Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN By : F.

Hondo
TRANSKULTURAL
KONSEP ETNIK DAN BUDAYA

Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh


kelompok tertentu (kelompok etnik).
Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai
budaya dan social yang unik serta menurunkannya kepada
generasi berikutnya.
Ras merupakan system pengklasifikasian manusia berdasarkan
karakteristik fisik,pigmentasi,bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu
pada tubuh dan bentuk kepala.
Sedangkan, budaya merupakan keyakinan dan perilaku yang
diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya.
Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakan dengan belajar,
beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya.
Menurut E.B Tylor (1974), kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Menurut konsep budaya Leininger, karakteristik budaya dapat
digambarkan sebagai berikut.
Budaya merupakan pengalaman yang bersifat universal sehingga
tidak ada dua budaya yang sama persis.
Budaya bersifat stabill, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut
diturunkan kepada generasi berikutya sehingga mengalami
perubahan.
Budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri
tanpa disadari.
J.H Melville (2007) menyebutkan kebudayaan memiliki empat unsur
pokok, yaitu alat-alat teknologi; system ekonomi; keluarga; dan
kekuasaan politik.
Sedangkan, M. Bronislaw (2007) mengatakan ada empat unsur pokok
yang meliputi :
oSistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
oOrganisasi ekonomi
oAlat dan lembaga (petugas) untuk pendidikan (keluarga merupakan
lembaga pendidikan utama)
oOrganisasi kekuatan (politik)
WUJUD DAN KOMPONEN BUDAYA

Menurut D. Oneil (2006),wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu gagasan,


aktivitas, dan artefak.
Gagasan atau wujud ideal merupakan kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-
ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan
sebagainya yang bersifat abstrak;tidak dapat diraba dan disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
Aktivitas atau tindakan merupakan wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Sistem ini terdiri atas aktivitas
manusia yang ssaling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Artefak atau karya merupakan wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-
benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan
menjadi dua komponen utama sebagai berikut.
Kebudayaan material. Mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata dan konret (teman-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi)
Kebudayaan nonmaterial. Merupaan ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi (dongeng, cerita rakyat, serta
lagu atau tarian tradisional).
HUBUNGAN ANTARA UNSUR-
UNSUR KEBUDAYAAN
1. peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi).
Masyarakat kevil yang hidup berpindah-pindah (nomaden) atau masyarakat
pedesaan yang disebut juga dengan system peralatan dan unsurkebudayaan
fisik.
2. system mata pencaharian hidup
Sistem ini focus pada masalah mata pencaharian tradisional, diantaranya
berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam di ladang, menangkap ikan.
3. system kekerabatan dan organisasi social
Kim Uichol (2001) mengemukakan bahwa system kekerabatan suatu
masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur social dari
masyarakat yang bersangkutan.
4. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan
manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik
lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (Bahasa isyarat), dengan
tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan
bicaranya (orang lain).
5. kesenian
Kesenian mengacu kepada nilai keindahan (estetika) yang berasal
dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikati
dengan mata ataupun telinga.
6. Sistem kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik
manusia dalam menguasai dan megungkap rahasia-rahasia alam
sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan
adanya penguasa tertinggi dari system jagad raya ini, yang juga
mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian dari jagad
raya.
KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
Keperawatan transcultural adalah suatu pelayanan keperawatan
yang berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang
perbedaan budaya (Leininger, 1978).
Keperawatan transcultural adalah ilmu dan kiat yang humanis,
yang difokuskan pada perilaku individu inidividu atau kelompok,
serta proses untuk mempertahankan atau meningktkan perilaku
sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar
belakang budaya (Leininger, 1984).
TUJUAN

Tujuan penggunaan keperawatan transcultural adalah


mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis
sehingga tercipta Pratik keperawatan pada kebudayaan (kultur-
culture) yang spesifik dan universal (Leininger, 1978). Kebudayaan
yang spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang
spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain seperti pada suku
Osing, Tengger, ataupun Dayak.
Seluruh perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang
sesuai latar belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai
rencana hidup yang lebih baik setiap saat. Pola rencana hidup yang
dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.
NILAI-NILAI BUDAYA DAN GAYA HIDUP

Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia,


mengenal apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang baik atau buruk. Sedangkan, norma budaya
adalah aturan social atau patokan perilaku yang dianggap pantas.
Hal-hal yang perlu berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya
hidup adalah posisi atau jabatan.
KOMPETENSI BUDAYA

Kompetensi budaya adalah seperangkat perilaku, sikap, dan kebijakan yang


bersifat saling melengkapi dalam suatu system kehidupan sehingga
memungkinkan untuk berinteraksi secara efektif dalam suatu kerangka
berhubungan antarbudaya di dunia.
Kompetensi budaya juga merupakan suatu kemampuan dan system nilai yang
dimiliki individu dalam berespons secara efektif terhadap semua kebudayaan yang
dihadapi.
Kompetensi budaya mencakup memahami danmenghormati perbedaan antara
klien dan keluarga mengenai system nilai yang dianut, harapan, dan pengalaman
menerima pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan yang berbasis kompetensi budaya memungkinkan perawat
sebagai petugas kesehatan mengelola secara utuh elemen-elemen pelayanan
kesehatan di keluarga, termasuk mengelola hambatan atau tantangan di tingkat
institusional.
Perawat sebagai tenaga kesehatan perlu memahami perbedaan substansi di
Antara individu, keluarga, komunitas termasuk organisasi pelayanan kesehatan.
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

Komunikasi Antara perawat dengan klien merupakan komunikasi lintas budaya.


Komunikasi lintas budaya dapat dimulai melalui proses diskusi lalu mengidentifikasi
melalui bagaimana cara masyarakat berkomunikasi.
Komunikasi lintas budaya dapat dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa pengantar atau menggunakan Bahasa daerah sebagai Bahasa ibu.
Bila tidak memahami Bahasa klien, perawat dapat meggunakan penerjemah.
Sebaiknya perawat mengidentifikasi budaya keluarga agar dapat
mengaktualisasikanya ke dalam kehidupan sehari-hari secara bermakna. Situasi
mayoritas local dan nasional perlu diperhatikan.
Komunikasi non verbal acap kali menjadi lebih bermakna disbanding komunikasi
verbal.
Budaya dan makanan memiliki hubungan yang sangat erat. Makanan berfungsi
untuk mempertahanan dan meningkatkan kondisi tubuh. Konsumsi dan penyajian
makanan berkaitan dengan budaya individu, keluarga, dan komunitas setempat.
BUDAYA KESEHATAN DI
INDONESIA
Sebagian besar penduduk Indonesia belum memiliki budaya hidup sehat.
Hidup sehat adalah hidup bersih sedangkan kebersihan itu sendiri belum
menjadi budaya sehari-hari.
Hidup sehat adalah hidup berdisiplin dan disiplin belum menjadi budaya
sehari-hari bangsa kita.
Budaya memeriksakan secara dini kesehatan anggota keluarga belum
tampak. Hal ini terlihat dari bayaknya klien yang dating ke pelayanan
kesehatan untuk memeriksakan keadaan kesehata sebagai tindakan
kuratif belum didukung sepenuhnya oleh upaya promotif dan preventif.
Menanamkan budaya hidup sehat harus sejak dini dengan melibatkan
pranata yang ada di masyarakat seperti posyandu atau sekolah.
TAHAPAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI
BUDAYA

Pertama:
- Pahami bahwa budaya bersifat dinamis
- Hal ini merupakan proses kumulatif dan berkelanjutan
- Hal ini dipelajari dan dibagi dengan orang lain
- perilaku dan nilai budaya ditunjukkan oleh masyarakat
- budaya bersifat kreatif dan sangat bermakna dalam hidup
- secara simbolis terlihat dari Bahasa dan interaksi
- budaya menjadi acuan dalamberpikir dan bertindak.
Kedua:
- menjadi peduli dengan budaya sendiri
- proses pemikiran yang terjadi pada 9perawat juga terjadi pada
yang lain tetapi dalam bentuk atau arti berbeda
- nilai budaya ditafsirkan secara internal
- nilai budaya tidak selalu tampak kecuali jika berbagi secara sosial
dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga:
- Menjadi sadar dan peduli dengan budaya orang lain terutama
klien yang diasuh oleh perawat sendiri.
- budaya menggambarkan keyakinan bahwa banyak ragam budaya
yang ada sudah sesuai dengan budayanya masing-masing.
- penting untuk membangun sikap saling menghargai perbedaan
budaya dan apresiasi keamanan budaya
- megembangkan kemampuan untuk bekerja dengan yang lain
dalam konteks budaya, di luar penilaian etnosentris.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai