya.”[3] Ibnu
Baththol berkata, “Makan secara bersama-sama adalah salah
satu sebab datangnya barokah ketika makan.”[4]
Kedelapan: Tidak membiarkan suapan makanan yang terjatuh
ان ِب َها ِم ْن أَذى َو ْليَأ ْ ُك ْل َها َولَ يَ ََد ْع َها ْ ت لُ ْق َمًُ أ َ َح َِد ُك ْم فَ ْليَأ ْ ُخ ْذ َها فَ ْليُ ِم
َ ط َما َك ْ َِإ َذا َوََع
ان َ ش ْي
ِ ط َّ ِلل
“Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah
kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang
bersih. Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan.”[5]
Kesembilan: Menjilat tangan sebelum mencuci atau mengusapnya
ْ َ ط ِع ْم َم ْن أ
ِ طعَ َمنِى َوأ َ ْس
ق َم ْن أ َ ْسقَانِى ْ َ اللَّ ُه َّم أ
“Allahumma ath’im man ath’amanii wa asqi man asqoonii” [Ya Allah,
berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku
dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman
kepadaku][12]
ع ْذبا فُ َراتا ِب َر ْح َم ِت ِه َولَ ْم يَ ْجعَ ْلهُ ِم ْلحا ا ُ َجاجا ِبذُنُ ْو ِبنَا ِ ِ ا َ ْل َح ْم َُد
ْ هلل الَّ ِذ
َ ُى َجعَلَه
Segala puji bagi Allah yang dengan rahmat-Nya telah menjadikan
air ini segar dan menyegarkan. Dan tidak menjadikan air ini asin
dan pahit karena dosa-dosa kami.
[1] HR. Bukhari no. 5409.
[2] Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, Asy Syamilah, 18/93
[3] HR. Abu Daud no. 3764. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan.
[4] Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 18/121
[5] HR. Muslim no. 2033
[6] HR. Muslim no. 2033
[7] Nailul Author, Muhammmad bin ‘Ali binn Muhammad Asy Syaukani,
Idarotu Thoba’ah Al Maniriyah, 9/34
[8] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Yahya bin Syarf An
Nawawi, Dar Ihya’ At Turots, cetakan kedua, 1392, 13/204-205
[9] HR. Tirmidzi no. 3458. Tirmidzi berkata, hadits ini adalah hadits hasan
gharib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan
[10] HR. Muslim no. 2734
[11] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/51.
[12] HR. Muslim no. 2055.
[13] HR. Ahmad 2/344. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa
sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim.
َ َ َٰ َ ُ َ َ ُ ْ َ ٌ ْ َ َ َ ٌ َ َٰ َ ْ َْ ٌُ م
ام ٱلصلو ِة و ِإيتا ِٓء
ِ َّلل و ِإق ِ يهم ِتجرة ولا بيع عن ِذك ِر ٱ ِ ِرجال لا تل ِه
َ َٰ َ ْ م م ْ ُ َ َ َ َ م َ َ َ
ْ
وب َوٱلأبصرم يه ٱلقل م ف م ً ْ َ َٰ ُ
ِ ِ ٱلزكو ِةۙ يخافون يوما تتقلب
َّهوِمن رْحهتَِِّه هج هع هَّل له ُك ُمَّ اللي هلَّ هوالنَّ هه هارَّ لِتهس ُكنُوا فِ َِّيه هولِتهَّب ته غُوا ِمن فهضلِ ِه
هوله هعل ُكمَّ تهش ُك ُرو هَّن
“Dan karena rahmatNya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu
beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari
karuniaNya (pada siang hari) dan supaya kamu bersyukur”. [Al Qashahs: 73].
Tidur pada awal malam
ِ
امَّقه هالَّ« ِِب ه َِّبَّ– صلىَّهللاَّعليهَّوسلمَّ– إِ هذاَّأ ههر هادَّأهنَّيهنه ه
»َّوت هَّوأهحيها
َُّ كَّالل ُهمَّأ ُهم َس ُّ ِهكا هنَّالن
»َّور ُّش نَّال ِ
ه يل
هِ َّو،َّا
َّ
إ ن ات
ه هم
أ َّا َّم د ع َّب اَن
ه يهح أَّى ِ
ذ َّال
َّ ِ ِ
َّّلل د م اْل « َّ ال
ه هق َّهِ وإِ هذاَّاسته ي هق هظ َِّمنَّمنه ِام.
ُ ُ ه ه ه ه ه ه ه ُ ه ه ه
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan:
(Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun
tidur, beliau mengucapkan: (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan
kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR.
Bukhari no. 6324)
Mengibaskan sprei tiga kali sebelum
berbaring
ْ َعلَى ب
ط ِنى َ س َح ِر َّ ط ِج ٌع فِى ْال َم ْس ِج َِد ِمنَ ال ْ فَبَ ْينَ َما أَنَا ُم
َ ض
ًٌَض ْجع ِ ِإ َذا َر ُج ٌل يُ َح ِ ِّر ُكنِى ِب ِر ْج ِل ِه فَقَا َل « ِإ َّن َه ِذ ِه
صلى هللا- َّللا ِ َّ سو ُل ُ ظ ْرتُ فَإِ َذا َر َ َ ََا َل فَن.» َُّللا
َّ ض َها
ُ يُ ْب ِغ
-عليه وسلم
“Ketika itu aku sedang berbaring tengkurap di
masjid karena begadang dan itu terjadi di waktu
sahur. Lalu tiba-tiba ada seseorang menggerak-
gerakkanku dengan kakinya. Ia pun berkata,
“Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang
dibenci oleh Allah.” Kemudian aku pandang orang
tersebut, ternyata ia adalah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. (HR. Abu Daud no. 5040 dan
Ibnu Majah no. 3723
Menutup pintu, jendela
dan memadamkan api dan
lampu sebelum tidur
ض ِب ِه
َ غ َ منْ ت ِ هللا الت َّا َّما
ِ ت ِ ع ْوذُ ِب َك ِل َما ُ َأ
ت ِ َو ِعقَابِ ِه َوش ِ َِّر ِعبَا َِد ِه َو ِم ْن َه َمزَ ا
.ن ُ اطي ِْن َوأ َ ْن يَ ْح
ِ ض ُر ْو َّ ال
ِ َ شي
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat
Allah yang sempurna dari murka-Nya,
siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-
Nya, dari godaan para syaitan dan dari
kedatangan mereka kepadaku.” [HR. Abu
Dawud no. 3893, at-Tirmidzi no. 3528 dan
lainnya. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-
Shahii-hah no. 264]