PENDAHULUAN
b. Aspek Demografi
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 10 tahun atau
lebih. Mereka terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Proporsi penduduk
yang tergolong angkatan kerja dikenal sebagai tingkat patisipasi angkatan kerja.
Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang
masuk dalam pasar kerja (bekerja atau mencari pekerjaan). Kesempatan kerja
memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja sehingga sehingga
angkatan kerja yang tidak terserap disebut pengangguran.
c. Aspek Psikososial
Beberapa pengelompokan utama pada orang Sunda sebagai hasil sistem
masyarakat didasarkan pada berbagai kriteria berikut :
a) Berdasarkan tempat
Adanya beberapa orang Sunda pada berbagai tempat / daerah.
b) Berdasarkan keadaan materi
Adanya lapisan masyarakat Sunda
c) Berdasarkan prestise feodalistik
Adanya orang Sunda bangsawan dan rakyat biasa, orang Sunda terpelajar dan tidak
terpelajar
d) Berdasarkan profesi mata pencaharian
Pegawai negeri, pengusaha, petani, buruh, dan lain-lain.
e. Aspek budaya
Budaya lebih terlihat pada jenis makanan yang disenangi oleh masyarakat
Sunda seperti lalapan dan ikan yang dipandang sebagai makanan khas Sunda yang telah
dikenal oleh orang-orang didalam dan luar negeri. Minuman khas orang Sunda
diantaranya air bening / mineral, bandrek, bajigur, es cincau, dan tuak.
Bila kita telaah sajian makanan orang Sunda, kandungan lemaknya sedikit. Oleh
karena itu anak-anak Sunda beresiko mengalami defisiensi vitamin yang larut dalam
lemak (A, D, E, K)
c. Genogram
50
30 26
4 1
d. Type Keluarga :
a) Jenis Type Keluarga : Keluarga inti
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut adalah : Ny. C (Ibu mertua) mengalami
sakit DM
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Sunda
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : anggota keluarga Sunda
menggunakan orang pintar (dukun). Biasanya mereka baru pergi ke petugas
kesehatan. Keluarga Sunda percaya bahwa apabila sakit lebih memilih membeli
obat di warung atau pergi ke dukun yang dipercayai.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Islam
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. X
b) Penghasilan : Rp 2.000.000
c) Upaya lain : -
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : motor, radio, televisi.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ±1.500.000
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga sesekali mengajak anak-anaknya ke alun-alun dan menonton tv di rumah
dianggap sudah berekreasi.
Imunisasi Tindakan
Keadaan (BCG/Polio/DPT Masalah
No Nama Umur BB yang telah
Kesehatan kesehatan
/HB/Campak) dilakukan
III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Keluarga Tn. X didesa Ngagel Surabaya, dengan luas tanah ± 110 m2. Rumah milik
sendiri, bangunan permanen, tembok belum disemen, lantai plester, ada 3 kamar tidur,
ruang tamu, dapur, kamar mandi. Kondisi dalam rumah agak kotor dan tidak teratur.
Semua ruang terdapat jendela yang dibuka kadang-kadang saja. Sumber mata air
menggunakan sumur arthritis yang mengalir pada jam-jam tertentu. Septic tank
berada di samping rumah, jarak dengan sumber air lebih dari 10 m. Kondisi air jernih,
tidak berbau, tidak berasa. Keluarga Tn. X memiliki gentong sebagai penampung air
untuk keperluan memasak. Sampah ditampung di tempat sampah di samping rumah,
yang akan dibakar jika sudah kering. Terdapat fasilitas pembuangan limbah rumah
tangga berupa selokan yang dialirkan ke sungai. Keluarga Tn. X mengetahui jika ada
lingkungan yang kotor seperti sampah yang berserakan, air yang menggenang itu
semua dapat menimbulkan penyakit. Dalam keluarga Tn. X kebiasaan membersihkan
rumah setiap hari berupa menyapu lantai.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Tn. X tinggal berdekatan dengan
tetangganya. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Kebanyakan tetangga bermata
pencaharian sebagai Wiraswasta.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. X bersama keluarga menempati rumahnya sudah 8 tahun. Letak rumah tepat di
dekat jalan raya kampung, alat transportasi umum yang ada yaitu angkutan umum dan
ojek. Sedang untuk mobilitas, keluarga menggunakan sepeda Motor. Jarak rumah ke
puskesmas ± 7 km.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. X biasa berkumpul pada sore hari, sepulang kerja. Di lingkungan rumah
ada kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, pertemuan RT , kamling, posyandu dan
kebersihan lingkungan. Kadang-kadang Tn. X ikut pertemuan RT. Ny. C tidak pernah
ikut kegiatan karena takut jika berjalan jauh nanti jatuh dan luka kakinya semakin
parah. Keamanan lingkungan terjaga, hubungan antar tetangga baik. Tn. X, Ny. H,
dan Ny. C menyadari pentingnya posyandu lansia untuk memantau kesehatan. Tetapi
kendalanya jarak posyandu yang jauh, sehingga enggan untuk datang.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Ny. H selalu merawat ibunya jika sakit. Kadang saudara yang di dekat dengan rumah
Tn.X ikut merawat Ny. C.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. X termasuk keluarga harmonis, interaksi dalam keluarga terjalin baik.
Antar anggota keluarga saling memperhatikan, menghormati, dan menyayangi
sehingga tidak ada istilah pilih kasih.
b. Fungsi sosialisasi
Dalam keluarga Tn. X ditanamkan kedisiplinan. Hubungan dengan tetangga baik, Tn.
X juga anggota keluarga yang lain selalu berusaha melakukan sosialisasi dengan
lingkungan jika ada waktu senggang.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya : keluarga sudah tahu bahwa Ny. C mempunyai riwayat DM, tiga
bulan yang lalu Ny. C baru tahu kalau positiv DM setelah tes glukotest, tetapi
keluarga belum tahu bahwa jika hanya dibawa ke pengobatan alternatif tingkat
kesembuhan Ny. C akan lama, Ny.C juga tidak kontrol dengan teratur.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Jika dalam keluarga ada yang sakit biasanya dibelikan obat ditoko, tetapi jika
dirasa sakitnya tidak sembuh-sembuh dengan obat toko maka akan dibawa ke
Puskesmas.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Dalam keluarga belum ada yang memperingatkan Ny. C untuk memeriksa
keadaannya.
4) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat :
Kondisi rumah tidak rapi, agak kotor, dan peenataan ruangan kurang serasi.
Keluarga kurang tau bahaya akibat lingkungan yang tidak teratur bagi anggota
keluarga yang sudah lanjut usia.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat :
Tn. X mengatakan kebiasaan keluarga akan berobat ke Puskesmas atau pelayanan
kesehatan lain jika dirasa sakitnya berat dan tidak sembuh dengan obat yang
dibeli di toko dengan mengunakan kartu sehat BPJS.
d. Fungsi reproduksi :
a) perencanaan jumlah 2 anak
b) akseptor : KB pil digunakan setelah melahirkan.
c) Keterangan lain : -
e. Fungsi ekonomi
Semua pendapatan yang ada digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari. Dari
makan, listrik, air, dan hal-hal lain yang tidak terduga. Dengan pendapatan yang pas-
pasan tersebut keluarga tidak dapat menabung.
a. Identitas
i. Sistem Genetalia
Ny. C : Normal
Tn.X : Normal
Ny. H : Normal
An. Y : Normal
An. K : Normal
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
Kediri, .............................................
(..........................................................)
ANALISA DATA
DO:
DO :
- Keluarga
sering bertanya-
tanya tentang
penyakit DM
No Diagnosa Keperawatan
1 Resiko integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota
keluarga yang sakit.
2 Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes mellitus ibu C berhubungan dengan
kurangnya perawatan kesehatan oleh keluarga Tn. X
sakit.
2 Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes
mellitus ibu C berhubungan dengan kurangnya 3 4/3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan
pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar
belakang budaya
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains
dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang
spesifik dan universal
Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Transkultural akan mendapatkan
data yang lebih lengkap dan mengena karena lebih mendekatkan pada pengkajian budaya
yang merupakan bagian dari latar belakang keluarga
3.2 Saran
1. Perlu penambahan data pengkajian budaya /transkultural pada pengkajian asuhan
keperawatan keluarga
2. Perlu modifikasi bentuk format terutama untuk keluarga dengan latar belakang
budaya yang kental yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Nanda. 2012. Diagnosa Keperawatan, NANDA 2012-2014 Definisi & Klasifikasi. Jakarta:
EGC