DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
DOSEN PEMBIMBING :
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH AWT. Atas segala taufik, hidayah serta
inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Mata
Kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul “Konsep Keperawatan Gerontik” ini sesuai
dengan waktu yang telah dutentukan. Sholawat serta salam tidak lupa juga kami panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami berharap makalah ini dapat dijaikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran
bagi pembaca mengenai ilmu Keperawatan Gerontik khususnya yang berkaitan dengan
konsep keperawatan gerontik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masi jauh dari sempurna. Oleh
karna itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi lebih
sempurnanya makalah ini di waktu mendatang.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUPAN.....................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya
menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945, telah
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang
masih produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan
pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua
(Nugroho, 2006)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud keperawatan gerontik?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi keperawatan gerontik
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pralansia (prasenilis)
Sebagai orang yang berusia antara 45-59 tahun.
2. Lansia
Seorang yang berusia 60 tahun ataulebih.
3. Lansia resiko tinggi
Seorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seorang yang berusia 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).
3
4. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau egiatan yang dapat
menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).
5. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan
orang lain (Depkes RI,2003).
Praktik keperawatan gerontik merupakan pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat
dalam bentuk asuhan keperawatan dengan focus pada masalah kesehatan yang dialami masa
gerontik. Masalah Kesehatan yang dialami pada masa gerontik yaitu :
a. Perubahan kondisi fisik
Ketika seorang memasuki masa tua mulai terjadi kondisi fisik yang bersifat patologis
berlipat (multiple pathology), misalnya tenaga mulai berkurang, energy mulai terjadi
penurunan, kulit mulai berkeriput, gigi mulai ompong, tulang mulai mengalami
pengeroposan dan rapuh. Secara umum kondisi fisik beberapa orang tersebut mulai
memasuki masala lansia dengan mengalami beberapa tanda tersebut dengan berlipat
ganda. Hal tersebut akan dapat menimbulkan beberapa gangguan penurunan fungsi fisik,
psikologis maupun social, yang selanjutnya dapat menyebabkan keadaan ketergantungan
pada orang lain baik secara ketergantungan penuh maupun ketergantungan parsial.
b. Penurunan fungsi dan potensi seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual seringkali terjadi pada lansia karena disertai dengan
terjadinya penurunan fungsi organ tubuh seperti : gangguan jantung, gangguan
metabolism (seperti diabetes mellitus), mulai terjadi penurunan fungsi pencernaan secara
tidak sempurna menyebabkan napsu makan mulai berkurang, penggunaan obat-obatan
tertentu (seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer) dll.
c. Perubahan aspek psikososial
Secara umum pada lansia mengalami perubahan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi
kognitip meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain
sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat. Sementara
fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dorongan kehendak
seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang
cekatan.
d. Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan
Biasanya mereka yang memasuki gerontik, mengalami masalah dengan pekerjaan. Hal
tersebut disebabkan karena sebagian besar masa gerontik berada pada masa pension.
Sedangkan menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu ysng
mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan
status fungsional, perencanaan, implementasi serti evaluasi. Pengkajian kesehatan dan status
fungsional terkait gerontik menjadi pertmbangan khusus dalam melakukan pengkajian, hal
tersebut desebabkan karena masalah yang terjadi pada masa gerontik adalah penurunan
seluruh fungsi tubuh (penglihatan, pendengaran, kondisi ekstermitas atas dan ekstremitas
bawah, fungsi system perkemihan dan status nutrisi serta psikososial dan lingkungan).
4
B. Tujuan Keperawatan Gerontik
a. Tujuan gerontologi
1. Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya
berkaitan dengan proses penuaan.
2. Membantu mempertahankan identitas kepribadian lanjut usia.
3. Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia,
baik jasmani, rohani, maupun social secara optimal.
4. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan lanjut usia.
5. Memenuhi kebutuhan lanjut usia sehari-hari.
6. Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
7. Mempercepat pemulihan atau penyembuhan penyakit.
8. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sesuai dengan keberadaan
dalam masyarakat.
b. Tujuan geriatri
1. Mempertahankan derajat kesehatan pada lanjut usia pada taraf yang setinggi-
tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik dan mental.
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk endapat mengenal
dan menegakkan diagnosis yang tepat dan dini bila mereka menemukan kelainan
tertentu.
4. Mencari upaya semaksimal mungkin agar par Lnjut usia menderita suatu penyakit
atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa
perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
5. Bila para lanjut usia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka sudah
sampai pada stadium terminal, ilmu ini akan mengajarkan untuk tetap memberi
bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian (dalam akhir
hidupnya, memberi bantuan moral dan perhatian yang maksimal sehingga
kematiannya berlangsung dengan tenang).
c. Tujuan pelayanan kesehatan pada lansia
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-
tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental.
3. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita suatu
penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kemandirian yang
optimal.
4. Mendampingi dan memperikan bantuan moril dan perhatian pada lansia yang
berbeda dalam fase terminal sehingga lansia dapat menghadapi kematian
dengan tenang dan bermatabat.
Fungsi pelayanan dapat dilaksanakan pada pusat pelayanan social lansia,
pusat informasi pelayanan social lansia, dan pusat pengembangan pelayanan
social lansia dan pusat pemberdayaan lansia.
5
C. Ruang Lingkup Peran Dan Tanggung Jawab
1. Peningkatan kesehatan
Upaya yang dilakukan adalah memelihara kesehatan dan mengoptimalkan kondisi
lansia dengan menjaga perilaku yang sehat. Contohnya adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada lansia, perilaku hidup bersih dan
sehat serta manfaat olahraga.
2. Pencegahan penyakit
Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit karena proses penuaan dengan melakukan
pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin terjadinya penyakit,
contohnya adalah pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol secara berkala,
dan lain-lain.
3. Mengoptimalkan fungsi mental
Upaya yang dilakukan dengan membimbing rohani, diberikan ceramah agama, sholat
berjamaah, senam GLO (Gerak Latih Otot) dan melakukan terapi aktivitas kelompok,
misalnya mendengarkan music bersama lansia lain dan menebak judul lagunya.
4. Mengatasi gangguan kesehatan umum
Melakukan upaya kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan penyakit yang
diderita lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit,
misalnya pada saat kegiatan posyandu lansia.
7
e. Kesungguhan hati: Suatu prinsip untuk selalu memenuhi semua janji yang diberikan
pada seorang lansia
8
mengalami sakit. Di pedesaan didapatkan 28,62% artinya setiap 100 orang lansia di
pedesaan, 28 orang mengalami sakit.
9
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang
berfokus pada pengkajian kesehatan status fungsional, perencanaan, dan implementasi serta
evaluasi.
B. Saran
Dalam keperawatan gerontik, seorang perawat hendaklah mengetahui asuhan
keperawatan yang akan diberikan terhadap klien yaitu para lansia sehingga lansia merasa
tercukupi kebutuhannya secara lebih efektif.
Bagi keluarga juga hendaknya mengetahui tentang cara asuhan lansia sehingga lansia
dapat menjalani masa tuanya dengan lebih baik dan nyaman.
10
DAFTAR PUSATAKA
https://www.google.co.id/books/edition/Keperawatan_Gerontik/KZJCEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=konsep+keperawatan+gerontik&printsec=frontcover
https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_Keperawatan_Gerontik/
U6ApDgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=konsep+keperawatan+gerontik&printsec=frontcover
https://www.google.co.id/books/edition/KEPERAWATAN_GERONTIK/o98oEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=konsep+keperawatan+gerontik&printsec=frontcover
Kholifah, Siti Nur. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Pusdik SDM
Kesehatan : Jakarta
11