Latar Belakang
1
B. Pengertian
C. Etiologi.
Penyebab pertama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat
mengalami katarak yang biasanya merupakan penyakit yang diturunkan,
peradangan didalam kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak
congenital. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti diabetes mellitus
dapat menyebabkan katarak komplikata. Katarak dapat disebabkan oleh
beberapa faktor :
2
1. Fisik
Dengan keadaan fisik seseorang semakin tua (lemah) maka akan
mempengaruhi keadaan lensa.
2. Kimia
Apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia atau
akibat paparan ultraviolet matahari pada lensa mata dapat
menyebabkan katarak.
3. Usia
Dengan bertambahnya usia seseorang, maka fungsi lensa juga akan
menurun dan mengakibatkan katarak.
4. Infeksi virus masa pertumbuhan janin
Jika ibu pada saat mengandung terkena atau terserang penyakit yang
disebabkan oleh virus. Virus tersebut akan mempengaruhi tahap
pertumbuhan janin. Misal ibu yang sedang mengandung menderita
rubella.
5. Penyakit
Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata seperti uveitis (Andra
2013, h.64).
D. Manifestasi klinis
1. Rasa silau karena terjadi pembiasan tidak teratur oleh lensa yang
keruh.
2. Pengeliatan akan berkurang secara perlahan.
3. Pada pupil terdapat bercak putih.
4. Bertambah tebal nukleus dengan perkembangnya lapisan korteks lensa.
5. Pengelihatan kabur.
6. Rasa nyeri pada mata (Andra 2013 h.65).
3
E. Patways
F. Klasifikasi
1. Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
a Katarak congenital, Katarak yang sudah terlihat pada usia kurang
dari 1 tahun.
b Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
c Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun.
2. Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :
a. Katarak traumatika
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma
tumpul maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan
katarak pada satu mata (katarak monokular).
4
b. Katarak toksika
Katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu.
c. Katarak komplikata
Katarak terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes melitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis,
glaukoma, proses degenerasi pada satu mata lainnya.
3. Berdasarkan stadium, katarak senil dapat dibedakan menjadi :
a. Katarak insipien
Pada stadium ini, proses degenerasi belum menyerap cairan
sehingga bilik mata depan memiliki kedalaman proses.
b. Katarak imatur
Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung,
menyebabkan terjadinya miopia, dan iris terdorong ke depan serta
bilik mata depan menjadi dangakal.
c. Katarak matur
Proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan
lensa.
d. Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks
lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam didalam
koteks lensa (Anas 2011,hh.56-58).
G. Komplikasi
1. Glaukoma
Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler
didalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan
visus mata menurun.
2. Kerusakan retina
5
Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada
robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina
atau terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga terangkat.
3. Infeksi
Ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan yang
tidak edekuat (Andra 2013, h. 67).
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf / penglihatan ke retina / jalan optik.
2. Lapang Penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh cairan
cerebro vaskuler, massa tumor pada hipofisis otak, karotis, glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg).
4. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma,
dilatasi dan pemeriksaan berlahap-lampu memastikan diagnosis
katarak.
5. Darah lengkap, laju sedimentasi LED : menunjukkan anemi sistemik /
infeksi.
6. EKG, kolesterol serum, lipid.
7. Tes toleransi glukosa : kontrol DM (Andra 2013, h.66).
I. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan laser.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan
akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi
tajam penglihatan yang terbaik dicapai 20/50 atau lebih buruk lagi.
Pembedahan katarak paling sering dilakukan pada orang berusia lebih dari
65 tahun. Dengan menggunakan anestesi lokal. Ada dua macam teknik
pembedahan untuk pengangkatan katarak :
1. Ekstraksi Katarak Intrakapsuler Intra catarax exstraction (ICCE)
mengeluarkan lensa secara utuh.
6
2. Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler
J. Extra capsular catarax extraction (ECCE) : mengeluarkan lensa dengan
merobek kapsul bagian anterior dan meninggalkan kapsul bagian
posterior (Andra 2013, h.66).
7
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. DM
8
b. Hipertensi
c. pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya
memicu resiko katarak.
d. Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
e. ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan
pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.
f. Kaji riwayat alergi
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
3. Kulit
4. Kepala
5. Mata
6. Telinga
9
7. Hidung dan sinus
8. Mulut dan tenggokan
9. Leher
10. Thorak/paru
11. Jantung
12. Abdomen
13. Ekstremitas
14. Neurologis
D. Diagnosa keperawatan
1 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan berhubungan dengan
mengepresikan keinginan untuk menangani penyakit
2 Risiko cedera kornea berhubungan dengan berkedip <5 kali per menit
E. Intervensi
DX 1
1. Mengikuti prinsip lima benar obat
2. Mencatat riwayat kesehatan dan alergi nyeri
3. Meemasukan obat kedalam kantung konjungtiva edengan
menggunakan teknik aseptic
4. Menganjurkan pasien untuk menutup mata perlahan lahan untuk
membantu mendistribusikan obat
5. Mengajarkan dan memantau teknik pemberian obat secara mandiri
DX 2
10
F. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah diterapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping (Nursalam: 2001).
G. Evaluasi
11
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas Sidarta, 2004 , Ilmu Perawatan Mata, Jakarta: CV. Sagung Seto 2009 ,
Ilmu Penyakit Mata, Jakarta : FKUI
12