Anda di halaman 1dari 10

TEORI MODEL KEPERAWATAN

DOROTHY E. JOHNSON

Nama kelompok :
Tri Lestariningsih

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstark yang
dapat diorganisir menjadi symbol- symbol yang nyata, sedangkan konsep keperawtan
merupakan suatu ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model
keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk
sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa, attau kejadian yang didasari oleh fakta- fakta yang telah diobservasi tetapi
kurang absolute atau kurang bukti secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakian dan nilai yang
mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam
memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan
dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh perawatat dalam mengembangkan
tujuannya.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi kerja melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi
untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa
yang harus dikerjakan pada saat itu.
 Model konseptual keperawatan digunakan dalam praktek, penelitian dan
pengajaran. Oleh karena itu, model harus diperkenalkan untuk memperkuat
profesi perawat khususnya dalam mengoreksi pemikiran yang salah tentang profesi
perawatan, bahwa perawat merupakan pembantu dokter dan tidak sedikit yang
berfikiran bahwa perawat hanya mengikuti perintah dokter.
Pengembangan dan perluasan pengetahuan perawat untuk meningkatkan
keterampilan perawat akan menjadi hal yang cukup penting dalam proses- proses
keperawatan yang akan dilakukan, terutama teori- teori dan konseptual keperawatan
yang akan memberikan panduan terhadap hal praktek, pendidikan dan penelitian
keperawatan.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu teori Dorothy E. Johnson ?
2. Jelaskan Biografi Dorothy E. Johnson ?
3. Sebutkan dan jelaskan Subsistem Dorothy E. Johnson?
4. Apa itu Sistem Perilaku (Behavioral System) Dorothy E. Johnson?
5. Apa saja Asumsi-Asumsi teori Dorothy E. Johnson?
6. Apa itu hubungan model konsep dan teori keperawatan Dorothy E. Johnson?
C. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori Dorothy E. Johnson dalam
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Teori Dorothy E. Johnson


Teori behavioral system model dikembangkan oleh Dorothy E. Johnson
dimana individu di pandang sebagai system perilaku yang seslalu ingin
keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal atau ektrenal, juga
memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang
ditimbulkannya (tommey and Alligood 2006).
Teori Dorothy E. Johnson system berbicara mengenai dua komponen utama
yaitu pasien (sebagai perilaku dengan 7 subsistem yang saling berhubungan)
dan keperawatan. Dorothy E. Johnson memang tidak menjelaskan interaksi
antar komponen dalam behavioral system model secara detail, namun ann
mariner berusaha menggambarkan interaksi antar komponen dalam teori
behavioral system model seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

System dalam teori ini terbentuk dari tujuh subsistem (attachment-affiliative,


dependency, achievement, aggressive-protective, eliminasi, ingestif, dan
seksual). Setiap subsistem terdiri dari seperangkat respon perilaku atau
kecendrungan yang memiliki tujuan. Respon tersebut berkembang melalui
pengalaman dari pembelajaran serta ditentukan oleh factor fisik, biologi,
psikologis, dan sosial. Setiap subsistem juga mempunyai tiga syarat fungsional
yang harus dip[enuhi yaitu setiap subsistem harus diliindungi dari pengaruh
bahaya, dimana bahaya ini tidak dapat dijangkau oleh system , setiap
subsistem harus dipelihara melalui tersedianya pemasukan yang tepat dari
lingkungan dan setiap subsistem harus distimulasi untuk meningkatkan
pertumbuhan dan mencegah stagnasi (Fawcett, 2010).
B. Biografi Dorothy E. Johnson
Dorothy E. Johnson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di
Savannah, Georgia. Pada tahun1933 Johnson memperoleh gelar A.A. dari
Armstrong junior College di Savannah, Georgia. Pada tahun 1949-1978
Johnson menjadi instruktur dan asistenprofesor dalam perawat kesehatan
anak-anak (pediatric nursing) di Vanderbilt University School of 
Nursing. Pada tahun 1955-1956 Johnson menjadi penasehat pediatric nursing
yang ditugaskan di Sekolah kesehatan Kristen bidang Keperawatan di Vellore,
India Selatan. dan johnson mendapatkan pengahargaan yang paling
dibanggakan yaitu Faculty Award. Pada tahun 1975 mendapatkan
penghargaan kembali sebagai Lulu Hassenplug Distinguished Achievement
Award dari Asisi. Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan
Nightingale yakni tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk
mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat
harus berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan pada entitas yang
spesifik.
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi
dan
etnologi untuk membangun teorinya. ia menyandarkan sepenuhnya
pada toeri sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A.
Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. struktur teori sistem perilaku dipolakan
sesudah model sistem; sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan
untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam
tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku
dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah teori sistem biologi, yang
menyatakan bahwa manusia merupakan sistem biologi yang terdiri dari bagian
biologi dan penyakit adalah hasil gangguan sistem biologi.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis
bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif
pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari
disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi
dan modifikasi perilaku, untuk mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide dukungan
lain yaitu bahwa manusia merupakan sistem perilaku, sejauh yang ia tahu, ide
tersebut adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku
didukung dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literatur empiris mendukung
dugaan bahwa sistem perilaku merupakan keseluruhan yang belum
dikembangkan. Dalam sistem biologis , pengetahuan atas bagian-bagianya
lebih dahulu dari pengetahuan keseluruhan sistem.
C. Subsitem Dorothy E. Johnson
Karena behavioral sistem memiliki banyak tugas untuk dikerjakan,
bagian-bagian system berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas
tertentu. Suatu subsistem merupakan “sistem kecil dengan tujuan khusus
sendiri dan berfungsi dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem
lain atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh
Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan (interealated).
Motivasi mengendalikan langsung aktifitas subsistem-subsistem ini yang
berubah secara kontinyu dikarenakan kedewasaan, pengalaman dan
pembelajaran . system yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di
kontrol oleh faktor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang
diidentifikasi adalah affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual,
achievement dan aggressive.
1. Subsistem Pencapaian (Achievement), merupakan tingkat pencapaian
prestasi melalui ketrampilan yang kreatif, subsistem achievement berusaha
memanipulasi lingkungan. Fungsinya mengontrol atau menguasai aspek
pribadi atau lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan . cakupan
perilaku prestasi termasuk kemampuan intelektual , fisikis, kreatif, mekanis
dan social.
2. Subsistem Perhubungan (afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingkungan
yang adekuat. Subsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang
paling kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua
organisasi social. Pada tingktan umum, hal itu memberikan kelangsungan
(survival) dan keamanan (security). Sebagai konsekuensinya adalah inklusi
social, kedekatan (intimacy) dan susunan serta pemeliharaan ikatan social
yang kuat.
3. Subsistem Penyerangan (agresi), Koping terhadap ancaman di lingkungan
adalah perlindungan (protection) dan pemeliharaan (preservation). Hal ini
mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti Lorenz dan feshback
bukanya dengan bantuan pemikiran perilaku sekolah. Dianggap perilaku
agresif tidak hanya di pelajari tapi memiliki maksud utama membahayakan
yang lain. Bagaimanapun, masyarakat meminta batasan-batasan tersebut
diletakkan pada mode perlindungan diri dan orang-orang serta harta milik
mereka dihormati dan dilindungi.
4. Subsistem Ketergantungan (Dependency), sistem perilaku dalam
mengadaptasikan bantuan,kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Dalam
hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan perilaku
yang memerlukan respon pengasuhan . konsukuensinya adalah bantuan
persetujuan, perhatian atau pengenalan dan bantuan fisik. Pengembanganya,
perilaku dependency berybah dari hamper, bergantung total kepada orang
lain kea rah bergantung total kepada orang lain kearah bergantungkepada
diri sendiri dengan derajat yang lebih besar . jumlah interpedency tertentu
adalah penting untuk kelangsungan kelompok social
5. Subsistem Eliminasi, Hal-hal yang berhubungan dengan pembuangan zat-
zat yang tidakdibutuhkan oleh tubuh secara biologis.
6. Subsistem Ingesti, Hal-hal yang berhubungan dengan pola makan
7. Subsistem Seksualitas, pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai.
Subsistem seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation) dan
kepuasan (gratification). Termasuk tapi tidak dibatasi. Courting dan mating,
system respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin dan
termasuk (dalam cakupan yang luas)perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis
kelamin.
D. Sistem Perilaku (Behavioral System).
Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap
dengan maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi
teroraganisasi dan terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi
antara seseorang dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang
dengan obyek, peristiwa dan situasi dengan lingkunganya. Biasanya sikap
dapat digambarkan dan dijelaskan. Manusia sebagai system perilaku berusaha
untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi
yang berhasil pada beberapa tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas suatu
fungsi. Sistem biasanya cukup fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang
diakibatkan.
E. Asumsi-Asumsi teori Dorothy E. Johnson
1. Perawatan (nursing)
Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan
eksternal untuk memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam
kondisi stres dengan memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau
dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik
sebelum dan selama gangguan keseimbangan system dan karenanya
membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan control. Aktivitas
perawatan tadak bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat
pelengkap (komplementer) bagi medis/ pengobatan.
2. Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola,
pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang
menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik
manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi.
Person adalah system dari bagian-bagian interpedent yang membutuhkan
beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan. pengeluaran
energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu
proses-proses biologis dan penyembuhan.
3. Kesehatan(health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit
dipahami(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factor-faktor
biologis, psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang
diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person
bukanya penyakit. Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling
ketergantungan subsistem -subsistem dari system perilaku. Manusia
berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke
perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan
structural atau fungsional cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan.
Ketika system membutuhkan sejumlah energi minimum untuk
pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar yang tersedia mempengaruhi
proses biologi dan penyembuhan.
4. Lingkungan
Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh factor yang bukan
bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan
dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi
tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan
lingkungan-nya. System perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam
respon terhadap factor lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap
kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan
mengganggu keseimbangan system perilaku dan mengancam stabilitas
seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya system
membangun kembali eqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan
berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan
perilaku-perilaku yang baik.

F. Hubungan antara model konseptual keperawatan dan proses keperawatan


Model Konseptual Keperawatan adalah suatu abstraksi yang dioperasikan
dengan menggunakan proses keperawatan yang mencakup :
1. Pengkajian
Pengkajian data spesifik mengenai kebutuhan kesehatan klien yang
langsung berhubungan dengan unit kedua model keperawatan yaitu klien.
Misalnya teori Henderson, klien dipandang memiliki 14 kebutuhan dasar,
maka data yang dikumpulkan juga tentang 14 kebutuhan dasar tersebut.
2. Diagnosa
Dalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial ditulis
sebagai suatu diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan model
keperawatan yang digunakan.
3. Perencanaan 
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan
model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada
pola intervensi dari model konseptualyang digunakan.
4. Implementasi
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang
bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan
menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung
mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak
menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut.
a. Bagaimana klien beradaptasi dan bereaksi
b. Apa yang dipandang klien sebagai kebutuhan
c. Bagaimana klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan Jawaban dari
pertanyaan  pertanyaan tadi akan membantu perawat menilai
keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model
keperawatan
BAB III
PENUTUP

Teori Dorothy E. Johnson dikenal dengan “behavioral system model” yaitu


memandang sebagai system perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan
stabilitas. Sebagai system perilaku, manusia terdiri dari 7 sistem yang saling
berhubungan. Perilaku individu akan bertujuan dan terorganisir bila behavioral system
seimbang dan stabil. Sebalikmya, ketidakseimbangan dan ketidakstabilan behavioral
system terjasi Ketika ada stimulus, baik internal maupun eksternal (berasal dari
lingkungan0 yang tidak bisa diadaptasi oleh individu.
Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk
membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk
mencegah timbulnya penyakit .Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari
dua system yaitu sitem biologi dan tingkah laku tertentu.Lingkungan termasuk
masyarakat adalah system eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik fisik, mental,
emosi dan sosialo terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat
memelihara kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu
keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan
ketika ia sakit. Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada
individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat,
mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Thomas Ari. 2013. Teori Keperawatan Dorothy E. Johnson.
http://thomaz1945.blogspot.co.id/2013/11/teori-keperawatan-dorothy-e-johnson_28.html.
diakses 4 Oktober 2016
Young Bussinestgirl. 2014. Teori Keperawatan Dorothy E. Johnson.
http://perawatpedia.blogspot.co.id/2014/04/teori-keperawatan-dorothy-e-jhonson.html.
diakses 4 Oktober 2016
Theoretical Foundations of Nursing. Dorothy Johnson The Behavioral System Model.
http://nursingtheories.weebly.com/dorothy-johnson.html. diakses 4 Oktober 2016
Aini, Nur. 2018. Teori Model Keperawatan. Universitas Muhammadiyah Malang : Malang

Anda mungkin juga menyukai