Anda di halaman 1dari 38

1.

Seorang perawat UGD menerima pasien laki-laki usia 48 tahun dengan kondisi
sakit takut dengan tanda vital: frekuensi napas 30 menit dan terdengar ngorok,
nadi 104, tekanan darah 130/80 mmhg, kesadaran menurun apakah prioritas
tindakan pada pasien tersebut?

a. Mengatasi masalah sirkulasi


b. Mengatasi masalah pernapasan
c. Mengatasi gangguan jalan napas
d. Memberikan obat sesuai indikasi
e. Mendukung psikologis pada keluarga

Jawaban benar:

Mengatasi gangguan jalan nafas

Rasional:

Sesuai standar praktik keperawatan gawat darurat, perawat gawat darurat harus
melakukan asesmen yang akurat,melakukan analisis data hasil assessment, untuk
mengidentifikasi prioritas masalah pasien dan melakukan intervensi atau tindakan
sesuai prioritas masalah. Pada pasien tersebut prioritas masalah: gangguan jalan nafas
atau airway yang ditandai dengan adanya stridor (ngorok).

Referensi: Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy,edisi Indonesia 1, bab 1

2. Seorang perawat UGD melakukan asesment dengan primary dengan langkah


dengan urutan: DRABC(danger, respons, airway, brething, circulation) yang
tujuannya adalah untuk dapat mengidentifikasi kondisi pasien dan resiko yang
dapat mengancam kehidupan pasien. Apakah tindakan perawat pada langkah
kedua diatas?
a. Kaji apakah airway paten dan tidak ada sumbatan
b. Kaji apakah pasien merespon ketika Anda tanya
c. Kaji pernapasan
d. Kaji ventilasi
e. Kaji denyut nadi
Jawaban benar:

Kaji apakah pasien merespon ketika Anda tanya

Rasional:

Primary survey adalah pengkajian yang cepat dan sistematis yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kondisi yang mengancam hidup pasien dan menginisiasi sesegera
mungkin titik setelah langkah pertama danger yaitu mengkaji situasi dan kondisi
bahaya, pastikan lingkungan aman bagi pasien dan perawat, sebelum memberikan
pertolongan. Langkah selanjutnya adalah response, yaitu mengkaji respon pasien.
Apakah pasien merespon ketika Anda tanya.

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy, Indonesia 1, bab 2

3. Penjelasan yang harus diberikan ke pasien sebelum meminta persetujuan


(informed consend) meliputi dibawah ini kecuali:
a. Penjelasan tentang prosedur
b. Potensi resiko dan manfaat
c. Prosedur alternatif
d. Konfirmasi bahwa pasien memahami resiko, manfaat, dan alternatif
e. Petugas yang melaksanakan prosedur

Jawaban benar :

Petugas yang melaksanakan prosedur

Rasional :

Memahami persyaratan kelengkapan penjelasan sebelum diminta informed consend

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy, edisi Indonesia 1, bab 3
4. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke IGD hasil pengkajian, tekanan darah
pasien 90/60 mmhg. Perawat menelpon dokter, dokter menyatakan agar pasien
diberikan cairan RL 500 CC segera. Perawat tidak mencatat hasil rekomendasi
dokter sehingga perawat lupa dan tidak memberikan cairan pada pasien.
Bagaimana upaya untuk memperbaiki kesalahan pada kasus diatas?
a. Memperbaiki komunikasi dengan menggunakan komunikasi efektif
b. Menggunakan teknologi untuk penulisan kesehatan
c. Memperbaiki akses ke tempat pelayanan primer
d. Menggunakan alat pelindung diri
e. Meningkatkan peran pemimpin dalam manajemen

Jawaban benar :

Memperbaiki komunikasi dengan menggunakan komunikasi efektif

Rasional:

Kesalahan yang terjadi pada kasus diatas adalah kesalahan komunikasi antara dokter
dan perawat perawat tidak menulis atau mendokumentasikan order atau instruksi dari
dokter, sehingga perawat lupa. Penelitian telah terbukti menunjukkan tenaga
kesehatan yang melakukan komunikasi efektif satu sama lain menurunkan potensi
terjadinya kesalahan, yang menyebabkan peningkatan keselamatan dan memperbaiki
performa.

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy l, edisi Indonesia 1, bab 4

5. Ketika melakukan triase di unit pelayanan gawat darurat, perawat sering


dihadapkan pada pertanyaan dilemma, “siapa yang paling prioritas diberikan
perawatannya?” Pertimbangan yang paling tepat dilakukan adalah
a. Kebutuhan manusia
b. Kebutuhan medis
c. Kebutuhan pribadi
d. Kemampuan membiayai perawatan
e. Kebutuhan rumah sakit
Jawaban benar :

Kebutuhan medis

Rasional:

Memahami pertimbangan dalam memprioritaskan tindakan ke pasien di unit gawat


darurat

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy l, edisi Indonesia 1, bab 5

6. Seorang laki-laki usia 35 tahun dibawa ke IGD oleh polisi karena luka tertembak
polisi. Hasil pengkajian, pasien sudah meninggal dunia apa yang harus dilakukan
oleh perawat pada kasus tersebut?
a. Tutupi pasien dengan kain putih sampai pemeriksaan forensik betul-betul
lengkap
b. Berikan barang-barang pasien kepada keluarga pasien
c. Jangan lepaskan pakaian
d. Ambil peluru dengan benda metal
e. Segera membersihkan pasien

Jawaban benar :

Tutupi pasien dengan kain putih sampai pemeriksaan forensik betul-betul lengkap

Rasional:

Jika pasien dinyatakan meninggal pada saat datang ke IGD (atau tidak lama setelah
kedatangan) dan tidak direstuisitasi: jangan berikan atau lepaskan pakaian; tutupi
pasien dengan kain putih sampai pemeriksaan forensik betul-betul lengkap; jangan
berikan atau menukar barang-barang pasien kepada keluarga pasien atau hal penting
lainnya sebelum penegak hukum yang berwenang datang dan memberikan
persetujuan.

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy l, edisi Indonesia 1, bab 6
7. Seorang pria berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada menjalar
ke lengan kiri (skala nyeri 8) hasil pengkajian didapatkan nadi pasien cepat serta
akral dingin. Apakah level pada pasien tersebut?
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
d. Hitam
e. Putih

Jawaban benar :

Merah

Rasional:

Jenis kasus diatas merupakan jenis kasus kegawatdaruratan kardiovaskular curiga


ACS/MCI. Sehingga pasien perlu dilakukan penanganan secara cepat. Merah: gawat
dan darurat. Triase kuning : gawat tidak darurat. Triase hijau: tidak gawat dan tidak
darurat. Triase hitam: bukan prioritas. Triase putih: dapat menunggu.

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy l, edisi Indonesia 1, bab 8

8. Seorang wanita berusia 25 tahun diantar ke IGD dengan keluhan kemerahan pada
kulit, sesak nafas dan bengkak pada wajah. Pasien diketahui mengkonsumsi
natrium diklofenak sebelum gejala timbul. Apakah tindakan yang perlu dilakukan
perawat selanjutnya?
a. Pantau Irama Jantung
b. Berikan Obat Kortikosteroid
c. Kaji Kepatenan Jalan Nafas Dan Posisikan Semi Fowler Berikan Oksiigen
d. Ukur Tekanan Darah
e. Pasang Akses Intravena

Jawaban benar :

Kaji kepatenan jalan nafas dan posisikan semi fowler berikan oksigen
Rasional:

Intervensi terapeutik pada pasien dengan reaksi alergi perlu memperhatikan prinsip
penanganan kegawatdaruratan, penilaian awal,ABC: airway breathing
circulation.Secara berurutan. Pada bagian jawaban, pilihlah c merupakan pilihan yang
termasuk dalam penanganan airway dan beri Ting yang harus dilakukan sebelum
berlanjut ke penanganan c circulation dan pemeriksaan sekunder atau pemberian
obat-obatan

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy l, edisi Indonesia 1, bab 9

9. Seorang laki-laki berusia 49 tahun datang ke UGD karena merasakan nyeri dada
menjalar ke leher dan lengan kiri setelah beberapa saat, pasien mengalami
penurunan kesadaran dan tidak berespon. Perawan kemudian berteriak meminta
bantuan apakah tindakan yang selanjutnya dilakukan?
a. Berikan Adrenalin 1 Mg IV
b. Berikan Defibrilasi 200 Joule
c. Mengecek Nadi Karotis Pasien
d. Membuka Jalan Napas Dan Berikan Pentilasi 2 Kali
e. Kompresi Dada 30 Kali Diikuti Ventilasi 2 Kali

Jawaban benar :

Mengecek nadi karotis pasien

Rasional :

Setelah meminta bantuan, maka langkah selanjutnya ialah memastikan pasien


mengalami henti jantung dengan mengecek nadi karotis. Berdasarkan pedoman aha
2015 kompresi dada diikuti ventilasi dan adrenalin 1 Mg IV diberikan setelah
dipastikan pasien mengalami irama henti jantung. Defibrilasi hanya diberikan setelah
pasien dipastikan mengalami irama shockable (takikardi ventrikel tanpa nadi
[pulseless VT) Pasien perlu dipasang monitor jantung untuk mengetahui irama
jantung pasien titik penatalaksanaan jalan nafas akan memakan waktu dan dapat
memperlambat dimulainya pemberian kompresi dada yang efektif.

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy l, edisi Indonesia 1, bab
10
10. Seorang laki-laki berusia 26 tahun tiba di UGD dengan keluhan bab lebih dari 10
kali dengan konsistensi encer dan ditemukan adanya kekurangan cairan.pasien
direncanakan pemasangan infus dan pemberian cairan intravena. Perawat telah
memakai sarung tangan dan membersihkan area penusukan dengan antiseptik titik
kemudian pembuluh darah vena telah distabilkan dengan tangan non dominan
perawat. Apakah langkah selanjutnya dilakukan perawat?
a. Melepaskan Tourniquet
b. Menstabilkan Kateter Iv Dengan Plester
c. Menusukkan Kateter Iv Dengan Sudut 15° Terhadap Kulit
d. Menarik Style At Dan Menyumbangkan Dengan Selang Infus
e. Menyumbat Ujung kateter IV dengan penekanan jari tangan non dominan

Jawaban benar:

Menusukkan kateter IV dengan sudut 15° terhadap kulit

Rasional :

Setelah pembuluh darah vena distabilkan maka selanjutnya perawat melakukan


penusukan dengan sudut 10 sampai 15°. Melepaskan tourniquet akan menghilangkan
sumbatan sementara pada vena untuk dilatasikan vena sehingga akan menyulitkan
penusukan vena. Pemasakan plester dilakukan setelah kateter ditusukkan dan selang
infus di disambungkan.stylet di tarik hanya setelah tampak alir balik darah.
Penekanan ujung kateter untuk menahan keluarnya darah hanya dilakukan setelah
ujung kateter berada di dalam lumen vena Dan setelah stylet ditarik.

Referensi :

11. Seorang laki-laki berusia 20 tahun di antara bulan ke IGD akibat kecelakaan lalu
lintas di titik pasien mengalami fraktur terbuka pada paha sebelah kiri tidak ada
pendarahan mayor. Pasien mengeluh nyeri skala 8-9. Hasil pengkajian didapatkan
frekuensi napas pasien 28 x/menit dan pasien terlihat kesakitan dan kurang
kooperatif. Apakah target perawatan utama yang tepat pada pasien tersebut?
a. Pasien dapat mengontrol nyeri mandiri
b. Pasien lebih kooperatif
c. Frekuensi nafas pasien dalam rentang normal
d. Imobilisasi fraktur
e. Level nyeri pasien berkurang
Jawaban benar

Level nyeri pasien berkurang

Rasional

Jawaban A kurang tepat karena pada nyeri skala 5 atau lebih pasien tidak dapat
mengontrol nyeri secara mandiri misal dengan teknik relaksasi nafas dalam. Kontrol
nyeri mandiri hanya efektif dilakukan jika skala nyeri pasien di bawah 3 sampai 4.
Jawaban b tidak tepat karena bukan merupakan target utama jawaban C kurang sesuai
karena frekuensi nafas yang cepat merupakan respon tubuh terhadap nyeri hebat yang
dialami pasien. Jika nyeri teratasi maka frekuensi nafas akan berangsur-angsur turun.
Jawaban d kurang tepat karena imobilisasi dapat dilakukan setelah nyeri teratasi.

Referensi: Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy edisi Indonesia 1, bab 12

12. Seorang pria berusia 35 tahun datang ke IGD diantar ambulance dengan riwayat
tidak sadarkan diri di pinggir jalan. Tidak ada tanda trauma, pihak IGD curiga
dengan konsumsi alkohol berlebihan. Apakah pemeriksaan spesifik untuk
mengklarifikasi kondisi pasien tersebut?
a. Sgot/sgpt
b. Gamma -glutamyl transferase GGT
c. LDL
d. Creatif protein (CRP)
e. Ca- 125

Jawaban benar

Gammma-glutamyl transferase (GGT)

Rasional

Nilai enzim GGT akan meningkat pada konsumsi alkohol 2 bulan terakhir sementara
enzim hati lain menurun

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy edisi Indonesia 1 bab 13
13. Seorang wanita berusia 40 tahun datang diantar ke IGD dengan keluhan luka pada
kaki sulit sembuh titik hasil pengkajian didapatkan terdapat luka gangren grade 2-
3 serta mengeluarkan bau tak sedap pada kaki kiri titik pasien mengeluh kesulitan
beraktivitas dan malu. Apakah diagnosis keperawatan utama pada pasien
tersebut?
a. Gangguan Mobilitas Fisik
b. Gangguan Gambaran Diri
c. Harga Diri Rendah
d. Kerusakan Integritas Jaringan
e. Peran Tidak Efektif

Jawaban benar

Kerusakan integritas jaringan

Rasional

Perawatan luka terhadap pasien yang memiliki luka gangren merupakan prioritas
utama dalam kasus ini

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat Dan Bencana, Sheehy Edisi Indonesia 1 Bab
14

14. Seorang pria berusia 55 tahun datang ke IGD dengan riwayat tertusuk kaca.
Pasien direncanakan mendapat sedasi prosedur untuk pengambilan kaca titik
apakah pengkajian utama yang perlu ditanyakan pada pasien sebelum melakukan
tindakan tersebut?
a. Penggunaan Alkohol Atau Psikotropika
b. Riwayat Alergi
c. Berat Badan Dan Tinggi Badan Akurat
d. Tekanan Darah
e. Makanan Terakhir

Jawaban benar

Penggunaan alkohol atau psikotropika


Rasional

Penggunaan alkohol atau psikotropika lain dapat meningkatkan ambang toleransi


pasien terhadap sedasi sehingga perlu dilakukan penyesuaian cepat dan dapat
beresiko terjadinya adverse effect dari sedasi prosedural

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat Dan Bencana Shehy Edisi Indonesia Satu
Bab 15

15. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar ke UGD setelah mengalami kecelakaan
lalu lintas. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi napas 32 kali per menit
frekuensi nadi 121 kali permenit, CRT kurang dari 3 detik. Hasil pemeriksaan
AGD didapatkan pH 7, 48, CO2 30 mmhg paco2 84 mmhg HCO3 22 mEq.
Apakah interpretasi pemeriksaan AGD pada pasien tersebut?
a. Asidosis Respiratorik Tidak Terkompensasi
b. Asidosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian
c. Asidosis Metabolik Terkompensasi Sebagian
d. Alkalosis Respiratorik Tidak Terkompensasi
e. Alkalosis Metabolik Terkompensasi penuh

Jawaban benar

Alkalosis Respiratorik Tidak Terkompensasi

Rasional kadar pH naik menunjukkan alkalosis. Kadar pco2 turun menunjukkan


perubahan kadar CO2 berlawanan dengan arah perubahan PH maka pasien ini
mengalami perubahan respiratorik. Pasien tidak mengalami kompensasi karena kadar
pH yang abnormal dengan kadar HCO3 normal menunjukkan tidak adanya
kompensasi titik maka interpretasi pemeriksaan AGD pasien ini ialah alkalosis
respiratorik tidak terkompensasi. Selama fase awal alkalosis respiratorik terjadi
karena tubuh berusaha membersihkan asam karbonat yang terakumulasi sebagian
akibat perfusi jaringan yang tidak adekuat.
16. Seorang laki-laki berusia 57 tahun meninggal dunia di UGD setelah dilakukan
upaya resusitasi akibat henti jantung titik keluarga yang mendampingi pasien
menanyakan kondisi pasien saat ini setelah dilakukan upaya resusitasi titik
bagaimana perawat menyikapi situasi tersebut?
a. Menginformasikan bahwa pasien mengalami kode blue dan upaya resusitasi
gagal
b. Tidak menghiraukan pertanyaan keluarga hingga waktunya dianggap
c. Mengenali pemahaman keluarga akan kondisi pasien dan menjelaskan hasil
tindakan setelah berkoordinasi dengan pihak kedokteran
d. Meminta keluarga langsung melihat pasien
e. Meminta keluarga bertanya kepada dokter

Jawaban benar

Mengenai pemahaman keluarga akan kondisi pasien dan menjelaskan hasil tindakan
setelah berkoordinasi dengan pihak dokter

Rasional

Ketika akan menginformasikan kematian kepada keluarga, maka perawat harus


secara singkat mengenai seperti apa pemahaman terhadap situasi saat ini kemudian
memberikan ringkasan tentang apa yang terjadi dan menjelaskan hasil dari tindakan
yang telah diupayakan oleh tim tenaga kesehatan untuk menyelamatkan nyawa
pasien. Pemberian informasi dengan menggunakan istilah-istilah medis seperti kode
blue presentasi, flatline dan lain-lain belum tentu dapat dipahami oleh keluarga.
Meminta keluarga melihat pasien sebelum diberikan pemahaman kondisi pasien akan
membuat keluarga tidak siap dan berpotensi berperilaku disruptive. Perawat dan
dokter merupakan tenaga kesehatan yang memiliki tanggung jawab yang sama dalam
menyampaikan informasi kematian kepada keluarga.
17. Seorang laki-laki 55 tahun diantar ke ugg akibat sesak nafas dan nyeri dada yang
terasa tajam terutama saat inspirasi. Sebelumnya pasien mengalami demam dan
batuk berdahak titik berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data frekuensi nafas
=32 x/ menit dan dangkal rontgen dada menunjukkan terdapat cairan dalam
rongga pleura manakah kolaborasi keperawatan yang dapat menurunkan keluhan
sesak dan nyeri saat bernafas pasien tersebut?
a. Pemberian terapi oksigen dengan cepat
b. Kolaborasi pemberian bronkodilator
c. Kolaborasi pemberian antibiotik spektrum luas
d. Melakukan tindakan suctioning
e. Kolaborasi needle thoracentesis

Jawaban yang benar:

Kolaborasi Needdle Thoracentesis

Rasional:

Masalah utama yang dialami pasien adalah sesak nafas dan nyeri dada akibat dari
peningkatan cairan dalam rongga pleura yang dapat disebabkan infeksi pernafasan
yang dialami pasien sebelumnya. Peningkatan cairan dalam rongga pleura dapat
meregangkan pleura terutama saat inspirasi dan merangsang terjadinya nyeri pada
dada saat inspirasi untuk menurunkan nyeri dada dan sesak yang dialami pasien
jumlah cairan dalam rongga pleura harus dikurangi dengan cara needle thoracentesis.

Referensi: Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy edisi Indonesia 1, bab 18

18. Perempuan 60 tahun menjalani perawatan di ruang intensif jantung karena


STEMI di area inferior dan jantung kanan . hasil pengkajian frekuensi nadi 50
x/menit tekanan darah 88/55mmHg frekuensi nafas 20 x/menit keluhan nyeri dada
berkurang dan sekarang dengan skala nyeri dua titik tindakan kolaborasi yang
harus dilakukan perawat adalah
a. Berikan cairan secara intravena sampai tekanan darah meningkat
b. Kolaborasii pemberian nitrogliserin
c. Berikan oksigen tambahan
d. Batasi pemberian cairan dan garam
e. Kolaborasi pemeriksaan analisa gas darah
Jawaban benar:

Berikan cairan secara intravena sampai tekanan darah meningkat

Rasional: pasien dengan sindrom koroner akut area inferior dan jantung kanan
biasanya mengalami penurunan cardiac output akibat penurunan frekuensi denyut
jantung pasien dengan disfungsi pada jantung kanan ini sangat tergantung dengan
pemberian resusitasi cairan secara adekuat untuk mempertahankan cardiac output.
Hal ini dapat tercapai dengan cara pemberian cairan yang adekuat dan mencegah
pemberian obat vasodilator ( terutama venodilator ) seperti nitrogliserin,, ACE
inhibitor dan diuresis.

Referensi: Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy edisi Indonesia 1 bab 19

19. Perempuan 34 tahun diantar ke UUD mengalami pendarahan post melahirkan dan
mengeluh nyeri pada perut nya. Dari hasil pemeriksaan sementara didapatkan data
pasien terlihat gelisah HR= 120x/menit, tekanan darah 95/75 mmHg , RR
28x/menit ,CRT 3 detik , urin output 30 CC/jam bising usus 4 x/menit jenis sok
apa yang dialami oleh klien?
a. Syok distributif
b. Syok hipovolemia
c. Syok anaphylactic
d. Syok kardiogenik
e. Syok sepsis

Jawaban benar :

Syok hipovolemia

Rasional: pendarahan pada pasien menyebabkan penurunan volume darah perifer


sehingga menurunkan preload preload yang turun menyebabkan penurunan cardiac
output sehingga pasien mengalami gangguan perfusi jaringan karena kekurangan
volume darah syok termasuk hipovolemik karena penyebabnya pendarahan.

Referensi: Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy edisi Indonesia 1 bab 20
20. Seorang pasien wanita usia 47 tahun dirawat di ICU post hari ke 3 laparotomi
eksplorasi ec perforasi gaster. Hasil pengkajian: oedem pada ekstremitas bawah
dan tangan akral dingin CRT 3, tekanan darah 90/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR
25 x/ menit, Suhu 38oC dengan paracetamol urine output + 1000 cc, leukosit
18.000, HB 11 mg/dl . pasien telah terpasang ventilasi mekanik mode CPAP,
mendapatkan cairan RL 2 liter dan gelofusin 4 liter. CVP 9 Cm H2O, Saturasi
oksigen 95%. Apakah intervensi kolaborasi selanjutnya yang harus dilakukan?
a. Lanjutkan pemberian cairan Ringer Lactate dan gelo
b. Berikan albumin
c. Segera siapkan transfusi darah
d. Kolaborasi pemberian vasopressor
e. Kolaborasi pemberian diuretik

Jawaban benar

Kolaborasi pemberian vasopressor

Rasional

Tanda-tanda vital pada pasien menunjukan pasien mengalami gangguan perfusi


jaringan yang di akibatkan karena proses infeksi sistemik. Pasien memiliki riwayat
infeksi pada peritonium. Infeksi sistemik menyebabkan respon inflamasi sistemik.
Sepsis menyebabkan vasodilatasi luas dan peningkatan pemeliharaan kapiler. Oleh
karena itu untuk mengatasinya di perlukan pemberian vassopressor.

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy edisi Indonesia 1 bab 21

21. Seorang pasien pria 38 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan anemia
dan di curigai pasien mengidap HIV. Pada pemeriksaan fisik, klien terlihat lemas,
mual, muntah, diare, bibir kering, anoreksia, turgor kulit menurun dan glostis.
Apakah diagnosa perawatan yang dapat di tegakkan pada pasien?
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurangnya
suplai oksigen
b. Kekurangan cairan berhubungan dengan kurangnya intake dan peningkatan
output cairan
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan kurangnya intake
d. Ansietas berhubungan kurang pengetahuan tentang progosis
e. Nyeri akut berhubungan dengan glositis
Jawaban yang benar

Kekurangan cairan berhubungan dengan kurangnya intake dan peningkatan output


cairan

Rasional

Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah kurang sehingga kemampuan darah
membawa oksigen juga ikut berkurang. Salah satu faktor resiko anemia adalah
perdarahan gastrointestinal atau sindrom malabsorpsi, dan kondisi ini akan di
perparah dengan terpaparnya HIV gangguan pada gastrointestinal yang sering
menonjol adalah adanya keluhan mual, muntah, diare dan nafsu makan menurun,
sehingga apabila ini tidak diatasi dengan segera maka perlu diwaspadai adanya
kekurangan cairan dan elektrolit pada pasien yang dapat memperburuk kondisi
pasien.

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy edisi Indonesia 1 bab 23

22. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan lemah, diare,
dan demam. Hasil pengkajian: pembesaran nodus limfa pasien pengguna narkoba
jarum suntik dan sering bergantian dengan rekan-rekannya. Apakah pemeriksaan
paling penting untuk segera dilakukan pada kasus diatas?
a. Kultur feses
b. Pemeriksaan gula darah sewaktu
c. Tes HIV
d. Foto thorax
e. Pemeriksaan urin untuk mengetahui jenis narkoba

Jawaban benar

Tes HIV

Rasional

Tanda dan gejala HIV antara lain demam, kemerahan, lemah/ malase, myalgia,
pembesaran nodus limfa, sakit tenggorakan. Hal ini di perkuat dengan hasil kajian
bahwa klien/ pasien adalah pengguna narkoba. Terlepas dari gejala yang muncul,
semua pasien yang datang ke departemen Gawat Darurat untuk segala bentuk
pengobatan yang melaporkan bahwa mereka adalah pengguna narkoba IV atau aktif
secara seksual harus dirujuk untuk melakukan tes HIV pada saat itu.

Referensi: Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy edisi Indonesia 1 bab 22
23. Seorang pasien 50 tahun masuk IGD diantar oleh keluarganya dengan gejala
stroke apakah prioritas pengkajian yang harus dilakukan perawat?
a. Memastikan apakah ini stroke , menanyakan kapan gejala dimulai, dan
mengkaji apakah jalan nafas pernafasan dan sirkulasi adekuat
b. Meminta informed consent dari keluarga pasien, melakukan pengkajian fokus,
dan memastikan pernafasan pasien adekuat.
c. Mengkaji adanya kejangkau menilai adanya perdarahan di kepala, dan menilai
GCS pasien.
d. Melakukan triage memberikan tindakan ABCD
e. Berkolaborasi dengan dokter spesialis memberikan bantuan pernafasan dan
cairan yang diperlukan pasien.

Jawaban benar :

Memastikan apakah ini stroke kamu menanyakan kapan acara dimulai dan mengkaji
apakah jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi adekuat

Rasional :

Ada beberapa pertanyaan dasar yang harus dikaji oleh perawat ketika pasien datang
dengan gejala stroke di antaranya apakah ini stroke? Kapan di jalan dimulai tanda
tanya apakah jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi adekuat? Apakah ada defisit vokal
dan datanya prosedur diagnosis cepat apa yang direkomendasikan ?

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat Dan Bencana Sheehy edisi Indonesia 1 bab
24

24. Seorang perempuan usia 56 tahun dibawa ke UGD hasil anamnesis. 2 keluarga
pasien mengatakan pasien mengeluh sakit kepala terburuk dalam hidupnya untuk
pertama kali rasa kaku pada leher pada cahaya. Mual dan muntah titik hasil
pemeriksaan fisik TD :24/100 mmHg frekuensi nadi 100 x / menit . Frekuensi
napas 28x/menit dan suhu 36,40C. Hasil observasi kelemahan seluruh anggota
gerak apakah intervensi medis yang tepat pada kasus?
a. Berikan antiemetic
b. Berikan topiramate
c. Berikan angiotensin
d. Berikan inhibitor serotonin
e. Berikan obat anti inflamasi non steroid
Jawaban benar

Berikan inhibitor serotonin

Rasional

Mas ini mengalami nyeri sakit kepala vaskuler inhibitor serotonin seperti sumatriptan
diberikan pada pasien dengan nyeri sakit kepala vaskuler.

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy , edisi Indonesia 1 bab
25

25. Seorang remaja usia 15 tahun datang ke UGD karena tidak bisa mendengar secara
tiba-tiba dan telinga serta pusing. Hasil pengkajian menunjukkan dampak impaksi
serumen pada telinga kiri membran timpani tampak struktur pada telinga kanan .
apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Lakukan kuretase serumen
b. Lakukan irigasi telinga dengan air hangat
c. Irigasi telinga dengan air biasa
d. Teteskan cerumenolytic
e. Anjurkan klien untuk tidak mengorek dan tidak memasukkan benda apapun
ke dalam telinga

Jawaban benar

Anjurkan klien untuk tidak mengorok dan tidak memasukkan benda apapun ke dalam
telinga

Rasional

Saat terjadi ruptur membran timpani beberapa hal yang harus dihindari adalah
menunda-nunda irigasi telinga menunda pemberian obat tetes telinga sehingga hal
pertama yang harus dilakukan adalah menganjurkan klien untuk tidak memasukkan
benda apapun ke dalam liang telinga dan diberikan antibiotik sistemik

Referensi: Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy edisi Indonesia 1 Bab 26

26.
26. Seorang anak perempuan, usia 8 tahun, dibawa kepoli klinik mata RS. Ibu
mengatakan sudah 1 minggu Mata anak kemerahan dan keluar kotoran setiap hari.
Perawata akan memberikan antibiotic melalui tetes mata. Perawat sudah cuci
tangan, menjelaskan prosedur, menggunakan sarung tangan, dan menarik kelopak
mata kearah bawah. Apa yang harus dilakukan perawat selanjutnya?
a. Minta anak untuk membuka mata
b. Teteskan 1-2 tetes obat kearah area tengah lipatan kelopak mata bawah
c. Anjurkan anak untuk mengedipkan mata
d. Anjurkan anak untuk tidak menutup atau mengosok mata terlalu keras
e. Anjurkan anak untuk tetap berbaring

Jawaban benar:

Minta anak untuk tetap membuka mata.

Rasional:

Setelah menarik kelopak mata kearah bawah langkah selanjutnya secara berurutan
adalah : meminta anak untuk tetap membukan mata, kemudian meneteskan tetes mata
kearea tengah lipatan kelopak mata bawah, anjurkan anak untuk mengedip agar obat
tersitribusi secara merata pada area mata dan anjurkan untuk tidak menggosok mata
terlalu keras.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy, edisi Indonesia 1, BAB
27.

27. Seorang laki-laki berusia 56 tahun dengan keluhan muntah darah. Hasil
pengkajian pasien tampak meringis, skala nyeri 7, memegang abdomen,
defansmuskular (+)., terba hepar membesar 3 cm, melena (+), tekanan darah 100/70
mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Jalur intravena sudah
terpasang dengan cairan NaCl 0,9 % cc/6 jam. Apakan tindakan lainya yang harus
dilakukan dari kasus tersebut.
a. Berikan O2 via nasal canul
b. Pasang IV line
c. Puasakan pasien
d. Pasang NGT
e. Berikan total parenteral nutrion
Jawaban benar:

Pasang NGT

Rasional :

Pemasangan NGT dapat mengurangi nyeri pasien yang utama pada kasus ini dimana
skala nyeri pasien 7dan dapat segera ditangani dengan dekompresi lambung. Dengan
pemasangan NGT dapat mengurangi defans muscular pada otot-otot abdomen
sehingga nyeri pasien berkurang.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy, edisi Indonesia 1, BAB
28

28. Seorang pasien laki-laki usia 40 tahun mengeluh lemas, gemetar dan berkeringat.
Pasien terlihat pucat dan nadi 120x/menit pasien dicurigai mengalami
hipoglikemia. Apakah intervensi yang harus dilakukan pertama kali oleh
perawat?
a. Berikan 15 gr glukosa oral aksi cepat
b. Berikan klorpropamit
c. Berikan karbohidrat kompleks secara oral
d. Berikan 50% dextrose intravena
e. Posisikan semi flowler

Jawaban benar:

Berikan 15 gr glukosa oral aksi cepat

Rasional :

Jika kadar glukosa darah tidak dapat diperoleh, maka tangani seolah olah pasien
mengalami masalah hipoglikemia. Memberikan sedikit tambahan glukosa tidak akan
membahayakan pasien dengan hiperglikemia, namun kurangnya glukosa dapat
membahayakan pasien dengan hipoglikemia. Glukosa oral aksi cepat dapat
mempertahankan serum glukosa dalam kisaran normal

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy, edisi Indonesia 1, BAB
29
29. Seorang pasien wanita usia 47 tahun, dating ke UGD dengan kondisi lemas, dan
muntah-muntah setelah makan disebuah warung. Pasien diduga mengalami
keracunan. Apakah prioritas tindakan perawatan suportif dasar yang harus
dilakukan perawat.
a. Menanyakan kapan gejala mulai terjadi, melakukan palpasi area abdomen
dan melakukan pemeriksaan tekanan darah
b. Memeriksa tekanan darah, memberikan terapi cairan dan mengkaji suhu
tubuh
c. Mengkaji airway, breathing dan circulation
d. Memberikan dukungan kepada kebutuhan jalan nafas, pernafasan dan
sirkulasi
e. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi dan nutrisi, memeriksa tekanan darah
dan memberikan terapi cairan

Jawaban yang benar:

Memberikan dukungan pada kebutuhan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi

Rasional:

Tindakan keperawatan prioritas pada pasien keracunan yaitu memberikan perawatan


suportif dasar dan lanjutan (fisiologis dan psikologis) yang diperlukan. Berikan
bantuan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi (airway, breathing, and circulation/
ABC), pelindungan jalan nafas sangat penting pada pasien dengan kelainan status
mental.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy, edisi Indonesia 1, BAB
30

30. Seorang bayi baru lahir mengalami hipotermia diruang persalinan. Saat ini
perawat sedang melakukan proses rewarming dengan melakukan penghangatan
diarea perifer. Apakan proses yang mengakibatkan bayi baru lahir tersebut
mengalami hipotermia?
a. Dampak pengobatan
b. Gangguan jantung karena usia
c. Belum punya kemampuan untuk mengigil atau menghangatkan tubuh
sendiri
d. Gizi buruk
e. Paparan polusi
Jawaban yang benar:

Belum punya kemampuan untuk mengigil atau menghangatkan tubuh sendiri

Rasional:

Bayi baru lahir memiliki keterbatasan, yaitu terbatassnya lemak tubuh dan belum
punya kemampuan untuk mengigil atau menghangatkan tubuh sendiri sehingga
berada diluar kandungan sangat berisiko hipotermi

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy, edisi Indonesia 1, BAB
31

31. Seorang petani disebuah ladang ditemukan sedang kesakitan karena di gigit ular.
Keluahan utama : nyeri dengan sensasi terbakar dan keluar darah tidak
menggumpal pada daerah gigitan ular. Apakah tindakan yang tepat untuk
menangani kasus tersebut?
a. Mencuci luka dengan sabun lebih banyak dari pada air biasa jika povidone-
iodine tidak tersedia
b. Imobilisasi area yang terkena gigitan sejajar atau di lebih rendah dari jantung
c. Periksa status imunisasi tetanus pasien dan vaksinasi yg di perlukan
d. Benzodiazepin dapat digunakan untuk mioklonus dan kejang otot
e. Berikan antihistamin oral non-steroidal analgesik anti –inflamasi

Jawaban yang benar

Imobilisasi area yang terkena gigitan sejajar atau di lebih rendah dari jantung

Rasional

Bisa akibat gigitan ular tidak langsung menyerang pada darah, namun terlebih dahulu
menyerang kelenjar limfa yang ada di bawah kulit yang disebut sebagai fase lokal.
Namun jika sudah mencapai fase sistemik atau yang sudah menjalar pada jaringan
tubuh lain, maka di butuhkan penanganan medis lebih lanjut. Ketika gigitan ular
berbisa masih pada fase lokal, yang perlu di lakukan adalah mencegah peredaran
toksin (racun) ular itu ke jaringa lain dengan cara imobilisasi.

Referensi: Keperawatan Gawat Darurut dan Bencana, Sheehy, edisi Indonesia 1,bab
32
32. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar ke UGD dengankeluhan tidak bisa
BAK sejak 16 jam yang lalu. Hasil pengkajian di dapatkan data distensi pada area
suprapubik. Tekanan darah 170/100 mmHg, frekuensi nadi 110 x/m, frekuensi
nafas 24x/m dilakukan tindakan pemasangan kateter dan kateter tidak dapat
masuk, ada riwayat penggunaan kateter selama 1 minggu. Apakah tindakan
selanjutnya yang harus di lakukan pada kasus tersebut?
a. Laporkan kondisi dengan dokter dan persiapkan kolaborasi dilakukan nya
cytostomy
b. Kolaborasi dilakukannya businasi
c. Kolaborasi pemberian obat diuretik
d. Kolaborasi dilakukannya nepharostomy
e. Mencatat data untuk disampaikan pada dokter saat overan jaga

Jawaban benar

Laporkan kondisi dengan dokter dan persiapkan kolaborasi di lakukan cytostomy

Rasional

Kondisi tersebut merupakan kondisi gawat darurat dan harus segera dilakukan
tindakan cytostomy karena kondisi pasien tekanan darah sudah meningkat apabila
dibiarkan dapat membahayakan kondisi pasien. Apabila tidak di lakukan cytostomy
maka parasimpatis akan bekerja lebih aktif dan dapat meningkatkan tekanan darah
dan nadi.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurut dan Bencana, sheehy, edisi Indonesia 1,bab
32

33. Seoarang anak berusia 4 tahun di bawa oleh ibunya dengan riwayat diare, sudah
tidak terhitung berapa kali. Anak tampak letargi. Indikator yang paling baik
untuk meneilai keadekuatan sirkulasi pada anak tersebut adalah?
a. Heart rate
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Capillary reviltime
e. Laju pernafasan
Jawaban benar

Capillary reviltime

Rasional

Kompensasi pada pediatrik masih sangat baik. Ketika perfusi menurun, tubuh akan
menaikan denyut jantung dan fasokontriksi pembuluh darah untuk menaikan tekanan
darah, sehingga perfusi kulit merupakan indikator keadekuatan sirkulasi yang lebih
baik pada pediatrik.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurut dan Bencana, sheehy, edisi Indonesia 1,bab
34

34. Seorang laki-laki korban kecelakaan tunggal diantar di IGD sebuah rumah sakit.
Pasien tampak memejamkan mata, tidak berespon terhadap nyeri, mengeluarkan
suara-suara yang tidak jelas, tangan ekstensi ketika di rangsang nyeri.
Berdasarkan skor GCS, pasien termasuk ke dalam kategori?
a. Cedera kepala berat
b. Cedera kepala sedang
c. Cedera kepala ringan
d. Kontusio cerebri
e. Komutio cerebri

Jawaban benar

Cedera kepala berat

Rasional

GCS pasien 5; E= 1 ( mata tidak berespon), V= 2 (suara tidak jelas); M=2 (Ektensi
abnormal) sesuai dengan skor GCS (< 8) pasien masuk dalam kategori cedera kepala
berat

Referensi: Keperawatan Gawat Darurut dan Bencana, Sheehy, edisi Indonesia 1,bab
35
35. Seorang laki-laki mengalami kecelakaan sepeda motor, dari saksi mata di temoat
kejadian mengatakan korban tersebut terpelanting sejauh 10 meter. Anda adalah
perawat dari sebuah rumah sakit yang di tugaskan untuk menjemout korban
tersebut dari tempat kejadian ke rumah sakit. Hal apa yang harus anda perhatikan
dalam transportasi dan mobilisasi pasien tersebut?
a. Gunakan tehnik lock roll untuk mengangkat pasien
b. Gunakan easy move untuk memindahkan pasien
c. Segera berikan bantuan oksigenasi
d. Gunakan long spine board untuk memindahkan pasien
e. Lakukan manufer head till chin lif sebelum memindahkan pasien

Jawaban benar

Gunakan long spine board untuk memindahkan pasien

Rasional

Tehnik lock roll di gunakan untuk memiringkan pasien, bukan untuk mengangkat
pasien. Paisien dengan cedera tulang belakang harus di pindahkan dengan posisi
tulang belakang neutral, menggunakan long spine board

Refernasi : Keperawatan Gawat Darurut dan Bencana, sheehy, edisi indonesia 1,bab
36

36. Korban tawuran dengan luka terbuka dibagian dada diameter kira-kitra 2 cm
terdengar suara menghisap. Apakah tindakan perawat yang dapat dilakukan di
IGD untuk mengatasi trauma dada tersebut?
a. tutup lubang luka dengan kasa
b. segera pasang WSD
c. plester kasa dengan 3 sisi
d. needle torak thoraksintesis
e. lakukan perikardio cintensis
Jawaban benar:

Plester kasa dengan 3 sisi

Rasional:

Adanya luka dada terbuka dengan suara menghisap merupakan tanda khas dari
pnemuatorak terbuka. Balutan nonoklusi dengan plester 3 sisi dapat mencegah
masuknya udara pada ruang pleura, mencegah terjadinya tension pnemuatorak.

Refernasi : Keperawatan gawat darurut dan bencana, sheehy, edisi indonesia 1, bab
37.

37. Nyeri yang menyebar kebahu kiri. Pasien mengatakan pada saat kecelakaan
terjadi bagian perut pasien terbentur setang motor. Berdasarkan nyeri yang
dialami pasien, dalam abdomen manakah yang kemungkinan besar mengalami
cedera?
a. Limfa
b. Hati
c. Lambung
d. Ginjal
e. Pankreas

Jawaban benar:

Limfa

Rasional:

Nyeri pada bagian kuadran kiri atas dan tanda kehr + (nyeri yang menyebar pada
bahu kiri) merupakan tanda khas pada cedera limfa.

Refernasi: Keperawatan gawat darurut dan bencana, sheehy, edisi indonesia 1, bab
38.
38. Seorang pasien di bawa ke IGD dengan riwayat terjatuh dari atap rumah. Tangan
kanan tampak begkak, deformitas. Pasien mengatakan sangat nyeri untuk di
gerakkan pada bagian tersebut. Bagaimana prinsip melakukan pembidaian pada
pasien diatas?
a. Bidai harus di lapisi dengan baik dan aman untuk ke ekstremitas
b. Saat melakukan bidai pastikan posisi tulang dalam keadaan lurus
c. Bidai dari arah proksimal ke distal
d. Kaji status neurovaskuler sebelum melakukan pembidaian
e. Bidai ekstremitas yang cedera pada tiga sisi

Jawaban benar

Bidai harus di lapisi dengan baik dan aman untuk ekstremitas

Rasional

Bidai harus di lapisis dengan bagian yang lunak agar tidak menimbulkan kerusakan
jaringan lunak karena ekstremitas yang cedera cenderung terus membengkak.
Pemeriksaan neurovaskuler di lakukan pada bagian distal setelah bidai. Membidai
dari arah distal ke proksimal dengan posisi apa adanya.

Referensi: Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana, Sheehy, edisi indonesia 1, bab
39

39. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan penyebab obstruksi jalan nafas
dengan trauma wajah adalah
a. Fraktur mandibula
b. Fraktur maksilaris
c. Alvusi gigi
d. Penurunan tingkat kesadaran
e. Bronchospasme

Jawaban benar

Bronchospasme
Rasional

Fraktur mandibula dapat menyebabkan kehilangan kemampuan untuk menggerakan


lidah memungkinkan obstruksi jalan nafas oleh lidah. Fraktur maksila dapat
menyebabkan palatum tidak stabil yang dapat menyebabkan onstruksi jalan napas.
Alvusi jaringan, darah, fragmen gigi, edema dan benda asing seperti gigi dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas. Keterlibatan neurologis dapat mengakibatkan
tingkat depresi kesadaran, menurunkan kemampuan pasien untuk melindungi nya
jalan napas sendiri.bronchospasme bukan merupakan kondisi yang umum terjadi pada
trauma wajah, bronchospasme merupakan gangguan jalan napas yang terjadi pada
pasien asma akibat reaksi hipersensitivitas.

Referensi: Keperawatan gawat darurat dan bencana, sheehy, edisi indonesia 1, bab 40

40. Seorang laki-laki berusia 34 tahun masuk ke IGD rumah sakit swasta pukul 10:00
WIB, karena kena air panas pada tubuhnya. Hasil anamnesa pasien jam 8 pagi
pasien terkena air panas, lalu luka di guyur air, segera di bawa ke ruamh sakit.
Hasil pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 38 oC, Nadi 100x/menit,
berat badan 50 kg total luas luka bakar 30% . berapakah jumlah cairan menurut
rumus parkland yang harus di berikan pada pasien dalam 8 jam pertama?
a. 500-1000 ml/ 8 jam
b. 1000-2000 ml/ 8 jam
c. 1500-3000 ml/ 8 jam
d. 2000-3500 ml/ 8 jam
e. 3000-4-4500 ml/ 8 jam

Jawaban benar

1500-3000 ml/ 8 jam

Rasional

Rumus perhitungan cairan pasien dewasa menurut parkland 2-4 ml/ Kg BB/ Total
Luas Luka bakar. Pedeoman pemberian cairannya setengah dari jumlah cairan
diberikan dalam 8 jam pertama dan sisanya 16 jam kemudian. Berat pasien 50 Kg
luas luka bakar 30% maka jumlah cairan yang dibutuhkan adalah 2-4 ml x 50x 30 =
3000-6000 ml/ 24 jam. Setengah cairanya adalah 1500-3000 yang harus diberikan
dalam 8 jam pertama.

Referensi Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy, Edisi Indonesia 1, Bab
41
41. Seorang wanita usia 28 tahun hamil anak pertama dengan usia kehamilan 28
minggu, datang ke IGD jam 13:00 WIB karena mengalami perdarahan
perviganaan sejak jam 8 pagi. Keluhan saat ini lemas, pusing dan kontraksi terus
menerus. Tekanan darah 90/60 mmHg. Tindakan perawat prioritas untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan?
a. Memasang infus 2 jalur ringer lactated
b. Memberikan posisi semi fowler
c. Memberikan posisi miring kiri
d. Menyiapkan transfusi darah
e. Menyiapkan USG

Jawaban benar

Memberikan posisi miring kiri

Rasional

Pada usia kehamilan 24 minggu lebih karena kombinasi berat dan uterus, fetus,
plasenta dan cairan amnion akan menekan vena cava inferior, menyumbat venous
retum ke jantung akan tetapi syndrome vena cava. Dengan posisi miring ke kiri
mengurangi penekanan vena cava.

Referensi: Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy, Edisi Indonesia 1, Bab
42

42. Seorang pasien lansia, berumur 67 tahun, masuk UGD karena tertabrak motor
ketikan sedang olahraga jalan kaki di pagi hari. Hasil observasi pasien mengalami
trauma dada. Observasi tanda vital, respon nadi dan pernapasan pasien melambat.
Tindakan aoakah dilakukan perawat?
a. Kaji tanda vital secara berkala setiap 15 menit
b. Segera berikan perawatan luka dengan teknik steril
c. Monitor suhu pasien, upayakan pasien tetap hangat
d. Posisikan kepala lebih tinggi 30 derajat dalam kondisi berbaring
e. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan hidrasi pasien

Jawaban benar

Monitor suhu tubuh pasien, upayakan pasien tetap hangat


Rasional

Pada lansia yang mengalami trauma, respon fisiologis tubuh terhadap injuri akan
menurun selaras dengan proses penuaan. Indikasi penurunan respon fisiologis ini
adalah melambatnya proses metabolisme pada kondisi injuri yang ditandai dengan
menurunya suhu tubuh, cenderung hipotermi, menurunya pernapasan dan tanda vital
lainnya. Untuk mencegah hipotermi dan penurunan metabolisme berlanjut, perawat
penting mengupayakan agar suhu tubuh pasien tetap hangat.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy, Edisi Indonesia 1, Bab
44

43. Seorang wanita usia 27 tahun hamil anak pertama dengan umur kehamilan 46
minggu datang ke IGD ke rumah sakit swasta dengan keluhan pusing hebat, sesak
nafas mual dan pandangan kabur. Tekanan darah ketika tiba di IGD 180/110
mmHg, ditemukan edema ekstremitas, edema paru, hasil urin protein positif, dan
melaporkan urinenya sedikit. Diagnosis dokter pasien mengalami preeclampsi,
lalu diberikan terapi magnesium sulfat infus itik tindakan perawatan untuk
mengobservasi efek pemberian obat yang paling penting pada pasien tersebut
adalah ?
a. Cek urin output tiap 6 jam
b. Auskultasi paru
c. Kaji mual
d. Cek reflek patela per 2 jam
e. Berikan oksigen

Jawaban benar :

Cek reflek patela per 2 jam

Rasional :

Dampak pemberian magnesium sulfat pada pasien preeklampsia yaitu hilangnya


refleks patella merupakan tanda pertama keracunan magnesium sulfate.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy, Edisi Indonesia 1 Bab
45.
44. Seorang lelaki berusia 43 tahun mengatakan dia melakukan bunuh diri karena
mengikuti suara-suara yang menyuruhnya bunuh diri apakah intervensi
keperawatan yang tepat dalam merespon pasien tersebut?

a. Kaji kekacauan bicara dan tingkah laku pasien dan penyebab dari perilaku
tersebut

b. Kurangi stimulus internal agar pencahayaan dan ketenangan didapat pasien

c. Lepaskan pakaian pasien dan singkirkan benda yang berpotensi


membahayakan

d. Berikan obat antipsikotik sesuai kondisi

e. Pasang segera restraint agar tidak membahayakan perawat

Jawaban benar :

Lepaskan pakaian pasien dan singkirkan benda yang berpotensi membahayakan

Rasional :

Pasien berada pada kondisi urgent perilaku bunuh diri karena bisikan halusinasi (fase
controlling) pakaian dan benda-benda yang ada di sekitar, yang berpotensi
membahayakan dapat digunakan pasien untuk penyedia atau alat wow eksekusi
bunuh dirinya oleh karena itu pastikan alat-alat tersebut dijauhkan dari jangkauan
pasien.

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy ,edisi Indonesia 1,bab 46

45. Seorang anak perempuan berusia 5 tahun datang ke UGD karena mengalami
kekerasan seksual dari sekelompok remaja yang tidak bertanggung jawab.
Apakah pengajian yang prioritas harus dilakukan oleh perawat pada anak
tersebut?
a. Eksplorasi informasi sebanyak-banyaknya dari orang tua atau orang terdekat
pasien
b. Identifikasi tanda-tanda perlukaan di seluruh tubuh
c. Tempatkan pasien dan keluarga di ruang isolasi
d. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
e. Lakukan pemeriksaan radiografi.
Jawaban benar :

Identifikasi tanda-tanda perlukaan di seluruh tubuh

Rasional :

Proses pengkajian secara objektif akan efektif dan komprehensif dilakukan dengan
melepaskan pakaian pasien dan menginspeksi seluruh tubuh pasien, sehingga tidak
ada bagian-bagian tubuh yang tertutup karena pakaian celana dalam dan kaos dalam
yang menutupi luka yang bisa jadi timbul bersamaan dengan kekerasan seksual yang
dialami anak. Data objektif yang ditemukan dengan komprehensif akan membuat
perawat melakukan intervensi dengan tepat dan cepat. Perawat juga harus
memperhatikan hak pasien atas privasi.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana sheehy edisi Indonesia 1 bab 47

46. Seorang remaja, perempuan berusia 16 tahun , korban pelecehan seksual


pasangan intimnya. Setelah pasien mendapatkan intervensi keperawatan di UGD
dan diperbolehkan pulang dedek apakah evaluasi yang harus dilakukan perawat
ketika pasien tersebut datang untuk kontrol?
a. Rujuk ke ahli penyakit kelamin
b. Anjurkan pasien untuk pemasangan kontrasepsi
c. Eksplorasi persepsi dan perasaan pasien mengenai peristiwa yang terjadi
d. Deteksi apakah ada infeksi berulang 1-2 Minggu pasca pelatihan terjadi
e. Berikan pengobatan antibiotik sesuai program yang sudah dibuat oleh dokter

Jawaban benar :

Deteksi apakah ada infeksi berulang 1-2 Minggu pasca pelecehan terjadi

Rasional :

Proses infeksi baru atau infeksi berulang dapat timbul setelah satu paket intervensi
antibiotik selesai titik bila tidak efektif dan responsif maka tanda dan gejala infeksi
tersebut bisa timbul setelah efek manfaat pengobatan berakhir. Mendeteksi ulang
gejala-gejala infeksi pasca terapi pengobatan (1-2 Minggu ) setelah kejadian menjadi
intervensi yang penting yang harus dilakukan perawat pada saat pasien kontrol ulang

Referensi : Keperawatan gawat darurat dan bencana Sheehy , Edisi Indonesia 1 , Bab
48
47. Seorang pasien lansia , berusia 60 tahun mengeluh nyeri: skala intensitas nyeri 4-
5 titik apakah intervensi keperawatan - non - farmaka yang dapat diberikan untuk
mengatasi nyeri pada lansia tersebut?
a. Pemberian posisi nyaman dan aplikasi panas – dingin
b. Berikan aplikasi panas dingin melalui ventilasi yang baik
c. Distraksi dan latihan pasif-aktif
d. Berikan posisi nyaman, tinggikan tungkai bawah
e. Relaksasi dan hidrasi yang adekuat

Jawaban benar :

Pemberian posisi nyaman dan aplikasi panas - dingin

Rasional :

Karena tidak semua pasien lansia yang mengalami nyeri responsif terhadap
pengobatan analgetik, maka pemberian intervensi keperawatan non farmaka yang
dapat diberikan kepada lansia yang mengalami nyeri adalah relaksasi distraksi,
memberikan posisi nyaman untuk mengurangi nyeri dan memberikan terapi aplikasi
dingin - panas pada daerah nyeri

Referensi :Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy ,Edisi Indonesia 1, Bab
50

48. Seorang anak usia 9 bulan dibawa ke rumah sakit swasta setempat dengan
keluhan mual muntah setiap kali minum dan buang air besar cair lebih dari 6 kali
sehari titik buang air besar terakhir satu jam sebelum sampai IGD kurang lebih
200 ml cair, bau menyengat. Pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit kurang
elastis, mata cekung anak lemas dan merintih. Suhu Axila 38,5 derajat celcius.
BB:10 kg, berikut ini adalah pemberian ORT yang sesuai bagi pasien dalam 6 jam
adalah
a. 90 ml/6 jam
b. 160 ml/6 jam
c. 240 ml/6 jam
d. 360 ml/6 jam
e. 420 ml/6 jam

Jawaban benar :

240 ml/6 jam


Rasional :

Rumus pemberian ORT pada usia sampai 10 bulan adalah 4 ml/kg/jam. Sedangkan
BB adalah 10 kg sehingga kebutuhan per jam nya adalah 4 ml x 10 = 40 ml x 6 jam
maka hasilnya adalah adalah 240 ml/6 jam .Sehingga jawaban adalah C.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy,Edisi Indonesia 1, Bab


49

49. Seorang perawat melakukan identifikasi potensial bencana di wilayah nya bekerja
titik perawat tersebut menemukan adanya potensi terjadi tanah longsor saat hujan
lebat titik bersama dengan tim bencana daerah, perawat tersebut melakukan
edukasi pencegahan longsor dan evakuasi. Tindakan perawat di atas merupakan
tindakan yang dilakukan pada tahap bencana yang disebut:
a. Kesiapsiagaan
b. Mitigasi
c. Tanggap bencana
d. Rehabilitasi
e. Rekonstruksi

Jawaban benar :

Kesiapsiagaan

Rasional :

Semua kegiatan, program, dan sistem yang ada sebelum kegawatdaruratan terjadi dan
digunakan untuk mendukung dan meningkatkan respon terhadap kegawatdaruratan
atau bencana. Edukasi masyarakat, perencanaan, dan pelatihan merupakan contoh
kegiatan yang dilakukan.

Referensi : Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy,Edisi Indonesia 1, Bab


51.
50. Pengembangan suatu program keperawatan terhadap kemampuan masyarakat di
suatu daerah yang rawan bencana memiliki tujuan utama untuk:
a. Mengembangkan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan yang dibuat
pemerintah di daerah tersebut
b. Mengembangkan kemampuan masyarakat atau institusi untuk mengatasi
gangguan yang terjadi akibat bencana dan melakukan adaptasi terhadap
permasalahan dan keterbatasan yang ada
c. Mengembangkan kemampuan masyarakat memberikan tindakan penanganan
gawat darurat saat bencana terjadi
d. Mengembangkan fasilitas-fasilitas tahan gempa di daerah tersebut
e. Mengembangkan hubungan masyarakat daerah tersebut dengan pemerintah
pusat suatu negara

Jawaban benar:

Mengembangkan kemampuan masyarakat atau institusi untuk mengatasi gangguan


yang terjadi akibat bencana dan melakukan adaptasi terhadap permasalahan dan
keterbatasan yang ada

Rasional :

Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan bencana dapat melakukan


program program untuk meningkatkan ketahanan masyarakat (Community resilience)
terhadap bencana titik ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana adalah
kemampuan dari masyarakat atau institusi untuk mengatasi gangguan yang terjadi
akibat bencana, melakukan adaptasi terhadap permasalahan dan keterbatasan yang
ada dan tetap mempertahankan fungsi sosial spiritual, dan ekonomi.
51. Seorang perawat ditugaskan sebagai anggota tim Hospital Disaster Plan pada
sebuah rumah sakit. Salah satu tugasnya adalah membuat rencana mitigasi untuk
mengurungkan risiko bila bencana terjadi didalam dan diluar RS. Apakah
intervensi bagaian dari fase mitigasi, yang dapat dilakukan oleh perawat tersebut?

a. Melakukan analisa kerentanan bencana

b. Menjalin perjanjian koordinasi antar pemerintah

c. Memberikan pendidikan dan pelatihan penanganan bencana

d. Memastikan alat-alat penanganan bencana siap dan memadai

e. Melakukan latihan dan simulasi bencana bersama staff dan masyarakat

Jawaban benar:

Melakukan analisa kerentanan bencana

Rasional:

Upaya mitigasi merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah semua


kemungkinan bahaya atau risiko yang bisa menyebabkan kejadian bencana. Tahap
mitigasi dalam manajemen kegawatdaruratan terfokus pada tugas-tugas jangka
panjang yang efektif dalam mengurangi atau menghilangkan resiko-resiko dari
kejadian bencana. Salah satu langkah awal pasa tahap mitigasi adalah dengan
melakukan analisa kerentanan bencana dari berbagai aspek, misalnya: resiko kejadian
bencana, kondisi infrastruktur, ketersediaan sumberdaya, dan lain-lain. Setelah
informasi ini tersedia barulah direncanakan intervensi-intervensi selanjutnya,
termassuk dengan meningkatkan kesiap-siagaan bencana seperti, menentuukan garis
komando dan koordinasi penyediaan sarana serta pendidikan dan pelatihan.

Referensi: Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy. Edisi Indonesia .Bab 52

52 Apakah metode triase yang dikembangkan oleh CDC dan dianggap saat ini lebih
sesuai disbanding metode triase yang ada?
a. START
b. JumpSTART
c. SALT
d. Emergency Severity Index (ESI)
e. CERT
Jawaban benar:

SALT

Rasional:

Metode SALT memiliki algoritma 2 langkah triase korban masal. Langkah 1 adalah
secara cepat mengelompokkan dan mengkaji korban, tergeletak tidak bergerak segera
dikaji ke 2, bisa berjalan dikaji ke 3. Setelah itu standar langkah 2 tindakan
penanganan trauma besar dan henti jantung napas.

Referensi: Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy. Edisi Indonesia .Bab 53

53 Ditemui korban bencana tertimpa reruntuhan gedung, tampak tidak bergerak dan
perdarahan keluar dari fraktur femur terbuka. Apakah penanganan awal yang
harus dilakukan adalah triase SALT?
a. Korban segera dicek kesadaran, jika tidak sadar maka segera dihentikan
perdarahan besar, lalu buka jalan napas. Jika penolong lebih dari satu kegiatan
bisa dilakukan parallel.
b. Karban segera diangkat ketempat aman dan dikelompokkan bersama korban
tidak sadar lainnya. Setelah itu korban dibuka jalan napas.
c. Korban segera dicek kesadaran, jika tidak sadar maka segera dihentikan
perdarahan besar
d. Segera semua team bencana menolong korban. Lakukan pengecekan airway,
breathing dan circulation dan hentikan perdarahan.
e. Korban segera diamankan, cek kesadarannya. Segera dilakukan penghentian
perdarahan dan membuka jalan napas. Jika penolong lebih dari satu bisa
dilakukan paralel.

Jawaban benar:

Korban segera diamankan, cek kesadarannya. Segera dilakukan penghentian


perdarahan dan membuka jalan napas. Jika penolong lebih dari satu bisa dilakukan
paralel.

Rasional:

Penatalaksanaan korban trauma bencana harus diprioritaskan pada membuka jalan


napas, pemberian pernapasan dan penghentian perdarahan. Hal tersebut sesuai dengan
triase SALT langkah 1 untuk mengjkaji korban tidak sadar dan langkah 2 untuk
membuka jalan napas dan menghentika perdarahan.
Referensi: Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy. Edisi Indonesia .Bab 54

54 Seorang perawat ditugaskan di tempat pengungsian sebagian perawat pasca


bencana pada daerah yang mengalami gempa bumi skala besar. Pada observasi
ditemukan banyaknya anak-anak yang kehilangan orang tua dan anggota
keluarganya. Apakah intervensi keperawatan prioritas yang dapat perwat
dilakukan?

a. Membantu mencari keluarga asuh untuk anak-anak tersebut


b. Memberikan terapi bermain sesuai dengan pola bermain dan kelompok usia
anak
c. Memberikan penyuluhan kepada anak tentang penjagaan kesehatan pasca
bencana
d. Memberikan konseling agar anak dapat menerima kenyataan yang telah
terjadi
e. Merencanakan agar anak-anak segera kembali sekolah denga membuat kelas
darurat dilokasi pengungsian
Jawaban benar:
Memberikan terapi bermain sesuai dengan pola bermain dan kelompok usia anak

Rasional:
Untuk mengurangi dampak yang lebih berat pasca bencana, khususnya pada nanak-
anak, intervensi yang harus segera dilakukan adalah dengan membantu merekan
kembali, melakukan aktivitas regular atau rutinitas sehari-hari sebagaimana sebelum
bencana, seperti bermain dan belajar sehingga dapat mengurangkan trauma bencana
dan rasa bekabung akibat kehilangan orang tua atau anggota keluarga
55. Rancangan kegiatan keperawatan yang harus dikembangkan didaerah bencana
pada tahap rehabilitasi meliputi
a. Memulihkan tatanan atau kondisi social masyarakat dengan juga
menekankan penanganan kesehatan pada kondisi psikososial individu
b. Mengembangkan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan yang dibuat
pemerintah didaerah tersebut
c. Mengembangkan kemampuan masyarakat memberikan tindakan
penanganan gawatdarurat saat bencana terjadi
d. Mengembangkan fasilitas-fasilitas tahan gempa di daerah tersebut
e. Mengembangkan prosedur evakuasi bencana di masyarakat

Jawaban benar:

Memulihkan tatanan atau kondisi social masyarakat dengan juga menekankan


penanganan kesehatan pada kondisi psikososial individu

Rasional:

Kegiatan tahap pemulihan terdiri dari rehabilisasi dan konstruksi. Rehabilisasi


berfokus pada pengembalian kondisi atau tatanan masyarakat kembali keseperti
semula sedangkan rekonstruksi mengembalikan fasilitas dan sarana kemasyarakatan
didaerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai