PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi symbol-simbol yang nyata, sedangkan kosep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu
proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolute atau kurang bukti secara langsung
1
Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlunya mempelajari teori
keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu
dan praktik, serta profesi keperawatan di Indonesia.
B. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
laku yang efektif pada pasien untuk mencegah penyakit. Diidentifikasi sebagai
satu sistem tingkah laku dengan subsistim multipel. Dalam posisi ini Johnson
mulai terintegrasikan konsep berhubungan ke model sistemnya ke pekerjaannya
adalah selanjutnya digambarkan oleh pernyataan dia dari kepercayaan bahwa
rawat adalah "dikaitkan dengan satu orang sebagai satu utuh terintegrasi dan ini
pada pengetahuan spesifik dari order kita memerlukan. Tidak hanya untuk
merawat kebutuhan untuk memedulikan bagian depan "utuh" klien kecuali
generasi dari pengetahuan rawat memerlukan ambil satu kursus pada arah dari
keprihatinan dengan kebutuhan seluruh dari klien.
Pada pertengahan 1970, beberapa juru keperawatan menerbitkan konsep
dari keperawatan yang berlandaskan Johnson yaitu model sistem tingkah laku.
Grubbs, Holaday, Skolny, dan Riehl, Damus, dan Bor adalah beberapa pengarang
yang punya Johnson diinterpretasikan. Roy dan Wu dan orang lain berbagi
kepercayaan mereka sekitar merawat pada waktu yang sama, dan pengaruhnya
Johnson, seperti guru besar mereka, apakah crearly dicerminkan pada pekerjaan
mereka. Pada 1980, Johnson menerbitkan konsepnya dari "Model Sistem tingkah
laku Dari Keperawatan".
4
3. Perkembangan Sistem Teori Dorothy E Jhonson
5
pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran actual dan tak langsung makhluk
social lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.
4.2) Subsistem.
6
mengendalikan langsungaktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah secara
kontinyu dikarenakan kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran . system yang
dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di control oleh factor biologis,
psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang diidentifikasi adalah attachment-
affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan
aggressive.
7
4.2.4) Subsistem Seksual
8
Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas dalam system perilaku.
Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku tertentu yang dapat
diiterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat system mengalami
overcompensate berkaitan dengan strees (tekanan). Ketika output energi tambahan
digunakan untuk menjaga stabilitas dikosongkan . stressor adalah stimulan
eksternal dan internal yang menghasilkan tegangan(tension) dan menyebabkan
ketidakstabilan . tensi adalah kondisi dalam keadaan tegang atau kendor . ia
disebabkan karena disequilibrium dan merupakan sumber potensi perubahan.
5.2) Kesehatan(health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit
dipahami(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factor-faktor biologis,
psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para
pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person bukanya penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan
subsistem –subsistem dari system perilaku. Manusia berusaha mencapai
9
keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional.
Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan structural atau fungsional
cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan
sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar
yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
5.3) Lingkungan
Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh factor yang bukan
bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat
dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien.
Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya.
System perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap factor
lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya.
Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system
perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu
dibutuhkan supaya system membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi
tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan
dengan perilaku-perilaku yang baik.
10
B. TEORI KEPERAWATAN VIRGINIA HANDERSON
11
Di tahun 1980an Henderson masih aktif sebagai Resarch Associate
Emeritus di Yale. Prestasi Henderson dan pengaruhnya dalam profesi
keperawatan telah memberikan lebih dari 7 gelar Doctoral dan Christiane
Reimann ward pertama kali untuknya. Komponen yang mendasari model
keperawatan Virgina Henderson adalah THE ACTIVITIES OF LIVING .
12
Council di tahun 1946. Ketiga, penyelidikan selama lima tahun Ameican Nurses’s
Assosiation tentang fungsi perawat menarik perhatian Henderson yang belum
sepenuhnya memuaskan dengan definisi yang di adopsi oleh ANA di tahun 1955.
3.1) Annie W Goodrich adalah seorang Dekan dari Sekolah Perawat Milliter
dimana Henderson memperoleh pendidikan dasar keperawatannya dan menjadi
inspirasi bagi Henderson.
3.5) Bertha Harmer (Perawat Kanada), adalah penulis asli Textbook of the
Principles and Practice of Nursing and practice of Nursing yang di revisi oleh
Henderson. Definisi Harmer tahun 1922 “Nursing is rootedin the needs of the
humanity” (perawat berakar dari kebutuhan manusiawi).
3.6) Ida Orlando, Handerson menyebutnya Orlando sebagai salah satu yang
berpengaruh dalam konsepnya mengenai hubungan perawat pasien.
13
4. Konsep Utama dan Definisi Teori Virginia Handerson
4.1) Manusia
14
4.1.4) Komponen Sosiologis, terdiri dari :
Henderson juga mengatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya antara klien dan keluarga,
mereka merupakan satu kesatuan (unit).
Sehat adalah siklus hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusaaan. Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati
penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling
ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
mereka memiliki kekuatan, kehendak serta pengetahuan yang cukup.
15
Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
16
Kaitannya dengan hubungan perawat dan dokter, Henderson berpendapat
bahwa perawat tidak boleh selalu melaksanakan perintah dokter. Henderson
sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi
perintah kepada pasien atau tenaga kerja lainnya. Tugas perawat adalah membantu
pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter.
Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien tetap harus
dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang
ditentukan oleh dokter.
17
e. Seseorang dapat memperoleh kesehatan jika dia mempunyai kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan
18
Watson menyelesaikan pendidikan doktornya,dia bergabung di fakultas
keperawatan,university dicoloradohealth sciences center di Denver,yaitu dengan
mengabdikan diri baik di fakultas maupun di bagian administrasi.
Watson menjabat sebagai ketua dan wakil dekan pada program sarjana
university Colorado school of nursing.Ia terlibat dalam perencanaan dan
penerapan serta menjadi coordinator dan direktur program doctor pada tahun
1978-1981. Pada tahun 1983-1990 watson menjadi dekan university of Colorado
school of nursing dan direktur pelayanan keperawatan di university hospital.
Selama masa jabatannya, Watson mengembangkan kulikulum pasca sarjana
terkait ‘Human Caring’ , kesehatan dan menyembuhkan yang menjadikan doctor
keperawatan, gelar doctor klinis yang pada tahun 2005 dikenal sebagai gelar
doctor of nursing practice.
19
penghargaan Matha E. dan roager di liga nasional keperawatan/ national language
of nursing (NLN) atas kontribusi yang di siknifikan untuk memajukan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1997 NLN menganugerahkan
penghargaan seumur hidup kepada Watson sebagai perawat holistic.Di tahun
1999, Watson menjadi ketua ilmu caring Marcison- Scoville yang pertama hingga
saat ini menjadi professor kehormatan.
20
komunikasi pribadi, 2004). Buku pertama di cetak ulang pada tahun 1985 dan di
terjemahkan ke bahasa korea dan prancis.
21
melalui sikap memaafkan, bersukur dan pasrah. Buku ini pun menerima
penghargaan buku taun ini dari ameican jurnal of nursing taun 2005.
Keperawatan
Menurut Watson (1988), kata perawat adalah katabenda dan kata kerja.
Baginya, keperawatan terdiri dari ‘pengetahuan, pemikiran, nilai, filosofi,
komitmen dan tindakan.Teori Watson mengajak perawat untuk melakukan lebih
dari sekedar prosedur, tugas, dan teknik yang digunakan dilahan praktik,
menyebutnya sebagai ‘pemangkasan’keperawatan, kontras dengan inti
keperawatan, yang memaknai aspek tersebut dalam hubungan perawat-pasien
yang memberikan hasil terapeutik yang dimasukkan kedalam proses caring
transpersonal (Watson, 2005; 2012).Menggunakan 10 faktor karatif yang awal
maupun yang telah dikembangkan, perawat memberikan pelayanan pada berbagai
pasien. Setiap proses karafif dan proses caritas klinis menggambarkan proses
caring. Bagaimana pasien memperoleh atau mempertahankan kesehatannya, atau
meninggal dengan damai.Sebaliknya, Watson menggambarkan tentang curing
sebagai istilah medis yang mengacu pada eliminasi dari suatu penyakit.(Watson,
1979). Dengan berkembangnya karya Watson, ia semakin berfokus pada proses
perawatan anusia dan aspek transpersonal dari caring-healing dalam hubungan
caring transpersonal. (1999, 2005).
22
a. Manusia
Watson menggunakan istilah manusia, orang, kehidupan, dan diri sendiri
secara bergantian. Ia memandang seseorang sebagai “suatu kesatuan dari pikiran
atau tubuh atau jiwa atau alam”. Dan ia mengatakan bahwa “seseorang terikat
pada pemikiran bahwa jiwa seseorang memiliki tubuh yang tidak terikat pada
ruang dan waktu secara objektif” (Watson, 1988). Watson menyatakan, “saya
bermaksud menggunakan fikiran, tubuh, jiwa, atau kesatuan dalam keterkaitan-
pandangan dunia yang muncul dan berkembang, kadangkala mengacu pada
pemikiran Unitary Transformative Paradigma-Holographic.Hal ini sering
dianggap dualistic karena saya menggunakan tiga kata ‘pikiran, tubuh, jiwa’.Saya
melakukannya dengan sengaja untuk membuat konotasi dan menyampaikan
secara eksplisit tentang jiwa atau metafisika yang tidak diangkat didalam model-
model lainnya”.(Watson, komunikasi pribadi, 12 April 1994).
b. Kesehatan
Pada awalnya, definisi Watson (1979) tentang kesehatan diturunkan dari
definisi WHO sebagai “keadaan positif dari kesejahteraan fisik, mental, dan social
dengan meliputi tiga elemen: (1) keadaan fisik, mental dan social berada pada
tingkat tinggi. (2) fungsi sehari-hari berada pada tingkat adaptif-pemeliharaan. (3)
ketiadaan penyakit (atau adanya usaha untuk meniadakan penyakit)”.Akan tetapi,
kemudian Watson mendefinisikan sehat sebagai “kesatuan dan harmoni dalam
fikiran, tubuh, dan jiwa” berhubungan dengan “derajat kesesuaian antara diri
sendiri yang diterima dan diri sendiri yang dialami” (Watson, 1998). Watson
(1998) menyatakan lebih lanjut, “penyakit tidaklah harus berupa penyakit
melainkan kekacauan subjektif atau ketidak harmonisan didalam jiwa atau diri
seseorang pada tingkat tertentu yaitu ketidak harmonisan dalam area pengaruh
seseorang, misalnya : dalam pikiran, tubuh, dan jiwa seseorang, baik yang terjadi
secara sadar maupun tidak sadar”. “sementara suatu kondisi tidak sehat dapat
menjadi suatu penyakit, tidak sehat dan sehat adalah suatu fenomena yang tidak
harus dianggap sebagai suatu rentang. Proses penyakit dapat pula berasal dari
factor genetic, kerentanan konstitusional, dan terwujud pada saat terjadi suatu
23
kondisi ketidak harmonisan. Penyakit, pada gilirannya akan menciptakan lebih
banyak ketidakharmonisan”. (Watson, 1985, 1988)
c. Lingkungan
Watson dengan 10 faktor karatifnya menyatakan bahwa peran perawat
terhadap lingkungan adalah “memberikan lingkungan fisik, mental, sosial, dan
spiritual yag mendukung, melindungi, dan atau memperbaiki” (watson, 1979).
Dalam karyanya kemudian, ia memandang lingkungan secara lebih luas “ilmu
caring bukanlah hanya untuk memelihara kemanusiaan, tetapi juga untuk
memelihara planet ini... rasa memiliki terhadap dunia jiwa univesal yang tak
terbatas dari alam dan seluruh makhluk hidup; ini adalah keterkaitan primordian
dari kemanusiaan diri sendiri, melintasi ruang dan waktu, batas negara dan
bangsa” (watson, 2003).
10 Faktor Karatif
24
Factor ini, dipadukan dengan nilai humanistic dan altruistic, dapat
membantu mewujudkan keperawatan yang holistic dan kesehatan positif pada
populasi pasien. Dan factor ini juga menggambarkan peran perawat dalam
mengembangkan hubungan perawat dengan pasien yang efektif dan meningkatkan
kesejahteraan pasien dan juga menerapkan perilaku hidup sehat (Watson, 1979)
3. Menanamkan kepekaan terhadap diri dan orang lain
Menyadari perasaan diri baik perawat maupun pasien, dan juga
mengarahkan seseorang menuju aktualisasi dirinya. Perawat mengakui kepekaan
dan perasaanya dapat menjadi lebih tulus, ikhlas dan peka terhadap orang lain.
(Watson, 1979)
4. Mengembangkan hubungan membantu hubungan rasa percaya
hubungan membantu hubungan rasa percaya anata perawat dan pasien sangat
penting untuk membantu mewujudkan hubungan caring transpersonal. Melalui
inilah, perawat dan pasien saling mengungkapkan perasaan positif dan negative
dan membutuhkan rasa empati, jujur, tulus, dan sikap yang baik. (Watson, 1979)
5. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan negative
Berbagai perasaan bias dinggap sebagai pengalaman yang beresiko bagi
perawat maupun pasien. Perawat harus siap menghadapi perasaan yang positif
atau negative, dan juga menyadari bahwa pemahaman intelektual dan emosional
setiap situasi berbeda beda. (Watson, 1979)
6. Menggunakan metode pemecahan masalah secara sistematis untuk
pengambilan keputusan
Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan
masalah secara ilmiah dakam keper awatan , memupuskan citra perawat sebagai
pembantu dokter. Proses keperawatan sama dengan proses penelitian yang
sistematis dan tertata.(Watson , 1979)
7. Meningkatkan pengajaran – pembelajaran inter personal
Factor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatn karena
membedakan caring dan curing. Melalui proses pengajaran-pembelajaran inter
personal, pasien dapat terinformasikan ,sehingga dapat bertanggung jawab untuk
mencapai kesehatan dan kesejahteraan dirinya. Perawat memfasilitasi proses ini
25
dengan teknik belajar mengajar yang diracanh untuk memapukan pasien perawat
dirinya, menentukan kebutuhan dirinya ,dan memberikan kesempatan bagi dirinya
untuk tumbuh
8. Menyediakan lingkungan fisiologis ,fisik,social budaya dan spiritual yang
mendukung,melindungi,dan memeprbaiki
Perawat itu harus menyadari adanya pengaruh lingkungan internal dan
eksternal terhadap sehat dan sakit individu. Selain vaiabel ersebut , variable
evidemiologis ,eksternal lainya meliputi kenyamanan,privacy ,keamanan
,kebersihan dan lingkungan yang indah.(Watson , 1979)
9. Membantu pemenuhan kebutuhan manusia
Perawat menyadari kebutuhan biofisik,psikofsik,psikososial dan
interpersonal dari dirinya sendiri dan juga pasien. Pasien harus dapat memenuhi
kebutuhan yang lebih mendasar terlebih dahulu sebelum dapat memenuhi
kebutuhan lain yang lebih tinggi tingkatannya kebutuhan nutrisi eliminasi dan
ventilasi. Akloalisasi diri merupakan interpersonal yang tingkatanya juga
tinggi.(Watson , 1979)
10. Mengizinkan kekuatan eksistensial fenomenologis
Fenomenologis menggambarkan data dari situasi yang membantu untuk
memahami suatu fenomena. Faktor yang diikutsertakan yang menjadi pengalaman
yang dapat memupuk pemikiran agar dapat mmahami diri sendiri dan orang lain.
Tujuan ini dapat dicapai dengan mengajarkan pasien perubahan diri untuk
meningkatkan kesehatan, memberi dukungan sesuai situasi, mengajarkan cara
menyelesaikan masalah. (Watson, 1979)
26
BAB III
PEMBAHASAN
27
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang
bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan
menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung
mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak
menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.
1.2.3) Evaluasi
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut. Evaluasi
berhubungan dengan bagaimana cara klien beradaptasi dan bereaksi, kebutuhan
klien serta tujuan klien. Jika perawat sudah dapat menjawabnya, akan membantu
perawat menilai keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model
keperawatan.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis
bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada
pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin
ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi
perilaku untuk mengembangkan teorinya.
28
minggu sehingga dia bisa berjalan untuk jarak pendek dengann menggunaan
penyangga kaki dan bantuan minimal. Pasien tersebut lemah dan cepat merasa
lelah. Walaupun dia bisa menggerakkan kaki kanan nya, dia tidak mau
menggerakkannya karena terasanyeri saat di gerakkan. Dia mendapatkan
asetaminovet (tylenol dosis tinggi) untuk mengurangi nyeri pada kaki kanannya
sebelum di lakukan terapi dan sbelum tidur. Dia juga mengalami apasia wajah.
Dia merasa cemas tentang krlanjutan trapinya dan memikirkan jannjina yang tidak
di penuhi dengan doktor atopedik,untuk memeriksa kaki kanannya. Pasien
melaporkan bahwa lidahnya terasa keras, makanan tidak ada rasanyadan di
kehilangan nafsu makan dengan dukungan yang kuar dari keluarganya,dia mau
makan walaupun porsinya sedikit dan tidak ada kesuliatan untuk minum.
Pasien tersebut adalah lulusan dari universitas yang sudah pensiun, dia
sudah menikah selama 45 tahun dan memiliki 2 anak yang tinggal di kota yang
sama dengannya. Dia aktif denngan kegitan sosial, dan menjadi ketua dalam
organisme masyarakat.dia terlihat gembira dan berusaha untuk berbicar dengan
mereka ketika mereka mengunjungi. Namun ketika dia sedang tidak menerima
tamu, dia duduk diam menyendiri di ruang yang gelap atau hanya tidur seharian.
Dia sering menangis ketika keluarganya memeluknya pada sat pamitan untuk
pulang. Dia menunjukan ekspresi penghargaan untuk setiap kunjungan dan minta
maaf jika dia terlihat emosional.
29
3. Agresif-protektif: pasien merasa kawatir tentang istrinya yang harus
melakukan perjalanan pada malam hari u ntuk pergi ke rumah sakit dan dia
kawatir bahwa dia tidak makan dengan baik ketika menemaninya ketika
menemaninya di rumah sakit
4. Ketergantungan saat ini dia mengalami struk yang mengakibatkan dan
ganguan mobilitas pada tangan dan kaki pada bagian tangan, sehingga dia menjadi
saat tergantung pada orang lain untuk melakukan ADL. Dia mempunyai resiko
untuk jatuh, resiko cedera karena mati rasa pada tangan dan kaki, serta kelemahan
tubuhbisa mengganggu keselamatan dirinya.
5. Inestive: sejak mengalami stroke,pasien mengalami penurunan nafsu
makan. Dia mengalami penurunan berat badan sebanyak 9 kg dalam waktu enam
minggu. Hasil pengkajian menunjukan adanya kesulitan menelan. Dia bisa makan
sendiri dengan menggunakan tangan kirinya tetpi dia membutuhkan bantuan
untuk memotong makananya.
6. Eliminasi: pasien bisa berkemih tanpa kesulitan dengan menggunakan
urinal tetpi dia lebih menyukai untuk pergi ke kamar mandi. Dia mengalami
konstifasi sehubungan dengan penurunan asupan makan dan minuman.
7. Seksual: terdapat beberapa perubahan pada sehubungan seksual dengan
istrinya sehubungan dengan nyeri, dan keterbatasan penggunaan tangan kananya
serta kelelahan
30
Pasien dan istrinya aktif dalam kegiatan keagamaan dilingkungan tempat
tinggalnya dan sering berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial. Pasien juga
aktif mengajar di sekolah swasta. Kondisi penyakitnya saat ini, tindakan rawat
inap, dan kelelahan telah menurunkan kemampuannya untuk melakukan berbagai
aktivitas tersebut. Meskipun dia bisa beadaptasi dengan kelemahan anggota badan
bagian kananya serta masih bisa berjalan dengan bantuan penyangga serta makan
dengan tangan kirinya, pasien tersebut masih membutuhkan bantuan dari perawat
31
perlukan untuk memnuhi kebutusan fisik dan koknitifnya dia meminta doa
kepadakeluarga dan temanya sebagai bentuk bimbingan sepiritual untuk
mengatasi penyakitnya
2.1.6) Keperawatan
32
penting untuk memberikan dorongan bagi pasien agar tetap mau bersosialisasi
dengan keluarga dan temannya.
4.1) Kelebihan :
Dia memberikan kerangka acuan bagi perawat yang bersangkutan dengan
perilaku klien tertentu.
Model perilaku Johnson dapat digeneralisasikan di seluruh jangka hidup
dan lintas budaya
.
4.2) Kelemahan :
Johnsons tidak jelas saling berhubungan konsep nya subsistem. Kurangnya
definisi yang jelas untuk hubungan timbal balik antara dan antara subsistem
membuat sulit untuk melihat seluruh sistem perilaku sebagai suatu entitas.
Kurangnya keterkaitan yang jelas antara konsep menciptakan kesulitan dalam
mengikuti logika kerja Johnson.
33
mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari
dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk
masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku
seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik,
mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan
harapan dapat memelihara kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk
membantu keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah
yang dilakukan ketika ia sakit.
Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu
yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat,
mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya.
1. Hubungan Perawat-Pasien-Dokter
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara
perawat dank lien. Menurut Henderson ( dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-
klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga
hubungan sangat mandiri :
34
Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan,
perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu
pasien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat
relative, sebab tidak ada satupun manusia yang tidak bergantung kepada orang
lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi
mewujudkan kesehatan pasien.
35
2. Kebutuhan makan dan minum
3. Eliminassi
4. Posisioning
5. Kebutuhan tidur dan istirahat
6. Kebutuhan dalam berpakaian
7. Cara mempertahankan suhu tubuh dan memodifikasi lingkungan
8. Kebersihan tubuh
9. Kondisi lingkungan
10. Komunikasi
11. Ibadah dan keyakinan
12. Pekerjaan sehari-hari
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
14. Kebutuhan belajar dan menggunakan fasilitas keseahatan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa dirumuskan berdasarkan dari analisis data dari ke-14 komponen
kebutuhan dasar manusia / pasien.
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan melibatkan pembuatan rencana agar sesuai dengan keb
individu, memperbaharui jika diperlukan, dan menjamin bahwa ini sesuai dengan
yang ditentukan dokter.sebuah rencana yang baik mengintregasikan pekerjaan dari
semua yang ada dalam tim kesehatan.
4. Implementasi
36
Perawat membantu pasien melaksanakan aktifitas untuk memelihara
kesehatan, untuk menyembuhkan dari sakit, atau untuk membantu dalam
kematian yang tenang. bersifat individu, tergantung pada prinsip fisiologis,
umum, latar belakang budaya, keseimbangan fisik dan intelektual.
5. Evaluasi
Menurut Henderson, perawat akan melakukan evaluasi berdasar pada
tingkatan dimana pasien dapat mandiri.
4.1) Kelebihan
Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar
pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang
pertama yang mencari fungsi unik dari profesi perawat.
Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki
selama karir keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
37
Henderson mendefinisika profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan
adalah profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter.
Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian
dengan riset ilmuan dibidang yang lain seperti konsep Maslow.
4.2) Kelemahan
Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada
penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien.
Teori kurang pragmatis.
38
C. APLIKASI KONSEP MODEL JEAN WATSON DALAM PROSES
KEPERAWATANf
1. Contoh Kasus dan Penyelesaiannya
1.1. Studi Kasus
Studi kasus berikut diadaptasi dari contoh klinis velerie taylor (2008).
Untuk presentasi sintesis keperawatan lanjut untuk konsentrasi perawat-bidan,
eascalorina university college of nursing.
39
Bedasarkan asuhan awal anda mengetahui pentingnya mempertahankan
dialog timbal balik antara penerjemah, dokter kandungan, dokter anak, perawat
dan pekerja sosial. Teori watson memandu anda saat mengkaji steres atau ansietas
marinem yang berhubungan dengan pemisahannya dengan bayinya, ketakutan
terhadap prognosis bayinya, ketidak mampuan untuk menyusui, hambatan bahasa
dan finansial. Steres dan kurang istirahat dapat menghambat pemulihan
postpartum marinem dan dapat menyebabkan pendarahan tergangunya involusio
uterus. Pembengkakan payudara atau penurunan produksi asi dapat terjadi karena
menyusui yang tergangu. Dukungan keluarga terhadap marinem sangat terbatas,
kecuali dari adik iparnya, yang tingal 3 jam dari tempat tingal marinem, ia tidak
memiliki teman karena pindah dari tempat asalnya di bantul, yogyakarta, dan ia
tidak memiliki kelompok pendukung untuk membantu koping darinya. Walaupun
marinem memiliki sistem kepercayaan sebagai muslim, ia tidak mempunyai
panduan atau dukungan spiritual atau teman untuk melakukan kegiatan
keagamaan dan semacamnya. Anda mengetahui bahwa teori kering dan faktor
karatif atau caritas dapat memberikan hasil yang positif dan status kesehatan
optimal bagi marina, suami dan bayinya.
Anda berbicara dengan pekerja sosial yang akan menemani marinem dan
bayinya selama proses pemindahan lilia. Selama merawat marinem dono dan lilia,
anda menerapkan praktek yang penuh kasih sayang agar dapat memberikan
perawatan yang peka budaya secara berkelanjutan. Pekerja sosial telah mengatur
transportasi bagi marinem dan dono untuk mengunjung bayinya setelah di rujuk.
Marinem sudah berbicara pada adik iparnya, dan ia akan terus mengurus anak-
anak marinem untuk beberapa hari kedepan, marinem dan dono berbicara pada
40
anda bahwa mereka sangat besyukur mempunyai perawat seperti anda selama
masa perawatan ini.
2.1) Praktik
Teori watson telah di validasi ditatanan pelayanan rawat jalan, rawat inap,
dan komunitas dengan berbagai komunikasi, termasuk penerapan yang terkini
dengan fokus pada esensi perawatan pasien, pasien dengan ventilator dan simulasi
perawatan. Watson dan foster(2003) menggambarkan sebuah penerapan teori
kedalam praktik yang sangat baik pada Attending Nurse Caring Model (ANCM).
Ini adalah proyek awal di rumah sakit anak denver yang dikembangan
berdasarkan model dokter “hadir”. Akan tetapi, tidak seperti model medis atau
penyembuhan, ANCM fokus kepada model keperawatan. Perawat yang ikut serta
dalam proyek tersebut belajar mengenai teori caring watson, faktor karatif,
kesadaran caring, niat dan praktik caring-healing. Misi dari ANCM addalah untuk
membangun hubungan caring yang berkelanjutan antara perawat dengan anak-
anak yang mengalami nyeri serta keluarganya.
2.2) Pendidikan
Tulisan-tulisan watson berfokus pada bagaimana mendidik mahasiswa
keperawatan dan memberi landasan ontologis etis, dan epistemologis bagi praktik
keperawatan mereka, bersamaan dengan arahan untuk penelitian. Kerangka kerja
caring eatson telah diajarkan pada banyak kurikulum mahasiswa sarjana
keperawatan.
2.3) Penelitian
Metode kualitatif, naturalistik, dan fenomenologi adalah metode yang
sesuai untuk penelitian tentang caring dan untuk pengembangan keperawatan
sebagai ilmu humaniora. Watson juga menyerahkan untuk menggabungkan antara
metode kualitatif dan metode kuantitatif, penelitian untuk menguji,
41
mengembangkan, dan mengevaluasi teori semakin berkembang dan secara
nasional maupun internasional.
© Intervensi:
- Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan
© Evaluasi:
-Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan intervensidari setiap masalah yang ada.
- Hipotesa merupakan tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk
mendorong
teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
© Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care ”,
yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana dia
42
berasal dari humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu
pengetahuan ilmiah.
© Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu
adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam
perbedaan.
© Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya
penelitian- penelitian di bidang keperawatan dapat dihubungkan dengan proses
keperawatan, sebab di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya sama
dengan proses ilmiah.
© Hubungan dengan ciri-ciri teori, Jean Watson mengatakan bahwa sebuah teori
merupakan sebuah pengelompokan, ide-ide, pengalaman yang memberikan
penjelasan mengenai fenomena 40, dan dia menolak konsep tradisional.
© Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
43
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Untuk kelompok, alangkah baiknya kita mengumpulkan makalah falsafah
ini dengan tepat waktu dan terimakasih kepada teman-teman semua, telah bersedia
bekerja sama semoga kedepannya lebih kompak dan lebih baik lagi.
44
Kepada Dosen selaku pembimbing mata kuliah falsafah. Sebaiknya
bapak/ibu dosen lebih datang tepat waktu agar kami tidak jauh ketinggalan materi.
Atas bimbingannya, kami mengucapkan terimakasih. Berkat ibu/bapak dosen
kami mendapatkan tambahan ilmu yang sangat kami butuhkan guna kelangsungan
masa depan yang akan kami tempuh. Mohon maaf apabila ada salah kata. Atas
perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.
Untuk fasilitas kelas yang kami pergunakan untuk presentasi, sebaiknya
AC ruangan sering kali di pantau atau dicek karena AC ruangan sering tidak
berfungsi dengan baik. Kurangnya fasilitas dalam sebuah ruangan pembelajaran
dapat mengganggu atau menghambat aktivitas pembelajaran.
45
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan
Praktik Edisi 4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
46