Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM PERNAPASAN

DISUSUN OLEH :
KIKI TAZKIA SUNDUSI ( 302021087)
VIRA FEBRIAYANTI ( 302021085)
MIRA LESTARI ( 302021088)
FIRMALIAN ( 302021084)
RAHMALIA NUR FADILA ( 302021090)
TRIYUNI NURWAIDAH ( 302021089)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Dalam penyelesaian makalah ini
penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada 1.Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.2.Ibu Nur rohman yang memberi tugas dan
bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.3.Semua pihak yang telah membantu
penulis.Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan
harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis
mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
kepada mereka yang telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai ibadah.
Amin yaa Rabb.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri hidup.Dengan mengenali ciri-ciri makhluk hidup,
kita akan melihat keanekaragaman makhluk hidup yang tidak terbatas pada fisik saja, tetapi
juga terlihat pada struktur tubuh, tingkah laku, dan interaksinya dengan yang lain. Salah satu
ciri-ciri makhluk hidup adalah bernapas.Di alam raya ini tidak ada satupun makhluk hidup
yang tidak bernapas.Apalagi manusia. Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam
bernapas dan untuk menjalankan berbagai aktivitas tubuh. Oleh karena itu, di dalam
tubuh manusia terdapat sistem pernapasan yang mensirkulasikan peredaran oksigen
dan pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh.

1.2 Rumusan masalah


1.Apa saja organ tubuh yang bekerja dalam sistem pernapasan pada manusia dan perannya?
2.Mengapa mausia memerlukan sistem pernapasan?
3.Bagaimana kerja sistem pernapasan pada manusia?
4.Apasaja gangguan kesehatan yang dapat menyerang sistem pernapasan pada manusia?
5.Bagaimana menjaga kesehatan pernapasan pada manusia?

1.3 Tujuan dan manfaat penulisan


Tujuan penulisan ini sebagai berikut.
1.Mengetahui organ-organ yang bekerja dalam sistem pernapasan manusia dan perannya.
2.Mengetahui manfaat pernapasan pada manusia.
3.Mengetahui sistem kerja pernapasan manusia.
4.Mengetahui penyakit yang dapat menyerang sistem pernapasan manusia.
5.Mengetahui cara menjaga kesehatan sistem pernapasan pada manusia.Manfaat penulisan
makalah ini sebagai wawasan pengetahuan penulis dan pembaca tentang system
pernapasan manusia.Selain itu, sebagai bekal dalam memberikan bahan ajar Ilmu
Pengetahuan Alam kelak sebagai tenaaga pendidik.
BAB II
PEMBAHASAN
Sel tubuh memerlukan energy untuk semua aktivitas metaboliknya. Sebagian besar energy ini
didapatkan dari reaksi yang hanya dapat terjadi jika ada oksigen. Prosduk sisa reaksi ini adalah
karbon dioksida. System respirasi memungkinkan oksigen yang ada di atmosfer masuk ke dalam
tubuh dan memungkinkan ekskresi karbon dioksida dari tubuh. Pertukaran gas antara darah dan
paru-paru disebut resfirasi eksterna. Sedangkan pertukaran gas antara darah dan sel disebut
respirasi internal. Organ resfirasi meliputi hidung,faring,laring,trakea, dua bronkus (satu
bronkuss pada tiap paru-paru bronkiolus dan saluran respirasi kecil, dua paru-paru dan selaput
pleura, serta otot respirasi (otot interkosta dan diafragma).

1.3 hidung dan Rongga Nasal


Posisi dan struktur
Rongga nasal (hidung) adalah jalan masuk udara utama dan terdiri atas rongga berukuran besar
yang tidak beraturan yang dibagi menjadi dua lubang yang sama besar oleh suatu septum. Bagian
posterior tulang septum dibentuk oleh lempeng perpendicular tulang etmoid dan vomer. Di
bagian anterior, nasal terdiri atas kartilgo hialin

Atap (langit-langit) nasal dibentuk oleh lempeng kribriformis tulang etnoid dan sefnoid, tulang
frontal, dan tulang hidung. Dasar nasal dibentuk oleh langit-langit mulut dan terdiri atas palarum
durum di bagian depa tulang, dan palatum molle di belakang Palatum durum terdiri atas tulang
palatin dan maksila, sedangkan palatum molle terdiri atas orot involuntir.
Dinding medial dibentuk oleh septum. Dinding lateral dibentuk oleh maksila, tulang etmoid,dan
konka inferior. Dinding posterior dibentuk oleh dinding posterior faring.
Hidung dilapisi oleh epiteliom kolumnar bersilid yang kaya vaskular (membran mukosa bersilia)
yan mengandung sel goblet yang menyekresi mukus. Pada lubang hidung anterior, sel in bersatu
dengan kulit dan pada bagian posterior meluas hingga ke faring.
Lubang hidung interior atau nostril, merupakan saluran penghubung dari eksterior ke rong
nasal. Di sini terdapat rambut hidung yang dilapisi mukus yang lengket.
Lubang hidung posterior merupakan saluran dari rongga nasal ke faring.
Sinus paranasal adalah rongga di tulang wajah dan kranium, yang berisi udara. Terdapat sedikit
ruang antara sinus parañacal dan rongga nasal. Sinus dilapisi oleh membran mukosa yang
berlanjut ke rongga hidung. Sinus utama meliputi sinus maksilaris di dinding lateral, sinus
frontal dan sfenoid di langit- langit, serta sinus etmoid di bagian dinding lateral dan atas. Fungsi
sinus adalah membantu individu berbicara dan juga meringankan tulang tengkorak. Ductus
nasolacrimal memanjang dari dinding lateral hidung ke sakus konjungtiva mata. Ductus ini
mengalirkan air mata dari mata.
Fungsi Respirasi pada Hidung
Hidung adalah saluran respirasi pertama yang dilalui udara yang diinspirasi (dihirup). Fungsi
hidung adalah menghangatkan, melembapkan, dan menyaring udara.
Konka yang menonjol meningkatkan area permukaan dan menyebabkan turbulens, mengedarkan
udara yang diinspirasi ke seluruh permukaan hidung. Arca permukaan yang besar
memaksimalkan penghangatan (banyak vaskular mukosa), humidifikasi (mukosa yang lembap),
dan penyaringan (mukus dan silia).
Fungsi Penciuman pada Hidung
Hidung adalah organ indra penciuman. Ujung saraf yang mendeteksi penciuman berada di atap
(langit-langir) hidung di area lempeng kribriformis ulang etmoid dan konka superior. Ujung saraf
ini distimulasi oleh bau di udara. Impols saral dibantarkan oleh saraf olfaktories ke otak di mana
sensasi bau dipersepsikan.
1.4 FARING
Posisi
Faring adalah saluran yang memiliki panjang 12-14 cm dan memanjang dari dasar tengkorak
hingga vertebra servikalis ke-6. Faring berada di belakang hidung, mulut, dan laring serta lebih
lebar di bagian atsnya. Untukn alasan deskriptif, faring dibagi menjadi 3 bagian: nasofaring,
orofaring dan laringofaring.
Nasofaring. Bagian nasal faring terletak dibelakang hidung dan di atas palatum molle. Pada
dinding lateral, pada dinding posterior, terdapat tonsil faringeal (adenoid), yang terdiri atas
jaringan limfoid. Tonsil paling menonjol pada masa kanak-kanak hingga usia 7 tahun.
Selanjutnya tonsi mengalami atrofi.
Orofaring. Bagian oral faring terletak di belakang mulut, memanjang dari bagian bawah
palantum molle hingga bagian veterbra servikalis ke-3. Dinding lateral bersatu dengan palatum
molle untuk membentuk lipatan di tiap sisi. Antara tiap pasang lipatan, terdapat kumpulan
jaringan limfoid yang disebut tonsil palatin. Saat menelan, bagian nasal dan oral dipisahkan oleh
palatum molle dan uvula.
Laringofaring . bagian laryngeal faring memanjang dari atas orofaring dan berlanjut ke bawah
esofagus, yakni dari vertebra servikalis ke-3 hingga ke-6.

STRUKTUR
 Membrane mukosa. Mukosa melapisi berbagai region tubuh. Dari nasofaring hingga
hidung, membrane mukosa dilapisi epitelium kolummar bersilia sedangkan pada
orofaring dan laringofaring, membrane mukosa dibentuk oleh epitelium skuamosa
berlapis, yang berlanjut melapisi bagian mulu dan esofagus. Lapisan ini melindungi
jaringan yang mendasari dari kerja abrasive bahan makanan yang melalui jaringan ini
sebelum ditelan.
 Jaringan fibrosa. Jaringan ini membentuk lapisan tengah. Jaringan ini lebih tebal di
nasofaring di mana terdapat sedikit otot, dan semakin tipis di ujung bawah, di mana
lapisan ototnya lebih tebal.
 Otot polos. Otot polos terdiri atas beberapa otot konstriktor involuntir yang berperan
penting dalam mekanisme menelan, sementara faring bukan dikendalikan otot voluntir.

Fungsi
a. Saluran respirasi dan makanan. Faring adalah organ yang telibat dalam system
pencernaan dan respirasi: udara masuk melalui bagian nasal dan oral, sedangkan
makanan melalui bagian oral dan laring.
b. Penghangat dan pelembap. Dengan cara yang sama seperti hidung, udara dihangatkan
dan dilembabkan saat masuk ke faring.
c. Pengecap. Terdapat ujung saraf olfaktorius dari indra pengecap di epitelium oral dan
bagian faringeal.
d. Pendengar. Saluran auditori (pendengaran), memanjang dari nasofaring pada tiap telinga
tengah, memungkinkan udara masuk ke telinga tengah.
e. Perlindungan. Jaringan limfatik faring dan tonsil laring menghasilkan antibody dalam
berespons terhadap antigen, missal mikroba.
f. Berbicara. Fungsi faring dalam Bahasa adalah dengan bekerja sebagai bilik resonansi
untuk suara yang naik dari laring, faring(bersaa sinus) membantu suara yang khas pada
tiap individu.

Struktur
1. Kartilago tiroid. Kartilago tiroid adalah bagian yang paling menonjol dan terdiri atas
dua potongan pipih kartilago hialin atau lamina, yang bersatu dibagian anteriornya,
membentuk tonjolan laring. Di bagian atas lamina, tonjolan laring terpisah membentuk
simpul berbentuk huruf V yang disebut simpul tiroid.
2. Kartilago arytenoid. Kartilago ini merupakan dua kartilago hialin yang berbentuk
piramida dan berada di puncak bagian yang luas dari kartilago krikoid yang membentuk
bagian dinding posterior laring.

Epiglottis merupakan kertilago fibroelastik berbentuk daun yang melekat pada permukaan
dalam dinding anterior kartilago tiroid tepat dibawah simpul tiroid. Epiglottis dilapisi
epitelium skuamosa berlapis.
Suplai darah dan saraf
Laring diperdarahi oleh arteri laryngeal dan dialiri oleh vena tiroid yang bekerja sama dengan
vena jugularis internal.
Interior Laring . saat otot yang mengendalikan pita suara berelaksasi, pita suara membuka
dan saluran respirasi menuju laring dalam keadaan bersih, dan kondisi ini disebut abduksi.
Nada suara yang dihasilkan oleh getaran pita suara menutup(meregang) rapat laring, dan
kondidi ini disebut aduksi (menutup).

Struktur
1. Lapisan luar terdiri atas jaringan elastic dan fibrosa yang membungkus kartilago.
2. Lapisan tengah terdiri atas kartilago dan pita otot polos yang membungkus trakea dalam
susunan heliks.
3. Lapisan dalam terdiri atas epitelium kolumnar bersilia, yang berisi sel goblet penyekresi
mukus.

1.5 Suplai darah, saraf, dan limfe.


Fungsi
- Penunjang dan menjaga kepatenan. Tulang rawan trakea mempertahankan
trakea terbuka secara permanen, tetapi jaringan lunak yang berada antar tulang
rawan memungkinkan adanya fleksibilitas sehingga kepala dan leher dapat
bergerak bebas tanpa menyumbat atau menekuk trakea.
- Escalator mukosiliaris. Adalah keselarasan freskuensi gerakan silia memberan
mukosa yang teratur yang membawa mukus dengan partikel yang melekat
padanya ke atas laring dimana partikel ini akan ditelan atau dibatukkan.
- Refleks batuk. Ujung saraf di laring, trakea,dan brounkus peka terhadap iritasi
sehingga membangkitkan implus saraf yang dihantarkan oleh saraf vagus ke
pusat respirasi di batang otak.
- Penghangat,pelembap,dan penyaring. Fungsi ini merupakan kelanjutan dari
hidung walaupun normalnya udara sudah jenuh saat mencapai trakea.

Anda mungkin juga menyukai