Anda di halaman 1dari 16

TEORI DAN KONSEP KEPERAWATAN MENURUT

DOROTHY E. JOHNSON

Di Susun Oleh :

AISYAH ELVIANA

NANDA RACEL NUGROHO

SEPTI ANIS KURLI

TRI UTAMI

POLITEKNIK KEMENKES SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi symbol-simbol yang nyata, sedangkan kosep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian
yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolute atau kurang
bukti secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri. Dalam model praktek keperawatan mengandung komponen
dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua
pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh
perawat dalam mengembangkan tujuanya.
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
sebab-sebab, azas-azas, hukum, dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta).
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Falsafah
Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia
bio-psiko-sosial-spiritual.
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan
dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Masterman,1970). Paradigma sebagai suatu
perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya
untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas dalam memikirkan,menyikapi
dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana biografi Dorothy E. Johnson?
2. Bagaimana pandangan Dorothy E. Johnson mengenai konsep dan teori
keperawatan?
3. Bagaimana konsep utama dari model teori Dorothy E. Jhonson ?
4. Bagaimana model konsep dan teori keperawatan Dorothy E. Johnson?
5. Bagaimana asumsi-asumsi dalam teori tungkah laku menurut Dorothy E. Jhonson?
6. Bagaimana hubungan antara model konseptual keperawatan dan proses
keperawatan?
7. Bagaimana kekuatan atau kelemahan teori Dorothy E. Jhonson ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi Dorothy E. Johnson?
2. Untuk mengetahui pandangan Dorothy E. Johnson mengenai konsep dan teori
keperawatan?
3. Untuk mengetahui konsep utama dari model teori Dorothy E. Jhonson ?
4. Untuk mengetahui model konsep dan teori keperawatan Dorothy E. Johnson?
5. Untuk mengetahui asumsi-asumsi dalam teori tungkah laku menurut Dorothy E.
Jhonson?
6. Untuk mengetahui hubungan antara model konseptual keperawatan dan proses
keperawatan?
7. Untuk mengetahui kekuatan atau kelemahan teori Dorothy E. Jhonson ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Dorothy E. Johnson
Dorothy Johnson dilahirkan di Savannah, Georgia pada tahun 1919. Dia
seorang Sarjana Muda Dalam Ilmu Pengetahuan Keperawatan dari Universitas
Vanderbilt, Nashville, Tennesse dan tentang ilmu kesehatandari Harvard. Dia memulai
penerbitan idenya tentang keperawatan segera setelah wisuda dari Vanderbilt.
Kebanyakan waktunya untuk berkarier sebagai guru di universitas dari California,
Los Angles. Dia mengerjakan tugasnya seperti Guru Besar dan pension pada tanggal 1
Januari 1978, dan setelah itu berada diFlorida.
Dorothy Johnson mempengaruhi profesinya melalui penerbitan karyanya sejak
tahun 1950. Sepanjang kariernya, Johnson telah menekan kepentingan dari penelitian
yang mendasari ilmu perawatan oleh perawat kepada klien. Johnson merupakan
pencetus awal dari keperawatan sebagai satu pengetahuan seperti halnya suatu seni.
Johnson adalah seorang perawat yang mempunyai satu pengetahuan yang
mencerminkan keduanya, yaitu pengetahuan dan seni. Johnson mengajukan bahwa ilmu
pengetahuan dari keperawatan penting bagi perawatan yang dilaksanakan oleh perawat
secara efektif yang meliputi satu konsep kunci yang diambil dari dasar dan ilmu terapan.
Pada tahun 1968, Johnson mengusulkan model keperawatannya sebagai wujud
perkembangan dari "Efisien dan Fungsi Tingkah Laku yang Efektif pada Pasien untuk
Mencegah Penyakit”. Dalam posisi ini Johnson mulai mengintegrasikan konsep
berhubungan ke model sistem pekerjaannya, selanjutnya digambarkan oleh pernyataan
dari kepercayaan bahwa keperawatan dikaitkan dengan satu orang sebagai satu
keutuhan yang terintegrasi dan pada pengetahuan spesifik dari objek yang kita perlukan.
Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dan mempedulikan keutamaan klien.
Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale, yaitu tujuan
perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari
penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagi individu
dan bukan pada entitas yang spesifik. Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku
dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya .
B. Pandangan Dorothy E. Johnson Mengenai Konsep Dan Teori Keperawatan
Teori system perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni tujuan
perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari
penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagai
individu dan bukan pada entitas yang spesifik.
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan
etnologi untuk membangun teorinya. Ia menyandarkan sepenuhnya pada teori system
dan menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport, R. Chin dan W. Buckley.
Struktur teori system perilaku dipolakan sesudah model system; system dinyatakan
terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk
membentuk keseluruhan. Dalam tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia
sebagai system perilaku dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah teori system
biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan system biologi yang terdiri dari
bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan system biologi.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa
perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien
sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain
seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk
mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski literature menunjukkan ide dukungan lain yaitu
bahwa manusia merupakan system perilaku, sejauh yang ia tahu ide tersebut adalah asli
dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian system perilaku dicikung dalam ilmu-ilmu
perilaku, tetapi literature empiris mendukung dugaan bahwa system perilaku merupakan
keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam system biologis, pengetahuan atas
bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan keseluruahan system
.
C. Konsep Utama Teori Dorthy E. Johnson
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan behavioral system theory.
Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli perilaku dan
biologi. Output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya
dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsive terhadap perubahan-perubahan
dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh
kehadiran actual dan tak langsung makhluk social lain yang telah ditunjukkan
mempunyai signifikansi adaptif utama.
Dengan memakai definisi sitem oleh rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan,
“A system is a whole that fungtions as a whole by virtue of the interpedence of its part.”
(system merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar
bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataan chin yakni tedapat “organisasi,
interaksi, interpedensi dan integrasi bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu ,
manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan
dan adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.

1. System perilaku (behavioral system).


System perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan
maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan
terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan
lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan
situasi dengan lingkunganya. Biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan.
Manusia sebagai system perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan
keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa
tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. System biasanya cukup
fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang diakibatkan.

2. Subsistem.
Karena behavioral system memiliki banyak tugas untuk dikerjakan, bagian-
bagian system berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu
subsistem merupakan “system kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi
dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan tidak
diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka,
terhubung dan saling berkaitan (interealated). Motivasi mengendalikan langsung
aktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan
kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran. System yang dijelaskan tampak ada
cross-culturally dan di control oleh factor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh
elemen yang diidentifikasi adalah attachment-affiliative, dependency, ingestive,
eliminative, sexual, achievement dan aggressive.
a. Subsitem attachement-affiliative
Subsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang paling kritis, karena
subsistem ini membentuk landasan untuk semua organisasi social. Pada
tingkatan umum, hal itu memberikan kelangsungan (survival) dan keamanan
(security). Sebagai konsekuensinya adalah inklusi social, kedekatan (intimacy)
dan susunan serta pemeliharaan ikatan social yang kuat.
b. Subsistem dependency
Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan
perilaku yang memerlukan respon pengasuhan. Konsukuensinya adalah
bantuan persetujuan, perhatian atau pengenalan dan bantuan fisik. Dalam
pengembanganya, perilaku dependency berubah hampir bergantung total
kepada orang lain ke arah bergantung total kepada orang lain kearah
bergantung kepada diri sendiri dengan derajat yang lebih besar. Jumlah
interpendency tertentu adalah penting untuk kelangsungan kelompok social
c. Subsistem biologis
Subsistem biologis ingestion dan eliminasi “berkaitan dengan kapan,
bagaimana apa, berapa banyak dan dengan kondisi apa kita makan dan kapan,
bagaimana dan dengan kondisi apa kita makan dan dengan kondisi apa kita
buang.” Respon-respon ini dikaitkan dengan social dan psikologis seperti
halnya pertimbangan biologis.
d. Subsistem seksual
Subsistem seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation) dan
kepuasan (gratification). Termasuk tapi tidak dibatasi. Courting dan mating,
system respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin dan
termasuk (dalam cakupan yang luas) perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis
kelamin.
e. Subsistem agresif
adalah perlindungan (protection) dan pemeliharaan (preservation). Hal ini
mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti Lorenz dan feshback bukannya
dengan bantuan pemikiran perilaku sekolah. Dianggap perilaku agresif tidak
hanya di pelajari tapi memiliki maksud utama membahayakan yang lain.
Bagaimanapun, masyarakat meminta batasan-batasan tersebut diletakkan pada
mode perlindungan diri dan orang-orang serta harta milik mereka dihormati
dan dilindungi.
f. Subsistem achievement
Subsistem achievement berusaha memanipulasi lingkungan. Fungsinya
mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau lingkungan pada beberapa
standar kesempurnaan. Cakupan perilaku prestasi termasuk kemampuan
intelektual , fisikis, kreatif, mekanis dan social.
Johnson kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang menggambarkan
lebih jauh teori manusia sebagai system perilaku (behavioral system). Yang
membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang di luar system adalah
ikatan (boundary). Ini merupakan titik (point) dimana system memiliki control kecil
atau pengaruh pada hasil-hasil. Equilibrium didefinisikan sebagai kondisi akhir
yang stabil tetapi lebih atau kurang kekal, dimana didalamnya individu berada
dalam keselarasan dengan dirinya dan dengan lingkunganya. Homeostasis adalah
proses menjaga stabilitas dalam system perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaan
suatu level atau daerah perilaku tertentu yang dapat diiterima. Ketidakstabilan
(instability) terjadi saat system mengalami overcompensate berkaitan dengan strees
(tekanan). Ketika output energi tambahan digunakan untuk menjaga stabilitas
dikosongkan. Stressor adalah stimulan eksternal dan internal yang menghasilkan
tegangan (tension) dan menyebabkan ketidakstabilan. Tensi adalah kondisi dalam
keadaan tegang atau kendor. Ia disebabkan karena disequilibrium dan merupakan
sumber potensi perubahan.
D. Model Konsep Dan Teori Keperawatan Dorothy E. Johnson
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan
pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang
selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun
eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh
yang ditimbulkannya. Sebagai suatu system, didalamnya terdapat komponen subsystem
yang membentuk system tersebut, diantaranya komponen subsystem yang membentuk
system perilaku menurut Johnson adalah
1. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan
dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan.
2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang
kreatif.
3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan
berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
4. Eliminasi, merupakan bentuk pengelauran segala sesuatu dari sampah atau barang
yang tidak berguna secara biologis
5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
6. Gabungan/tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan
social, keamanan, dan kelangsungan hidup.
Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk system perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Berdasarkan subsystem
tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku individu, sehingga Johnson
memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus
dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut.
Klien dalam hal ini adalah manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan
terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidakseimbangan penyesuaian dengan
lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu
berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.
E. Asumsi-Asumsi dalam Teori Tingkah Laku
1. Perawatan (nursing)
Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan eksternal untuk
memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi strres dengan
memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan
sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama
gangguan keseimbangan system dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang
order, disorder dan control. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada wewenang
medis tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis/ pengobatan.
2. Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola,
pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan
dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk
keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-
bagian interpendent yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk
menjaga keseimbangan.
Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting
untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah
mengganggu keseimbangan sistem perilaku, integritas manusia terancam. Usaha-
usaha mausia untuk membangun kembali keseimbangan membutuhkan pengeluaran
energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-
proses biologis dan penyembuhan.
3. Kesehatan (health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami
(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, psikologis dan
sosial. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan
dan memfokuskan pada person bukanya penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan
subsistem–subsistem dari system perilaku. Manusia berusaha mencapai
keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional.
Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan structural atau fungsional
cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan
sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar yang
tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
4. Lingkungan
Dalam teori Johnson, lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan
bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat
dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien.
Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya.
System perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap faktor
lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya.
Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system
perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu
dibutuhkan supaya system membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi
tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan
dengan perilaku-perilaku yang baik.

F. Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses keperawatan


1. Penilaian
Pada tahap penilaian dari proses keperawatan, terkait ke area subsistem spesifik
yang dikembangkan. Holaday, Little, dan Damus mengajukan bahwa fokus penilaian
pada subsistem berhubungan dengan penulisan masalah kesehatan. Satu penilaian
berlandaskan subsistem tingkah laku tidak mudah bagi perawat untuk
mengumpulkan keterangan terperinci tentang sistem biologi. Penilaian terkait ke
subsistem affiliative yang difokuskan pada satu pebuatan nyata yang berpengaruh
pada pada sistem sosial lain dimana perorangan merupakan satu anggota.
Pada penilaian dari subsistem ketergantungan, perhatian adalah bagaimana
memahami perbuatan seseorang perlu mengenal secara signifikan terhadap hal lain,
sehingga nyata berpengaruh pada lingkungan sekitarnya sehingga dapat membantu
individu dalam menemui kebutuhan itu. Penilaian dari subsistem ingestive akan
membahas masalah masukan makanan dan cairan, yang meliputi lingkungan sosial
dimana makanan dan cairan dicernakan. Subsistem eliminasi menghasilkan
pertanyaan yang berhubungan ke pola pembuangan air besar dan urinaria serta
dimana proses tersebut terjadi.
Ada banyak celah tentang keterangan seluruh individu jika model sistem
tingkah laku Johnson hanya memandukan penilaian. Pola hubungan keluarga hanya
disinggung pada affiliative dan subsistem ketergantungan. Keterangan dasar yang
berhubungan dengan status pendidikan, status ekonomi, dan jenis tempat tingal juga
berhubungan cukup besar dengan komponen-komponen subsistem. Faktor ini dengan
jelas diidentifikasi sebagai satu aspek penting dari semua subsistem.
2. Diagnosa
Berdasarkan teori sistem perilaku menurut Johnson yang menngambarkan
diagnosa cukup rumit. Diagnosa cenderung umum ke satu subsistem sedikit spesifik
terhadap satu masalah. Grubbs telah mengajukan empat katagori dari sistem tingkah
laku Johnson, yaitu:
a. Ketidakcukupan satu status yang mana berada ketika satu subsistem tertentu
bukan berfungsi atau mengembangkan ke kapasitas paling penuh ini sehubungan
dengan kekurangan dengan kebutuhan fungsional.
b. Pertentangan satu perilaku itu tidak menjumpai gol
dimaksud. incongruency biasanya membohongi di antara aksi dan gol dari
subsistem, walau cocok dan pilihan betul-betul mempengaruhi aksi tidak efektif.
c. Ketidakcocokan gol atau perilaku dari dua subsistem pada keadaan yang sama
menilai dengan satu sama lain ke kerusakan dari perorangan.
d. Kekuasaan perilaku di subsistem sesuatu dipergunakan lebih dari lain subsistem
dengan tanpa melihat keadaan kerusakan dari subsistem yang lain.
3. Perencanaan
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan model
konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada pola intervensi dari
model konseptualyang digunakan.
4. Implementasi
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang bukan
merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan menunjukkan apa
yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung mempengaruhi intervensi
keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak menunjukkan pada perawat bagaimana
menerapkan rencana itu.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut. Evaluasi berhubungan
dengan bagaimana cara klien beradaptasi dan bereaksi, kebutuhan klien serta tujuan
klien. Jika perawat sudah dapat menjawabnya, akan membantu perawat menilai
keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model keperawatan.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa
perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien
sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain
seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku
untuk mengembangkan teorinya.
G. Kekuatan Atau Kelemahan Teori Dorothy E. Jhonson
1. Kekuatan:
Dia memberikan kerangka acuan bagi perawat yang bersangkutan dengan
perilaku klien tertentu.
Model perilaku Johnson dapat digeneralisasikan di seluruh jangka hidup dan
lintas budaya
.
2. Kelemahan:
Johnson tidak jelas saling berhubungan konsep nya subsistem. Kurangnya
definisi yang jelas untuk hubungan timbal balik antara dan antara subsistem
membuat sulit untuk melihat seluruh sistem perilaku sebagai suatu entitas.
Kurangnya keterkaitan yang jelas antara konsep menciptakan kesulitan dalam
mengikuti logika kerja Johnson.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk
membantu individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah
timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari dua system
yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah
system eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik fisik, mental,
emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat
memelihara kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu
keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan
ketika ia sakit.
Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu
agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu
beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain
atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

B. SARAN
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori
keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu
kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Parker, Marilyn E. 1990. Nursing theories in practice. Canada : Jones & Bartlett
Learning
Taylor, Carol. 2001. Fundamentals of nursing: the art and science of nursing care. New
York : Lippincott
Walker, Patricia Hinton. 1996. Blueprint for use of nursing models: education, research,
practice, and administration. Canada : Jones & Bartlett Learning
Janie B. Butts,Karen L. Rich. 2010. Philosophies and Theories for Advanced Nursing
Practice. Canada : Jones & Bartlett Learning

http://adillariska.blogspot.com/2015/11/konsep-keperawatan-dorothy-johnson.html

http://lailybajangmasruri.blogspot.com/2014/05/model-konseptual-dorothhi-e-
jhonson.html

Anda mungkin juga menyukai