Anda di halaman 1dari 6

TEORI DAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK MENURUT

DOROTHY E. JHONSON
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir
menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan kosep keperawatan merupakan ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolut atau kurang bukti secara langsung.Teori keperawatan
digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model
keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang
memungkinkan perawat . model konsep keperawatan , mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari
sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada
kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan
oleh perawat dalam mengembangkan tujuanya.
BAB II
ISIPANDANGAN DOROTHY E. JOHNSON MENGENAI KONSEP DAN TEORI
KEPERAWATAN
I. BIOGRAFI DOROTHY E.JOHNSON
a. Dorothy E. Jhonson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di savannah,Georgia
b. Tahun1938  Johnson memperolehgelar A.A.dari Armstrong junior College di
Savannah, Georgia.
c. Tahun1949-1978 Johnson menjadi instruktur dan asistenprofesor dalam perawat
kesehatananak-anak (pediatric nutrsing) di Vanderbilt University School of 
Nursing.
d. Tahun1955-1956 Johnson menjadi penasehat pediatric nursing yang ditugaskan di
Sekolah kesehatan Kristen bidang Keperawatan di Vellore, India Selatan.
e. Penghargaan yang paling dibanggakan adalah Faculty Award.
f. Tahun 1975. Lulu Hassenplug Distinguished Achievement Award dari
Asisi.Perawat CaliforniaTahun1977 dan Vanderbilt University School of Nursing
Award for Excellence in Nursing Tahun1981.
Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni tujuan tujuan perawatan
adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera.
Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang
spesifik.Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi
untuk membangun teorinya . ia menyandarkan sepenuhnya pada toeri sistem-sistem dan
menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. struktur teori sistem
perilaku dipolakan sesudah model sistem; sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan
untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam tulisannya,
Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi adalah observasi
perilaku adalah teori sistem biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan sistem biologi
yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan sistem biologi.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa perawatan
merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien sebelum, selama dan
sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi,
stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk mengembangkan teorinya. Johnson
mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide dukungan lain yaitu bahwa manusia
merupakan sistem perilaku, sejauh yang ia tahu, ide tersebut adalah asli dari dirinya.
Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku dicikung dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literatur
empiris mendukung dugaan bahwa sistem perilaku merupakan keseluruhan yang belum
dikembangkan. Dalam sistem biologis , pengetahuan atas bagian-bagianya lebih dahulu dari
pengetahuan keseluruhan system.
II. KONSEP-KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan behavioral sistem theory. Johnson
menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli perilaku dan biologi: output dari
struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan
bersifat responsif terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk
sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.
Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan , " A system is a
whole that functions as a whole by virtue of the interpedence of it's part." (system merupakan
keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson
menerima pernyataan chin yakni tedapat "organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi bagian
dan elemen-elemen". Disamping itu , manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-
bagian ini melalui pengaturan dan adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.
III. SYSTEM PERILAKU (BEHAVIORAL SYSTEM)
Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan maksud tertentu.
Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan terintegrasi yang menentukan
dan membatasi interaksi antara seseorang dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan
seseorang dengan obyek, peristiwa dan situasi dengan lingkunganya . biasanya sikap daqpat
digambarkan dan dijelaskan. Manusia sebagai system perilaku berusaha untuk mencapai
stabilitas dan keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa
tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. Sistem biasanya cukup fleksibel untuk
mengakomodasi pengaruh yang diakibatkan.
A. SUBSISTEM
Karena behavioral sistem memiliki banyak tugas untuk dikerjakan, bagian-bagian system
berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan "sistem
kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan
subsitem lain atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh Johnson
bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan (interealated). Motivasi mengendalikan langsung
aktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan kedewasaan,
pengalaman dan pembelajaran . system yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di
kontrol oleh faktor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang diidentifikasi adalah
affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan aggressive.
(1)  Subsistem Pencapaian (Achievement), merupakan tingkat pencapaian prestasi
melalui ketrampilan yang kreatif
(2) Subsistem Perhubungan (afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingkungan yang
adekuat.
(3) Subsistem Penyerangan (agresi), Koping terhadap ancaman di lingkungan.
(4) Subsistem Ketergantungan (Dependency), sistem perilaku dlm mengadaptasikan
bantuan,kedamaian, keamanan serta kepercayaan.
(5) Subsistem Eliminasi, Hal-hal yang berhubungan dengan pembuangan zat-zat yang
tidakdibutuhkan oleh tubuh secara biologis.
(6) Subsistem Ingesti, Hal-hal yang berhubungan dengan pola makan.
(7) Subsistem Seksualitas, pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai
B. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN JOHNSON
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system
perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki
keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Sebagai suatu
system , didalamnya terdapat komponen sub system yang membentuk system tersebut,
diantaranya komponen sub system yang membentuk system perilaku menurut Johnson adalah :
a. Ingestif, yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya makan dan
minum sebagai suatu subsistem tingkah laku.
b. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan yang kreatif.
c. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan berbagai
ancaman yang ada di lingkungan.
d.  Eliminasi, berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya zat yang tidak
di butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara bilogis sebagai suatu subsistem tingkah laku.
e. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
f. Afiliasi, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan
lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan social, keamanan, dan
kelangsungan hidup.
g. Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.Berdasarkan sub system
tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku individu, sehingga Johnson
memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus
dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut.
Klien dalam hal ini adalaha manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan
terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan
lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku
untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan
C. ASUMSI-ASUMSI
1. Perawatan (nursing)
Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan eksternal untuk memberikan
organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi stres dengan memakai mekanisasi
pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan
eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan system dan karenanya
membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan control. Aktivitas perawatan tadak
bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat pelengkap(komplementer) bagi medis/
pengobatan.
2. Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola, pengulangan dan cara
bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-
pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person
adalah system dari bagian-bagian interpedent yang membutuhkan beberapa aturan dan
pengaturan untuk menjaga keseimbangan.Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral
system adalah penting untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang
rendah mengganggu keseimbangan sistemt perilaku , integritas manusia terancam. Usaha-usaha
mausia untuk menbangun kembali keseimbangan membutuhkan pengeluaran energi yang luar
biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan
penyembuhan.
3. Kesehatan(health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami(elusive) dan dinamis,
yang dipengaruhi oleh factor-faktor biologis, psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu
nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person bukanya
penyakit.Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan subsistem
-subsistem dari system perilaku. Manusia berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini
yang akan mengarah ke perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan
structural atau fungsional cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system
membutuhkan sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar
yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
4. Lingkungan
Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh factor yang bukan bagian system perilaku
individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk
mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk
berinteraksi dengan lingkungan-nya. System perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam
respon terhadap factor lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang
menyertainya. Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system
perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya
system membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan berikutnya. Ketika
lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang baik.

IV. STUDI KASUS
Bapak Elder bekerja di sebuah kebun binatang. Dia di serang oleh harimau hingga mendapat
luka di bagian kepala dan di rujuk ke balai pengobatan untuk penanganan lukanya. Dalam
penanganan luka, diketahui ternyata luas luka mencapai hingga ke tulang tengkorak, hal ini
membuatnya harus berheti sementara dari pekerjaan. Sering bertemu dengan teman-teman
sekerjanya, agaknya membuat dia tertekan. Istri Bapak Elder setiap hari meluangkan waktu
membuatkannya makanan kecil karena memang istrinya suka memasak dan ternyata dengan
kegiatan memasak itu istri bapak Elder dapat menekan kecemasannya sehubungan dengan
keadaannya.Setelah 3 minggu berlalu penyembuhan luka tidak mengalami kemajuan walaupun
tidak terjadi infeksi luka. Pada kunjungan pemeriksaan, istrinya dengan yakin mengatakan
bahwa selama perawatan di rumah, suaminya sering minum air banyak sehingga berakibat sering
kencing walaupun tengah malam dan itu membuat dia agak cemas hal tersebut akan berakibat
fatal terhadap pak Elder. Dia bertanya, apakah ada obat yang dapat membantu pak Elder tidur di
malam hari. 
Penyelesaian masalah menggunakan teori Tingkah laku.
Menggunakan teori system tingkah laku, kita membantu menyelesaikan masalah.Menilai pola
tingkah laku yang berlangsung saat itu pada keluarga pak Elder melalui 7 subsistem tingkah
laku, berdasarkan data di atas kita mendapatkan bahwa ada perubahan pada 3 subsistem :
1. Achievement subsistem, perubahan perubahan pola interaksi social dan depresi.
2. Eliminasi Subsistem, perubahan pola eliminasi dikarenakan banyak minum ( Polidipsi )
berakibat seringnya kencing ( Poliuri ).
3. Ingestive Subsistem, perubahan pola makan dikarenakan banyak makan makanan yang manis
dan minum air yang juga banyak.Dengan menggunakan teori Tingkah laku, apa yang harus
dilakukan untuk membantu pak Elder. Berdasarkan asumsi yang kita bisa tarik dari cerita di atas,
kita dapat menyimpulkan bahwa bapak tersebut mungkin menderita penyakit Diabetes Mellitus.
Dengan ditentukannya diagnosis, perawat membantu bapak tersebut memperbaiki system
keseimbangan dengan memodifikasi pola tingkah lakuuntuk mencapai homeostasis.Pada
akhirnya luka pak Elder mulai mengalami kemajuan setelah penyakit diabetesnya diidentifikasi
dan dikendalikan. Dia sudah bisa kembali bekerja dan bertemu dengan teman- temannya lagi.
Istrinya senang karena mendapat resep makanan sesuai dengan penyakit diabetes suaminya dan
pengalaman memasak bagi dirinya. Masalah teratasi dengan menggunakan model dan teori
keperawatan tingkah laku menurut

Anda mungkin juga menyukai