Anda di halaman 1dari 13

1.

Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan Demam , flu disertai dengan kekuningan dan
marah-marah kepada perawat triase UGD karena merasa diperlakukan tidak layak atau sangat lambat dalam
penanganan. Pasien tersebut sudah menunggu di UGD selama 35 menit dan melihat perawat sibuk dengan
pasien lain dan lebih mendahulukan pasien gawat kecelkaan yang baru datang. Perawat pun kemudian
menjelaskan bahwa pasien yang masuk ke UGD akan diprioritaaskan berdasarkan tingkat keparahan kegawatan
dan kondisi yang mengancam jiwa?
Apakah prinsip etik yang telah dilakukan perawat?
a. Justice
b. Veracity
c. Autonomy
d. Beneficience
e. Non-maleficence
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. Justice
Rasional :
Rasional A : adil dalam pemberian pelayanan kegawatdaruratan sesuai dengan tingkat kegawatan pasien
Rasional B : jujur dalam penyampaian informasi kepada pasien
Rasional C : menghargai hak-hak pasien
Rasional D : asas manfaat dalam pemberian pelayanan kesehatan
Rasional E : tidak melakukan tindakan yang dapat mencederai pasien
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.

2. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnose medis Sindrom coroner
akut (SKA). Ketika perawat melakukan tindakan observasi TTV terhadap pasien tersebut, pasien tiba-tiba
mengeluh nyeri dada yang sangat hebat kemudian terjadi henti jantung. Perawat berencana akan melakkukan
tindakan RJP namun keluarga menolak dan keberatan terhadap tindakan RJP meskipun sudah diberikan
penjelasan. Keluarga mengatakan bahwa pasien ingin meninggal dengan tentram dan tenang sendirian.
Apakah dilemma etik yang terjadi oleh perawat tersebut?
a. Authonomy dan beneficience
b. Beneficience dan justice
c. Justice dan nonmaleficience
d. Nonmaleficience dan fidelity
e. Fidelity dan authonomy
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. authonomy dan beneficience
Rasional :
Rasional A : dilemma antara hak keluarga pasien dalam pengambilan keputusan dan asas manfaat dari
tindakan terhadap pasien bila segera dilakukan
Rasional B : dilemma antara pelanggaran asas manfaat dan asas keadilan
Rasional C : dilema antara asas keadilan dan resiko/dampak terhadap pasien
Rasional D : dilema antara risiko terhadap pasien dan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik
Rasional E : dilemma antara komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan pelanggaran
terhadap hak-hak pasien.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
3. Seorang perawat yang sedang bertugas di UGD mendapat 5 kunjungan pasien secara beruntun dengan waktu
yang hamper sama. Pasien pertama, seorang kakek yang mengeluh sesak nafas: kedua, pasien perempuan
dengan riwayat penyakit ACS mengalami nyeri dada yang menyebar sampai ke leher dan lengan kiri; ketiga,
seorang anak balita dengan keluahan demam dengan suhu 40 derajat celcius dan beberapa kali mengalami
kejang tonik klonik; pasien keempat dan kelima , sepadang suami istri yang mengalami kecelakaan laulintas
dimana sang suami mengalami fraktur terbuka pada mid shaft tibia dan fibula kiri, sedangkan istri mengalami
trauma kepala dan tampak hasil GCS yaitu apatis.
Manakah pasien yang perlu mendapatlan pertolongan prioritas pertama?
a. Pasien pertama
b. Pasien kedua
c. Pasien ketiga
d. Pasien keempat
e. Pasien kelima
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. pasien ketiga
Rasional :
Rasional A : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengatasi sesak nafas pasien
Rasional B : kriteria triase emergency, dengan respong time 10-15 menit
Rasional C : kriteria triase emergency, dengan respon time segera karena bersiko sumbatan jalan nafas
karena spasme airway dan hiperventilasi akibat kejang.
Rasional D : kriteria traiage urgent, dengan respn time < 30 menit untuk mengatasi perdarahan akibat
fraktur dan risiko syok
Rasional E : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengidentifikasi jenis dan tingkat
keparahan trauma kepala, serta penanganannya.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
4. Seorang pasien perempuan berusia 37 tahun datang ke UGD diantar menggunakan mobil dengan keluahan nyeri
kepala dan tidak bisa tidur datau insomnia. Pasien tapak tidak tenang, mondar-mandir di depan loket triase dan
memarahi perawat triase karena merasa lambat dilayani. Pasien ternyata memiliki riwayat terkahir masuk RS
jiwa yaitu sekitar 1 tahun yang lalu, pasien sering mendengar suara-suara yang tidak jelas dan pernah dirawat di
fasilitas kesehatan jiwa sebanyak 5 kali dirawat.
Apakah kategori triase yang sesuai untuk pasien tersebut?
a. Resusitasi
b. Emergency
c. Urgent
d. Semi-urgent
e. Non-urgent
Pembahasan :
Jawaban : C. urgent
Rasional A : resusitasi, perlu tindakan resusitasi segera karena beresiko kematian
Rasional B : emergency, perlu tindakan penanganan darurat Karen beresiko mengancam nyawa dengan
respon time 10-15 menit.
Rasional C : urgent, perlu tindakan penanganan degera sehubungan dengan kondisi atau situasional urgency
(resiko mengamuk). Respon time < 30 menit
Rasional D : kriteria triage semi urgent, tidak gawat dan tidak darurat, respn time 60 menit
Rasional E : kriteria triage non urgent atau flase triase . respon time bisa sampai 2 jam atau bisa diarahkan
untuk berobat ke poli rawat jalan
5. Dalam keadaan bencana gempa bumi dilombok yang lalu ditemukan korban remaja laki-laki. Pada saat initial
assessment ditemukan jejas pada kepala dan paha kiri, airway paten, tetapi korban idak bernapas serta nadi
karotis tidak teraba.
Apakah warna kategori triase unuk korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. hitam
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2 detik,
tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.

6. Seorang petugas triase bencana tsunami menemukan seorang korban laki-laki dewasa dengan fraktur tertutup
pada lengan atas serta terdapat vulnus laserasi dan perdarahan pada dahinya akibat tertimpa reruntuhan plafon
rumahnya. Hasil initial assessment pasien tampak sada dan dapat berjalan sendiri.
Apakah warna kategori triase korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. hijau
Rasional :
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2 detik,
tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
7. Soerang laki-laki korban kecelakaan berusia 40 tahun tampak tidak sadarkan diri dan dicurigai terkena serangan
jantung. Pada initial assemnet korban tidak berespon terhadap nyeri disternum dan dan dilakukan palpasi nadi
karotis tetapi tidak teraba.
Apakah tindakan yang wajib dan harus dilakukan oleh penolong korban selanjutnya?
a. Melakukan kompresi dada 30 x
b. Melakukan bantuan ventilasi 2 x
c. Melihat, dengar dan rasa pernapasan pasien
d. Mebukan airway dengan head tilt chin lift
e. Mereposisi tangan dan memeriksa kembali nadi karotis selama 10 detik
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. melakukan kompresi dada 30 x
Rasional :
Rasional A : dilakukan bila pasien tidak ada respon, tidak teraba nadi dan tidak bernapas
Rasional B : dilakukan pada pasien henti nafas tetapi masih teraba nadi
Rasional C : dilakukan untuk mengevaluasi pernafasan
Rasional D : dilakukan untuk membuka jalan nafas pada pasien henti nafas atau setelah tindakan kompresi.
Rasional E : dilakukan untuk mengevaluasi nadi setelah 5 siklus atau 2 menit.
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
8. Perawat melakukan bantuan hidup dasar (BHD) kepada seorang pasien laki-laki yang mengalami henti jantung.
Setelah dilakukan 5 siklus, serta dilakukan evaluasi dan saat ini sudah teraba ada denyutan nadi karotis.
Bagaimanakan tindakan yang wajib dilakukan oleh perawat tersebut selanjutnya?
a. Memastikan patensi airway
b. Melakukan pemeriksaan pernapasan
c. Membaringkan pasien ke posisi pemulihan
d. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 6 detik
e. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (30:2)
Pembahasan :
Jawaban : B. melakukan pemeriksaan pernapasan
Rasional
Rasional A : dilakukan setelah tindakan kompresi 30 x
Rasional B : dilakukan saat evaluasi bersamaan dengan pengecekan nadi
Rasional C : dilkakukan pada pasien yang sudah teraba nadi dan bernapas spontan tetapi belum sadar
Rasional D : dilakukan pada pasien yang sudah teraba nadi tetapi belum bernapas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
9. Seorang perempuan berusia 28 tahun sedang hamil dirumah makan padang mengalami sumbatan total saluran
pernapasan akibat tersedak pempek kapal selam. Korban sadar, terlihat pucat dan juga cemas serta memegang
Apakah teknik pertolongan pertama yang paling tepat untuk menolong wanita hamil tersebut?
a. Back blow
b. Chest thrust
c. Abdominal thrust
d. Finger cross & sweep
e. Resusitasi jantung paru
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. chest thrust
Rasional :
Rasional A : dilakukan pada anak-anak dan bayi
Rasional B : dilkakukan pada korban ibu hamil atasu obesitasi yang masih sadar
Rasional C : dilakukan pada korban yang masih sadar
Rasional D : dilakukan untuk membuka dan membersihkan jalan nafas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
10. Seorang ners prehospital mendapatkan korban dengan keadaan trauma multiple. Korban tampak tidak sadar,
tampak rinorhea dan masih ada peregerakan dinding dada serta usaha untuk bernafas
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Melakukan suction
b. Memanggil bantuan
c. Memasang semi rigis cervical collar
d. Membuka airway dengan teknik jaw trust
e. Memasang oro-pharingeal airway (OPA)
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. memasang semi rigid cervical collar
Rasional A : dilakukan setelah stabilisasi cervical untuk membersihkan airway
Rasional B : dilakukan dalam BHD awam, bukan oleh petugas prehospital/ambulance
Rasional C : dugaan cedera cervical melekat pada korban multiple trauma, sehingga stabilisasi leher adalah
tindakan utam dan pertama sebelum melakukan tindakan penanganan yang lain ke korban.
Rasional D : tindakan untuk membuka airway sehingga memudahkan ventilasi paien dengan penurunan
kesadaran.
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
11. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluahan nyeri hebat pada dada tembus ke
belakang, hasil pengkajian didapatkan pasien tidak sadar, tampak apneu dan nadi tidak teraba. RJP langsung
diinisiasi oleh tim resusitasi dan dipasang bedsite monitoring dengan gambaran asystole :
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memberikan injeksi IV adrenalin 1 mg
b. Melanjutkan RJP sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan flat protocol
Rasional :
Rasional : A. diberikan setelah siklus ketiga RJP
Rasional : B. dilakukan pada pasien henti napas dan henti jantung
Rasional : C. dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien sehingga dapat
diinterpretasikan kejadian asistol dengan tepat
Rasional : D. dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan tindakan kompresi
Rasional E : dilakukan untuk gelombang shockable (VF dan Pulseless VT)
Referesnsi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
12. Seorang anak berusi 7 tahun diantar keluarganya ke UGD setelah mengalami tenggelam di kolam renang dan
mengalami henti nafas. Orang tua anak mengatakan anakanya masih terlihat bernafas dan masih teraba nadi
saat sebelum sampai RS. Setelah 5 siklus RJP dilakukan evaluasi dan masih belum teraba denyutan nadi karotis.
Selanjutnya tim memasnag airway definitive dengan ETT dan berhasil dilakukan.
Apakah tindakan perawat yang dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Melakukan tindakan defibrilasi 2 jole/kg BB
b. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 3 detik
c. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (15:2)
d. Melanjutkan pemeberian kompresi dan ventilasi (30:2)
e. Melanjtukan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20x/menit
Pembahasan :
Kunci jawaban : E. melanjutkan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20 x/menit
Rasional :
Rasional A : dilakukan apabila sudah terpasang monitoring EKG dan gelaombang EKG Shockabel
Rasional B : dilakukan pada pasien teraba nadi tapi belum bernapas
Rasional C : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 2 penolong
Rasionla D : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 1 penolong
Rasional E : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung dan telah terpasang airway
definitive (ETT atau LMA)
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
13. Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun diantar ke UGD Rumah sakit dengan mobil setelah mengalami cedera
kepala serius akibat kecelakaan bermotor akibat begal dimalam hari. Hasil pengkajian didaptkan pasien tampak
sadar tetapi mudah tertidur, membuka mata bila dipanggil, bicara tidak koheren dan meracau sendiri dan masih
dapat melokalisir adanya nyeri.
Berapakah GCS pasien tersebut ?
a. 9
b. 10
c. 11
d. 12
e. 13
Pembahasan : kunci jawaban : D. 12
Rasional D : E3 M5 V4
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby
14. Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun diantar keluarganya dengan menggunakan ambulance ke UGD setelah
mengalami cedera kapitis akibat kecelakaan lalulintas. Hasil pemeriksaan penunjang CT scan didapatkan pasien
didiagnosa edema serebral dan segera direncanakan untuk osmoterapi IV dengan Manitol 20% 0,5 gr/kg BB/6
jam
Apakah tindakan yang wajib dilakukan perawat sebelum pemberian obat tersebut?
a. Mengukur frekuensi nadi
b. Mengukur tekanan darah
c. Mngukur saturasi oksigen
d. Memonitor status kesadaran
e. Mengukur frekuesni napas
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. mengukur tekanan darah
Rasional :
Rasional A : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Rasional B : pemeberian obat diuretic dapat menurunkan tekanan darah
Rasional C : bila ada tanda-tanda syock hipovolemik
Rasional D : bila ada tanda tanda syock hipovolemik
Rasional E : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby
15. Seorang perempuan berusia 32 tahun diantar ke UGD setelah mengalami kebakaran rumah dan mengalami luka
bakar serius derajat II B didaerah dada sampai perut dan kedua tangan 40 menit yang lalu. Diketahui BB pasien
50 kg dan TB 163 cm.
Berapakah resusitasi cairan dalam 8 jam pertama berdasarkan rumus perkland baxter?
a. 1800 ml
b. 2700 ml
c. 3600 ml
d. 5400 ml
e. 7200 ml
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. 3600 ml
Rasional : total body surface area (TBSA) = 9% x 4 = 36 % (dada, perut, dan kedua tangan masing masing 9%)
Total resusitasi cairan selam 24 jam pertama menurut formula parkland bexter
= 4 x BB x TBSA = 4 x 50 x 36 = 7200 ml
Untuk 8 jam pertama diberika ½, 16 jam selanjutnya ½. Jadi 7200 ml x ½ = 3600 ml
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby

16. Seorang laki-laki berusia 57 tahun diruangan CVCU terpasang bedsite monitoring, tiba-tiba pasien mengalami
penurunan kesadaran dan gambaran pada monitor EKG atrial takikardi hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD :
100/60 mmHg (via bedsite monitoring) frekuensi Nadi : 60 palpasi.
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya?
a. Memberika injeksi IV, amiodaron 300 mg
b. Melanjutkan rjp sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakkukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. memeriksa nadi karotis
Rasional :
Rasional A : IV. Amiodaron 300 mg diberika pada pasien henti jantung dengan gelombang shockable setelah
tindakan DC Shock
Rasional B : RJP dilakukan pada pasien henti nafas dan henti jantung
Rasional C : flat line protocol dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien
sehingga dapat diinterpretasikan asystole dengan cepat
Rasional D : pemeriksaan nadi karotis dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan
tindakan kompresi.
Rasional E : DC shock dilakukan pada pasien henti jantung dengan gambaran EKG gelombang shoc-able (VF
& Pulseless VT)
Referensi : American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association
guidelines up-date for CPR and ECC,
17. Seorang laki-laki berusia 37 tahun diantar ke UGD karena kesadran menurun, pasien mempunyai riawayat DM.
hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nafas 26 x/menit ireguler, frekuensi nadi 93
x/menit, frekuensi nafas 21 x/menit. Hasil pemeriksaan penunjang didaptkan Gula darah 70 mg%, terpasang O2
6 liter/menit melalui masker, terpasang infus NaCl 0,9% 21 tetes/menit, advice dokter pemberian glucose 10%
IV, akral dingin dan diaphoresis.
Apakah indicator utama evaluasi perawat pada pasien setelah tindakan diatas?
a. Turgor kulit
b. Tekanan darah
c. Frekuensi nadi
d. Tingkat kesadaran
e. Perabaan extermitas
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. tingkat kesadaran
Rasional :
Pasien DM yang diberikan glukosa 10 % harus dievaluasi responnya, dengan prioritas indicator evaluasinya
adalah tingkat kesadaran karena jika keadaan gula darah pasien membaik maka suplay glukosa ke otak
optimal, sehingga pasien akan meningkat tingkat kesadarannya.
Referensi :
Paula Kristanty (2011) Askep Gawat Darurat
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), pedoman keperawatan Emergency.
18. Seorang perempuan berusia 37 tahun diantar ke UGD dengan kondisi kesadran delirium, nafas dangkal berbau
aseton, dan diaphoresis. Hasil anamnesis didaptkan ada riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi nafas 27 x/menit dangkal. Sudah
dipasang infus Nacl 0,9 % dan Oksigen 3 l/menit. Hasil pemeriksaan penunjang Gula darah sewaktu 300 gr %.
Apakah tindakan kolaborasi selanjutnya pada pasien diatas?
a. Cek aseton urin
b. Berikan insulin
c. Konsul diet DM
d. Periksa lab elektrolit
e. Cek analisa gas darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. berikan insulin
Rasional :
Pasien DM dengan gula darah tinggi harus segera diberikan insulin untuk mencegah kerusakan sel lebih
lanjut oleh karenanya Option B merupakan kuci jawaban utamanya
Referensi :
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency
19. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD dengan keluhan pusing dan mata bekunag-kunang setelah
terpapar asap mobil dalam garasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60 mmHg, Frekuensi nadi 92
x/menit, Frekuensi Nafas 29 x/menit, Suhu 38°C. pasien tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, sianosis
nafas lambat dan dalam tetapi nadi masih teraba pada pembuluh darah perifer.
Apakah tindakan perawat selanjutnya pada pasien diatas ?
a. Berikan oksigen masker 6 l/menit
b. Ventilasi ambubag O2 10 liter
c. Posisikan kepala Jaw trust
d. Lakukan primary survey
e. Pasang oksimetri
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. ventilasi ambubag O2 10 liter
Rasional :
Pasien mengalami keracunan CO2 yang keluar dari knalpot mobil dalam garasi tertutup sehingga gangguan
ventilasi. Tindakannya adalah lakukan ventilasi oksigen dosis tinggi dengan ambubag. Jadi pilihan kunci
jawaban adalah B ( ventilasi dengan ambubag O2 10 liter).
Referensi :
BTCLS (2012) Ambulan 118 dan Hipgabi (2016)
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011) pedoman keperawatan Emergency

20. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD denga keluhan nyeri ulu hati, perut tampak membesar dank
eras, mata kuning, muntah darah kurang lebih 200 cc berwarna gelap dan banyak stolsel, perut masih tampak
kembung dan mual. Hasil pemeriksaan fisik didaptkan TD : 110/70 mmHg, frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi
napas 26 x/menit, pasien terpasang infus asering 8 jam/kolf.
Apakah tindakan prioritas perawat pada pasien diatas?
a. Rencanakan transfuse darah
b. Pasang NGT bilas lambung
c. Kumur kumur air hangat
d. Monitor bilirubin darah
e. Cek lab: Hb, golongan darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. pasang NGT bilas lambung
Rasional :
Dengan pemasangan NGT maka bilas lambung dapat segera dilakukan akibat banyak stolsel untuk
mengeluarkan bekuan darah dalam lambung yang menumpuk jika dibiarkan berakibat distensi lambung
menggangu pernafasan dan dapat meningkatkan amonika yang toksik dalam tubuh.
Referensi :
Susan B. Stillwell (2011). Pedoman Keperawatan kritis hal 242
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), Pedoman keperawatan Emergency
21. Seorang anak perempuan berusia 21 bulan dibawa orang tuanya ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan BAB cair
lebih dari 11 kali sehari. Hasil pengkajian didapatkan ubun-ubun teraba cekung, turgor kulit jelek/tidak elastis.
Pemeriksaan fisik didapatkan Frekuensi Nadi : 115 x/menit, frekuensi nafas : 34 x/menit, suhu 37,8°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Beri larutan rehidrasi oral sedikit tapi sering
b. Observasi intake dan output cairan
c. Kaji toleransi pemberian makanan
d. Beri cairan parenteral
e. Timbang BB
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. beri cairan parenteral
Rasional :
rehidrasi harus segera dilakukan pada kasus diatas namun lebih utama dengan pemberian parenteral.
Referensi :
Hockenberry & Wilson D (2011). Essential of pediatric nursing. Missoury: Mos-by
Herdman, T.,& Kamitsuru, S.(Ed).(2014). NANDA International: Nursing Diagnoses : Definitions &
classification, 2015-2017. Oxford: Willy Blackwell
22. Seorang perempuan berusia 34 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran, hasil pengkajian
CAB palpasi nadi carotis tidak teraba,. Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan TD 0/0 mmHg, Mulut tampak sianosis
dan luka, dan segera dilakukan RJP.
Apakah langkah pertama yang dilakukan pada kasus diatas?
a. Berikan rangsang kesadaran
b. Kompresi 30x, ventilasi 2x
c. Lakukan bagging/ambubag
d. Rawat luka daerah mulut
e. Berikan posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. kompresi 30x, ventilasi 2x
Rasional :
Pasien mengalami cardiac arrest yang ditandai dengan tidak teraba palpasi nadi pada arteri besar seperti nadi
carotis, femoral, artinya jantung sudah tidak bekerja dan tidak ada hembusaan nafas paru juga tidak bekerja. Bila
jantung sudah tidak mampu memmompakan darah ke seluruh tubuh, maka seluruh organ mengalami kerusakan
bahkan kematian karena itu harus segera dilakukan kompresi agar jantung dapat terangsang untuk berkontraksi
yang diikuti dengan ventilasi agar paru expansi sehingga terjadi inspirasi.
Referensi :
BTCLS Ambulance 118 (2015)
Pamela s, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan emergency
23. Seorang laki-laki berusia 22 tahun diantar ke UGD Karen jatuh dengan leher terbentur benda tumpul, pasien
tampak lemah kesakitan daerah leher terutama ketika digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60
mmHg, Frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas 25x/menit, hasil pemeriksaan penunjang rontgen pasien
dinyatakan fraktur cervical 3-4 harus immobilisasi.
Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Berikan posisi supine
b. Pasang neckcollar
c. Kompres dingin
d. Ganjal 2 bantal
e. Tanpa bantal
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. (pasang neck collar)
Rasional :
Pemasangan collar neck bertujuan untuk segera mengimobilisasikan daerah cervical agar dislokasi tulang
cervical dapt dicegah
Referensi :
Knell (2011) Asuhan Keperawatan Ortophedi Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan
emergency hal 385.
24. Seorang perempuan berusia 41 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penuruan kesadaran dan diaphoresis
setelah pulang dari olahraga malam. Hasil pengkajia didaptkan pasien mempunyai riwayat MCI. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan nadi carotis teraba kecil dan lambat, TD: 60/60 mmHg, Frekuensi Nafas 30 x/menit
dangkal, bibir tampak sianosis. Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Siapkan alat bantuan jalan nafas
b. Posisi extensi head tilt, chin lift
c. Berikan oksigen masker
d. Pasang mayo tube
e. Beri posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. posisi extensi head till, chin lift
Rasional :
Melakukan posisi extensi head tilt chin lift merupakan langkah paling pertama dilakukan untu membebaskan
jalan nafas pasien.
Referensi :
Pamela S, kidd, patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency
25. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun ditemukan tersedak saat makan bakso. Anak tersebut terlihat memegang
leher, wajah memerah dan berangsur ianosis. Anda adalah perawat yang sedang berada ditempat tersebut
diluar jam dinas.
Apakah tindkan yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Memastikan makanan menyumbat faring atau laring
b. Langsung melaksanakan cricotyroidetomi
c. Melakukan hemlich maneuver
d. Membuka jalan nafas
e. Memberika oksigen
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan hemlich maneuver
Rasional :
Hemlich maneuver merupakan tindakan yang tepat untuk usia anak 7 tahun

26. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil pengkajian henti
napas dan henti jantung. Perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya?
A. Memberikan ventilasi 2 kali
B. Mengecek arteri karotis
C. Membuka jalan napas
D. Menyiapkan AED
E. Memasang infus
Jawaban C. Membuka jalan napas
Pembahasan
Data Fokus perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Ingat prosedural RJP mulai dari CAB. Kompresi dada-Buka
dan bebaskan jalan napas-memberikan ventilasi 2 kali tiap 6 detik.

27. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat kecelakaan lalu
lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata, kata-
kata tidak tepat dan tangan menjauhi sumber stimulus nyeri.
Berapakah skor GCS pada kasus tersebut?
A. E2V4M3
B. E2V3M3
C. E2V3M4
D. E1V3M4
E. E3V3M4
Jawaban C. E2V3M4
E = Saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata = 2
V = Saat diberikan rangsangan nyeri kata-kata tidak tepat = 3
M = Saat diberikan rangsangan nyeri tangan menjauhi sumber stimulus nyeri = 4
Penilaian Glasgow Coma Scale
Eye (E4) Verbal (V5) Motorik (M6)
4 = Membuka mata spontan 5 = Orientasi bagus 6 = Mengikuti perintah
3= Membuka mata dengan 4= Bingung, berbicara mengacau 5 = Melokalisir nyeri
rangsangan suara (sering bertanya berulang-ulang, 4 = Menghindari nyeri
2 = Membuka mata dengan Disorientasi) 3 = Fleksi abnormal / postur
rangsangan nyeri 3 = kata-kata tidak jelas dekortikasi
1 = Tidak ada respon 2 = Mengerang/menggumam 2 = Ekstensi abnormal / postur
(suara tanpa arti/tidak jelas) deserebrasi
1 = Tidak ada respon 1 = Tidak ada respon
28. Seorang perawat yang bertugas di ruang ICU menangani 1 pasien total care post stroke. Perawat kontrak
waktu untuk mengganti cairan infus pasien yang akan habis. Tiba-tiba perawat ditugaskan untuk
membawa pasien rujukan ke RS lain. Saat perawat sudah pergi, keluarga pasien mencarinya karena
cairan infus sudah habis dan darah mengalir ke selang infus. Apakah prinsip etik yang dilanggar pada
kasus tersebut?
a. Fidelity dan non malaficience
b. Veracity dan confidentiality
c. Veracity dan confidentiality
d. Veracity dan confidentiality
e. Fidelity dan justice
Jawaban A. Fidelity dan non malaficience
Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah perawat kontrak waktu kepada pasien dan keluarga pasien untuk
mengganti cairan infus pasien tetapi tidak datang. Maka perawat melanggar prinsip Fidelity karena tidak
menepati janji (setia) kepada pasien. Prinsip etik kedua yang dilanggar oleh perawat adalah Non
Malaficience karena pasien telah dirugikan atau dibuat tidak nyaman karena darah pasien mengalir ke
selang infus.
29. Seorang perempuan usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat ledakan kompor gas
sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, luka bakar derajat III pada wajah, leher, dada,
abdomen, kedua tangan, sulit bernapas, keluar lendir berwarna hitam, retraksi sternum dan bunyi napas
stridor. TD 90/60 mmHg, frekuensi napas 32 x/mnt, frekuensi nadi 116 x/mnt, suhu 36,2 oC dan SpO2
83%. Perawat melakukan penghisapan lendir dan memberikan bantuan oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan sabun luka
b. Menyiram luka dengan air dingin minimal 20 menit
c. Menutup luka dengan kassa steril
d. Memasang endotracheal (ETT)
e. Memberikan cairan infus
Jawaban D. Memasang endotrakeal (ETT)
Pembahasan : Data focus yang mendukung GCS 8, terdengar bunyi napas tambahan yakni bunyi stridor
dan frekuensi napas 32x/mnt. Bunyi stridor adalah bunyi napas tambahan/sumbatan jalan nafas akibat
edema pada jalan nafas atas. Maka tindakan yang tepat adalah memasang ETT (Endotracheal tube) agar
jalan nafas paten/bebas. Ketika pasien mengalami gangguan airway (jalan nafas), maka harus segera
membebaskan jalan nafas pasien. Tindakan lainnya boleh dilakukan setelah airway pasien tertangani.
30. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 jam yang lalu. Pasien
riwayat tumor otak. Hasil pengkajian kesadaran delirium, mulut kering, tangan mengalami tremor, tiba-
tiba kejang dan pola napas Biot.TD 140/70 mmHg, frekuensi nadi 60 x/mnt, frekuensi napas 28 x/mnt,
suhu 38oC dan SpO2 80%. Hasil pemeriksaan Lab AGD pH 7,50, PaO 2 58 mmHg, PCO2 28 mmHg, HCO3 23
mEq/L. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Hipertermia
b. Pola napas tidak efektif
c. Gangguan pertukaran gas
d. Kekurangan volume cairan
e. Risiko perfusi serebral tidak efektif
Jawaban C. Gangguan pertukaran gas
Pembahasan
Data fokus sesak napas, frekuensi napas 28 x/mnt dan data yang paling utama adalah nilai PCO 2 yang
abnormal (menurun). Hal ini menunjukkan pasien mengalami alkalosis respiratorik. Maka jawaban yang
tepat adalah gangguan pertukaran gas. Memang pilihan jawaban lainnya potensial untuk dipilih sebagai
jawabannya karena datanya terdapat pada kasus. Namun masalah keperawatan gangguan pertukaran
gas lebih mengancam nyawa dibandingkan dengan masalah keperawatan lainnya. Sehingga yang harus
diprioritaskan adalah gangguan pertukaran gas.

Anda mungkin juga menyukai